17
Hasil Belajar
Pelayanan Pengajaran
Pelayanan Pelayanan Supervisi Siswa Khusus
Pelayanan Administrasi
Pelayanan Manajemen
Gambar 1 Hubungan Lima Fungsi Pokok Operasional sekolah Sumber: Purwanto 2004:115
Gambar 1 di atas menunjukkan bahwa pelayanan kelima fungsi pokok operasional sekolah, semuanya merupakan kegiatan yang ditujukan pada
terselenggaranya proses belajar-mengajar. Kegiatan-kegiatan tersebut pada akhirnya bertujuan agar hasil belajar siswa mencapai kualitas yang optimal,
sehinga tujuan pendidikan berhasil baik. Kegiatan-kegiatan tersebut adalah merupakan tanggung jawab kepala sekolah.
1.2. Kepala Sekolah sebagai Supervisor
1.2.1. Pengertian Supervisi
Secara historis konsep supervisi sudah diterapkan secara tradisional, yaitu pada pekerjaan inspeksi dengan cara mengawasi untuk mencari kesalahan dan
menemukan kesalahan. Setelah menemukan kesalahan baru diadakan upaya untuk memperbaiki kesalahan tersebut. Perilaku supervisi yang demikian dikatakan oleh
18
Sahertian 2000:16, adalah sebagai snooper vision, yaitu tugas memata-matai untuk menemukan kesalahan. Konsep seperti ini membuat para guru takut
melangkah. Bahkan lebih dari itu, guru enggan berkreativitas atau menciptakan inovasi-inovasi khususnya dalam proses belajar-mengajar. Kondisi tersebut akan
menjadikan guru tidak berkembang stagnan dalam melaksanakan proses pengajarannya karena takut disalahkan.
Sejalan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi IPTEK, peran supervisi menjadi berkembang sehingga muncullah supervisi ilmiah scientific.
Sahertian 2000:17 mengatakan pula bahwa supervisi yang bersifat ilmiah scientific itu ialah: 1 Sistematis, artinya dilaksanakan secara teratur, berencana
dan kontinu, 2 Obyektif, dalam pengertian ada data yang didapat berdasarkan observasi nyata bukan berdasarkan tafsiran pribadi, dan 3 Menggunakan alat
pencatat yang dapat memberikan informasi sebagai umpan balik untuk mengadakan penilaian terhadap proses pembelajaran di kelas.
Dari segi etimologi, supervisi berasal dari kata ”Super” dan ”Visi”. Super artinya mempunyai kelebihan tertentu, seperti kelebihan dalam kedudukan,
pangkat, dan kualitas, dan Visi artinya melihat atau mengawasi. Karena itu supervisi dapat diartikan sebagai kegiatan pengawasan yang dilakukan oleh
seorang pejabat terhadap bawahannya, agar bawahanstafnya dapat melaksanakan tugas dengan baik. Pengertian dari segi etimologi ini hampir sama dengan
pendapat Kimball Wiles dalam Burhanuddin 1998:99 antara lain dikatakan bahwa, supervisi merupakan kegiatan untuk membantu bawahannya agar dapat
melaksanakan tugasnya dengan baik. Robbins dalam Pidarta 1999:3-4
19
berpendapat bahwa, supervisi adalah sebagai suatu aktivitas pengarahan langsung terhadap aktivitas-aktivitas bawahan. Pendapat yang hampir sama juga
disampaikan oleh Sergiovanni seperti dikutip oleh Pidarta 1999:2, bahwa supervisi adalah suatu proses yang digunakan oleh personalia sekolah yang
bertanggung jawab terhadap aspek-aspek tujuan sekolah dan yang bergantung secara langsung kepada personalia yang lain, untuk menolong mereka
menyelesaikan tujuan sekolah. Dari beberapa pendapat tersebut di atas menunjukkan bahwa supervisi mempunyai pengertian yang luas yang mencakup
pengarahan seorang pimpinan terhadap aktivitas-aktivitas bawahannya. Pendapat lain tentang pengertian supervisi, seperti dikutip oleh Sahertian
2000:17,antara lain Mc.Nemey yang berpendapat bahwa supervisi adalah suatu prosedur memberi arah serta mengadakan penilaian secara kritis terhadap proses
pengajaran, sedangkan Adams dan Dickey berpendapat sangat sederhana bahwa supervisi adalah program yang berencana untuk memperbaiki pengajaran. Begitu
juga Boardman berpendapat hampir sama, dengan mengatakan bahwa supervisi adalah suatu usaha menstimulasi, mengkoordinasi dan membimbing secara
kontinu pertumbuhan guru-guru di sekolah agar lebih baik dan efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran. Sementara itu Hamalik 1992:22
berpendapat bahwa supervisi adalah semua usaha yang dilakukan oleh supervisor dalam bentuk pemberian bantuan, bimbingan, penggerakan motivasi, nasehat dan
pengarahan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan guru dalam proses belajar-mengajar, yang akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa. Dari
beberapa pendapat tersebut pada prinsipnya secara umum memberikan pengertian
20
yang sama, bahwa supervisi ditekankan sebagai pembinaan yang diberikan kepada seluruh guru agar mereka dapat memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya
sendiri dalam mengembangkan proses belajar-mengajar yang lebih baik. Pemerintah dalam hal ini adalah pendidikan sejak menggunakan
kurikulum 75 sudah memberikan batasan supervisi secara jelas dan spesifik. Pengertian supervisi ini dimuat dalam buku II D kurikulum 75 seperti yang
dikutip Burhanuddin 1998:99 bahwa ”supervisi adalah pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar mereka dapat meningkatkan
kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar-mengajar yang lebih baik”. Oleh karena itu supervisi merupakan suatu kegiatan yang harus dilaksanakan
dengan baik di setiap sekolah. Supervisi juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari seluruh proses kegiatan pendidikan yang berhubungan dengan
tugas utama di bidang pengajaran dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan.
1.2.2. Tujuan Supervisi