169
Kebijakan yang diambil kepala sekolah tentang pendelegasian supervisi kepada tim supervisor memberikan dampak tersendiri terhadap proses
pelaksanaannya. Dampak terhadap proses pelaksanaan tersebut adalah supervisi tidak dapat berjalan dengan baik, karena mendapat tanggapan yang ”Pro dan
Kontra” dari beberapa guru. Tanggapan ”Pro” karena: 1. ada guru yang setuju dengan pendelegasian, yaitu mencapai 27
2. untuk memaksimalkan hasil karena KS kurang menguasai 3. untuk membantu tugas KS karena tugas KS yang banyak
4. supaya semua guru bisa disupervisi karena supervisor banyak Tanggapan ”Kontra” karena:
1. ada guru yang tidak setuju dengan pendelegasian, yaitu mencapai 59 2. guru beranggapan bahwa supervisor tidak profesional
3. guru khawatir terjadi subyektivitas dalam penilaian 4. guru ingin disupervisi oleh KS secara langsung
Disamping sebab-sebab tersebut di atas, pelaksanaan supervisi ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor.
1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Supervisi di SMPN 11 Tangerang
Setiap kegiatan tentu diharapkan untuk dapat berjalan dengan baik, begitu juga untuk kegiatan supervisi. Baik atau buruk suatu kegiatan tentu ada faktor
yang mempengaruhinya. Pelaksanaan supervisi di SMPN 11 Tangerang telah disimpulkan tidak berjalan secara baik, karena memang kegiatan ini belum
ditangani secara maksimal. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pelaksanaan
170
supervisi tersebut. Faktor-faktor tersebut diidentifikasi, selanjutnya dikelompokkan menjadi dua yaitu faktor penghambat dan faktor pendorong.
Faktor penghambat pelaksanaan supervisi di SMPN 11 Tangerang dapat diidentifikasi antara lain adalah:
1 Keterlambatan kalender pendidikan dari Dinas Pendidikan kota Tangerang, hal ini mengakibatkan penyusunan progranm supervisi
menjadi terlambat juga . 2 Program supervisi belum tersusun secara matangbaik, mengakibatkan
dalam proses pelaksanaannya juga kurang maksimal. 3 Tidak ada koordinasi yang baik antara kepala sekolah, tim supervisor dan
guru. 4 Secara administrasi guru belum siap, khususnya untuk membuat perangkat
mengajar dengan kurikulum baru KBK. Hal ini dikarenakan masih banyak guru 60 yang belum mendapat giliran untuk mengikuti
penataran tentang KBK. 5 Supervisor kurang diterima oleh guru, karena guru beranggapan bahwa
supervisor tidak profesional. Hal ini membuat guru tidak ada motivasi dalam menyambut kegiatan supervisi.
6 Kurang mendapat perhatian secara khusus dari kepala sekolah, karena kepala sekolah masih meletakkan kegiatan supervisi ini secara formalitas
saja.
Faktor pendorong yang dapat memberikan motivasi pelaksanaan supervisi di SMPN 11 Tangerang dapat diidentifikasi antara lain:
171
1 Pelaksanaan sesuai dengan program, tidak terjadi mundur dan sebagainya. 2 Rencana pelaksanaan supervisi diinformasikan secara jelas kepada guru
selaku orang yang akan disupervisi. 3 Ada sosialisasi sebelum pelaksanaan kegiatan.
4 Guru dan supervisor diberikan penjelasan tentang pentingnya pelaksanaansupervisi.
5 Diberikan penjelasan kepada guru tentang alasan pendelegasian, sehingga guru dapat menerima supervisor dengan baik.
6 Ada koordinasi secara baik antara supervisor dengan guru. 7 Tim penilai supervisor yang berkompeten dan obyektif.
8 Didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai.
1.3. Peranan Kepala Sekolah sebagai Supervisor