Tahapan Perencanaan Strategis Sistem Informasi Manajemen

tersebut. Juga dengan memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar. d. Kekuatan tawar – menawar Pemasok Penjual Kekuatan tawar – menawar Pemasok Penjual bargaining power of supplier mempengaruhi intensitas persaingan dalam suatu industri, khususnya ketika ada sejumlah besar pemasok, ketika hanya ada sedikit barang substitusi yang cukup bagus, atau ketika biaya untuk mengganti bahan baku sangat mahal. Strategi ini efektif khususnya ketika pemasok tidak dapat diandalkan, terlalu mahal, atau tidak mampu memenuhi kebutuhan perusahaan secara konsisten. e. Kekuatan Tawar – menawar Pembeli konsumen Kekuatan posisi tawar – menawar pembeli menjadi berkembang jika mereka lebih terkonsentrasi atau terorganisasi, produk tersebut merupakan bagian yang signifikan dari biaya pembeli, produk tidak terdiferensiasi, biaya perpindahan pemasokproduk lain rendah, pembeli peka terhadap harga karena laba yang rendah, atau pembeli dapat melakukan integrasi kehulu. Untuk meningkatkan kontrol terhadap pembeli perusahaan dapat memilih pembeli yang memiliki posisi tawar yang paling rendah atau yang sulit mengganti pemasok, pertahanan yang lebih baik adalah mengembangkan tawaran unggul yang tidak dapat ditolak oleh para pembeli yang kuat.

3.1.6 Tahapan Perencanaan Strategis

David 2006 mengungkapkan teknik perumusan strategi yang penting dapat diintegrasikan kedalam kerangka kerja pengambilan keputusan tiga tahap seperti terlihat pada Gambar 5. 1. Tahap Input Tahap ini akan memberikan informasi dasar untuk matriks di tahap pencocokan dan keputusan. Tahap ini meringkas informasi input dasar yang diperlukan untuk merumuskan strategi. Pada tahap ini kerangka kerja perumusan strategi terdiri atas matriks EFE, Matriks IFE, dan Matriks Profil Kompetitif Competitive Profile Matriks - CPM. Tahap input membutuhkan penyusun strategi untuk mengkuantifikasi secara subjektif selama tahap awal dari proses perumusan strategi. Membuat keputusan kecil dalam matriks input berhubungan dengan tingkat penting relatif dari faktor internal dan eksternal memungkinkan penyusun strategi untuk menghasilkan dan mengevaluasi strategi dengan lebih efektif. Penilaian intuitif yang baik selalu dibutuhkan untuk menentukan bobot dan peringkat yang sesuai. 2. Tahap Pencocokan Tahap ini berfokus pada menciptakan alternatif strategi yang layak dengan mencocokkan faktor eksternal dan internal kunci. Teknik tahap 2 mencakup matriks kekuatan – kelemahan - peluang - ancaman Strengths- Weakness- Opportunities- Threats , Matriks Evaluasi Tindakan dan Posisi Strategi Strategic Position and Action Evaluation- SPACE , Matriks Boston Consulting Group BCG, Matriks Internal Eksternal IE, dan Matriks Strategi Besar Grand Strategy Matriks . Pada penelitian ini teknik yang akan digunakan adalah Matriks IE dan Matriks SWOT karena mudah dipahami dan dipelajari. TAHAP 1. TAHAP INPUT INPUT STAGE Matriks Evaluasi faktor Matriks Profil Kompetitif Matriks Evaluasi Faktor Eksternal Eksternal Competitive Profile Internal Internal Factor Matriks- CPM Factor Evaluation - Evaluation- EFE IFE TAHAP 2. TAHAP PENCOCOKAN MATCHING STAGE Matriks Matriks Evaluasi Matriks Boston Matriks internal Matriks Kekuatan- Tindakan dan Consulting Group EksternalIE Strategi Kelemahan- Posisi Strategis BCG Grand Peluang- Strategic Position Strategy Ancaman and Action Evaluation- Stength- SPACE Weakness- Opportunities- Threats- SWOT TAHAP 3. TAHAP KEPUTUSAN DECISION STAGE Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif Quantitative Strategic Planning Matrix- QSPM Gambar 5. Kerangka Kerja Analitis untuk Perumusan Strategi Sumber : David 2006 3. Tahap Keputusan Tahap keputusan melibatkan strategi tunggal yaitu Matriks Perencanaan Strategis Kuantitatif Quantitative Strategic Planning Matrix- QSPM. QSPM menggunakan input dari tahap 1 untuk mengevaluasi secara objektif alternatif – alternatif strategi yang layak dan dengan demikian memberikan dasar tujuan untuk memilih strategi spesifik.

3.2 Kerangka Pemikiran Operasional