79 Grafik 4.2 menunjukkan hasil capaian keterampilan siswa pada siklus
siklus I dan siklus II. Siklus I dilakukan selama dua pertemuan pertemuan 1 dan 2, siklus II ada 2 pertemuan Pertemuan 1 dan 2. Sedangkan grafik di atas
menunjukkan hasil pencapaian keterampilan siswa dalam mengikuti eksperimen melalui pendekatan saintifik. Kondisi awal untuk indikator 1
keterampilan siswa sebanyak 5 siswa atau 18 dari 27 siswa, capai target sebesar 52 atau 15 siswa dan targetnya sebesar 50, indikator 2 kondisi awal
sebesar 22, targetnya sebesar 80 dan pencapaian target sebesar 81 atau 22 siswa, indikator 3 kondisi awal sebesar 18, targetnya sebesar 60 dan
pencapaian target sebesar 67 atau 18 siswa, indikator 4 kondisi awal sebesar 22, targetnya sebesar 70 dan pencapaian target sebesar 74 atau sekitar 20
siswa, indikator 5 kondisi awal sebesar 18, targetnya sebesar 40 dan pencapaian target sebesar 70 atau 19 siswa.
Peneliti berhasil meningkatkan keterampilan eksperien siswa kelas IV A SD Kanisius Kalasan hal ini sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan
oleh Deden pada siswa kelas IV SDN 47 Rambin Sangau yang berhasil meningkatkan keterampilan proses sains dengan menggunakan keterampilan
eksperimen dalam pelajaran IPA.
C. Pembahasan
Pembahasan dalam penelitian ini, membahas tentang keaktifan siswa selama proses pembelajaran dan keterampilan melakukan eksperimen pelajaran IPA
80 dengan menggunakan pendekatan saintifik terbukti meningkat. Terbuktinya
peningkatan keaktifan siswa dalam melakukan eksperimen dengan pendekatan saintifik dilihat dari dari siklus I ke siklus II. Siklus I untuk variabel keaktifan
indikator 1 siswa turut serta dan melaksanakan tugas belajar pelajaran IPA keaktifan siswa baru 7 anak atau 26 siklus II mengalami peningkatan sebesar 15
siswa atau 56, indikator 2 yaitu siswa yang bertanya dan menjawab kepada teman dan guru dalam memahami persoalan baru mencapai 8 anak atau 30
siklus II mengalami peningkatan sebesar 22 siswa atau 81, indikator 3 keaktifan siswa dalam mengikuti dan melaksanakan jalannya diskusi mencapai 8 anak atau
30 siklus II mengalami peningkatan sebesar 17 siswa atau 63, indikator 4 keaktifan siswa yang dapat mencari sumber informasi baru mencapai 8 anak atau
30 siklus II mengalami peningkatan sebesar 20 siswa atau 74, dan indikator 5 keaktifan siswa dalam mengkomunikasikan hasil pengamatan baru mencapai 7
anak atau 26 siklus II mengalami peningkatan sebesar 11 siswa atau 41. Adapun beberapa factor yang dapat merangsang keaktifan siswa, seperti yang
sudah dijelaskan oleh Putra, 2014:263 diantaraya adalah 1 memeberikan motivasi belajar kepada siswa; 2 melibatkan siswa dalah berbagai percobaan atau
aktivitas belajar; 3 guru memberikan umpan balik kepada siswa untuk menguatkan jawaban siswa;4 serta menyimpulkan setiap materi yang sudah
diajarkan. Sedangkan variabel keterampilam eksperimen siswa selama proses
pembelajaran dan keterampilan melakukan eksperimen pelajaran IPA dengan
81 menggunakan pendekatan saintifik terbukti meningkat. Terbuktinya adanya
peningkatan keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen dengan pendekatan saintifik dilihat dari dari siklus I ke siklus II. Siklus I untuk variabel keterampilan
indikator 1 merancang hipotesis eksperimen pelajaran IPA keterampilan siswa baru 9 anak atau 33 siklus II mengalami peningkatan sebesar 14 siswa atau
52, indikator 2 keterampilan siswa dalam merangkai alat dengan benar baru mencapai 8 anak atau 33 siklus II mengalami peningkatan sebesar 22 siswa atau
81, indikator 3 keterampilan siswa dalam melakukan percobaan dengan runtut mencapai 8 anak atau 30 siklus II mengalami peningkatan sebesar 18 siswa atau
67, indikator 4 keterampilan siswa dalam mencatat data baru mencapai 8 anak atau 30 siklus II mengalami peningkatan sebesar 20 siswa atau 74, dan
indikator 5 keterampilan siswa dalam menulis hasil pengamatan baru mencapai 7 anak atau 26 siklus II mengalami peningkatan sebesar 19 siswa atau 70.
Peningkatan keaktifan dan keterampilan siswa dalam melakukan eksperimen dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat meningkat, karena siswa dituntut
untuk melakukan
pengamatan, menanya,
mencoba, menalar,
dan mengkomunikasikan hasil eksperimen yang dilaksanakan. Conny, 1985: 26
menyatakan bahwa eksperimen adalah proses pembelajaran diamana siswa aktif mengalami dan membuktikan sendiriapa yang sedang dipelajari, membuktikan
sendiri serta menarik kesimpulan sendiri dalam perocobaan, sehingga siswa lebih aktif dan terampil dalam melakukan eksperimen terutama dalam proses
pembelajaran pelajaran IPA tentang materi gaya dan gerak.
82
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN SARAN
Pada bagian bab V ini ada tiga hal yang akan dibahas. Ketiga hal tersebut terdiri dari kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini adalah: 1.
Penggunaan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas IV A SD Kanisius Kalasan dalam melakukan eksperimen pada proses
pembelajaran mata pelajaran IPA pada materi gerak dan gaya. Ketika bertanya dan menjawab kepada teman dan guru nampak aktifan siswa lebih meningkat
dibandingkan dengan indikator lainnya. Melalui tahap-tahap metode pendekatan saintifik maka proses pembelajaran dalam melakukan eksperimen
dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam mengamati, bertanya, mencoba, menalar dan dapat mengkomunikasikan hasil eksperimennya.
2. Penggunaan pendekatan saintifik dapat meningkatkan keterampilan siswa
dalam melakukan eksperimen, dilihat dari keterampilan siswa dalam merangkai alat dengan benar lebih meningkat dibandingkan sebelum adanya penggunaan
pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran IPA materi gerak dan gaya di kelas IV A SD Kalasan Kalasan.
3. Proses pembelajaran dalam meningkatkan keaktifan siswa kelas IV A SD
Kanisius Kalasan dalam pelajaran IPA materi gerak dan gaya dengan