Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian

1 Komponen Kognitif Komponen kognitif merupakan keyakinan seseorang terhadap suatu objek tertentu. Keyakinan ini berkaitan dengan pengetahuan, pemahaman, dan konsep seseseorang terhadap objek tersebut. Komponen feeling, berkaitan dengan hubungan emosional seseorang seperti suka atau tidak suka terhadap suatu objek tertentu. Lebih lanjut, action tendency merupakan kesiapan seseorang untuk berperilaku terhadap objek tersebut. Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pada hakikatnya sikap adalah keyakinan, perasaan dan kecenderungan bertindak dari seseorang terhadap objek tertentu. Objek sikap tersebut dapat berupa benda, orang, institusi sosial maupun peristiwa tertentu. Sikap seseorang terhadap suatu objek dapat bersifat positif, dapat pula bersifat negatif. Jika seseorang mempunyai sikap positif terhadap objek tertentu, maka ia akan cenderung mendekati, menyenangi atau mengharapkan objek tersebut. Sebaliknya, jika bersikap negatif, maka ia akan cenderung menjauhi, menghindari, membenci dan tidak menyenangi objek tersebut. 2 Komponen Afektif Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut hubungan yang emosional seseorang terhadap objek sikap. Ketika seseorang bersikap terhadap suatu objek, maka ketiga komponen sikap tersebut akan mempolakan arah yang seragam sehingga membentuk keselarasan dan konsistensinya. 3 Komponen Perilaku Komponen perilaku menunjukkan bagaimana perilaku atau kecenderungan yang ada dalam diri berperilaku seseorang berkaitandengan objek sikap yang dihadapinya. Asumsi dasar adalah bahwa kepercayaan atau perasaan mempengaruhi perilaku yang artinya bahwa perilaku seseorang dalam situasi tertentu akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan perasaannya terhadap stimulus tersebut. Oleh karena itu, sikap siswa terhadap seseorang dapat tercermin pada perilakunya terhadap objek. Menurut Saifuddin Azwar 1995: 28 bahwa ketiga komponen tersebut adalah selaras dan konsisten, dikarenakan apabila dihadapkan dengan satu objek sikap yang sama maka ketiga komponen itu harus mempolakan arah sikap yang seragam. Apabila salah satu saja diantara ketiga komponen sikap tidak konsisten dengan yang lain, maka akan terjadi ketidakselarasan yang menyebabkan timbulnya mekanisme perubahan sikap sedemikian rupa sehingga konsistensi itu tercapai kembali. Berdasarkan kutipan tersebut jelas sekali antara komponen kognitif, afektif, dan kecenderungan bertindak itu tidak dapat dipisahkan karena merupakan suatu kesatuan yang selaras, saling berhubungan dan berpadu satu sama lainnya menyebabkan dinamika yang cukup kompleks dan dapat mempengaruhi kecenderungan perilaku individu. Dengan melihat salah satu di antara ketiga bentuk respon tersebut maka sikap seseorang terhadap objek sudah dapat diketahui. Sikap seseorang dapat dipahami secara mendalam lebih dari sekedar melihat seberapa positif atau negatif sikap tersebut. Winkel 2004: 117 berpendapat bahwa sikap berarti kecenderungan untuk menerima atau menolak suatu objek berdasarkan penilaian terhadap objek itu sebagai hal yang berguna atau berharga sikap positif atau tidak berguna atau tidak berharga sikap negatif. Artinya sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS berarti kecenderungan untuk menerima atau menolak pelajaran IPS berdasarkan penilaiannya terhadap IPS sebagai hal yang berguna atau berharga sikap positif terhadap IPS atau sebagai hal yang tidak berguna atau berharga sikap negatif terhadap IPS. Berdasarkan pendapat tersebut dapat dikatakan bahwa sikap seseorang terhadap mata pelajaran IPS dapat dilihat dari sejauh mana kesediaan siswa untuk terlibat dalam berbagai kegiatan pelajaran IPS sebagai kegiatan yang berharga sikap positif atau kurang berharga sikap negatif. Sikap positif dan negatif siswa dapat dilihat dari komponen sikap yang terdiri dari komponen kognitif, komponen afektif, dan komponen tingkah laku yang berkenaan dengan suatu objek yang disertai dengan perasaan positif atau negatif.

2. Variasi Cara Mengajar Guru

a. Pengertian Variasi Cara Mengajar Guru

Variasi mengajar adalah suatu kegiatan guru dalam konteks proses interaksi belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam situasi belajar-mengajar, siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, antusiasme, serta partisipasi penuh Moh. Uzer Usman, 2008: 84. Selanjutnya, Winkel 1986: 139 keterampilan menggunakan variasi diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa sehingga dalam proses belajar siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan serta secara aktif. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa keterampilan menggunakan variasi diadakan karena faktor kebosanan yang disebabkan oleh adanya penyajian kegiatan belajar yang begitu-begitu saja akan mengakibatkan perhatian, motivasi, dan minat siswa terhadap pelajaran, guru, sekolah menurun. Atas dasar itu diperlukan adanya keanekaragaman dalam penyajian kegiatan belajar.

b. Tujuan dan Manfaat Variasi Mengajar Guru

Variasi mengajar guru mempunyai berbagai tujuan dan manfaat dalam pelaksanaan pembelajaran. Moh. Uzer Usman 2008: 85 menyarankan bahwa tujuan dan manfaat variasi mengajar guru antara lain:

Dokumen yang terkait

Hubungan antara sikap siswa terhadap mata pelajaran IPS dengan hasil belajar IPS kelas X SMK Attaqwa 05 Kebalen

1 17 97

Hubungan komunikasi guru-siswa dengan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS di MAN 15 Jakarta

2 46 130

Pengaruh persepsi siswa mengenai keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar IPS siswa di SMP Muhammadiyah 1 Cileungsi

0 11 0

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG VARIASI MENGAJAR GURU DAN CARA BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 7 BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 6 70

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Ne

0 1 19

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA MENGENAI VARIASI GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR Pengaruh Motivasi Belajar Dan Persepsi Siswa Mengenai Variasi Gaya Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar Akuntansi Pada Siswa Kelas XI IPS SMA Ne

0 1 13

PENGARUH KINERJA MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS SMA NEGERI 13 BANDUNG.

0 1 72

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XII IPS.

1 2 37

PENGARUH KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN IPS : Survey Pada Siswa SMP Di Kabupaten Purwakarta.

3 4 42

PENGARUH GAYA MENGAJAR GURU TERHADAP MINAT BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 8 PALU

0 0 8