58
Jika responden tidak berkenan dengan alat tersebut maka tidak dipaksakan, namun tetap diberikan pengertian dan penjelasan akan pentingnya pencatatanperekaman
terhadap fakta yang ditemukan bagi suatu penelitian.
5.2. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk menemukan sesuatu yang tidak mungkin diperoleh melalui pengamatan langsung observasi partisipan. Tujuan dari
wawancara adalah untuk mengumpulkan dan memperkaya informasi atau data yang sangat rinci, kaya dan padat.
Teknik wawancara yang dimaksud dalam penelitian ini adalah wawancara yang mendalam, yaitu untuk menggali informasi atau data yang sebanyak-
banyaknya dari informan. Dari wawancara ini peneliti dapat mengungkap pandangantanggapan, pengalaman serta pengetahuan baik eksplisit maupun
implisit tersembunyi, termasuk informasi yang berkaitan dengan masa lampau, sekarang maupun harapan dan cita-cita ke depan tentang peranan kepala sekolah
sebagai supervisor. Untuk mendapatkan hasil yang obyektif, wawancara dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1 wawancara terstruktur dan 2 wawancara
tidak terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara terpimpin. Kegiatan ini dilakukan
dengan membawa instrumen wawancara, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang telah dipersiapkan peneliti dan disesuaikan dengan fokus penelitian. Wawancara
terstruktur dilakukan terhadap kepala sekolah, wakil kepala sekolah, para pembantu kepala sekolah PKS serta beberapa guru terpilih. Tempat dan waktu
dibicarakan dan disesuaikan dengan kesepakatan persetujuan informan.
59
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara tanpa membawa instrumen wawancara. Hal ini dilakukan secara spontanitas, dengan memperhatikan moment
yang tepat. Misalnya pada saat senggang atau istirahat dan informan berkenan diwawancarai. Sering pula wawancara tidak terstruktur ini terjadi pada saat
ngobrol seperti biasa, sehingga informen tidak sadar bahwa peneliti sedang wawancara untuk menggali data.
Wawancara pertama dilakukan terhadap wakil kepala sekolah siang WKS 2 sebagai guru yang paling senior di sekolah tersebut, dan pembantu
kepala sekolah PKS yang membidangi urusan kurikulum. Keduanya adalah orang yang peneliti anggap dapat memberikan informasi secara umum dan
sekaligus sebagai pembuka informasi yang berkaitan dengan peranan kepala sekolah sebagai supervisor, tentang guru-guru serta situasi dan kondisi sekolah
pada saat KBM serta informasi lainnya yang berhubungan dengan fokus penelitian. Wawancara ini mula-mula tidak terstruktur terbuka, bicara apa saja
dalam garis besar permasalahan penelitian dan dilanjutkan secara terstruktur yang mengarah pada permasalahan penelitian. Selanjutnya baru ditetapkan kepada siapa
lagi wawancara akan dikakukan. Disamping itu dicari juga informan kunci yaitu orang yang dipandang peneliti dapat mengemukakan pengetahuan dan
pengalamannya secara banyak terutama yang berkaitan dengan informasi sebagai jawaban terhadap permasalahan penelitian ini.
Jumlah informan dalam penelitian ditetapkan dengan menggunakan teknik snow-ball. Teknik snow-ball dimaksudkan untuk menggali data melalui
wawancara mendalam dari satu informan ke informan yang lain dan seterusnya
60
sampai peneliti tidak menemukan informasidata yang baru lagi, artinya informasi yang didapat sudah jenuh atau tidak berkualitas lagi.
Adapun informan kunci dalam penelitian ini adalah: 1. Kepala Sekolah KS
2. Wakil Kepala Sekolah pagi WKS.1 3. Wakil Kepala Sekolah siang WKS.2
4. Pembantu Kepala Sekolah bidang Kurikulum PKS.1 5. Pembantu Kepala Sekolah bidang Kesiswaan PKS.2
6. Pembantu Kepala Sekolah bidang Sarana Prasarana PKS.3 7. Guru G
5.3. Kuesioner