diternakkan hanya menghabiskan pakan sehingga akan memperbesar biaya pemeliharaan.
Daging puyuh biasanya dijual di supermarket dalam bentuk karkas utuh dan dimasukkan ke dalam kemasan plastik tertutup. Ada dua macam bentuk karkas
yang dijual yaitu new york dress dan ready to cook. Pada karkas new york dress, tubuh puyuh sudah dibersihkan dari darah dan bulu utuh.
Sementara pada karkas ready to cook, tubuh puyuh bersih dari darah, bulu, kepala, kaki, dan seluruh isi rongga perut, kecuali hati, ampela dan jantung. Di
Indonesia, penjualan daging puyuh secara komersial belum begitu lazim, kecuali di Jawa Tengah.
c. Kotoran
Bau kotoran puyuh lebih menyengat dibandingkan dengan kotoran ayam atau unggas lain. Apalagi bila puyuh diberi pakan berkadar protein tinggi. Namun,
kotoran puyuh masih dapat dimanfaatkan sebagai pupuk yang sangat baik untuk tanaman sayur, tanaman hias, dan campuran bahan pakan konsentrat ternak.
d. Hewan Laboratorium
Dalam percobaan – percobaan laboratorium, puyuh selalu dipilih sebagai hewan percobaan. Ada beberapa dasar pertimbangan yang dipakai, yaitu siklus
hidupnya yang relatif singkat. Seekor puyuh khususnya Coturnix coturnix japonica
, sudah mencapai dewasa kelamin pada umur 41 hari dan menghasilkan telur.
e. Tabungan
Ternak puyuh dapat dijadikan sebagai tabungan. Dari beternak puyuh, peternak dapat memperoleh telur, bibit, dan apkiran. Bibit puyuh banyak dicari
oleh peternak puyuh pemula untuk memulai bisnisnya. Sementara puyuh apkir dapat dijual sebagai ternak potong bila sudah tidak produktif lagi. Hal tersebut
merupakan salah satu bentuk tabungan karena puyuh dapat dimanfaatkan mulai dari bibit hingga puyuh apkir.
2.1.2. Skala Usaha dan Program Pemeliharaan
Peternakan puyuh yang dikelola secara intensif memerlukan program pemeliharaan dan tata laksana yang baik untuk mendapatkan hasil yang optimal
dan menguntungkan. Program pemeliharaan dan tata laksana harus dilakukan
dengan benar dan teratur sejak penetasan telur, pemeliharaan anakan puyuh, sampai masa apkir.
a. Skala Usaha Besar
Skala Usaha Besar adalah jika jumlah puyuh yang dipelihara lebih dari 8000 ekor. Menurut Abidin 2002 semakin besar skala usaha maka akan semakin
beragam produk yang dihasilkan dan bisa dijual. Pengusaha ternak puyuh dalam skala besar biasanya melakukan hampir seluruh kegiatan pemeliharaan, dari
penetasan, pemeliharan puyuh anakan DOQ, pemeliharaan puyuh pembibit, dan petelur atau pedaging.
b. Skala Usaha Menengah
Peternak skala menengah biasanya memelihara jumlah ternak sebanyak 2400 – 8000 ekor. Bagi peternak skala menengah terdapat beberapa pilihan yaitu
melakukan seluruh kegiatan pemeliharaan dari penetasan sampai pemeliharaan puyuh dewasa dengan populasi kecil atau hanya melakukan usaha pemeliharaan
dari stater atau grower sampai dewasa. Pada skala usaha ini, usaha yang dapat dilakukan yaitu menghasilkan puyuh pembibit, petelur, atau pedaging. Namun,
peternak di Indonesia umumnya lebih memilih beternak puyuh petelur, sedangkan puyuh apkiran dimanfaatkan sebagai puyuh pedagingpotong. Walaupun ada juga
yang merangkap sebagai peternak puyuh pembibit.
c. Skala Usaha Kecil atau Usaha Sampingan
Peternak skala kecil atau sampingan biasanya hanya memelihara puyuh dari starter
atau grower sampai apkir yaitu dari puyuh petelur menjadi puyuh pedaging. Kandang yang diperlukan hanya kandang untuk puyuh petelur.
2.1.3 Perkandangan a. Persyaratan Kandang
Kandang merupakan salah satu komponen penting dalam pemeliharaan puyuh sebab disitulah setiap hari puyuh tinggal. Untuk itulah penentuan lokasi harus
memperhatikan syarat - syarat agar puyuh tidak mengalami stres dan memiliki produktivitas yang tinggi. Kandang harus dibuat sebaik dan senyaman mungkin
serta sesuai dengan syarat – syarat hidup burung puyuh. Menurut Agus G.T.K et al 2001 syarat – syarat hidup puyuh adalah sebagai berikut :
a. Jauhkan lokasi kandang dari kebisingan. Puyuh termasuk burung yang peka
terhadap suara. Bila dibiarkan ditempat bising, puyuh akan terkena stres dan secara langsung akan berpengaruh terhadap produktivitas telurnya.
b. Hindarkan kandang dari percikan air, baik tidak langsung maupun langsung.
Pilihlah lokasi yang tidak menimbulkan genangan dan tidak terlalu lembab. Lokasi yang terlalu lembab dapat mengakibatkan puyuh mudah terkena
penyakit. c.
Jaga kelancaran sirkulasi udara dengan membuat ventilasi udara dalam kandang. Untuk menunjang hal tersebut sebaiknya dinding kandang dibuat
dari kawat ram. d.
Kandang sebaiknya dibuat menghadap timur agar sinar matahari pagi bisa masuk kandang. Sinar matahari sangat diperlukan untuk menghangatkan
puyuh dan kandang, membunuh bibit penyakit, menghindarkan kelembaban, dan menyuplai vitamin D. Tidak hanya pada siang hari puyuh perlu cahaya,
saat malam hari puyuh pun tetap perlu penghangat. Karena itu, kandang perlu dilengkapi dengan penerangan yang cukup.
e. Lantai kandang sebaiknya bukan dari tanah atau tidak menempel pada tanah.
Jarak ideal antara tanah dan lantai kandang adalah 40 cm. Supaya tidak terlalu lembab, lantai dibuat dari susunan bata merah atau campuran semen, pasir dan
kapur. Paling baik lantai terbuat dari bahan tras. f.
Karena kotoran burung puyuh berbau tajam, sebaiknya pilih lokasi usaha yang cukup jauh dari pemukiman atau tempat tinggal penduduk. Bila tidak
memungkinkan, bau kotoran dapat dinetralisir dengan bubuk zeolit. Bubuk tersebut ditabur dalam wadah penampung kotoran.
b. Sistem Kandang
Terdapat beberapa jenis kandang yang mempunyai kelebihan dan kekurangan masing – masing. Sistem kandang yang biasa digunakan adalah sistem litter dan
sangkar baterai. a.
Sistem Litter Penggunaan sistem litter masih jarang dilakukan di Indonesia. Sistem litter
dipakai di negara empat musim. Sistem litter menggunakan 80 sekam padi dicampur 15 kotoran sapi kering dan 15 kapur mati. Seandainya sekam padi
tidak tersedia peternak dapat menggunakan serbuk gergaji sebagai pengganti. Manfaat dari sistem litter adalah dapat menghemat tenaga dan praktis karena litter
tidak perlu dibersihkan setiap hati. Sedangkan kelemahannya adalah telur banyak tertutup oleh litter sehingga banyak terinjak oleh puyuh, pakan serta air minum
puyuh akan kotor tercemar oleh litter. Efek yang paling merugikan adalah mudahnya puyuh terserang penyakit pernapasan karena debu yang dihasilkan pada
saat mengais dan ”mandi” litter. b.
Sistem Sangkar baterai Sistem sangkar paling banyak digunakan oleh peternak puyuh di Indonesia.
Dinding dan lantai terbuat dari kawat kasaram sehingga disediakan alas dibawah lantai untuk menampung kotoran dropping board. Dengan adanya tempat
penampungan kotoran tersebut, pemeliharaan kebersihan ruangan tempat kandang berada lebih mudah dilakukan dan kotoran tidak menimpa kandang puyuh
dibawahnya. Sistem kandang ini mempunyai sirkulasi udara yang sangat baik sehingga dapat mencegah beberapa penyakit yang disebabkan oleh parasit.
c. Jenis Kandang