Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

102 program PMTAS ini dapat dijadikan suatu peluang bagi para pelaku usahaternak sapi perah untuk terus meningkatkan produksi susu dan menjaga kualitas susu yang dihasilkan, guna memasok kebutuhan susu yang masih tinggi dan sebagai upaya mendukung serta menyukseskan peningkatan gizi masyarakat Indonesia. Selain itu, pemerintah daerah bersama Dinas-dinas terkait melakukan upaya penyuluhan dan pembinaan kepada peternak dan koperasi di wilayah- wilayah yang berpotensi dalam mengembangkan usahaternak sapi perah. Upaya tersebut dilakukan dengan mengirimkan Penyuluh Pertanian Lapang PPL dari Dinas-dinas terkait untuk memberikan pembinaan dan pengawasan langsung terhadap jalannya kegiatan budidaya usahaternak sapi perah saat di lapangan. Upaya pemerintah tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 61PermentanOT.140112008 tentang Pedoman Pembinaan Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta. Dengan adanya dukungan dari pemerintah daerah bersama Dinas terkait, peternak dan koperasi dapat termotivasi dan percaya diri untuk meningkatkan produktivitasnya dalam menghasilkan susu dengan kualitas terbaik dan mampu bersaing dengan susu impor.

6.2.1.3. Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan

Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki karakteristik laju pertumbuhan penduduk yang pesat. Hal ini dapat dilihat dari jumlah penduduk Indonesia yang mengalami peningkatan, yaitu dari tahun 2000 sebesar 205,1 juta jiwa menjadi 237,6 juta jiwa pada tahun 2010 dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 persen per tahun BPS 2010. Peningkatan jumlah penduduk saat ini memberikan dampak yang besar terhadap peningkatan permintaan produk pangan. Ditambah lagi dengan adanya perkembangan gaya konsumsi masyarakat di Indonesia yang sudah mengarah untuk mengkonsumsi pangan yang sehat. Hal tersebut mendukung keberadaan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar karena usaha usaha ini menghasilkan susu sebagai bahan baku pangan yang memiliki kandungan gizi tinggi. Kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi dari susu ini berpengaruh pada peningkatan jumlah permintaan susu. Peningkatan tersebut ditandai dengan peningkatan konsumsi susu nasional per kapita, yaitu pada tahun 2008 sebesar 6,91 kgkapita menjadi 8,90 kgkapita pada tahun 2009 Direktorat Jenderal Peternakan 2010. Dengan demikian, 103 kondisi tersebut akan memberikan peluang pasar yang lebih luas bagi KUD Puspa Mekar untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap kebutuhan susu dengan meningkatkan produksi susu yang dihasilkan. Selain gaya konsumsi yang berubah dan tren peningkatan konsumsi susu yang terjadi, faktor lingkungan juga mempengaruhi usahaternak sapi perah. Salah satu faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap usahaternak sapi perah adalah ketersediaan lahan hijauan. Keberadaan lahan hijauan saat ini sudah semakin tergeser fungsinya menjadi lahan bagi pembangunan rumah dan gedung- gedung bertingkat. Sehingga, kondisi tersebut akan mengancam ketersediaan pakan hijauan yang merupakan sumber pakan ternak utama yang dibutuhkan oleh sapi perah. Asupan pakan hijauan ini diindikasi mengandung kandungan air yang cukup sebagai pakan ternak ideal, sehingga dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas susu yang dihasilkan. Dengan terbatasnya ketersediaan lahan hijauan, maka akan menghambat KUD Puspa Mekar dalam upaya mengembangkan usahaternak sapi perahnya melalui peningkatan kuantitas dan kualitas susu yang dihasilkan.

6.2.1.4. Teknologi