Kemampuan Profesional Guru ANALISIS DAN PEMBAHASAN 1. Kepemimpinan Kepala sekolah

140 dengan biaya besar yang harus dikeluarkan untuk laboratorium bahasa, multimedia dan juga laboratorium komputer. Disamping tiga kebijakan yang menonjol seperti di atas, masih ada kebijakan yang lain. Kebijakan tersebut adalah dilaksanakannya kegiatan supervisi. Kebijakan ini tidak kalah pentingnya dengan ke tiga kebijakan yang sudah diuraikan di atas. Supervisi juga merupakan salah satu penentu untuk meningkatkan mutu pendidikan, mengingat bahwa tujuan supervisi yang inti seperti yang dikatakan Rifai 1982 adalah ”untuk meningkatkan hasil belajar siswa”. Untuk supervisi akan dibahas secara tersendiri selanjutnya.

2.2. Kemampuan Profesional Guru

Kegiatan yang paling utama di sekolah adalah kegiatan belajar-mengajar KBM. Melalui KBM ini maka tujuan pendidikan akan tercapai. Di dalam KBM terjadi interaksi antara guru dengan siswa sebagai subyek didik, sehingga terjadilah suatu proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran tersebut kedudukan guru sangatlah penting, karena ia harus mampu mendidik, mengajar dan sekaligus membangkitkan motivasi yang tinggi terhadap siswa. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa guru sebagai ujung tombak untuk keberhasilan proses pembelajaran. Guru mempunyai arti penting dalam dunia pendidikan, karena guru adalah salah satu penentu masa depan. Oleh karena itu guru harus dapat melaksanakan tugas secara profesional. Sagala 2000:195 antara lain mengatakan bahwa pekerjaan profesional menuntut dipergunakannya teknik atau prosedur yang berlandaskan intelektualitas yang secara sengaja harus dipelajari terlebuh dahulu 141 kemudian secara langsung dapat diabdikan pada orang lain. Oleh karena itu kemampuan profesional guru di SMPN 11 Tangerang dapat dilihat dari dua hal yaitu latar belakang pendidikan dan kemampuan uji kompetensi. Dari hasil data dokumenarsip ditetahui bahwa SMPN 11 Tangerang memiliki 61 guru. Dari jumlah tersebut 52 guru mempunyai latar belakang pendidikan sarjana 4 diantaranya sedang melanjutkan pendidikan di magister, 2 guru sudah perpendidikan magister S2, dan sisanya 7 guru berpendidikan D 3 tetapi semuanya sedang mengambil program S1. Dikatakan oleh Sagala 2000:207 antara lain bahwa jika ingin memenuhi persyaratan profesional maka guru SLTP setidaknya harus berpendidikan sarjana S1. Dari data tersebut 89 54 guru di SMPN 11 Tangerang sudah sarjana, berarti secara profesi guru di SMPN 11 Tangerang sudah memenuhi standar persyaratan profesional. Selanjutnya kemampuan profesional guru di SMPN 11 Tangerang dapat dilihat juga dari hasil uji kompetensi tes untuk pemilihan guru sebagai instruktur tingkat propinsi dan kota. Hasil wawancara menunjukkan bahwa dari 40 guru terbaik hasil tes se kota tangerang ada 6 guru 15 adalah guru dari SMPN 11 Tangerang. Kondisi ini masih ditambah lagi ada 2 guru yang lulus untuk menjadi instruktur tingkat propinsi. Data tersebut juga didukung oleh hasil kuesioner dimana 48 guru 83 menyatakan bahwa kemampuan profesional guru di SMPN 11 Tangerang adalah baik. Adapun alasan pernyataan tersebut antara lain: a hasil tes kompetensi guru menunjukkan hasil yang baik, kinerja baik, banyak guru yang menjadi pengurus MGMP kota, b ada beberapa guru yang menjadi instruktur kota dan propinsi, c ada lulusan magister 2 orang dan beberapa yang 142 melanjutkan ke S2 dan d hampir semua guru lulusan sarjana dan mengajar sesuai bidang studinya.

2.3. Kegiatan Belajar Mengajar dan Hasil Belajar Siswa