Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian Telur

1. Bagaimana penerapan bauran pemasaran telur puyuh pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga PPBT? 2. Apakah faktor – faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi pemasaran telur puyuh pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga PPBT? 3. Alternatif strategi pemasaran apa yang tepat bagi Peternakan Puyuh Bintang Tiga PPBT sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian pada latar belakang dan perumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengidentifikasi penerapan bauran pemasaran telur puyuh pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga PPBT. 2. Mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan yang mempengaruhi pemasaran telur puyuh pada Peternakan Puyuh Bintang Tiga PPBT. 3. Merumuskan alternatif strategi pemasaran yang tepat bagi Peternakan Puyuh Bintang Tiga PPBT sesuai dengan kondisi internal dan eksternal perusahaan.

I.4 Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan manfaat bagi berbagai pihak yaitu: 1. Bagi penulis yaitu sebagai media untuk mengaplikasikan ilmu - ilmu yang telah diperoleh selama kuliah pada kondisi aktual di masyarakat. 2. Bagi Perusahaan yaitu dapat membantu dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat sehingga dapat mendukung kemajuan perusahaan. 3. Bagi pembaca diharapkan dapat memberikan informasi dan sebagai bahan perbandingan mengenai strategi pemasaran bagi perusahaan untuk penelitian selanjutnya. II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Burung Puyuh

Puyuh adalah spesies atau subspesies dari genus coturnik yang tersebar diseluruh daratan, kecuali Amerika. Pada tahun 1870, puyuh jepang yang disebut japanese quail Coturnix-coturnix Japonica mulai masuk Amerika. Namun, sebutan untuk puyuh ini kemudian berubah menjadi beragam seperti common quail, stubble quail, pharoah’s quail, eastern quail, asiatic quail, japanese grey quail, king quail, dan japanese king quail. Terdapat banyak jenis puyuh yang tersebar diseluruh dunia, termasuk di Indonesia. Namun, tidak semua puyuh tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penghasil pangan. Saat ini baru beberapa jenis burung puyuh yang dikenal serta dipelihara untuk diambil daging dan telurnya. Puyuh yang saat ini banyak diternakan untuk diambil telurnya adalah puyuh Coturnix-coturnix Japonica merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang, ukuran tubuh relatif kecil, berkaki pendek, memiliki bulu loreng, lubang hidung berada dipangkal paruh dan dapat diadu. Burung puyuh termasuk kedalam hewan pemakan biji – bijian. Burung puyuh dalam bahasa Jawa Indonesia disebut juga Gemak dan dalam Bahasa asingnya disebut “Quail”. Di Indonesia puyuh mulai dikenal dan diternakan sejak akhir 1979 dan terus berkembang hingga sekarang. Sentra Peternakan burung puyuh di Indonesia banyak terdapat di Sumatera, Jawa Barat,Jawa Timur dan Jawa Tengah.

2.1.1 Manfaat Beternak Puyuh

Selain sekedar penyaluran hobi, beternak puyuh dapat dilakukan sebagai usaha baik kecil – kecilan skala rumah tangga, besar – besaran komersial, maupun untuk usaha sampingan. Nilai jual puyuh disetiap umurnya cukup tinggi, baik telur konsumsi, telur tetas, bibit, hingga apkirannya. Bahkan, bulu dan kotorannya pun masih memberi manfaat.

a. Telur

Saat ini telur puyuh sudah memasyarakat. Parameter tersebut dilihat dari mudahnya ditemukan penjual telur puyuh, baik pedagang sayur keliling, warung, toko, supermarket, bahkan asongan di jalan maupun kendaraan umum. Dalam pesta pun hidangan berbahan telur puyuh dapat ditemui dengan mudah. Secara umum komposisi kandungan telur puyuh adalah 47,4 albumin putih telur, 31,9 Yolk kuning telur, serta 20,7 cangkang dan selaput tipis. Dari hasil penelitian, ketebalan cangkang telur puyuh sekitar 0.197 mm dan ketebalan membran selaput tipis 0.063mm. bobot telur puyuh rata – rata 10 gram atau sekitar 8 dari bobot tubuh puyuh betina. Puyuh betina mampu bertelur saat berumur sekitar 41 hari. Pada masa bertelur, dalam satu tahun dapat dihasilkan 250 – 300 butir telur , yaitu dalam periode bertelur 9 – 12 bulan.

b. Daging