25
3 Briggs mengungkapkan bahwa, fungsi utama supervisi bukan perbaikan pembelajaran saja, tapi juga untuk mengkoordinasi, menstimulasi, dan
mendorong kearah pertumbuhan profesi guru. Dari ketiga pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi utama
supervisi adalah untuk perbaikan dan peningkatan kualitas pengajaran. Dengan kualitas pengajaran yang baik diharapkan menghasilkan mutu pendidikan yang
baik pula, sehingga tujuan akhir sekolah dalam meningkatkan kualitasmutu pendidikan dapat tercapai.
1.2.4. Model Supervisi
Yang dimaksud model supervisi adalah suatu pola yang digunakan sebagai acuan dari supervisi yang ditetapkan sebelumnya. Dengan perubahan sistem
pendidikan yang terus berkembang, maka model supervisipun mengalami perubahan dan perkembangan. Ada empat macam model pengembangan supervisi
menurut Sahertian 2000:35-44 yaitu:
1 Model konvensional Model supervisi konvensional ini merupakan model yang pertama kali
diterapkan pada dunia pendidikan dan masih bersifat tradisional, yaitu pemimpin cenderung untuk mencari-cari kesalahan. Perilaku supervisi ini
adalah mengadakan inspeksi untuk mencari kesalahan dan menemukan kesalahan, bahkan kadang-kadang bersifat memata-matai snooper vision.
Model yang seperti ini disebut juga sebagai supervisi yang korektif. Praktek mencari-cari kesalahan dan menekan bawahan ini masih nampak sampai saat
26
ini, yaitu para pengawas datang ke sekolah dan menanyakan mana satuan pelajaran, ini salah dan seharusnya begini. Cara-cara yang seperti ini adalah
cara supervisi dengan menggunakan model konvensional. Mencari-cari kesalahan dan dalam membimbing sangat bertentangan dengan prinsip dan
tujuan supervisi, akibatnya guru-guru merasa tidak puas sehingga seringkali menunjukkan sikap acuh tak acuh masa bodoh dan bahkan menantang
agresif terhadap atasansupervisor. 2 Model Supervisi Ilmiah
Model supervisi yang bersifat ilmiah adalah suatu model yang digunakan jika seorang supervisor mengadakan penilaian dengan menggunakan skala
penilaian dan atau check list. Misalnya para siswamahasiswa menilai proses belajar-mengajar gurudosen di kelas. Hasil penilaian diberikan kepada
gurudosen sebagai feed back balikan terhadap penampilan mengajarnya, sehingga gurudosen tersebut dapat melakukan perbaikan. Supervisi ilmiah
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: 1 dilaksanakan secara berencana dan kontinu, 2 sistematis dan menggunakan prosedur serta teknik tertentu,
3 menggunakan instrumen pengumpulan data, dan 4 ada data obyektif yang diperoleh dari keadaan nyata.
3 Model Supervisi Klinis Supervisi klinis adalah suatu proses pembimbingan dalam pendidikan yang
bertujuan membantu perkembangan profesional guru dalam mengajar melalui observasi dan analisis data secara obyektif dan teliti, sebagai dasar untuk
mengubah perilaku mengajar guru Sahertian 2000:37. Model supervisi klinis ini banyak dikembangkan di sekolah. Beberapa faktor pendorong yang
27
menyebabkan dikembangkan supervisi klinis ini bagi guru, adalah sebagai berikut:
a Dalam kenyataan, yang dikerjakan supervisi adalah mengadakan evaluasi guru-guru semata. Di akhir semester, siswa memberikan penilaian
terhadap guru dan hasil penilaiannya diberikan kepada guru tersebut, tetapi tidak dianalisis mengapa guru hanya mencapai tingkat penampilan seperti
itu. b Pusat pelaksanaan supervisi adalah supervisor bukan berpusat pada guru,
sehingga guru tidak memperoleh sesuatu yang baik dan berguna untuk pertumbuhan profesinya.
c Dengan menggunakan merit rating alat penilaian kemampuan guru, aspek yang diukur terlalu umum, sehingga sukar sekali mendiskripsikan
tingkah laku guru yang paling mendasar. d Umpan balik yang diperoleh dari hasil pendekatan sifatnya hanya memberi
arahan, petunjuk dan instruksi, tetapi tidak menyentuh masalah manusia yang terdalam seperti yang dirasakan guru-guru.
e Tidak diciptakan hubungan identifikasi dan analisis diri, sehingga guru- guru tidak melihat konsep dirinya sendiri. Seperti yang dikemukakan
P. Winggens bahwa dalam diri seseorang ada tiga konsep diri, yaitu: self concept, self idea, dan self reality.
f Melalui diagnosis dan analisis dirinya sendiri, maka guru akan
menemukan konsep diri, yang membuat akhirnya ia sadar akan
28
kemampuannya dan akan timbul motivasi untuk memperbaiki diri sendiri. Itulah sebabnya perlu supervisi klinis.
4 Model Supervisi Artistik Mengajar adalah suatu pengetahuan, suatu keterampilan dan juga suatu kiat
art. Sejalan dengan tugas mengajar, supervisi juga merupakan tugas mendidik, sehingga dapat dikatakan bahwa supervisi adalah suatu
pengetahuan, suatu keterampilan dan juga suatu kiat. Supervisi itu adalah suatu pekerjaan yang menyangkut pekerjaan orang lain, maka unsur utama
dalam hubungan kerjanya adalah suatu mata rantai hubungan kemanusiaan. Supervisor yang menggunakan model artistik ini akan menjadikan relasi
dengan guru-guru yang dibimbingnya sedemikian baik sehingga guru merasa diterima dan mempunyai perasaan aman serta dorongan positif untuk bisa
lebih maju, oleh karena itu supervisor harus mempunyai senikiat untuk menjalankan kegiatannya.
1.2.5. Pendekatan Supervisi