Kategorisasi Ragam Model Desain Pembelajaran
33
fakta, konsep, prosedur, dan prinsip.
56
Ragam pengetahuan fakta hanya perlu diingat. Ragam konsep seperti rumus dapat diingat atau dihafal, diterapkan dan
ditemukan. Begitu pula halnya untuk ragam prosedur dan prinsip. e.
Model produk Model produk merupakan produk yang ditandai dengan proses untuk
memproduksi suatu bahan ajar. Model ini diawali dengan tahap perencanaan, yaitu rumusan tujuan belajar, analisis kebutuhan peserta didik. Selanjutnya, tahap
pengembangan, yakni pengembangan topik, penyusunan draf, produksi prototipe dari satu jenis produk yang akan digunakan untuk belajar. Tahap terakhir yaitu
penilaian dengan melaksanakan uji coba prototipe produk serta perbaikannya berdasarkan masukan yang telah diperoleh sebelumnya.
“Manfaat yang dapat diperoleh dari model desain pembelajaran ini, diantaranya
:”
57
1 Kejelasan pelaksanaan seluruh kegiatan disain pembelajaran,
2 Terkonsentrasi atas produksi bahan ajar tertentu sehingga mudah diikuti setiap
langkahnya, dan 3
Model dan cara kerja relatif sederhana, tanpa melibatkan komponen supra sistem.
Namun, keterbatasan model produk yaitu tidak ada penjelasan secara langsung tentang pelaksanaan KBM. Model ini hanyalah digunakan untuk
menghasilkan sesuatu hal, misalnya penulisan modul. Rowntree merupakan salah seorang yang mengembangkan model produk.
58
f. Model kegiatan belajar mengajar
Model ini berfokus pada satu KBM. Model KBM memandu guru mengenai cara mengelola, menciptakan interaksi belajar mengajar dan memotivasi
peserta didik. Intinya, kerjasama antara guru dan peserta didik serta pihak-pihak lain yang terlibat dapat dikembangkan dengan model KBM.
56
Ibid., h. 44.
57
Ibid., h. 45.
58
Ibid.
34
Desain pembelajaran model KBM memiliki ciri-ciri menonjol sebagai berikut:
59
1 Relatif lebih banyak komponennya dibanding model materi ajar,
2 Tak jarang aspek perbaikan juga dicantumkan di dalamnya dan sangat
memperhatikan peserta didik ditinjau dari proses belajar, tipe belajar, atau kemampuan prasyarat,
3 Mengisyaratkan ada aspek pengelolaan kelas seperti pengelompokan peserta
didik menjadi belajar mandiri, dan belajar tim, 4
Menyiratkan peran guru dalam menyampaikan materi dan mengelola kegiatan di kelas,
5 Dapat diterapkan oleh pengajar sendiri tanpa tim khusus.
Adapun beberapa kelemahan desain pembelajaran model KBM yaitu:
60
1 Tidak mencakup suatu mata pelajaran tertentu,
2 Tidak semua komponen desain pembelajaran termasuk di dalamnya,
3 Menitikberatkan penyampaian materi dan pengelolaan kelas yang sebaiknya
dilakukan oleh pengajar, 4
Aspek lain yang berdampak terhadap proses belajar tidak terdeteksi. Salah satu model KBM adalah model ASSURE yang dicetus oleh Heinich,
dkk sejak tahun 1980-an yang dikembangkan oleh Smaldino, dkk. Model ini tidak menyebutkan strategi pembelajaran secara eksplisit, namun strategi pembelajaran
dikembangkan melalui pemilihan dan pemanfaatan metode, media, bahan ajar, serta peran serta peserta didik di kelas. Komponen dari model ASSURE yaitu:
analize learner, state objectives, select methods media materials, utilize media and materials, require learner participation, evaluate and revise.
g. Model inovasi dari desain pembelajaran
Desain pembelajaran merupakan bagian dari teknologi pendidikan yang terus mengalami perkembangan. Terdapat dua model yang termasuk inovasi
dalam desain pembelajaran yaitu sebagai berikut: 1
Model desain belajar konstruktivis,
59
Ibid., h. 47.
60
Ibid.
35
Model ini menekankan proses belajar oleh peserta didik yang disusun berdasarkan teori konstruktivisme. Peserta didik menempati porsi lebih banyak,
menjadi lebih mandiri, dapat melatih kerja sama diantara sesama peserta didik, mengembangkan daya kreatifitas peserta didik dan berperan lebih aktif dalam
proses belajar. Selain itu, peserta didik juga berperan dalam menilai proses belajarnya aspek refleksi.
Namun, karena belum banyaknya peneltian terkait model ini, maka keefektifan model ini belum terindikasi. Kemungkinan pengajar yang belum
terbiasa akan lebih sulit untuk menerapkan model ini. Selain itu, melatih peserta didik untuk refleksi, mandiri, dan menilai diri sendiri membutuhkan proses yang
tidak mudah. 2
Integrative Learning Design Framework IDLF “Model IDLF adalah model desain pembelajaran yang khusus
dikembangkan untuk proses belajar masa depan, yaitu online-learning atau web- based learning yang mengoptimalkan pemanfaatan teknologi telekomunikasi.
”
61
Model IDLF ini mempunyai tiga tahapan yang disertai secara khusus pandangan terhadap konteks sosial dan budaya, yaitu tahapan eksplorasi, enactment
penyusunan, serta evaluasi. a
Eksplorasi Tahapan ini, merupakan tahapan mengumpulkan informasi terkait dengan
latar pembelajaran, misalnya informasi tentang peserta didik. b
Enactment penyusunan Merupakan tahapan pemetaan informasi dari data hasil tahap eksplorasi.
Misalnya materi berikut konteksnya, serta menentukan strategi pembelajaran online.
c Evaluasi
Merupakan tahapan untuk menentukan apakah tujuan pembelajaran, hasil yang diperoleh serta revisi yang harus dilaksanakan berdasarkan masukan yang
diterima.
61
Ibid., h. 52.
36
Kekhasan model IDLF ini, yaitu: a
Berorientasi pada proses belajar di kelas maya, b
Mengangkat masalah sosial budaya yang sangat menonjol, c
Memanfaatkan berbagai macam sistem penyampaian serta bahan ajar.