166
Faktor dari luar tersebut adalah Peraturan Daerah Perda yang mengacu pada Kepres Nomor 3 Tahun 2003 tentang Tenaga Kependidikan, bahwa kepala
sekolah adalah guru yang diberi tugas tambahan sebagai kepala sekolah. Pergantian kepala sekolah ini disikapi guru secara biasa karena mereka
beranggapan bahwa pergantian kepala sekolah adalah hal yang wajarbiasa. Namun ada sebagian guru yang senang karena akan ada penyegaran, dan juga
guru yang merasa takutkhawatir karena pada dasarnya kepala sekolah yang baru ini bapak Gino, S.Ip sebelumnya adalah guru di sekolah tersebut.
1.1.1 Kebijakan Kepala SMPN 11 Tangerang
Langkah awal yang dilakukan kepala sekolah berkaitan dengan kebijakan yang akan diambilnya adalah evaluasi terhadap program sebelumnya. Program
yang baik dilanjutkan, dan program yang kurang baik tentu dievaluasi untuk dilakukan perubahanperbaikan. Berdasarkan hasil penelitian maka kebijakan
kepala SMPN 11 Tangerang secara umum adalah: 1. Meningkatkan profesionalisme guru
2. Membangun proses KBM 3. Mewujudkan warga sekolah yang memiliki budi pekerti luhur, dilandasi
iman dan taqwa kepada Allah. Dari kebijakan umum tersebut, ada langkah kongkrit yang dilakukan sebagai
aktualisasi pelaksanaan kegiatan untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Untuk meningkatkan profesionalisme guru dilakukan kebijakan baru, yaitu:
- Meningkatkan kedisiplinan, - Mengadakan komitmen kerja terhadap guru
167
- Melaksanakan supervisi
Untuk membangun proses KBM, dengan cara menambah sarana prasarana yaitu Laboratorium Bahasa dan Ruang Multimedia, serta ruang komputer yang sudah
menjadi milik sekolah. Dan untuk mewujudkan iman dan taqwa bagi warga sekolah dilakukan pengajian setiap bulan. Pengajian ini baru berlaku terhadap
guru dan karyawan. Dari beberapa kebijakan tersebut, kepala sekolah telah melakukan pemilihan kebijakan menurut skala prioritas yaitu:
1. Memberlakukan disiplin, yaitu disiplin semua warga sekolah untuk bekerja dan belajar dengan baik.
2. Meningkatkan kesejahteraan guru dan karyawan 3. Sarana prasarana secara bertahap dilengkapi
1.1.2. Pelaksanaan Supervisi Kepala Sekolah di SMPN 11 Tangerang
Di SMPN 11 Tangerang, supervisi merupakan agenda kegiatan yang telah dicantumkan dalam program sekolah dan juga merupakan program prioritas
bidang kurikulum. Pelaksanaan supervisi telah diputuskan oleh kepala sekolah, yaitu dengan cara supervisi kelaskunjungan kelas. Supervisi kelas merupakan
salah satu teknik supervisi individual, yaitu kepala sekolahsupervisor datang ke kelas untuk melihat cara guru mengajar di kelas sehingga memperoleh data
mengenai keadaan sebenarnya selama guru mengajar. Pelaksanaan supervisi di SMPN 11 Tangerang didelegasikan sepenuhnya
oleh kepala sekolah kepada para pembantu kepala sekolah PKS yang tergabung dalam tim supervisor dan terdiri dari 6 orang. Yang menjadi alasan pendelegasian
adalah:
168
- karena pemberlakuan 2 kurikulum yaitu kurikulum 1994 dan kurikulum 2004 KBK sedangkan kepala sekolah mengakui kurang
memahami KBK - memanfaatkan tenaga instruktur sekolah
- supaya terjadi kegiatan tutor sebaya. Adapun alur pelaksanaan kegiatan supervisi di SMPN 11 Tangerang adalah
sebagai berikut:
Alur Pelaksanaan Supervisi Kelas SMPN 11 Tangerang Tahun 20052006
Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
Tim Supervisor
Program Supervisi
Penetapan Standar Indikator Supervisi
Pelaksanan Supervisi
Hasil Supervisi
Evaluasi Supervisi
Evaluasi supervisor
169
Kebijakan yang diambil kepala sekolah tentang pendelegasian supervisi kepada tim supervisor memberikan dampak tersendiri terhadap proses
pelaksanaannya. Dampak terhadap proses pelaksanaan tersebut adalah supervisi tidak dapat berjalan dengan baik, karena mendapat tanggapan yang ”Pro dan
Kontra” dari beberapa guru. Tanggapan ”Pro” karena: 1. ada guru yang setuju dengan pendelegasian, yaitu mencapai 27
2. untuk memaksimalkan hasil karena KS kurang menguasai 3. untuk membantu tugas KS karena tugas KS yang banyak
4. supaya semua guru bisa disupervisi karena supervisor banyak Tanggapan ”Kontra” karena:
1. ada guru yang tidak setuju dengan pendelegasian, yaitu mencapai 59 2. guru beranggapan bahwa supervisor tidak profesional
3. guru khawatir terjadi subyektivitas dalam penilaian 4. guru ingin disupervisi oleh KS secara langsung
Disamping sebab-sebab tersebut di atas, pelaksanaan supervisi ini juga dipengaruhi oleh beberapa faktor.
1.2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pelaksanaan Supervisi di SMPN 11 Tangerang