Aktivitas Belajar Landasan Teori

25 pendidik dan peserta didik. Anak usia sekolah dasar mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi. Anak usia sekolah dasar selalu ingin melakukan eksplorasi terhadap lingkungan sekitarnya. Guru sebagai pendidik harus memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas sesuai usianya dalam pembelajaran. Dierich 1952 dalam Hamalik 2010: 90-1 membagi delapan kelompok aktivitas belajar, meliputi kegiatan-kegiatan visual, lisan oral, mendengarkan, menulis, menggambar, metrik, mental, dan emosional. Aktivitas belajar siswa dalam penelitian ini difokuskan pada kesiapan siswa mengikuti pembelajaran, keantusiasan, keberanian, dan kemampuan mempresentasikan hasil kerja. Aktivitas belajar siswa yang juga diamati yaitu kemampuan siswa bekerjasama dalam kelompok, kemampuan siswa dalam menindaklanjuti pengetahuan yang diperoleh, serta ketekunan siswa dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Berdasarkan uraian mengenai aktivitas belajar tersebut, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan dalam proses interaksi antara guru dan siswa yang dilakukan selama proses pembelajaran. Aktivitas belajar dilakukan untuk mencapai tujuan belajar. Tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran yakni adanya perubahan tingkah laku pada aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

2.1.5 Hasil Belajar

Menurut Suprijono 2012: 5, hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai- nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Suprijono 2012: 7 menambahkan, hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya sala h satu aspek potensi kemanusiaan saja. Rifa’i dan Anni 2011: 85 menyatakan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh 26 peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang dipelajari oleh peserta didik. Bloom 1956 dalam Rifa’i dan Anni 2011: 86-89 menyebutkan tiga taksonomi ranah belajar sebagai berikut. 1 Ranah kognitif cognitive domain, berkaitan dengan hasil berupa pengetahuan, kemampuan dan kemahiran intelektual. Ranah kognitif mencakup kategori pengetahuan knowledge, pemahaman comprehension, penerapan application, analisis analysis, sintesis synthesis, dan penilaian evaluation; 2 Ranah afektif affective domain, berkaitan dengan perasaan, sikap, minat, dan nilai. Ranah afektif terdiri dari lima aspek yaitu penerimaan receiving, penanggapan responding, penilaian valuing, pengorganisasian organization, dan pembentukan pola hidup organization by a value complex; dan 3 Ranah psikomotorik phychomotoric domain, berkaitan dengan kemampuan fisik seperti keterampilan motorik dan syaraf, manipulasi obyek, dan koordinasi syaraf. Penjabaran ranah psikomotorik ini sangat sukar karena seringkali tumpang tindih dengan ranah kognitif dan afektif. Menurut Simpson 1966-67 dalam Hamalik 2010: 82-83, kategori jenis untuk perilaku ranah psikomotorik adalah persepsi perception, kesiapan set, gerakan terbimbing guided response, gerakan terbiasa mechanism, gerakan kompleks complex overt response, penyesuaian adaptation, dan kreativitas originality. Tiga ranah belajar tersebut merupakan kesatuan yang saling melengkapi satu dengan yang lain. Ranah belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik tidak dapat dipisahkan, meskipun dapat dibedakan. Dalam melakukan penilaian hasil belajar, guru harus mampu menilai tiga ranah belajar yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Berdasarkan pendapat para ahli mengenai hasi belajar, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang berupa pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Hasil belajar diperoleh setelah melalui aktivitas dalam proses

Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE INTEGRATED READING AND Penerapan Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri Lobang 02 Limpun

0 2 18

PENDAHULUAN Penerapan Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri Lobang 02 Limpung Batang Tahun Ajaran 2013/2014.

0 1 10

PENERAPAN STRATEGI COOPERATIVE INTEGRATED READING AND Penerapan Strategi Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) Untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Intensif Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SD Negeri Lobang 02 Limpun

0 1 14

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF BAHASA INDONESIA MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Bahasa Indonesia Melalui Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Siswa Kelas IV Sd N 1

0 1 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF BAHASA INDONESIA MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Bahasa Indonesia Melalui Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Siswa Kelas IV Sd N 1

0 0 16

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA DAN MENULIS AKSARA JAWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC).

0 0 6

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF.

0 1 6

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DI SISWA KELAS V SD NEGERI SAWIT.

0 1 149

PENERAPAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN

0 1 16

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 TRIKARSO TAHUN AJARAN 2017/2018 - UNS Institutional Repository

0 0 17