1
BAB I PENDAHULUAN
Bab 1 membahas tentang latar belakang masalah, batasan masalah, rumusan masalah, batasan pengertian, tujuan penelitian dan manfaat penelitian
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wadah bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut di dalam
kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar dapat memahami alam sekitar
secara ilmiah. IPA merujuk kepada sebuah sistem pengetahuan dengan melakukan
pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena- fenomena yang terjadi di alam sekitar. Pemahaman IPA dalam proses pembelajaran
menurut Carin Sund dalam Putra 2013: 61 memberikan petunjuk pembelajaran IPA sebagai berikut 1 siswa perlu dilibatkan secara aktif dalam aktivitas yang
didasari sains yang merefleksikan metode ilmiah dan keterampilan proses; 2 siswa perlu didorong melakukan aktivitas yang melibatkan pencarian jawaban bagi masalah
dalam masyarakat ilmiah dan teknologi; 3 siswa perlu dilatih learning by doing belajar dengan berbuat sesuatu, kemudian merefleksikannya; 4 guru perlu
menggunakan berbagai pendekatanmodel pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran IPA; dan 5 siswa perlu dibantu untuk memahami nilai-nilai dan sikap
2 yang dapat dikembangkan melalui pembelajaran IPA di masyarakat sehingga siswa
dapat membuat keputusan. IPA adalah ilmu yang mempelajari tentang peristiwa-peristiwa yang terjadi di
alam dan di lingkungan masyarakat yang tanpa disadari IPA masuk ke dalam kegiatan hidup manusia sehari-hari. Guna memberikan bekal siswa untuk
melanjutkan pendidikan dan kehidupan sosial, pembelajaran IPA dapat dikembangkan dengan keterampilan proses. Salah satu cara untuk mengembangkan
keterampilan proses siswa adalah dengan menggunakan pendekatan saintifik, kegiatan yang dilakukan dalam pendekatan saintifik adalah mengamati, menalar,
menanya, mencoba, mengkomunikasikan. Dengan menerapkan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran diharapkan siswa mendapatkan pengalaman langsung,
mencoba mencari tahu dan memecahkan masalah sendiri sehingga siswa dapat ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Hasil observasi yang penulis lakukan pada tanggal 18 September 2014 di kelas IV A SD Kanisius Kalasan, dalam melakukan eksperimen, dijumpai banyaksiswa
yang memiliki keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa yang rendah, yaitu ditandai adanya siswa yang kurang aktif dan kemampuan keterampilan siswa dalam
mengikuti pembelajaran metari gerak dan gaya. Permasalahan lain diantaranya dalam proses pembelajaran siswa cendrung pasif, saat bertanya dan menjawab siswa belum
dapat memahami persoalan yang harus diselesaikan, sehingga masih banyak siswa dalam melakukan diskusi kelompok banyak yang diam tidak mau menjawab
pertanyaan dari guru. Siswa dikatakan aktif jika menunjukkan 5 indikator keaktifan,
3 yaitu: 1 mengikuti dan melaksanakan tugas belajar; 2 Menjawab dan bertanya
kepada guru dan teman dalam memahami persoalan; 3 mengikuti dan melaksanakan jalannya diskusi; 4 mencari sumber informasi; 5 dapat mengkomunikasikan hasil
pengamatan. Hasil yang didapat berdasarkan observasi memberikan informasi untuk kondisi
awal setiap indikator. Pada indikator pertama, siswa mengikuti dan melaksanakan tugas belajar ada 5 siswa dari 27 siswa 18 . Pada indikator kedua, menjawab dan
bertanya kepada guru dan teman dalam memahami persoalan ada 6 siswa dari 27 siswa 22 . Pada indikator tiga, siswa mengikuti dan melaksanakan jalannya
diskusi ada 5 siswa dari 27 siswa 18 . Pada indikator empat, siswa mencari sumber informasi ada 6 siswa dari 27 siswa 22 Pada indikator lima, siswa dapat
mengkomunikasikan hasil pengamatan ada 5 siswa dari 27 siswa 18 . Guru kelas IV A SD Kanisius Kalasan memberikan informasi terkait
pembelajran IPA, bahwa untuk pelaksanaan eksperimen hanya dilakukan semala satu atau dua kali selama satu semester pembelajaran. Hal ini berakibat pada keterampilan
eksperimen siswa yang kurang berkembang. Dengan melakukan eksperimen diharapkan siswa aktif dalam proses pembelajaran, dapat mecari informasi sendiri,
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, diperlukan model pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan eksperimen dan keaktifan siswa kelas IVA
SD Kanisius Kalasan. Selain itu diperlukan pula pendekatan yang dapat merangsang keaktifan siswa dalam melakukan eksperimen. Pendekatan tersebuat adalah
4 pendekatan saintifik yang bertujuan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan
siswa. Daryanto 2014: 61 mengemukakan bahwa langkah-langkah dalam pendekatan saintifik melalui proses mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan
mengkomunikasikan. Dengan demikian peneliti ingin merancang sebuah penelitian dalam rangka memberi solusi permasalahan di SD Kanisius Kalasan dengan judul: “
Peningkatan Keterampilan Eksperimen dan Keaktifan Siswa Materi Gerak dan Gaya Melalui Pendekatan Saintifik Kelas IV SD Kanisius Kalasan Tahun Pelajaran 2014
2015”.
B. Batasan Masalah