Tahap Keputusan Metode Analisis Data

Tabel 12. Matriks SWOT Biarkan selalu kosong STRENGTHS S Tentukan 5 – 10 faktor – faktor kekuatan internal WEAKNESSES W Tentukan 5 – 10 faktor – faktor kelemahan internal OPPORTUNITIES O Tentukan 5 – 10 faktor peluang eksternal STRATEGI SO Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang STRATEGI WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang TREATHS T Tentukan 5 – 10 faktor peluang eksternal STRATEGI ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman STRATEGI WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman Sumber : David 2006

4.5.4 Tahap Keputusan

Pada tahap ini akan dilakukan analisis untuk membuat keputusan perumusan strategi yang tepat. Sejumlah alternatif strategi pemasaran yang telah diperoleh dari matriks SWOT selanjutnya akan dievaluasi lagi dengan menggunakan Matriks Perencanaan Strategi Kumulatif Quantitative Strategic Planning Matriks-QSPM untuk menghasilkan daftar prioritas strategi dengan membuat peringkat strategi. QSPM merupakan teknik analisis yang didesain untuk menentukan daya tarik relatif dari alternatif tindakan yang layak. Terdapat enam langkah yang dibutuhkan untuk mengembangkan QSPM yaitu : 1. Membuat daftar peluangancaman eksternal dan kekuatankelemahan internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini harus diambil secara langsung dari matriks EFE atau IFE. Minimum sepuluh faktor keberhasilan kunci eksternal dan sepuluh faktor keberhasilan kunci internal harus dimasukkan dalam QSPM 2. Berikan bobot untuk masing – masing faktor internal dan eksternal. Bobot ini identik dengan yang ada pada matriks EFE dan IFE. Bobot disajikan dalam kolom percis disamping kanan faktor keberhasilan kunci eksternal dan internal. 3. Evaluasi matriks tahap 2 pencocokan, dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan. Catat strategi – strategi ini pada baris atas QSPM. Kelompokkan strategi kedalam set yang independen jika memungkinkan. 4. Tentukan Nilai Daya Tarik Attractiveness Score-AS didefinisikan sebagai angka yang mengindikasikan daya tarik relatif dari masing – masing strategi dalam set alternatif tertentu. Nilai Daya Tarik Attractiveness Score-AS ditentukan dengan mengevaluasi masing – masing faktor internal atau eksternal kunci, satu pada suatu saat tertentu, dan mengajukan pertanyaan, “Apakah faktor ini mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat?” jika jawabanya ya, maka strategi tersebut harus dibandingkan secara relatif terhadap faktor kunci tersebut. Secara spesifitk, Nilai Daya Tarik harus diberikan untuk masing – masing strategi untuk mengindikasikan daya tarik relatif dari satu strategi atas strategi lainnya, dengan mempertimbangkan faktor tertentu. Jangkauan untuk nilai daya tarik yaitu 1 = tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat menarik. Jika jawaban atas pertanyaaan diatas adalah tidak, mengindikasikan bahwa faktor kunci tersebut tidak memiliki dampak terhadap pilihan spesifik yang dibuat, dengan demikian tidak perlu diberikan bobot terhadap strategi dalam set tersebut. Gunakan tanda minus untuk mengindikasikan bahwa faktor utama tersebut tidak mempengaruhi pilihan strategi yang dibuat. Catatan yaitu: jika anda memberikan nilai daya tarik AS untuk yang lainnya. Dalam kata lain, jika satu strategi mendapat minus, maka yang lainnya pada baris yang sama harus mendapat minus juga. 5. Hitung total Nilai Daya Tarik. Total Nilai Daya Tarik Total Attractiveness Score–TAS didefinisikan sebagai produk dari pengalian bobot langkah 2 denagn Nilai Daya Tarik langkah 4 dalam masing – masing baris. Total Nilai Daya tarik mengindikasikan daya tarik relatif dari masing – masing alternatif strategi,dengan hanya mempertimbangkan pengaruh faktor keberhasilan kunci internal atau eksternal terdekat. Semakin tinggi Total Nilai Daya Tarik, semakin menarik alternatif strategi tersebut dengan hanya mempertimbangkan faktor keberhasilan kunci terdekat. 6. Hitung penjumlahan Total Nilai Daya Tarik. Tambahkan total nilai daya tarik dalam masing – masing kolom strategi dari QSPM. Penjumlahan total nilai daya tarik STAS mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dari setiap set alternatif. Nilai yang lebih tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menarik, mempertimbangkan semua faktor internal dan eksternal yang relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis. Tingkat perbedaan antar penjumlahan total nilai daya tarik dari set alternatif strategi tertentu mengindikasikan tingkat kesukaan relatif dari satu strategi di atas yang lain. Tabel 13. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif QSPM Faktor-Faktor Kunci Bobot Alternatif Strategi Strategi 1 Strategi 2 AS TAS AS TAS Faktor-Faktor Kunci Eksternal Faktor-Faktor Kunci Internal Jumlah Total Daya Tarik Sumber : David 2006 Dengan melakukan analisis dan evaluasi dengan menggunakan QSPM maka akan dihasilkan prioritas strategi pemasaran yang tepat dan dapat diterapkan oleh perusahaan. V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1 Sejarah dan Perkembangan Peternakan Puyuh Bintang Tiga PPBT Peternakan Puyuh Bintang Tiga PPBT merupakan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis yaitu peternakan puyuh petelur Coturnix-coturnix Japonic. PPBT memulai usahanya sejak bulan September 2007 dan terus mengalami perkembangan hingga saat ini. PPBT pada awalnya didirikan oleh tiga orang bersahabat yang sepakat untuk mendirikan sebuah usaha peternakan yang kemudian diberi nama Peternakan Puyuh Bintang Tiga PPBT. Mereka adalah Bapak Wahyudiono sebagai investor utama yang menanamkan modalnya sebesar 55 persen, Bapak Prastiyo,Spt sebagai investor yang menanamkan modalnya sebesar 35 persen sekaligus berperan sebagai pengelola usaha Peternakan Puyuh Bintang Tiga, dan Bapak Ohi Jazuli yang menanamkan modal sebesar 10 persen. Alasan yang mendasari pendirian peternakan ini adalah karena tingkat permintaan telur puyuh di Kabupaten dan Kota Bogor yang sangat tinggi, didukung dengan harga jual telur puyuh yang stabil dan tidak memerlukan modal yang terlalu besar untuk memulai usaha peternakan puyuh. Selain itu, Pengalaman Bapak Prastiyo,Spt yang pernah bekerja di peternakan puyuh Golden Quail Sukabumi selama 18 bulan akan sangat membantu Bapak Prastiyo,Spt yang akan berperan sebagai pengelola usaha dari PPBT. Namun, setelah usaha peternakan ini berjalan selama satu tahun, mulai terjadi perbedaan visi diantara pemilik modal. Bapak Wahyudiono yang berperan sebagai investor utama memutuskan untuk menjual seluruh sahamnya kepada Bapak Prastiyo,Spt karena memutuskan untuk lebih fokus kepada bisnis batik yang dikelola oleh istrinya. Begitupun dengan Bapak Ohi Jazuli yang akhirnya mengelola dan diberikan saham sebesar 40 dari peternakan puyuh yang berada dibelakang lokasi Peternakan Puyuh Bintang Tiga yang selama ini dikelola oleh Bapak Prastiyo,Spt dengan orang perkapalan. Hal ini bertujuan agar bapak Prastiyo,Spt dapat lebih fokus untuk mengelola dan mengembangkan PPBT dengan visi yang dimilikinya. Sehingga pada bulan September 2008 seluruh modal dari Peternakan Puyuh Bintang Tiga menjadi milik Bapak Prastiyo,Spt secara pribadi dengan luas area lahan 2000 m 2 dan jumlah populasi puyuh yang dikelola saat ini mencapai 20.000 ekor. PPBT berdiri dengan pendirian ijin usaha yang meliputi ijin lingkungan, ijin kecamatan, dan telah terdaftar di direktorat jenderal pajak pada 23 Febuari 2009 sehingga memiliki NPWP dengan nomor 25.264.491.9.434.000. PPBT juga telah memiliki ijin usaha dengan surat keterangan usaha no 5100304112008 Seiring dengan semakin berkembangnya PPBT membuat Bapak Prastiyo,Spt mulai melakukan perluasan usaha yaitu dengan menambah jumlah kandang untuk puyuh petelur dan juga menambah unit bisnis yang dikelolanya. Pada awal berdirinya PPBT hanya mengelola usaha puyuh petelur, namun saat ini PPBT juga mengelola bisnis pakan unggas untuk puyuh dan ayam ras dan mulai menjual bibit puyuh kepada para peternak skala rumah tangga didaerah Cibungbulang, Sukabumi dan Lido yang akhirnya menjadi mitra bisnis dari PPBT. Sistem kemitraan yang terbangun yaitu PPBT akan menyediakan dan menjual bibit puyuh kepada peternakan kemudian menyupplai pakan puyuh setiap dua hari dan selanjutnya peternakan yang menjadi mitra akan menjual telur puyuh yang dihasilkan kepada PPBT. Sistem kemitraan ini merupakan salah satu strategi yang dijalankan oleh PPBT untuk menambah kuantitas telur puyuh sehingga dapat memenuhi permintaan pelanggan.

5.2 Lokasi dan Keadaan Peternakan Puyuh Bintang Tiga PPBT