Teknik Supervisi Peranan Kepala Sekolah sebagai Supervisor

31 berpikir abstrak, kreatif, dan imajinatif. Adapun komitmen adalah kecenderungan dalam diri seseorang untuk merasa terlibat aktif dan penuh rasa tanggung-jawab. Dari gambaran perbedaan prototipe guru tersebut, Sahertian 2000:45-46 mengungkapkan tentang pemilihan pendekatan dan perilaku supervisor sebagai berikut: 1 Untuk guru profesional, pendekatan yang digunakan adalah ”non-direktif”. Perilaku supervisor yang dapat dilakukan adalah: 1 mendengarkan, 2 memberanikan, 3 menjelaskan, 4 menyajikan, 5 memecahkan masalah. Sedangkan teknik yang diterapkan adalah dialog dan mendengarkan aktif. 2 Untuk guru tukang kritik dan terlalu sibuk, pendekatan yang digunakan adalah ”kolaboratif”. Perilaku supervisi yang dapat dilakukan adalah: 1 menyajikan, 2 menjelaskan, 3 mendengarkan, 4 memecahkan masalah, 5 negosiasi. Sedangkan teknik yang digunakan adalah percakapan pribadi, dialog, dan menjelaskan. 3 Untuk guru yang tidak bermutu, maka pendekatan yang digunakan adalah ”direktif”. Perilaku supervisi yang dilakukan dengan cara: 1 menjelaskan, 2 menyajikan, 3 mengarahkan, 4 memberi contoh, 5 menetapkan tolok ukur, dan 6 menguatkan.

1.2.6. Teknik Supervisi

Teknik adalah cara tertentu yang khusus dan terarah untuk mencapai tujuan. Tujuan akhir supervisi adalah meningkatkan situasi belajar mengajar, proses belajar dan hasil belajar siswa. Untuk mencapai itu semua maka diperlukan teknik 32 yang baik dan efektif. Teknik inilah yang dikatan sebagai “teknik supervisi”. Sahertian 2000 mengelompokkan teknik supervisi menjadi dua macam, yaitu teknik yang dilaksanakan untuk seorang guru teknik individual, dan teknik yang dilakukan untuk melayani lebih dari satu orang teknik kelompok. Adapun teknik yang dimaksud adalah sebagai berikut: 1 Teknik Individual terdiri dari: a Kunjungan kelas, yaitu kepala sekolah atau supervisor datang ke kelas untuk melihat cara guru mengajar di kelas, sehingga memperoleh data mengenai keadaan sebenarnya selama guru mengajar. b Observasi kelas dilaksanakan melalui kunjungan kelas. Kepala sekolah atau supervisor dapat mengobservasimengamati situasi belajar-mengajar yang sebenarnya secara rinci. c Percakapan pribadi, yaitu percakapan antara supervisor dengan guru secara pribadi untuk mendiskusikan dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh guru yang berhubungan dengan pengajaran. 2 Teknik Kelompok terdiri dari: a Pertemuan orientasi bagi guru baru, yaitu pertemuan yang bertujuan khusus mengantar guru-guru untuk memasuki suasana kerja baru. Pertemuan ini biasanya juga digunakan untuk seluruh staf guru. b Pertemuan formal, yaitu pertemuan yang sengaja diadakan pada waktu tertentu dan dihadiri oleh guru-guru dengan supervisor untuk membicarakan masalah-masalah yang berhubungan dengan pengajaran. 33 c Rapat guru, yaitu pertemuan yang melibatkan semua guru. Masalah yang dibahas pada umumnya mencakup semua aktivitas sekolah, tetapi yang sering dibahas adalah masalah yang menyangkut proses belajar-mengajar.

1.2.7. Peranan Kepala Sekolah sebagai Supervisor

Dalam melaksanakan kegiatan pendidikan, kepala sekolah adalah administrator sekaligus supervisor. Karena itu tugasnya adalah membina dan mengembangkan staf agar dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Peranan kepala sekolah sebagai supervisor meliputi tugas dan tanggung- jawab dalam memantau, membina dan memperbaiki kegiatan belajar- mengajar di sekolahnya. Untuk itu kepala sekolah harus menguasai dengan baik hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar-mengajar, misalnya perangkat mengajar, metode, teknik evaluasi, kurikulum, dan sejenisnya. Sebagaimana disebutkan di atas, supervisi berfungsi untuk membantu, memperbaiki, memberi dukungan, dan mendorong ke arah pengembangan profesi guru. Jika ditinjau dari fungsinya, maka peranan supervisi itu akan tampak pada kinerja supervisor dalam melaksanakan tugas. Banyak pendapat dari para ahli tentang peranan supervisi, salah satunya adalah pendapat Oliva yang dikutip oleh Sahertian 2000;25 yang menyatakan bahwa, peranan supervisi dapat dipandang sebagai:1 koordinator, 2 konsultan, 3 pemimpin kelompok, dan 4 evaluator. 1 Sebagai koordinator, supervisor harus dapat mengkoordinasikan semua program belajar mengajar, tugas-tugas anggota staf dan berbagai kegiatan yang berbeda-beda diantara guru-guru. Sebagai contoh adalah dalam 34 mengkoordinasikan tugas mengajar satu mata pelajaran yang dibina oleh beberapa guru. 2 Sebagai konsultan, supervisor harus dapat memberi bantuan, serta dapat memberikan konsultasi masalah yang dialami oleh para guru baik secara individu maupun secara kelompok. Misalnya dalam mengatasi anak yang kesulitan dalam belajar, yang menyebabkan guru sendiri sulit mengatasi tatap muka dalam kelas. 3 Sebagai pemimpin kelompok, supervisor harus dapat memimpin sejumlah taf guru dalam mengembangkan potensi kelompok, pada saat mengembangkan kurikulum, materi pelajaran, dan kebutuhan profesional guru secara bersama. Sebagai pemimpin kelompok supervisor harus dapat mengembangkan keterampilan dan kiat-kiat dalam penyelesaian tugas dan pekerjaannya. 4 Sebagai evaluator, supervisor harus dapat membantu guru-guru dalam menilai mengevaluasi hasil proses belajar-mengajar, dan dapat menilai kurikulum yang sedang dikembangkan. Disamping itu, supervisor harus dapat membantu guru agar dapat belajar menatap dirinya sendiri atau mengevaluasi diri sendiri. Dengan memperhatikan ke empat peranan supervisi tersebut di atas, maka dapat dikatakan bahwa pada dasarnya peranan supervisi adalah merupakan tugas supervisor yang berhubungan dengan kegiatan pengajaran. Intinya adalah supervisor bertugas untuk memberikan pelayanan dengan cara membantu, membina, membimbing dan memotivasi kepada guru untuk menjadi tenaga yang profesional dalam menjalankan tugasnya mengajar. Untuk memperoleh hasil yang 35 maksimal, maka tugas supervisor harus dilaksanakan secara kontinyu dan sungguh-sungguh. Salah satu supervisor yang dapat melakukan tugas ini adalah kepala sekolah, dengan alasan bahwa kepala sekolah mempunyai banyak waktu di sekolah sehingga dapat memberikan pelayanan supervisi setiap saat kepada guru yang membutuhkan. Dalam melaksanakan peranannya kepala sekolah dituntut untuk lebih dekat dengan guru-guru, ramah, komunikatif dan jangan sampai guru merasa tidak nyaman dengan kehadirannya. Selaku supervisor, kepala sekolah harus profesional dalam melaksanakan tugasnya dalam memberikan bantuan konsultasi kepada guru dan harus mampu menggerakkan guru tersebut untuk melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik. Rifai 1982:153 melakukan penyederhanaan terhadap peranan supervisi tersebut menjadi tiga peranan saja yaitu: 1 sebagai pemimpin, 2 sebagai evaluator, dan 3 sebagai konsultan pembantupelayan. Hal itu karena supervisi sebagai pemimpin sudah mencangkup perannya sebagai koordinator. Ketiga peranan tersebut cukup jelas menggambarkan tugas dan tanggung jawab kepala sekolah sebagai supervisor dalam kaitannya dengan kegiatan pengajaran. Setiap tugas atau pekerjaan membutuhkan tanggung jawab yang tinggi. Demikian juga dalam hal tanggung jawab kepala sekolah sebagai supervisor. Sebagaimana dikatakan oleh Harris Neagley seperti dikutip oleh Pidarta 1999:56- 57, bahwa supervisor mempunyai tugas-tugas yang harus dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Tugas tersebut adalah: 1 mengembangkan kurikulum, 2 mengorganisasi pengajaran, 3 menyiapkan staf pengajar, 4 menyiapkan 36 fasilitas mengajar, 5 menyiapkan bahan-bahan pelajaran, 6 menyelenggarakan penataran-penataran guru, 7 memberikan konsultasi dan membina anggota staf pengajar, 8 mengkoordinasi layanan terhadap siswa, 9 mengembangkan hubungan dengan masyarakat, dan 10 menilai pengajaran. Dari ke sepuluh tugas tersebut, ternyata sebagian besar tugas supervisor adalah berhubungan dengan kurikulum. Sedangkan tugas yang lain adalah berhubungan dengan staf pengajar guru. Oleh karena itu tugas kepala sekolah sebagai supervisor sangat erat hubungannya dengan staf dan kurikulum. Menyiapkan staf yang profesional, misalnya menyelenggarakan penataran- penataran guru yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya, guna menunjang pelaksanaan dan pengembangan kurikulum. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa peranan dan tugas-tugas supervisor pada prinsipnya berhubungan erat dengan pengembangan stafguru dan pengembangan kurikulum. Supervisi adalah bantuan yang diberikan kepada guru untuk memperbaiki situasi belajar-mengajar yang lebih baik. Situasi belajar-mengajar di sekolah akan lebih baik tergantung pada kemampuan supervisor sebagai pemimpin, oleh karena itu seorang supervisor harus memiliki suatu keterampilan. Kimball Wiles seperti dikutip Sahertian 2000:18 menyatakan bahwa seorang supervisor yang baik harus memiliki lima keterampilan dasar, yaitu: 1 keterampilan dalam hubungan kemanusiaan, 2 keterampilan dalam proses kelompok, 3 keterampilan dalam kepemimpinan pendidikan, 4 keterampilan dalam mengatur personalia sekolah, dan 5 keterampilan dalam evaluasi. 37 Jika ditinjau dari fungsi manajemen yang meliputi fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, maka supervisi termasuk pada fungsi pengawasan. Pengawasan adalah suatu proses yang mengusahakan agar kegiatan-kegiatan organisasi dapat terbimbing dan terarahkan pada pencapaian tujuan yang telah direncanakan. Rifai 1982:12 menyatakan bahwa peranan pengawasan adalah memeriksa keadaan, mengadakan koreksiperbaikan dan juga usaha peningkatan sebagai tindak lanjut. Pada dasarnya peranan pokok pengawasan itu ada dua, yaitu pemeriksaan dan pembinaan. Adapun sasarannya adalah semua komponen dengan segala kegiatannya, dan di sekolah termasuk murid, guru, alat pelajaran, perlengkapan dan situasikeadaan. Jika semua komponen ini dihubungkan dengan tujuan pendidikan di sekolah yaitu hasil belajar siswa, maka tugas supervisi kepala sekolah dapat divisualisasikan seperti gambar 3 berikut. Sasaran pemeriksaaninspeksi Gambar 3 Tugas Supervisi Kepala Sekolah Sumber: Rifai 1982:13. Pada awalnya supervisi memang sebagai inspeksi dan bersifat otokratis, tetapi lama-kelamaan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka Kepemim- pinan Kepala Sekolah Kemampuan profesional guru Situasi belajar mengajar Hasil belajar murid Proses belajar mengajar 1 2 5 4 3 supervisi 38 diperlukan pengawasan yang lebih profesional. Oleh karena itu, kepala sekolah dituntut pula untuk mengembangkan diri sehingga memiliki kemampuan untuk menjadi seorang supervisor yang profesional, dan pada akhirnya ia dapat melaksanakan fungsi manajemen dengan baik. Untuk mencapai hasil maksimal pada setiap kegiatan harus dibuat perencanaannya, begitu juga supervisi. Kegiatan supervisi harus direncanakan terlebih dulu dengan seksama, apa yang harus ditingkatkan, bagaimana cara mengarahkan, dalam hal apa mereka perlu mendapat dorongan dan bantuan, dan sebagainya. Oleh karena itu Rifai 1982:30-31 menyatakan bahwa, kepala sekolah sebagai supervisor harus memiliki kemampuan untuk: 1 memberikan pengarahan dan petunjuk yang jelas, 2 memberikan saran, nasehat dan bantuan, 3 memberikan dorongan dan semangat kerja, 4 memberikan latihan dan bimbingan, dan 5 mengadakan pengawasan. Peranan kepala sekolah sebagai supervisor sangat penting, disamping itu tugas sebagai administrator juga cukup banyak. Oleh karena itu kepala sekolah harus dapat membagi waktu dalam menggerakkan roda kepemimpinan di sekolah, sehingga semua kegiatan dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya demi tercapainya tujuan sekolah secara efektif dan efisien. Dari semua kegiatan yang seharusnya dilaksanakan oleh kepala sekolah, salah satunya yang terpenting adalah kegiatan supervisi. Sebagai gambaran begitu pentingnya supervisi bagi kepala sekolah berikut data pembagian waktu yang digunakan kepala sekolah lanjutan, dikutip dari buku Elsbree-Mcnally School Administration and 39 Supervision, dengan istilah-istilah yang sudah diterjemahkan, seperti pada tabel 2 berikut. Tabel 2 Pembagian Waktu yang Digunakan Kepala Sekolah Lanjutan No. Bagian Kegiatan Prosentase waktu Aktual dalam Ideal dalam 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Administrasi Supervisi Murid Tata Usaha Mengajar Masyarakat Lain-lain 29,3 24,1 14,8 15,1 2,3 9,3 5,1 24,2 37,3 17,3 3,5 2,6 11 4,1 Jumlah 100 100 Sumber: Rifai 1982:32 Penjelasan: ”Aktual” adalah jumlah yang riil digunakan oleh kepala sekolah, sedangkan ”Ideal” adalah jumlah persentase yang seharusnyasebaiknya digunakan oleh kepala sekolah. Berdasarkan tabel 3 tersebut dapat digunakan sebagai bahan perbandingan, pertimbangan, dan sekaligus dapat dimanfaatkan untuk pembinaan di sekolah. Secara ideal, seharusnya waktu kerja yang digunakan oleh kepala sekolah paling banyak diperuntukkan bagi kegiatan supervisi 37,3 , yaitu untuk membimbing dan membantu stafnya. Ini menunjukkan bahwa keberadaan supervisi bagi kepala sekolah lanjutan sangatlah penting. Namun kenyataannya secara aktual, kepala sekolah lebih banyak menggunakan waktunya untuk urusan administrasi 29,3 . Oleh karena itu para kepala sekolah lanjutan seharusnya mulai 40 mempertimbangkan untuk melaksanakan kegiatan supervisi tersebut dengan baik sesuai dengan fungsi dan tujuan supervisi. 2. Pengertian dan Pengembangan Staf 2.1. Pengertian Staf