63 serta siswa dapat mencari dan menggolongkan benda-benda magnetis dan
nonmagnetis di lingkungan sekolah .
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengamati kualitas proses dan hasil pembelajaran melalui metode pendekatan saintifik, kualitas proses yang diamati
adalah keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa diamatidiobservasi secara langsung oleh peneliti. Studi selama proses
pembelajaran kualitas menggunakan pendekatan saintifik hasil berupa keaktifan yang diamati dari hasil pekerjaan siswa yang berupa lembar observasi yang
dibuat oleh peneliti dan evaluasi pada akhir pertemuan.
d. Refleksi
Refleksi dilaksanakan untuk melihat kembali kekurangan dan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran yang telah dilaksanakan pada setiap pertemuan.
Selain melihat kembali permasalahan dan kekuarangan yang ada pada setiap pertemuan, peneliti juga melihat ketercapaian indikator pada kualitas proses yaitu
keaktifan dan keterampilan melakukan ekperimen dengan menggunakan pendekatan saintifik di kelas IV A SD Kanisius Kalasan Yogyakarta pada akhir
pertemuan. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama yang dilaksanakan pada
hari Kamis tanggal 02 Oktober 2014 dengan pokok bahasan gaya gravitasi, siswa membuat parasut sederhana dengan menggunakan kresek untuk menunjukkan
adanya gaya gravitasi, secara umum pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dan
64 berjalan, namun masih ada beberap siswa yang belum dapat mengkomunikasikan
hasil pengamatan, sehingga dapat menganggu jalannya proses pembelajaran berlangsung.
Pada pertemuan kedua yang dilaksanakan hari Jumat tanggal 03 Oktober 2014 dengan pokok bahasan gaya magnet siswa melakukan eksperimen dengan
mencari dan menggolongkan benda-benda di sekitarnya yang termasuk benda magnetis dan benda non magnetis, secara umum proses pembelajaran berjalan
dengan baik ketika peneliti menunjukkan kepada siswa dalam mengikuti dan melaksanakan jalannya diskusi kelompok, dalam mencari informasi untuk
memecahkan masalah, siswa mulai aktif untuk mengkomunikasikan hasil pengamatan. Peneliti kemudian memberi pengarahan kepada siswa kepada setiap
siswa tujuannya siswa dapat mengemukaan pendapatnya dengan aktif dan berani. Tugas yang diberikan peneliti untuk melibatkan dalam keaktifan semua siswa
adalah dengan proses pembelajaran khususnya pada tahap mengkomunikasikan hasil pengamatan, sehingga peneliti tidak lagi mengulang materi yang telah
disampaikan pada siswa. Masalah yang terjadi dalam pelaksanakan pembelajaran pada pertemuan
pertama yaitu peneliti sudah dapat mengatur waktu sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan kedua,
alokasi waktu bisa disesuaikan sesuai rencana pelaksanaan pembelajaran dan sudah sesuai dengan pendekatan saintifik. Siswa sudah lebih baik dalam
melakukan eksperimen dengan materi gaya gaya magnet.
65
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian tentang gambaran umum penelitian tindakan kelas menjelaskan tentang kondisi awal penelitian, proses penelitian pada siklus I dan
siklus II yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengematan dan refleksi. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas ditemukan permasalahan tentang
keaktifan siswa dalam pembelajaran dan permasalahan dalam pembelajaran IPA terutama pada keterampilan melakukan eksperimen. Peneliti berdiskusi dengan
guru kelas untuk menentukan materi ajar yang dipakai untuk penelitian. Berdasarkan berbagai pertimbangan maka peneliti menentukan materi tentang
gaya dan gerak, hasil pengamatan untuk tiap-tiap indikatornya sebagai berikut:
1. Keaktifan Siswa Melakukan Eksperimen
Hasil penelitian tentang kualitas proses meliputi keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran
ditandai dengan lima 5 indikator keaktifan siswa selama proses pembelajaran. Kelima indikator tersebut adalah: 1 turut serta dan melaksanakan tugas
belajar; 2 bertanya dan menjawab kepada teman dan guru dalam memahami persoalan; 3 mengikuti dan melaksanakan jalannya diskusi kelompok; 4
mencari informasi untuk memecahkan masalah; 5 mengkomunikasikan hasil pengamatan.
Kualitas proses pembelajaran IPA dari pertemuan pertama dan kedua pada siklus I satu dapat peroleh dari 27 siswa yang aktif baru tercapai