47 peneliti  dan  guru  berdiskusi  untuk  menemukan  pemecahan  terhadap  permasalahan.
Peneliti  bersama  guru  membuat  perencanaan  penelitian,  kemudian  guru melaksanakan perbaikan pembelajaran. Prosedur PTK menurut Arikunto et al 2014:
16 dapat dibaca pada bagan berikut.
Bagan 3.1. Prosedur PTK Penelitian  tindakan  kelas  PTK  kolaboratif  ini  dilakukan  dalam  dua  siklus.
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan siklus I yang terdiri dari empat tahap. Tahap pertama  yaitu  mengidentifikasi  dan  menganalisis  masalah  untuk  menyusun  rencana
tindakan.  Tahap  selanjutnya  peneliti  melaksanakan  rencana  tindakan  yang  telah disusun  dan  dilanjutkan  dengan  observasi  pada  waktu  pelaksanaan  tindakan
berlangsung.  Tahap  terakhir  pada  siklus  I  yaitu  refleksi.  Menurut  Arikunto  et  al 2014:  133  refleksi  adalah  kegiatan  mengulas  secara  kritis  reflective  mengenai
perubahan  yang  terjadi  pada  siswa,  suasana  kelas,  dan  guru.  Setelah  pelaksanaan
48 siklus  I,  diketahui  keberhasilan  dan  hambatan  yang  dialami.  Langkah  berikutnya
yaitu menentukan tindakan untuk mengatasi hambatan tersebut. Peneliti menemukan kekurangan  pada  siklus  I,  oleh  karena  itu  peneliti  menyempurnakannya  dengan
melaksanakan siklus II. Siklus  II  merupakan  pelaksanaan  perbaikan  pembelajaran  siklus  I.  Kegiatan
yang  dilakukan  pada  siklus  II  sama  seperti  kegiatan  siklus  I.  Perbedaannya  yaitu sudah  dilakukan  perbaikan-perbaikan  berdasarkan  hambatan  dan  kegagalan  yang
pada siklus I. Perbaikan bertujuan untuk memperbaiki hambatan dan kegagalan yang ditemukan  pada  siklus  I.  Hasil  penelitian  pada  siklus  II  telah  mencapai  indikator
keberhasilan  yang  ditentukan.  Langkah  selanjutnya  yaitu  pemaknaan  dan penyimpulan  hasil  penelitian  tanpa  melaksanakan  siklus  lanjutan.  Pemaknaan  dan
penyimpulan harus dilakukan dengan teliti berdasarkan data yang diperoleh.
3.2 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas PTK Kolaboratif
Penelitian  tindakan  kelas  PTK  kolaboratif  memiliki  prosedur  yang  terdiri dari  perencanaan  dan  pelaksanaan  penelitian.  Menurut  Trianto  2011:  67,
perencanaan  memiliki  tujuan  menemukan  permasalahan,  selanjutnya  dicarikan solusi.  Sunendar  2005  dalam  Trianto  2011:  67  menyatakan  perencanaan  yang
dimaksud  yaitu  perencanaan  di  luar  pelaksanaan  tindakan,  oleh  sebab  itu  ada sebagian ahli yang menyebut tahap ini sebagai tahap Pra-PTK. Menurut Rustam dan
Mudilarto  2004  dalam  Trianto  2011:  68,  tahap  perencanaan  PTK  terdiri  dari mengidentifikasi  masalah,  menganalisis  dan  merumuskan  masalah,  serta
merencanakan  perbaikan.  Pelaksanaan  merupakan  langkah-langkah  alternatif  yang
49 diambil sebagai solusi dalam menyelesaikan permasalahan. Tahap pelaksanaan PTK
meliputi  penetapan  fokus  permasalahan,  perencanaan  tindakan,  pelaksanaan tindakan,  observasi  dan  pengumpulan  data,  serta  refleksi.  Tindakan  akhir  yang
dilakukan yaitu
penyusunan laporan
hasil penelitian
sebagai bentuk
pertanggungjawaban  peneliti.  Prosedur  penelitian  tindakan  kelas  PTK  kolaboratif akan diuraikan sebagai berikut.
3.2.1 Mengidentifikasi Masalah
Saminanto  2010:  9  menyatakan  bahwa  identifikasi  masalah  merupakan langkah  pertama  dalam  serangkaian  prosedur  penelitian.  Identifikasi  masalah
merupakan  tahap  penting  dalam  pelaksanaan  penelitian.  Identifikasi  masalah dilakukan  untuk  mengetahui  masalah  yang  terjadi  berkaitan  dengan  pembelajaran.
Aspek  penting  pada  tahap  ini  yaitu  menghasilkan  gagasan  awal  mengenai permasalahan aktual yang terjadi dalam pembelajaran. Masalah yang ditemukan guru
biasanya  berkaitan  dengan  pengelolaan  kelas  selama  pembelajaran.  Permasalahan yang  terjadi  saling  berkaitan  satu  sama  lain,  sehingga  pemecahan  masalah  yang
diajukan harus mampu memecahkan semua permasalahan yang terjadi.
3.2.2 Menganalisis dan Merumuskan Masalah
Menganalis  masalah  merupakan  kegiatan  untuk  mengetahui  penyebab terjadinya  masalah.  Penyebab  munculnya  masalah  dapat  berasal  dari  guru,  siswa,
materi ajar, sumber belajar, dan faktor lainnya. Penyebab munculnya masalah harus diketahui  supaya  dapat  menentukan  tindakan  yang  tepat  untuk  mengatasi  masalah
tersebut. Trianto 2011:  69 menyatakan bahwa  masalah  yang masih bersifat umum perlu  dirumuskan  supaya  lebih  jelas  dan  spesifik.  Analisis  masalah  yang  jelas  akan