60
multikolinearitas adalah jika nilai interkorelasi variabel independen tidak lebih dari 0,8. Hasil uji multikolinieritas dapat dilihat pada Tabel 14.
Tabel 14. Hasil Uji Multikolineritas Variabel
X
1
X
2
X
1
- 0,160
X
2
0,160 -
Tabel 14 menunjukkan bahwa, nilai interkorelasi variabel
independen masing-masing tidak lebih dari 0,8. Hal ini berarti dalam model regresi tidak terdapat interkorelasi variabel independen.
d. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi jika varian dari residual suatu
pengamatan ke pengamatan lainterjadi ketidaksamaan. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas.Untuk mendeteksi
heteroskedastisitas dapat melihat grafik scatterplot. Hasil uji
heteroskedastisitas menggunakan uji grafik scatterplot dengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows dapat dilihat pada Gambar 6.
61
Gambar 6. Hasil Uji Heteroskedastisitas Sumber: Data primer, diolah 2015.
Gambar 6 menunjukkan bahwa titik-titik yang terbentuk pada grafik scatterplot menyebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu X
dan sumbu Y. Selain itu, titik-titik tersebut tidak membentuk suatu pola tertentu, sehingga dapat disimpulkan dalam model regresi tidak terjadi
heteroskedastisitas.
3. Pengujian Hipotesis
a. Analisis Regresi Sederhana
Analisis ini digunakan untuk menghitung hipotesis pertama dan kedua yaitu untuk mengetahui pengaruh sikap siswa terhadap prestasi
belajar IPS, dan pengaruh variasi cara mengajar guru terhadap prestasi belajar IPS SMP di Kecamatan Sumpiuh. Hasil perhitungan analisis
3 2
1 -1
-2 -3
Regression Standardized Predicted Value
4 2
-2 -4
R egressi
on S
tandardi zed
R esi
dual Dependent Variable: Y
Scatterplot
62
regresi sederhana dengan SPSS dapat disusun model persamaan regresi linier sederhana sebagai berikut:
Y= 64,516 + 0,220 X
1
Y= 67,313 + 0,172X
2
Keterangan : X
1
= Sikap Siswa X
2
= Variasi Cara Mengajar Guru Y
= Prestasi Belajar IPS siswa Persamaan regresi linier sederhana tersebut dapat dijelaskan
bahwa: 1 Nilai koefisien variabel sikap siswa X
1
bernilai positif dapat diartikan bahwa antara variabel sikap siswa X
1
dan prestasi belajar IPS Y berhubungan searah. Jika sikap siswa siswa semakin
ditingkatkan maka prestasi belajar IPS siswaakan semakin meningkat. Sebaliknya, jika sikap siswa siswa semakin menurun
maka prestasi belajar IPS siswaakan semakin menurun. 2 Nilai koefisien variabel variasi cara mengajar guru X
2
bernilai positif dapat diartikan bahwa antara variabel variasi cara mengajar
guru X
2
dan prestasi belajar IPS Y berhubungan searah. Jika variasi cara mengajar guru semakin ditingkatkan maka prestasi
belajar IPS siswaakan semakin meningkat. Sebaliknya, jika variasi cara mengajar guru semakin menurun maka prestasi belajar IPS
siswaakan semakin menurun.
63
b. Analisis Regresi Ganda
Teknik ini digunakan untuk menguji hipotesis ketiga yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh sikap siswa dan variasi cara mengajar
guru secara bersama-sama terhadap prestasi belajar IPS. Berdasarkan hasil analisis regresi ganda dapat disusun model persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut: Y= 55,623 + 0,189 X
1
+ 0,149 X
2
Keterangan : X
1
= Sikap Siswa X
2
= Variasi Cara Mengajar Guru Y
= Prestasi belajar IPS siswa Setelah diperoleh persamaan regresi ganda, selanjutnya dilakukan
pengujian hipotesis penelitian,yang meliputi uji statistik t dan uji statistik F.
1 Uji t t test Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikansi
pengaruh dari kedua variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Pengujian statistik t dilakukan dengan rumusan
hipotesis berikut: H
o
: tidak ada pengaruh sikap siswa X1 dan variasi cara mengajar guru X
2
terhadap prestasi belajar IPS Y secara parsial. H
a
: ada pengaruh sikap siswa X
1
dan variasi cara mengajar guru X
2
terhadap prestasi belajar IPS Y secara parsial.