62 yang dilakukannya, sehingga tercipta hubungan kerja sama yang baik antara
pengurus, anggota, karyawan, serta stakeholders lainnya. Adapun perubahan dan perbaikan yang sudah dilakukan oleh KUD Puspa Mekar sampai saat ini antara
lain: a. Dengan melihat potensi wilayah kerja KUD Puspa Mekar, unit usaha yang
dikelola saat ini hanya bergerak pada bidang usahaternak sapi perah produksi susu segar. Simpan pinjam, makanan ternak, dan waserda bukan merupakan
unit usaha yang berdiri sendiri, tetapi hanya sebatas pelayanan yang diberikan kepada anggota yang pengelolaanya masih diperbantukan oleh KPSBU.
b. Struktur organisasi KUD Puspa Mekar mengalami perubahan dengan adanya pengurangan karyawan dan dipekerjakannya satu orang karyawan dari KPSBU
yang saat ini menjabat sebagai Manajer Operasional COO KUD Puspa Mekar.
c. Dihapuskannya sistem pengumpul kolektor susu dalam struktur keanggotaan KUD Puspa Mekar. Pelayanan KUD diberikan secara langsung kepada anggota
tanpa melalui perantara pengumpulkolektor susu. d. Diberlakukannya sistem quality control untuk produksi susu sesuai dengan
standarisasi yang ditetapkan di KPSBU.
5.2. Visi, Misi, dan Tujuan KUD Puspa Mekar
KUD Puspa Mekar hingga saat ini belum memiliki visi dan misi yang tertulis secara jelas. Namun, berdasarkan hasil wawancara dengan pihak internal
KUD Puspa Mekar, yaitu dengan Ketua KUD Puspa Mekar, visi dan misi KUD Puspa Mekar mengacu pada konsep koperasi peternakan sapi perah persusuan
pada umumnya. KUD Puspa Mekar mempunyai visi, yaitu “Menjadi koperasi susu terdepan di Indonesia dalam mensejahterakan anggota”. Untuk mencapai visi
tersebut, KUD Puspa Mekar memiliki misi-misi yang mendukung. Adapun misi- misi dari KUD Puspa Mekar, antara lain:
63 a. Mensejahterakan anggota melalui pelayanan prima dengan manajemen yang
berkomitmen. b. Meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan,
pemberdayaan SDM, dan kemitraan strategis. Dari pernyataan mengenai visi dan misi KUD Puspa Mekar, maka dapat
diartikan bahwa KUD Puspa Mekar memiliki tujuan untuk berupaya memberikan pelayanan terbaik kepada anggotanya melalui unit usaha yang dijalankan, guna
meningkatkan kesejahteraan anggota dan masyarakat disekitarnya. 5.3.
Wilayah Kerja
KUD Puspa Mekar terletak di Jalan Kolonel Masturi RT 0215 No. 20 Desa Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
Wilayah kerja KUD Puspa Mekar mencakup tiga kecamatan dan delapan desa di wilayah Kabupaten Bandung Barat. Adapun kecamatan tersebut adalah
Kecamatan Parongpong, Kecamatan Cisarua, dan Kecamatan Ngamprah. Sedangkan, untuk wilayah desa tersebut, meliputi Desa Cigugur Girang, Desa
Cihideung, Desa Karyawangi, Desa Cihanjuang Rahayu, Desa Kertawangi, Desa Tugu Mukti, Desa Jambudipa, dan Desa Paku Haji. Melihat keadaan dan potensi
wilayah kerja KUD Puspa Mekar yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai peternak sapi perah, maka hal ini menjadi alasan dasar bagi
KUD Puspa Mekar untuk menjadikan unit usahaternak sapi perah sebagai unit usaha yang utama demi memenuhi kebutuhan anggotanya.
5.4. Kegiatan KUD Puspa Mekar
Kegiatan KUD Puspa Mekar mencakup kegiatan di bidang organisasi, yaitu kegiatan yang menyangkut manajemen KUD Puspa Mekar dan kegiatan di
bidang unit usaha dan pelayanan anggota, seperti unit usahaternak sapi perah, pelayanan kesehatan hewan ternak, makanan ternak, waserda, dan simpan pinjam.
64
5.4.1. Bidang Organisasi
5.4.1.1. Struktur Organisasi KUD Puspa Mekar
Struktur organisasi adalah suatu rangkaian atau bagan skematis yang menggambarkan pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab diantara
fungsionaris organisasi tersebut. Struktur organisasi KUD Puspa Mekar pada umumnya sama dengan struktur organisasi koperasi lainnya, yaitu perangkat
organisasi yang didasarkan pada Undang-undang Perkoperasian No. 25 Tahun 1992 Pasal 21 yang menyatakan bahwa perangkat organisasi koperasi terdiri dari
Rapat Anggota Tahunan RAT sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, pengurus yang menjalankan kegiatan usaha koperasi, dan badan pengawas yang bertugas
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi.
Pada struktur organisasi KUD Puspa Mekar juga terdapat Manajer Operasional atau Chief Operational Officer COO yang bertanggung jawab
langsung kepada pengurus koperasi, Kepala Urusan Kaur yang bertanggung jawab langsung kepada Manajer, dan staf dari masing-masing Kaur yang
bertanggung jawab langsung kepada Kaur. Struktur organisasi KUD Puspa Mekar dapat dilihat pada Gambar 8. Adapun penjelasan dari masing-masing bagian pada
struktur organisasi KUD Puspa Mekar adalah sebagai berikut. a. Rapat Anggota
Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi pada organisasi koperasi. Rapat anggota ini dikenal dengan Rapat Anggota Tahunan RAT yang
melibatkan seluruh anggota koperasi dan dilaksanakan setiap satu tahun sekali atau selambat-lambatnya tiga bulan setelah tutup buku pada tahun yang
bersangkutan. RAT adalah wujud pertanggungjawaban koperasi sebagai suatu organisasi ekonomi atau badan usaha.
RAT KUD Puspa Mekar dilaksanakan satu tahun sekali dan biasanya jatuh pada bulan ketiga setelah tutup buku pada tahun yang bersangkutan. Dalam RAT
ditetapkan garis-garis kebijaksanaan KUD Puspa Mekar, meliputi laporan pertanggungjawaban pengurus, Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja
Koperasi RAPBK, pemilihan pengurus, serta rencana kegiatan atau program
65 kerja yang akan dilaksanakan pada tahun berikutnya. Selain itu, pengurus juga
membuka forum tanya jawab dan memberikan kesempatan kepada anggota untuk menyampaikan aspirasinya yang berkenaan dengan perkembangan KUD Puspa
Mekar. Pengurus menampung saran, kritik, dan ide-ide sebagai rencana pengembangan KUD Puspa Mekar tahun berikutnya. Selain dihadiri oleh
pengurus dan anggota, RAT KUD Puspa Mekar juga dihadiri oleh para undangan, antara lain perwakilan dari pihak KPSBU sebagai perwakilan pengurus Asosiasi
KPSBU – KUD Puspa Mekar, perwakilan dari pihak GKSI sebagai organisasi koperasi persusuan sekunder di Jawa Barat, dan perwakilan dari pihak Kecamatan
Parongpong, Dinas Peternakan dan Perikanan serta Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Bandung Barat. Semua anggota
KUD Puspa Mekar selalu hadir dalam RAT yang diselenggarakan. Pembagian SHU merupakan motivasi utama anggota untuk hadir dalam RAT KUD Puspa
Mekar. b. Pengurus dan Pengawas
Pengurus dan pengawas koperasi dipilih oleh Rapat Anggota sesuai dengan Anggaran Dasar atau Anggaran Rumah Tangga ADART Koperasi.
Proses pemilihan pengurus dan pengawas dilakukan setiap lima tahun sekali dengan sistem demokratis melalui pemilihan langsung oleh anggota. Setiap
anggota berhak untuk dipilih dan memilih. Pengurus KUD Puspa Mekar yang terpilih memiliki tugas, wewenang, dan tanggung jawab yang sama dengan tugas
pengurus koperasi lainnya sesuai Undang-undang No. 25 Tahun 1992 dan dalam Anggaran Dasar Koperasi yang telah dipolakan oleh pemerintah. Adapun tugas,
wewenang, dan tanggung jawab pengurus adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan kebijakan umum yang telah ditetapkan dalam RAT.
2. Mengajukan rencana kerja serta Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi RAPBK dan disahkan dalam RAT.
3. Menetapkan tentang kebijakan personaliakepegawaian. 4. Mewakili untuk dan atas nama KUD dalam menyelenggarakan hubungan
dengan pihak ketiga. 5. Mengawasi dan mengendalikan semua program KUD.
66 6. Melakukan pembinaan kepada karyawan dan anggota.
7. Membina suasana kerja yang harmonis. 8. Bertanggung jawab atas semua kegiatan KUD.
9. Menyusun laporan pertanggungjawaban pengurus tiap tahun buku. Dewan Pengawas dan Penasehat DPP merupakan suatu dewan yang
terbentuk untuk menggantikan Badan Pengawas dengan mengacu pada ketentuan yang dikeluarkan oleh Dinas Koperasi dan UMKM. DPP memiliki fungsi sebagai
pengawas, pembina dan pelindung terhadap kegiatan koperasi, seperti memberi nasehat, pandangan, kritik dan saran. Selain itu, DPP juga berperan sebagai
penampung aspirasi yang berasal dari atau untuk pengurus, karyawan, anggota, maupun masyarakat. Pengawasan yang dilakukan oleh DPP KUD Puspa Mekar,
meliputi pengawasan laporan keuangan, surat berharga, persediaan barang, peralatan dan perlengkapan, pembukuan, serta kebijakan pengurus dalam
menyelenggarakan usaha dan organisasi KUD Puspa Mekar. DPP KUD Puspa Mekar melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan kebijakan dan pengelolaan
manajemen KUD Puspa Mekar setiap dua minggu sekali dan sekurang-kurangnya sebulan sekali.
Adapun Susunan Pengurus dan DPP KUD Puspa Mekar untuk Periode Tahun 2009 – 2014 adalah sebagai berikut:
Pengurus Ketua
: Djatnika, S.E Sekretaris
: Asep Supriatna Bendahara
: Agus Rahman Mardiana
Pengawas Ketua
: Mamat K. Danu Wijaya Anggota
: 1. Mahmud Hidayat, S.ST 2. Cucu Saefudin
67 Gambar 8.
Struktur Organisasi KUD Puspa Mekar
Sumber: Laporan Tahunan KUD Puspa Mekar, 2011
c. Manajer dan Karyawan Manajer dan karyawan adalah pengelola dari setiap kegiatan yang
dijalankan oleh koperasi. Manajer diangkat dan diberhentikan oleh pengurus melalui Rapat Anggota dan bertanggung jawab langsung kepada pengurus.
Manajer sangat dibutuhkan dalam perkembangan usaha koperasi, khususnya yang mempunyai wawasan dalam merencanakan, mengorganisir, mengawasi dan
mengendalikan agar usaha efektif dan efisien. Manajer mengkoordinasikan karyawan untuk melaksanakan tugas pada bidang usaha yang dijalankan oleh
koperasi. Rapat Anggota Tahunan
RAT
Pengurus Dewan Pengawas
dan Penasehat DPP
Manajer Operasional COO
Kaur. Administrasi Kaur. Quality
Control Kaur. PAD
Kaur. Kesehatan Hewan
Staf
Anggota Keterangan :
: Garis KomandoPendelegasian : Garis Tanggung Jawab
: Koordinasi
: Pelayanan
68 KUD Puspa Mekar memiliki seorang manajer sebagai pelaksana harian di
bidang usaha atau disebut sebagai Manajer Operasional Chief Operational OfficerCOO yang ditunjuk langsung oleh KPSBU sebagai perwakilan dari
Asosiasi KPSBU – KUD Puspa Mekar. Adapun tugas dan tanggung jawab manajer antara lain:
1. Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggaran masing-masing unit yang berada dibawah tanggung jawabnya.
2. Mengikuti rapat pembahasan rencana kerja dan anggaran koperasi secara keseluruhan dengan pengurus dan membantu menyelesaikan naskah rencana
kerja dan anggaran untuk disajikan dalam rapat anggota. 3. Melaksanakan tugas bidang usaha sesuai rencana dan anggaran kerja yang
telah disetujui dalam rapat anggota. 4. Memimpin dan mengkoordinir karyawan dalam melaksanakan tugas unit
usaha. 5. Melaksanakan tugas yang telah didelegasikan pengurus.
Dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, Manajer KUD Puspa Mekar dibantu oleh 14 orang staf karyawan yang dikepalai oleh Kepala Urusan
Kaur pada bidangnya masing-masing, seperti bidang administrasi, quality control, Petugas Administrasi Daerah PAD, dan kesehatan hewan. Kaur
administrasi bertugas dan bertanggung jawab dalam hal data keanggotaan dan pencatatan jumlah susu yang dihasilkan. Kaur quality control bertugas dan
bertanggung jawab atas kualitas susu yang dihasilkan oleh anggota, yaitu dengan cara melakukan penyampelan susu melalui uji berat jenis, uji alkohol, dan uji rasa
di setiap Tempat Penampungan Susu TPS, sehingga dapat menentukan harga berdasarkan kualitas susu yang dihasilkan. Kaur PAD bertugas mengkoordinir
jadwal pengambilan susu ke setiap TPS dan mengkoordinir permintaan waserda, serta makanan ternak dari anggota. Kaur kesehatan hewan bertugas melayani
anggota dalam bidang kesehatan dan sanitasi, seperti pelayanan Inseminasi Buatan IB, membantu proses melahirkan, pemberian obat cacing atau suntik
antibiotik, potong tanduk dan kuku, serta memberi penyuluhan kepada anggota
69 mengenai kebersihan kandang untuk menghasilkan kualitas susu dan harga
terbaik. Adapun Susunan Manajer dan Karyawan KUD Puspa Mekar untuk
Periode Tahun 2009 – 2014 adalah sebagai berikut: Manajer Operasional COO : Sumira Ferdiansyah
Kaur Administrasi : Asep Supriatna
Staf Administrasi : 1. Imas Rusmiati
2. Entin Solihat Kaur Quality Control
: Agus Rahman Mardiana Kaur PAD
: Nunang Staf PAD
: 1. Kandar 2.
Ucup 3.
Iwan 4. Tomi Mulyana
5. Ade Daryana Kaur Kesehatan Hewan
: Jajang Jajuli Staf Kesehatan Hewan
: Asep Roni PengemudiSupir
: 1. Tata Sutisna 2.
Ujang Jumlah karyawan KUD Puspa Mekar setiap tahunnya mengalami
peningkatan, hal ini didasarkan pada jumlah anggota dan produksi susu yang juga semakin meningkat. Adapun perkembangan jumlah karyawan KUD Puspa Mekar
dari tahun 2006 – 2011 dapat dilihat pada Gambar 9.
70
Gambar 9 . Perkembangan Jumlah Karyawan KUD Puspa Mekar Tahun 2006 –
2011 data diolah
Sumber: Laporan Tahunan KUD Puspa Mekar Tahun Buku 2006 – 2011
5.4.1.2. Keanggotaan KUD Puspa Mekar
Berbeda dengan perusahaan, koperasi merupakan kumpulan orang bukan kumpulan modal. Semakin banyak jumlah anggota, maka semakin kokoh
kedudukan koperasi sebagai suatu badan usaha, baik ditinjau dari segi organisasi maupun dari segi ekonomis. Sebab, badan usaha koperasi dibiayai dan dikelola
oleh para anggota. Anggota koperasi sebagai pemilik sekaligus pemakai jasa atau pelanggan menginginkan koperasi dapat memberikan pelayanan terbaik kepada
anggota. Untuk dapat mencapai hal itu, partisipasi dan peran serta anggota juga diperlukan untuk melakukan pengelolaan dan pengawasan terhadap usaha
koperasi yang juga dilakukan oleh anggota. Keanggotaan seseorang dalam koperasi dimulai atau diakhiri setelah
memenuhi syarat yang diminta dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga ADART Koperasi yang bersangkutan beserta peraturan-peraturannya.
Jika seseorang telah memenuhi syarat keanggotaan koperasi dan telah dicatat dalam daftar keanggotaan koperasi, maka keanggotannya telah dianggap sah.
Keanggotaan KUD Puspa Mekar dilakukan secara terbuka, sukarela atau tidak ada paksaan, dan didasarkan pada kesamaan kepentingan peternak yang ingin menjadi
anggota. Pada umumnya, kepentingan peternak untuk menjadi anggota KUD
2 4
6 8
10 12
14 16
2006 2007
2008 2009
2010 2011
Ju m
lah O
r a
n g
Tahun Perkembangan Jumlah Karyawan KUD Puspa Mekar
Tahun 2006 – 2011
Ba nya k Ka ryawan
71 Puspa Mekar adalah ingin memasarkan susu yang dihasilkannya serta kemudahan
dalam memperoleh pelayanan simpan pinjam dan kesehatan hewan ternaknya. Persyaratan administrasi yang ditetapkan KUD Puspa Mekar kepada calon
anggota sangat mudah karena untuk menjadi anggota, calon anggota hanya disyaratkan berumur minimal 17 tahun dan memiliki minimal 1 ekor sapi,
menyerahkan fotokopi KTP, membayar simpanan pokok, dan langsung menyetorkan susunya kepada KUD Puspa Mekar. Dengan demikian, calon
anggota tersebut langsung menjadi anggota dan tercatat dalam daftar keanggotaan KUD Puspa Mekar.
Apabila anggota merasa sudah tidak memiliki kepentingan terhadap KUD Puspa Mekar, maka KUD Puspa Mekar berhak memberikan kebebasan kepada
anggota tersebut untuk menentukan pilihan apakah ingin keluar atau tetap menjadi anggota KUD Puspa Mekar. Namun, apabila anggota KUD Puspa Mekar tersebut
ingin keluar, maka yang bersangkutan diminta untuk mengajukan izin dan menjelaskan alasan keluar dari keanggotaan KUD Puspa Mekar, serta harus
menyelesaikan syarat yang menyangkut hak dan kewajiban sebagai anggota KUD Puspa Mekar sesuai dengan ADART KUD Puspa Mekar. Adapun kewajiban
dari masing-masing anggota yang tergabung dalam KUD Puspa Mekar antara lain:
1. Mematuhi ADART serta keputusan yang telah disepakati dalam RAT 2. Berpartisipasi dalam kegiatan usaha yang diselenggarakan oleh koperasi
3. Mengembangkan dan memelihara kebersamaan berdasarkan atas asas kekeluargaan
Sedangkan, hak dari masing-masing anggota yang tergabung dalam KUD Puspa Mekar adalah sebagai berikut:
1. Menghadiri, menyatakan pendapat, dan memberikan suara dalam rapat anggota 2. Memilih dan atau dipilih menjadi anggota pengurus dan pengawas
3. Meminta diadakan rapat anggota menurut ketentuan dalam AD Koperasi 4. Mengemukakan pendapat atau saran kepada pengurus di luar rapat anggota
baik diminta maupun tidak diminta
72 5. Memanfaatkan koperasi dan mendapat pelayanan yang sama antar sesama
anggota 6. Mendapat keterangan mengenai perkembangan koperasi menurut ketentuan
dalam AD Koperasi Keanggotaan dalam KUD Puspa Mekar terdapat dua jenis, yaitu anggota
aktif dan anggota non aktif atau pasif. Anggota aktif merupakan anggota yang sampai saat ini masih terus melakukan transaksi dengan KUD Puspa Mekar baik
menyetorkan susu maupun membayarkan simpanan pokok dan wajib ke KUD Puspa Mekar. Sedangkan, anggota pasif adalah anggota yang tidak menyetorkan
susunya ke KUD Puspa Mekar dikarenakan sapi perah yang dimilikinya belum mampu memproduksi susu dan atau sedang berada dalam masa kering kandang
atau tidak dapat memproduksi susu. Adapun perkembangan jumlah anggota aktif KUD Puspa Mekar tahun 2006 – 2011 dapat dilihat pada Gambar 10.
Pada Gambar 10 dapat dijelaskan bahwa anggota aktif KUD Puspa Mekar pada tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan sebesar 36,7 persen disebabkan
adanya perubahan sistem keanggotaan dengan pelayanan melalui perantara pengumpulkolektor susu menjadi pelayanan langsung. Baru mulai tahun 2009
hingga 2011 anggota aktif KUD Puspa Mekar mengalami peningkatan sebesar 41,7 dengan jumlah anggota aktif pada tahun 2009 sebanyak 207 orang dan
pada tahun 2011 sebanyak 355 orang. Namun, peningkatan jumlah anggota ini tidak terlalu berdampak signifikan terhadap peningkatan produksi susu yang
dihasilkan KUD Puspa Mekar.
73
50 100
150 200
250 300
350 400
2006 2007
2008 2009
2010 2011
Ju m
la h
O r
an g
Tahun Perkembangan Jumlah Anggota KUD Puspa Mekar
Tahun 2006 – 2011
Anggota Aktif
Gambar 10. Perkembangan Jumlah Anggota Aktif KUD Puspa Mekar Tahun
2006 – 2011 data diolah
Sumber: Laporan Tahunan KUD Puspa Mekar Tahun Buku 2006 – 2011
5.4.2. Bidang Unit Usahaternak Sapi Perah Produksi Susu Segar
Unit usahaternak sapi perah atau produksi susu segar merupakan pilar utama bagi kemajuan KUD Puspa Mekar dan merupakan kegiatan usaha yang
memiliki kontribusi besar dalam memberikan kesejahteraan bagi anggota KUD Puspa Mekar yang seluruhnya adalah peternak sapi perah. Dalam kegiatannya,
unit usahaternak sapi perah ini berperan sebagai penyalur susu yang menampung dan mengumpulkan susu dari peternak untuk selanjutnya disalurkan ke Industri
Pegolahan Susu IPS. Populasi sapi perah menunjukkan seberapa besar aset yang dimiliki oleh
para anggota KUD Puspa Mekar pada usahaternak sapi perahnya. Rata-rata kepemilikan sapi anggota KUD Puspa Mekar adalah sebanyak 2 – 3 ekor. Adapun
populasi ternak sapi perah KUD Puspa Mekar secara keseluruhan berdasarkan jumlah sapi induk laktasi, dara, pedet, dan jantan dewasa yang dikelola oleh
anggota KUD Puspa Mekar saat ini adalah sebagai berikut: 1. Sapi induk laktasi kosong
: 309 ekor 2. Sapi induk laktasi 2 – 6 bulan
: 118 ekor 3. Sapi induk laktasi 7 – 9 bulan
: 41 ekor 4. Sapi dara kosong
: 71 ekor
74 5. Sapi dara 2 – 6 bulan
: 22 ekor 6. Sapi dara 7 – 9 bulan
: 6 ekor 7. Sapi pedet jantan
: 178 ekor 8. Sapi pedet betina
: 66 ekor 9. Sapi jantan dewasa
: 17 ekor Jumlah Total
: 830 ekor Berdasarkan jumlah anggota sebanyak 355 orang dengan populasi sapi perah saat
ini yang masih berjumlah 830 ekor, maka unit usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar hanya mampu memproduksi susu sebanyak kurang lebih 8.000 liter per
hari.
5.4.3. Bidang Pelayanan Anggota
Pelayanan kepada anggota merupakan hal yang mutlak ada dalam koperasi. Partisipasi anggota koperasi dapat ditentukan oleh pelayanan yang
diberikan oleh koperasi. Kebutuhan anggota biasanya dapat terpenuhi dengan adanya pelayanan melalui unit-unit usaha yang menunjang kegiatan usahaternak
sapi perah, seperti unit usaha IBkesehatan hewan ternak, makanan ternak, waserda untuk kebutuhan budidaya ternak dan rumah tangga anggota, dan simpan
pinjam. Namun, saat ini KUD Puspa Mekar belum memiliki modal untuk mendirikan unit-unit usaha tersebut. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya KUD
Puspa Mekar memenuhi kebutuhan anggota melalui bentuk pelayanan anggota yang diperbantukan oleh KPSBU.
5.4.3.1. Kesehatan Hewan Ternak
Pelayanan ini bertujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi hewan ternak anggota. Penanganan penyakit dilakukan apabila terdapat masalah
pada sapi perah yang dimiliki oleh anggota. yaitu dengan cara memberikan pengobatan dan himbauan kepada anggota untuk merawat sapinya dengan baik.
Selain itu, pelayanan ini juga memberikan pelayanan Inseminasi Buatan IB dan straw semen beku yang berasal dari Balai Inseminasi Buatan BIB Lembang.
Selama tahun 2011, pelayanan IBkesehatan hewan KUD Puspa Mekar telah menangani 6.962 kasus penyakit yang diderita oleh hewan ternak anggota.
75 Adapun jenis penyakit hewan ternak beserta jumlah kasus yang ditangani dan
jumlah kematiannya pada tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 13 berikut.
Tabel 13 . Pelayanan Kesehatan Hewan Ternak KUD Puspa Mekar Tahun 2011
No. Penyakit
Jumlah Kasus Jumlah Kematian
1. Gangguan Umum
3.326 -
2. Gangguan Pernapasan
244 2
3. Gangguan Alat Gerak
120 -
4. Gangguan Urine
74 -
5. Gangguan Pencernaan
986 3
6. Gangguan Reproduksi
1.393 1
7. Gangguan Lainnya
819 -
Jumlah 6.962 6
Sumber: Laporan Tahunan KUD Puspa Mekar, 2011
5.4.3.2. Makanan Ternak
Pelayanan makanan ternak KUD Puspa Mekar merupakan kegiatan untuk memenuhi ketersediaan pakan ternak anggota. Pelayanan makanan ternak ini
menyediakan makanan ternak berupa konsentrat yang berfungsi sebagai asupan tambahan bagi pakan ternak. KUD Puspa Mekar saat ini bekerja sama dengan
KPSBU dalam memasok makanan ternak untuk selanjutnya disalurkan kepada anggota. Hingga saat ini, KUD Puspa Mekar belum dapat memproduksi pakan
ternak sendiri karena permodalan, bahan baku, dan peralatan yang dimiliki KUD Puspa Mekar belum cukup memadai. Adapun ketersediaan pakan konsentrat yang
telah disalurkan kepada anggota pada tahun 2011 adalah sebanyak 600.000 kg.
5.4.3.3. Warung Serba Ada Waserda
Pelayanan waserda merupakan kegiatan KUD Puspa Mekar dalam bentuk warung yang menyediakan berbagai produk kebutuhan anggota, seperti peralatan
untuk budidaya ternak sapi perah, penyediaan sembilan bahan pokok, makanan kecil dan minuman, pakaian, serta produk-produk lainnya yang menjadi
kebutuhan anggota. Harga produk yang diberikan untuk pelayanan waserda KUD Puspa Mekar relatif lebih murah dibandingkan dengan warung-warung pada
umumnya. Ketersediaan barang waserda KUD Puspa Mekar juga masih dikerjasamakan dengan KPSBU dengan omset penjualan pada tahun 2011 sebesar
Rp. 480.000.000.
76
5.4.3.4. Simpan Pinjam
Pelayanan simpan pinjam anggota KUD Puspa Mekar mulai diadakan pada tahun 2007. Setiap anggota KUD Puspa Mekar memiliki hak untuk
melakukan peminjaman uang. Namun, pelayanan simpan pinjam ini masih di khususkan untuk melayani para anggota yang aktif karena sesuai dengan
kemampuan permodalan yang ada dan keamanan dalam proses pengembaliannya. Pemberian jumlah pinjaman kepada anggota tidak diperbolehkan melebihi jumlah
bayaran susu anggota per 15 hari dan sistem pembayarannya langsung dipotong dari hasil penjualan susu sebanyak lima kali potongan bayaran susu atau selama
2,5 bulan dengan bunga pinjaman sebesar satu persen. Adapun jumlah kredit simpan pinjam KUD Puspa Mekar yang telah digulirkan untuk anggota pada
tahun 2011 adalah sebesar Rp. 814.511.000.
77
VI. ANALISIS LINGKUNGAN USAHA
KUD PUSPA MEKAR
Analisis lingkungan usaha merupakan salah satu proses yang harus dilakukan dalam manajemen strategi yang bertujuan untuk mengidentifikasi
lingkungan usaha KUD Puspa Mekar. Lingkungan usaha KUD Puspa Mekar terdiri dari lingkungan internal dan lingkungan eksternal. Lingkungan eksternal
terbagi lagi menjadi dua, yaitu lingkungan jauh dan lingkungan industri.
6.1. Analisis Lingkungan Internal
Lingkungan internal KUD Puspa Mekar adalah lingkungan yang dapat dikendalikan oleh pihak manajemen KUD Puspa Mekar, meliputi aspek
manajemen, pemasaran, keuangan, produksioperasi, penelitian dan pengembangan, serta sistem informasi manajemen. Analisis lingkungan internal
KUD Puspa Mekar digunakan untuk mengetahui kemampuan KUD Puspa Mekar dalam mencapai kinerja dan menggungguli pesaing.
6.1.1. Manajemen Pelaksanaan manajemen yang baik sangat mendukung keberhasilan setiap
organisasi dalam pencapaian tujuannya. KUD Puspa Mekar dalam mengendalikan kegiatan usahanya berdasarkan pada pelaksanaan sistem manajemen, meliputi
kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, pengelolaan, dan pengendaliankontrol. Fungsi-fungsi manajemen yang diterapkan oleh KUD
Puspa Mekar secara garis besar adalah sebagai berikut. 6.1.1.1. Perencanaan
Perencanaan merupakan dasar bagi organisasi untuk mempersiapkan dan mempertimbangkan berbagai faktor yang berpengaruh terhadap perkembangan
organisasi di masa depan dengan berfokus pada faktor yang terpenting. KUD Puspa Mekar memiliki fungsi perencanaan yang terorganisir. Penyusunan
perencanaan KUD Puspa Mekar dilakukan secara tertulis dan langsung oleh seluruh pengurus dan anggota melalui mekanisme Rapat Anggota Tahunan
RAT. Perencanaan selalu dilakukan KUD Puspa Mekar setiap tahunnya guna meningkatkan kinerja unit usahaternak sapi perahnya. Penyusunan rencana KUD
78 Puspa Mekar untuk tahun selanjutnya merupakan hasil evaluasi usahaternak sapi
perah pada RAT sebelumnya. Berdasarkan Laporan Tahunan KUD Puspa Mekar Tahun Buku 2011,
dalam rangka menghadapi persaingan dengan pihak-pihak terkait di bidang persusuan yang mengambil keuntungan pribadi dari peternak atau anggota, maka
KUD Puspa Mekar menyusun rencana kerja tahun 2012 sebagai berikut: 1. Meningkatkan penyuluhan dan pembinaan bagi pengurus dan anggota terkait
dengan perkoperasian dan usahaternak sapi perah 2. Meningkatkan SDM dan profesionalisme karyawan
3. Melakukan penertiban data keanggotaan 4. Menambah anggota dengan cara mengajak calon anggota untuk berkoperasi
5. Meningkatkan fasilitas produksioperasi dengan cara menambah armada pengangkutan dan tangki susu, serta melakukan penyeragaman penggunaan
milk can kepada anggota 6. Meningkatkan kualitas susu di atas standar yang berlaku sebagai parameter
harga susu ke anggota 7. Menata hubungan baik dengan instansi terkait yang sifatnya dapat mendorong
kemajuan KUD Puspa Mekar 8. Menata kembali KUD Puspa Mekar sebagai koperasi yang mandiri di wilayah
Kecamatan Parongpong 9. Menjalin dan menjaga hubungan baik dengan KPSBU sebagai mitra usaha.
6.1.1.2. Pengorganisasian Pengorganisasian bertujuan untuk mencapai usaha yang terkoordinasi
dengan mendefinisikan hubungan pekerjaan dengan otoritas. Pengorganisasian KUD Puspa Mekar dapat dilihat pada Bab V mengenai Struktur Organisasi KUD
Puspa Mekar Gambar 7. Walaupun sudah ada spesialisasi pekerjaan, namun dalam pelaksanaan tugasnya masih sering disesuaikan dengan situasi dan kondisi
serta kemampuan dari masing-masing pengurus dan karyawan. Sehingga, hubungan koordinasi yang dijalankan pada kenyataannya belum berjalan seperti
yang telah digambarkan dalam struktur tersebut. Dalam struktur organisasi KUD Puspa Mekar masih terdapat penumpukan tugas dan rangkap jabatan untuk
79 beberapa fungsi koordinasi, seperti jabatan sekretaris dan Kaur administrasi yang
dipegang oleh Asep Supriatna, serta jabatan bendahara dan Kaur quality control yang dipegang oleh Agus Rahman Mardiana. Selain itu, beberapa staf PAD juga
terkadang merangkap tugas menjadi supir atau sebaliknya. Selama ini, adanya penumpukan tugas tersebut didasari oleh inisiatif dari pengurus dan karyawan
untuk mengerjakan kegiatan yang dinilai penting bagi kegiatan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar. Namun, penumpukan tugas dan rangkap jabatan
tersebut dapat berpengaruh terhadap kinerja KUD Puspa Mekar. 6.1.1.3. Pemotivasian
Pemotivasian dapat didefinisikan sebagai proses mempengaruhi orang untuk mencapai tujuan tertentu. Fungsi pemotivasian ini dibutuhkan untuk
menjaga kondisi KUD Puspa Mekar agar tetap mengarah pada tujuan yang sudah ditetapkan. Pemotivasian yang dilakukan KUD Puspa Mekar melibatkan usaha
yang diarahkan untuk membentuk perilaku pengurus, anggota, dan karyawan, sehingga dapat memajukan dan mengembangkan usahaternak sapi perah KUD
Puspa Mekar. Adapun usaha-usaha yang dilakukan KUD Puspa Mekar dalam memotivasi pengurus, anggota, dan karyawannya, antara lain:
1. Melakukan komunikasi dua arah antara pengurus, anggota, dan karyawan secara efektif
2. Menampung aspirasi pengurus, anggota dan karyawan untuk dibandingkan dalam setiap pertemuanrapat
3. Memberikan kesempatan yang seluas-luasnya bagi pengurus, anggota, dan karyawan untuk memperoleh penyuluhan, pembinaan, serta pendidikan terkait
dengan perkoperasian dan usahaternak sapi perah. 4. Memberlakukan sistem pembayaran susu yang tepat waktu kepada anggota dan
pemberian penghargaan terhadap pengurus, anggota, dan karyawan yang dapat memberikan prestasi dalam mengelola kegiatan usahaternak sapi perah KUD
Puspa Mekar. Namun, masih ada salah satu dari upaya pemotivasian tersebut yang belum
terealisasi secara maksimal, yaitu kegiatan penyuluhan dan pembinaan terkait
80 dengan pendidikan dasar-dasar perkoperasian belum dilakukan secara rutin
kepada anggota. Hal ini dapat berdampak pada kurangnya pemahaman peternak sebagai anggota KUD Puspa Mekar. Kondisi inilah yang pada umumnya
menyebabkan peternak dapat dengan mudah keluar dari keanggotaan KUD Puspa Mekar dan lebih memilih bergabung dengan perusahaan swastaCV.
6.1.1.4. Pengelolaan
Aktivitas pengelolaan yang dilakukan KUD Puspa Mekar difokuskan pada manajemen sumber daya manusia yang terdiri dari anggota dan karyawan.
Kegiatan pengelolaan anggota dan karyawan KUD Puspa Mekar terkait dengan sistem perekrutan. Upaya perekrutan anggota yang dilakukan KUD Puspa Mekar
tidak memiliki syarat khusus, selama memiliki keinginan, komitmen, dan tujuan yang sama, yaitu untuk memajukan serta mengembangkan usahaternak sapi perah.
Untuk mempermudah mencatat data keanggotan dan memberikan pelayanan langsung kepada anggota, pengelolaan anggota KUD Puspa Mekar
dikelompokkan berdasarkan Tempat Penampungan Kelompok TPK yang diberi nama sesuai dengan wilayah tempat tinggal anggota. Adapun daftar keanggotaan
KUD Puspa Mekar berdasarkan TPK tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 14. Perekrutan karyawan yang dilakukan KUD Puspa Mekar juga belum
memiliki sistem standarisasi yang jelas. Perekrutan karyawan hanya didasari pada kejujuran, kemauan, dan komitmen untuk bekerja sama dengan KUD Puspa
Mekar, sehinga tingkat pendidikan bukan hal utama yang perlu dipertimbangkan. Hal ini terlihat dari masih adanya karyawan dengan tingkat pendidikan terakhir
hanya sampai SD dan SMP. Pengelolaan karyawan KUD Puspa Mekar dikelompokkan menjadi dua jenis berdasarkan tingkat keterampilan dan lamanya
masa bekerja di KUD Puspa Mekar, yaitu karyawan tetap dan kontrak. Karyawan tetap dikelompokkan lagi menjadi tiga golongan berdasarkan tingkat pendidikan.
81
Tabel 14 . Daftar Keanggotaan KUD Puspa Mekar Berdasarkan TPK Tahun 2011
No. TPK
Jumlah Anggota
No. TPK
Jumlah Anggota
1. Babakan Patrol
7 14.
Paku Haji 34
2. Cihideung 13
15. Sariwangi 10
3. Kampung Baru
8 16. Tugu
33 4. Kancah
35 17. Karyawangi
62 5. Sukawarna
13 18. Tugu
Mukti 15
6. Gunung Masigit
8 19. Tutugan
4 7. Cigugur
3 20. Pasir
Langu -
8. Mokla 8
21. Babakan Patrol
2 9. Parongpong
6 22. Cijamil
6 10. Panyairan
Dano 22
23. Jompo 8
11. Sinar Mukti
3 24.
Pasir Ipis 1
12. Nyalindung 18
25. Cipeusing 23
13. Cijanggel 10
26. Citalio 1
Sumber: Laporan Tahunan KUD Puspa Mekar, 2011
Adapun daftar nama karyawan berdasarkan jenis dan golongan pekerjaan tahun 2011 dapat dilihat pada Tabel 15.
Tabel 15
. Daftar Nama Karyawan Berdasarkan Jenis dan Golongan Pekerjaan Tahun 2011
No. Nama
Jabatan Pendidikan Jenis dan Gol.
Pekerjaan Jumlah Gaji
Rp
1. Asep Supriatna Kaur
Adminstrasi SMU III
A 1.534.000
2. Jajang Jajuli
Kaur Keswan SMU
III A
1.534.000 3. Rahman
Mardiana Kaur Quality
Control SMU III
A 1.534.000
4. Nunang
Kaur PAD SD
I A 1.442.000
5. Ade Daryana Staf
PAD SMP II A
1.302.000 6.
Kandar Staf PAD
SD I A
1.252.000 7.
Tata Sutisna Supir
SMU III A
1.362.000 8.
Entin Solihat Staf
Administrasi SMU Kontrak 910.000
9. Asep Roni
Staf Keswan SMP
Kontrak 910.000
10 Ucup Staf
PAD SMP
Kontrak 850.000
11. Iwan Staf
PAD SMP
Kontrak 850.000
12 Ujang Supir
SD Kontrak
850.000 13 Imas
Rusmawati Staf
Administrasi S1 Kontrak
850.000 14
Tomi Mulyana Staf PAD
SMU Kontrak
700.000 Sumber: Laporan Tahunan KUD Puspa Mekar, 2011
Pada Tabel 15 dapat dilihat bahwa karyawan tetap memiliki jumlah gaji yang lebih besar daripada karyawan kontrak. Masing-masing gaji yang diperoleh
karyawan tetap juga berbeda-beda jumlahnya sesuai dengan jabatan dan golongan pekerjaan. Untuk karyawan yang menjabat sebagai Kepala Urusan di KUD Puspa
82 Mekar, maka akan memperoleh gaji tambahan berupa tunjangan, yaitu sebesar Rp
180.000 per orang.
6.1.1.5. PengendalianKontrol
Pengendalian mengacu pada semua aktivitas manajerial yang diarahkan untuk memastikan bahwa hasil aktual sesuai dengan hasil yang direncanakan.
Pengendalian KUD Puspa Mekar sebagian besar dilakukan saat di lapangan, meliputi pengontrolan pada kegiatan budidaya sapi perah dan pengontrolan
kualitas susu quality control saat proses penerimaan susu dari peternak ke KUD Puspa Mekar hingga ke IPS. Pengendalian dalam kegiatan pengontrolan yang
dilakukan saat di lapangan tersebut selanjutnya akan dipertanggungjawabkan melalui rapat evaluasi kinerja yang dihadiri oleh pengurus, pengawas, dan
karyawan setiap dua minggu sekali. Pengontrolan pada kegiatan budidaya sapi perah anggota dilakukan secara
berkala oleh Penyuluh Pertanian Lapang PPL dari Dinas Peternakan setempat serta Manajer Operasional dan petugas kesehatan hewan KUD Puspa Mekar.
Selain itu, terdapat prosedur pengontrolan kualitas susu saat proses penerimaan susu dari peternak dengan menggunakan alat pengukur standar kualitas susu.
Pengontrolan kualitas susu juga dilakukan saat susu diterima di KUD Puspa Mekar hingga susu dipasarkan ke IPS. Informasi dari kegiatan pengontrolan
kualitas susu tersebut selanjutnya dijadikan data untuk diinput dan diolah guna mengetahui kadar kualitas susu yang telah dihasilkan, kemudian data hasil olahan
dikomunikasikan per 15 hari sebagai bahan evaluasi terhadap kualitas susu yang dihasilkan dan sebagai parameter harga susu ke anggota.
6.1.2. Pemasaran
Pemasaran digambarkan sebagai proses menetapkan, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi keinginan dan kebutuhan pelanggan atas barang
dan jasa. Pemasaran merupakan salah satu usaha KUD Puspa Mekar untuk
mempertahankan keberadaan susu yang dihasilkannya, terlebih lagi dalam keadaan permintaan pasar yang tidak stabil ataupun karena munculnya pesaing-
pesaing baru yang bergerak di bidang persusuan. Sasaran pemasaran KUD Puspa
Mekar tidak hanya bertujuan memaksimalkan keuntungan saja, melainkan
83 memaksimalkan output, meminimalkan biaya rata-rata, keseimbangan kompetitif,
dan memaksimalkan deviden SHU per anggota guna memberikan pelayanan dan kesejahteraan terhadap anggota. Kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh KUD
Puspa Mekar, meliputi analisis pelanggan, penjualan produk, perencanaan produk, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran, dan analisis peluang.
6.1.2.1. Analisis Pelanggan Analisis pelanggan menghasilkan informasi yang berhubungan dengan
kebutuhan, aspirasi, dan keinginan konsumen. Pelanggan produk susu yang dihasilkan koperasi dari usahaternak sapi perahnya adalah Industri Pengolahan
Susu IPS yang membutuhkan konsumsi susu segar dalam jumlah yang besar. Konsumsi terhadap susu segar tersebut, selanjutnya akan diolah menjadi berbagai
macam produk olahan susu. IPS menetapkan standar kualitas susu yang harus dipenuhi oleh koperasi persusuan. Hal ini berkaitan dengan upaya IPS dalam
menjaga citra perusahaan terhadap produk olahan susu yang dihasilkan, melihat kondisi masyarakat yang semakin selektif dan kritis dalam menggunakan produk
olahan susu. Namun, di sisi lain adanya standar kualitas penerimaan susu yang ditetapkan IPS hanyalah strategi perusahaan untuk memberi peluang besar bagi
konsumsi susu impor dan menghambat penyerapan susu lokal. Produk susu yang dihasilkan pada usahaternak sapi perah KUD Puspa
Mekar dipasarkan melalui KPSBU ke Industri Pengolahan Susu IPS, antara lain PT. Diamond, PT. Indolakto, PT. Frisian Flag Indonesia, dan PT. Danone. Hingga
saat ini, PT. Indolakto merupakan industri pengolahan susu yang paling banyak menampung susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar. Masing-masing dari IPS
tersebut menetapkan parameter penerimaan susu kepada KUD Puspa Mekar dengan standar dan ketentuan yang berbeda-beda. PT. Frisian Flag menetapkan
standar kualitas penerimaan susu berdasarkan kadar Total Solid TS, Titik Beku TB, dan TPC jumlah kumanbakteri, PT. Diamond menetapkan standar
kualitas penerimaan susu hanya berdasarkan kadar TS, PT. Danone menetapkan standar kualitas penerimaan susu berdasarkan kadar protein dan TS, serta PT.
Indolakto menetapkan standar kualitas penerimaan susu berdasarkan kadar fat, protein, dan TPC yang terkandung di dalam susu. Berikut rincian parameter atau
standar kualitas penerimaan susu yang harus dipenuhi oleh KUD Puspa Mekar:
84 1. Fat
: 3,0 – 4,5 2. Protein
: 2,5 – 3,5 3. TS
: 11,3 4. TB
: -0,520 °C sampai -0,550 °C 5. TPC
: 5 jutaml susu Sedangkan, parameter penolakan susu yang ditetapkan oleh masing-
masing IPS kepada KUD Puspa Mekar hampir sama, yaitu sebagai berikut: 1. Alkohol 70
: Positif 2. Karbonat
: Positif 3. Formalin
: Positif 4. Pemalsuan lainnya : Positif
5. Organoleptik : Tidak normal
6. pH : 6,94
7. Acidity : 0,10 atau 0,18
8. Residu Antibiotik : Positif 6.1.2.2. Penjualan Produk
KUD Puspa Mekar merupakan koperasi yang mampu memproduksi susu sesuai dengan standar kualitas susu yang ditetapkan oleh IPS dan menjualnya
dalam bentuk susu segar kepada IPS. Saat ini, KUD Puspa Mekar belum mampu melakukan penjualan susu secara mandiri ke IPS. Kondisi ini disebabkan produksi
susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar belum mampu memenuhi kapasitas produksi susu minimal yang dibutuhkan IPS. Penjualan susu disalurkan melalui
KPSBU terlebih dahulu, baru selanjutnya disalurkan ke PT. Indolakto. Namun, tidak menutup kemungkinan jika terjadi penolakan susu dari PT. Indolakto, maka
pemasaran dapat dialihkan oleh KPSBU ke IPS lain, seperti PT. Frisian Flag Indonesia dan PT. Danone atau bahkan dibeli oleh KPSBU sendiri untuk diolah
menjadi produk olahan menjadi susu pasteurisasisterilisasi dan yoghurt. Jumlah penjualan susu KUD Puspa Mekar yang dipasarkan melalui KPSBU ke IPS sesuai
dengan jumlah produksi susu yang diterima KUD Puspa Mekar dari peternak.
85
6.1.2.3. Perencanaan Produk
Perencanaan produk usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar saat ini difokuskan pada pemenuhan standar kuantitas dan kualitas susu yang ditetapkan
oleh IPS. Fokus rencana tersebut dilakukan karena semakin ketatnya standar kualitas susu yang ditetapkan IPS. Jumlah kapasitas susu yang dihasilkan KUD
Puspa Mekar pun perlu mendapat perhatian khusus. Hal ini disebabkan KUD Puspa Mekar belum mampu memenuhi kapasitas produksi susu yang dibutuhkan
IPS, yaitu minimal sebanyak 10.000 liter per hari. Saat ini, produksi susu KUD Puspa Mekar baru mencapai rata-rata sebanyak 8.000 liter per hari. Oleh karena
itu, KUD Puspa Mekar masih harus terus meningkatkan kapasitas produksi susunya sebesar 20 persen lagi untuk mencapai target minimal produksi susu
sebanyak 10.000 liter per hari. Sehingga, upaya yang perlu dilakukan KUD Puspa Mekar untuk meningkatkan kuantitas dan kualitas susu yang dihasilkan adalah
dalam bentuk kegiatan penyuluhan dan pengontrolan kesehatan ternak, sanitasi kandang, pakan ternak, dan pemenuhan kelengkapan fasilitas pengontrolan
kualitas susu. 6.1.2.4. Penetapan Harga
Penetapan harga beli susu IPS kepada KUD Puspa Mekar bergantung pada kualitas susu yang dihasilkan. Saat ini, susu yang dipasarkan KUD Puspa Mekar
ke IPS mencapai harga beli rata-rata sebesar Rp 3.100 – 3.500 per liter. Adapun tabel harga beli susu segar PT. Indolakto yang diberlakukan kepada KUD Puspa
Mekar mulai tanggal 6 Februari 2012 dapat dilihat pada Tabel 16. Berdasarkan Tabel 16, dapat dilihat bahwa penetapan harga beli susu PT.
Indolakto kepada KUD Puspa Mekar didasarkan pada kadar fat, protein dan TPC yang terkandung di dalam susu yang dihasilkan. Untuk memperoleh harga susu
tersebut, setiap 0,1 persen kadar fat yang terkandung di dalam susu dikalikan Rp 33, sedangkan setiap 0,1 persen kadar protein yang terkandung di dalam susu
dikalikan Rp 73,6.
86
Tabel 16 . Tabel Harga Beli Susu Segar PT. Indolakto Tahun 2012
Catatan: - TPC Susu Segar 5 jutaml susu Sumber: PT. Indolakto, 2012
Tabel 16 merupakan harga beli susu yang biasanya diterima KUD Puspa Mekar dari PT. Indolakto. Kadar fat yang terkadung di dalam susu KUD Puspa
Mekar biasanya berkisar antara 3,5 – 4,0 persen, sedangkan kadar proteinya berkisar antara 2,7 – 3,0 persen, sehingga harga beli susu yang diberlakukan PT.
Indolakto kepada KUD Puspa Mekar berkisar antara Rp 3.142 – 3.528 per liter. Namun, jika kadar TPC yang terkandung di dalam susu mencapai 5 jutaml,
maka KUD Puspa Mekar akan terkena denda atau penalty sebesar Rp 100kg susu. Penetapan harga beli susu KUD Puspa Mekar di tingkat peternak juga
didasarkan pada kualitas susu yang dihasilkan. Harga beli rata-rata susu di tingkat peternak saat ini mencapai sebesar Rp 2.900 – 3.100 per liter. Adapun
perkembangan harga beli rata-rata susu di tingkat peternak berdasarkan Laporan Tahunan KUD Puspa Mekar Tahun Buku 2006 – 2011 dapat dilihat pada Gambar
11. Pada Gambar 11 menunjukan bahwa tren perkembangan harga beli susu KUD Puspa Mekar di tingkat peternak semakin meningkat setiap tahunnya. Hal ini
disebabkan adanya penyesuaian terhadap kenaikan harga pakan di pasaran sehingga menuntut KUD Puspa Mekar untuk meningkatkan harga beli susu di
tingkat peternak.
Rp. Fat
Protein 3,0 2,9 2,8 2,7
4,0 3.528 3.454 3.381 3.307
3,9 3.495 3.421 3.348 3.274
3,8 3.462 3.388 3.315 3.241
3,7 3.429 3.355 3.282 3.208
3,6 3.396 3.322 3.249 3.175
3,5 3.363 3.289 3.216 3.142
87
500 1000
1500 2000
2500 3000
3500
2006 2007
2008 2009
2010 2011
2012
Ha r
g a
R u
p ia
h
Tahun
Perkembangan Harga Susu KUD Puspa Mekar Tahun 2006 – 2012
Perkemba ngan Harga Susu
Gambar 11.
Perkembangan Harga Beli Susu KUD Puspa Mekar di Tingkat Peternak Tahun 2006 – 2012 data diolah
Sumber: Laporan Tahunan KUD Puspa Mekar Tahun Buku 2006 – 2011
6.1.2.5. Distribusi
Saluran distribusi susu yang dilakukan KUD Puspa Mekar, yaitu dimulai dari peternak hingga ke IPS melalui KPSBU.
Dalam pendistribusian susu dari peternak, KUD Puspa Mekar menyediakan lima unit kendaraan operasional
berupa mobil pick up pada masing-masing wilayah peternak TPK untuk mengangkut susu. Hanya dua mobil pick up yang sudah dilengkapi dengan
fasilitas tangki penampungan susu berkapasitas 1.500 liter, sedangkan tiga mobil pick up lainnya masih menampung susu dengan menggunakan milk can
berkapasitas 40 liter atau tambahan drum plastikpoligen berkapasitas 120 liter. Sedangkan, untuk mengangkut dan menyalurkan susu ke IPS, KUD Puspa Mekar
masih menyewa kendaraan operasional dari KPSBU. Hal ini disebabkan KUD Puspa Mekar belum memiliki kendaraan operasional pengangkut susu
berkapasitas besar dan dilengkapi dengan teknologi modern seperti yang sudah dimiliki oleh KPSBU.
Proses pendistibusian susu KUD Puspa Mekar dari peternak hingga ke IPS melalui KPSBU dilakukan dua kali dalam sehari, yaitu setiap pagi dan sore hari.
Dalam pendistribusian susu dari peternak hingga ke IPS terdapat proses
88 pengecekan dan pengolahan susu yang dilakukan KUD Puspa Mekar guna
menjamin kualitas susu yang disalurkan ke IPS. Adapun proses pendistribusian susu KUD Puspa Mekar dapat dilihat pada Gambar 12 berikut.
Gambar 12 . Proses Pendistribusian Susu KUD Puspa Mekar
Proses pengecekan pertama berawal dari pengambilan susu dari peternak yang dilakukan pada masing-masing TPK. Pengecekan ini mencakup pencatatan
kuantitas susu yang disetorkan peternak dan pemeriksaan standar kualitas susu, antara lain uji berat jenis susu, uji alkohol, dan uji rasa. Setelah susu dinyatakan
lolos pengecekan pertama, maka susu dimasukan ke dalam mobil tangki penampungan pertama untuk kemudian dibawa ke KUD Puspa Mekar dan
dilakukan proses berikutnya. Setelah susu tiba di KUD Puspa Mekar, susu dimasukan ke tempat
pendinginan susu cooling unit dan dilakukan pengecekan kedua untuk menghitung kuantitas susu apakah sesuai dengan pencatatan saat di lapang dan
mengalami penyusutan atau tidak selama di perjalanan. Penyusutan kuantitas susu ini biasanya disebabkan oleh perjalanan yang dilewati mobil pick up terjal dan
berbatu, sehingga membuat susu tumpah. Proses selanjutnya adalah proses pendinginan, proses ini merupakan kegiatan pengolahan susu untuk
mensterilisasikan susu yang dihasilkan. Susu dikondisikan pada suhu dua hingga tiga derajat celcius untuk menghambat perkembangan bakteri selama proses
pendingan berlangsung. Setelah proses pendinginan susu, kemudian susu dimasukan ke mobil tangki penampungan kedua untuk dibawa ke KPSBU.
Peternak
TPK Cek 1
Mobil Tangki Penampungan 1
KUD Cooling
Unit
Mobil Tangki Penampungan 2
Cek 2
KPSBU Mobil Tangki
Pendinginan IPS
Cek 3
89 Setelah susu tiba di KPSBU, dilakukan pengecekan terakhir sebelum susu
disalurkan langsung ke IPS. Sample susu contoh susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar diambil dan dibawa ke laboratorium KPSBU untuk kemudian
dilakukan pemeriksaan kadar TS, TB, TPC, fat, protein, dan antibiotik yang terkandung di dalam susu. Setelah susu mengalami beberapa proses pengecekan
dan pengolahan berdasarkan standar industri, maka susu KUD Puspa Mekar dinyatakan layak untuk dipasarkan ke IPS. Selanjutnya, susu dimasukkan ke
dalam mobil tangki pendinginan dan disegel untuk selanjutnya disalurkan oleh KPSBU langsung ke IPS.
6.1.2.6. Riset Pemasaran
Riset pemasaran merupakan kegiatan pengumpulan, pencatatan, dan analisis data secara sistematis tentang masalah yang berkaitan dengan pemasaran
produk. Namun, riset pemasaran tidak termasuk dalam program maupun perencanaan KUD Puspa Mekar sehingga kegiatan ini belum dilakukan.
6.1.2.7. Analisis Peluang
Analisis peluang merupakan kegiatan evaluasi terhadap biaya, manfaat, dan risiko yang berhubungan dengan keputusan pemasaran. Evaluasi-evaluasi
tersebut belum dilakukan secara terorganisir oleh KUD Puspa Mekar. KUD Puspa Mekar lebih banyak menggunakan evaluasi secara tersirat berdasarkan
musyawarah yang dilakukan oleh pengurus dan anggota pada saat pelaksanaan RAT.
6.1.3. Keuangan
Kondisi keuangan pada KUD Puspa Mekar dapat dilihat dari sumber permodalan yang dimiliki dan Sisa Hasil Usaha SHU yang diberikan kepada
anggotanya. 6.1.3.1. Sumber Permodalan
Permodalan merupakan salah satu komponen terpenting untuk menjalankan suatu kegiatan usaha. Dalam Undang-undang Nomor 25 Tahun 1992
tentang Perkoperasian, pada pasal 41 menyebutkan bahwa: 1 Modal koperasi terdiri atas modal sendiri dan modal pinjaman; 2 Modal sendiri dapat berasal dari
90 simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan, dan hibah; 3 Modal pinjaman
dapat berasal dari anggota koperasi lainnya dan atau anggotanya, bank dan lembaga keuangan lainnya, penerbit obligasi dan surat utang lainnya, serta sumber
lainnya yang sah. Sumber permodalan dalam usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar
terdiri dari modal sendiri dan modal dari luarpinjaman. Modal sendiri berasal dari simpanan pokok dan wajib anggota. Simpanan pokok dibayarkan pada saat
anggota pertama kali mendaftarkan diri menjadi anggota KUD Puspa Mekar, yaitu sebesar Rp 25.000. Sedangkan, simpanan wajib dibayarkan oleh anggota langsung
melalui potongan dari jumlah bayaran susu yang diterima oleh anggota per 15 hari, yaitu sebesar Rp 5 per liter susu. Modal dari luar berasal dari simpanan
sukarela anggota dan pinjaman dari KPSBU. Simpanan sukarela juga dibayarkan oleh anggota langsung melalui potongan dari jumlah bayaran susu yang diterima
oleh anggota per 15 hari, yaitu sebesar Rp 5.000. Sumber permodalan tersebut sebagian besar digunakan untuk kegiatan operasional usahaternak sapi perah KUD
Puspa Mekar. Dalam memenuhi permodalan dari luar, KUD Puspa Mekar hanya
mengandalkan pinjaman dari KPSBU. KUD Puspa Mekar belum memiliki akses permodalan yang cukup luas sebagai modal untuk kegiatan pengembangan
usahaternak sapi perahnya, seperti bekerja sama dengan beberapa bank yang memfasilitasi program kredit bersubsidi dari pemerintah. Adapun perkembangan
dari struktur permodalan dalam usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar dapat dilihat pada Gambar 13 berikut.
91
Gambar 13.
Perkembangan Struktur Permodalan KUD Puspa Mekar Tahun 2006 – 2012 data diolah
Sumber: Laporan Tahunan KUD Puspa Mekar Tahun Buku 2006 – 2011
Pada Gambar 13 dapat dilihat bahwa pada tahun 2006 struktur permodalan dalam usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar berada pada kondisi yang
kurang baik. Hal ini dikarenakan jumlah modal dari luar lebih besar daripada modal sendiri dengan persentase modal dari luar sebesar 53 persen dari modal
secara keseluruhan. Padahal, berdasarkan prinsip koperasi terkait dengan struktur permodalan koperasi, jumlah modal dari dalam seharusnya lebih besar daripada
modal dari luar. Modal dari luar yang lebih besar akan merusak tatanan koperasi dalam hal mempertahankan demokratisasi dan otonomi koperasi. Oleh karena itu,
mulai tahun 2007 dilakukan evaluasi dan perbaikan pada struktur permodalan KUD Puspa Mekar, sehingga modal sendiri yang dimiliki KUD Puspa Mekar
terus mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah anggota dan produksi susu yang dihasilkan hingga saat ini.
6.1.3.2. Sisa Hasil Usaha SHU
Sisa Hasil Usaha SHU KUD Puspa Mekar merupakan pendapatan KUD Puspa Mekar yang akan dibagikan sebagai modal kerja baik dalam bentuk dana
cadangan maupun dikembalikan kepada anggota. SHU didapatkan dari pendapatan usaha dikurangi dengan harga pokok penjualan dan biaya operasional.
100 200
300 400
500 600
700 800
2006 2007
2008 2009
2010 2011
J u
m la
h ju
ta r
u p
ia h
Tahun Perkembangan Struktur Modal KUD Puspa Mekar
Tahun 2006 – 2011
Moda l Sendiri Moda l da ri Lua r
92 SHU yang diperoleh KUD Puspa Mekar telah dialokasikan, antara lain untuk dana
cadangan sebesar 40 persen, dikembalikan kepada anggota sebesar 40 persen, dana pengurus sebesar tujuh persen, dana kesejahteraan karyawan sebesar 7,5
persen, dana pendidikan sebesar tiga persen, dan dana pembangunan daerah kerja sebesar 2,5 persen. Adapun perkembangan SHU pada usahaternak sapi perah
KUD Puspa Mekar dapat dilihat pada Gambar 14.
Gambar 14.
Perkembangan SHU KUD Puspa Mekar Tahun 2006 – 2011
Sumber: Laporan Tahunan KUD Puspa Mekar Tahun Buku 2006 – 2011
Pada Gambar 14 dapat dilihat bahwa SHU yang diperoleh KUD Puspa Mekar pada tahun 2006 bernilai negatif sebesar Rp 115.214.897,86. Hal ini
disebabkan KUD Puspa Mekar sedang berada pada masa pemulihan dari kebangkrutannya, sehingga masih memiliki biaya operasional yang cukup tinggi.
Pada tahun 2007 – 2008, SHU KUD Puspa Mekar mengalami peningkatan seiring dengan peningkatan jumlah anggota dan jumlah produksi susu yang dihasilkan.
Namun, pada tahun 2009 SHU yang dimiliki KUD Puspa Mekar mengalami penurunan sebesar 29,56 persen dari tahun 2008. Hal ini dikarenakan adanya
penurunan harga beli susu yang diberlakukan IPS kepada KUD Puspa Mekar, namun KUD Puspa Mekar tidak memberlakukan penurunan harga beli susu di
tingkat peternak. Pada tahun 2010 dan 2011, SHU mengalami peningkatan kembali sebesar 10,80 persen dan 7,01 persen.
-150 -100
-50 50
100 150
2006 2007
2008 2009
2010 2011
Ju m
lah ju
ta r
u p
iah
Tahun
Perkembangan SHU KUD Puspa Mekar Tahun 2006 – 2011
Perkemba nga n SHU
93
6.1.4. ProduksiOperasi
Fungsi dasar manajemen produksi pada usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar, meliputi penyediaan bahan baku produksi, proses produksi,
kapasitas produksi, dan kualitas produk yang dihasilkan. 6.1.4.1. Penyediaan Bahan Baku Produksi
Bahan baku produksi yang disediakan KUD Puspa Mekar untuk anggota dalam menjalankan usahaternak sapi perahnya adalah pakan ternak. Pakan ternak
terdiri dari pakan hijauan dan konsentrat. Untuk memenuhi persediaan pakan hijauan, anggota KUD Puspa Mekar masih memperolehnya secara mandiri dari
lahan bebas di wilayah sekitar atau dari kebun milik sendiri. Rata-rata satu ekor sapi dapat mengkonsumsi pakan hijauan sebanyak satu karung per harinya.
Sehingga, persediaan pakan hijauan yang harus dipenuhi disesuaikan dengan jumlah sapi yang dipelihara oleh masing-masing anggota. Sedangkan, untuk
ketersediaan pakan konsentrat masih dipasok oleh KPSBU, baru selanjutnya disalurkan oleh KUD Puspa Mekar kepada anggota. Persediaan pakan konsentrat
yang disalurkan kepada anggota setiap bulannya sebanyak 50.000 kg dengan harga jual sebesar Rp 1.500 – 2.000 per kg.
6.1.4.2. Proses Produksi Dalam mengelola usahaternak sapi perahnya, KUD Puspa Mekar
melakukan beberapa proses produksi mulai dari kegiatan penyediaan input mencakup kegiatan penyediaan sarana pemerahan susu dan pakan ternak, kegiatan
teknis budidaya on-farm mencakup kegiatan pembibitan dan pemeliharaan sapi perah, kegiatan panen mencakup kegiatan pemerahan susu oleh peternak, dan
kegiatan pasca panen mencakup kegiatan pengawetanpendinginan susu sebelum disalurkan ke IPS. Berikut proses produksi usahaternak sapi perah KUD Puspa
Mekar.
94 Gambar 15
. Proses Produksi Usahaternak Sapi Perah KUD Puspa Mekar Pada kegiatan penyediaan input produksi, KUD Puspa Mekar
menyediakan pakan konsentrat sebagai pakan tambahan utama ternak dan menyediakan sarana pemerahan, seperti milk can, vaselin, dan sarung tangan karet
yang digunakan untuk kegiatan pemerahan susu. Pada teknis budidaya, kegiatan yang perlu mendapat perhatian khusus adalah kegiatan pemeliharaan, meliputi
kesehatan hewan dan sanitasi, serta kebersihan kandang sapi. Kegiatan tersebut merupakan tindakan preventif yang perlu dilakukan peternak dengan bantuan
pelayanan anggota dari KUD Puspa Mekar untuk menjaga kualitas susu yang dihasilkan. Pada kegiatan panen usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar,
dilakukan kegiatan pemerahan susu oleh peternak, selanjutnya karena KUD Puspa Mekar hanya memasarkan susu dalam bentuk susu segar ke IPS, maka KUD
Puspa Mekar hanya perlu melakukan kegiatan pasca panen melalui proses pengawetanpendinginan susu sebelum disalurkan ke IPS.
6.1.4.3. Kapasitas Produksi
Produksi susu yang dapat dihasilkan per ekor sapi dari masing-masing anggota KUD Puspa Mekar mencapai rata-rata sebanyak 12 – 13 liter per hari.
Sedangkan, jika dihitung secara keseluruhan, produksi susu yang diterima KUD Puspa Mekar dari anggota saat ini hanya mencapai rata-rata sebanyak 8.000 liter
per hari. Adapun perkembangan produksi susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar dapat dilihat pada Gambar 16.
Penyediaan Input
Teknis Budidaya On-Farm
Pembibitan Penyediaan Sarana
Pemerahan Susu
Panen
Pemerahan Susu
Penyediaan Pakan Ternak
Pemeliharaan Pasca
Panen Pengawetan
Pendinginan Susu
95 Gambar 16.
Perkembangan Produksi Susu KUD Puspa Mekar Tahun 2006 – 2011 data diolah
Sumber: Laporan Tahunan KUD Puspa Mekar Tahun Buku 2006 – 2011
Pada Gambar 16 dapat dilihat bahwa pada tahun 2009 – 2012 produksi susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar mengalami tren peningkatan
dibandingkan dengan produksi susu yang dihasilkan pada tahun-tahun sebelumnya. Tahun 2009 produksi susu mencapai 3.746 liter, sedangkan pada
tahun 2012 produksi susu mencapai 8.314 liter. Artinya, terdapat peningkatan jumlah produksi susu sebesar 55 persen dari tahun 2009 hingga saat ini.
Peningkatan produksi susu ini disebabkan adanya peningkatan jumlah anggota dan pengelolaan teknis budidaya sapi perah yang dilakukan anggota sudah
semakin baik. Namun, peningkatan produksi susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar saat ini belum mampu mencapai target minimal produksi yang
direncanakan, yaitu sebanyak 10.000 liter per hari untuk memenuhi kapasitas produksi susu yang dibutuhkan IPS.
6.1.4.4. Kualitas Produk Penanganan kualitas produk menjadi komponen terpenting dalam proses
produksi susu KUD Puspa Mekar untuk dapat menghasilkan kualitas susu sesuai standar kualitas susu yang disyaratkan IPS. Penanganan kualitas ini dilakukan
melalui upaya pengontrolan untuk menguji standar kualitas susu, meliputi
1000 2000
3000 4000
5000 6000
7000 8000
9000
2006 2007
2008 2009
2010 2011
2012
Ju m
lah l
it er
Tahun
Perkembangan Produksi Susu KUD Puspa Mekar Tahun 2006 – 2012
Perkemba nga n Produksi Susu Per ha ri
96 pengujian kadar Total Solid TS, Freezing Point TB, Total Plate Count TPC,
Fat Lemak Susu, Protein, Ph, dan Antibiotik yang terkandung di dalam susu yang dihasilkan. Pengujian kualitas susu tersebut dilakukan saat proses
pengambilan susu dari peternak dan pengambilan sampel susu ke laboratorium KPSBU untuk diamati kelayakan standar kualitas susu sesuai dengan kebutuhan
IPS. 6.1.5. Penelitian dan Pengembangan
Penelitian dan
pengembangan merupakan faktor yang mempengaruhi
pengembangan produk, baik dari segi bentuk, kualitas maupun performance dari suatu produk yang dihasilkan. Selama ini, KUD Puspa Mekar belum melakukan
penelitian dan pengembangan dalam rangka mencari alternatif-alternatif pengembangan produknya, khusunya untuk pengolahan produk turunan susu dan
pengelolaan limbah kotoran ternak. Hal tersebut disebabkan KUD Puspa Mekar belum menjalin kerja sama baik dengan lembaga penelitian dan pengembangan
maupun instansi pendidikan guna mendukung upaya pengembangan produk usahaternak sapi perahnya.
6.1.6. Sistem Informasi Manajemen
Sistem informasi manajemen berkaitan dengan upaya suatu organisasi dalam mengumpulkan data dan informasi yang kemudian diolah untuk dapat
diimplementasikan dan dijadikan sebagai informasi tambahan dalam penetapan pengambilan keputusan. KUD Puspa Mekar dalam aktivitasnya sehari-hari telah
menggunakan perangkat komputer untuk menyimpan dan mengolah data yang ada. Pengelolaan data di komputer ini adalah tanggung jawab Kaur Administrasi
dan dilaksanakan oleh staf administrasinya. Pada umumnya, data berisi tentang data keanggotaan, data populasi sapi
perah yang dimiliki anggota, data produksi dan kualitas susu yang dihasilkan, data penetapan harga beli susu, data penanganan kesehatan hewan ternak, data
transaksi simpan-pinjam anggota, data keuangan, dan data lainnya yang berhubungan dengan fungsi-fungsi manajerial pada usahaternak sapi perah KUD
Puspa Mekar. Data dan informasi yang ada diolah secara periodik, mulai dari harian, bulanan, dan tahunan. Hanya saja teknologi komputer yang digunakan
97 masih sederhana. Selain itu, penguasaan jejaring informasi, seperti jaringan
internet juga belum tersedia. 6.2. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal dimaksudkan untuk mengidentifikasi peluang yang perlu mendapat perhatian dan mengidentifikasi ancaman yang perlu
mendapat antisipasi. Analisis lingkungan eksternal diarahkan untuk mengidentifikasi sejumlah faktor-faktor kunci di luar kendali KUD Puspa Mekar
dan diperkirakan memiliki pengaruh terhadap pengembangan usaha KUD Puspa Mekar. Lingkungan eksternal yang mampu mempengaruhi pengembangan
usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar mencakup lingkungan jauh dan lingkungan industri.
6.2.1. Lingkungan Jauh Lingkungan jauh yang mampu mempengaruhi pengembangan usahaternak
sapi perah KUD Puspa Mekar, meliputi aspek ekonomi, politik pemerintahan dan hukum, sosial budaya demografi dan lingkungan, serta teknologi.
6.2.1.1. Ekonomi
Kekuatan ekonomi yang dapat memberikan pengaruh terhadap pengembangan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar meliputi:
1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkembang dapat mendukung
iklim usaha yang baik, meningkatkan kesejahteraan dan motivasi masyarakat untuk mengembangkan usahanya. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi yang tidak
stabil memberikan pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha yang tidak menentu. Selain itu, pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah juga dapat
menggambarkan daya beli masyarakat, sehingga dapat mempengaruhi tingkat konsumsi dan permintaan terhadap produk. Hal ini mempengaruhi kinerja suatu
usaha untuk memasarkan produknya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dilihat dari nilai Produk Domestik
Bruto PDB yang terjadi. Berdasarkan BPS Indonesia 2010, pertumbuhan PDB tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 persen dibandingkan dengan tahun 2008,
98 dimana peningkatannya terjadi pada semua sektor ekonomi. Peningkatan PDB
juga terus terjadi hingga tahun 2010. PDB Indonesia pada Triwulan I-2010 dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan
sebesar 5,7 persen. Hal ini juga dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDB subsektor peternakan tahun 2010 mencapai 4,06 persen, melebihi rata-rata PDB
subsektor pertanian sebesar 2,86 persen BPS 2011. Secara khusus, Provinsi Jawa Barat juga mengalami pertumbuhan
ekonomi. Kinerja perekonomian Jawa Barat tahun 2010 digambarkan dari Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas harga konstan, yaitu sampai dengan
Triwulan III-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 2,66 persen dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,44 persen. Selain itu, pada Triwulan
III 2010, Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan yang positif. Secara umum, LPE Jawa Barat pada Triwulan III-2010
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kinerja semua sektor ekonomi terutama industri pengolahan
yang tumbuh sebesar 1,89 persen. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran juga mengalami hal yang sama, yaitu tumbuh sebesar 1,38 persen. Secara keseluruhan,
pertumbuhan perekonomian Jawa Barat tahun 2010 mencapai 6 persen BPS Jawa Barat 2010.
Angka-angka pertumbuhan PDB dan PDRB tersebut baik secara nasional maupun regional menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia begitu pula di Jawa Barat. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat menunjukkan kondisi ekonomi yang baik, sehingga kondisi tersebut mendukung
iklim usaha bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya. Kondisi tersebut juga mempengaruhi KUD Puspa Mekar sebagai salah satu pelaku
usahaternak sapi perah karena dengan kondisi ekonomi yang semakin baik, akan memberikan dorongan bagi KUD Puspa Mekar untuk semakin mengembangkan
usahaternak sapi perahnya. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang meningkat juga menyebabkan kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat, sehingga daya beli
masyarakat terhadap produk olahan susu pun meningkat. Hal tersebut memberikan dampak positif secara tidak langsung kepada KUD Puspa Mekar
untuk memperluas pangsa pasarnya ke Industri Pengolahan Susu IPS karena
99 adanya peningkatan konsumsi dan permintaan terhadap produk olahan susu di
pasaran. 2. Harga Bahan Bakar Minyak BBM
Harga BBM merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam penganggaran biaya operasional KUD Puspa Mekar. Pada awal bulan April lalu,
pemerintah merencanakan adanya kenaikan harga BBM sebesar Rp 1.500 per liter, namun pemerintah menunda kenaikan harga BBM tersebut selama enam
bulan ke depan. Hal ini menyebabkan masyarakat dan para pelaku usaha termasuk KUD Puspa Mekar menjadi tidak tenang karena kenaikan harga BBM akan tetap
terjadi sewaktu-waktu menyesuaikan harga minyak mentah Indonesia. Jika harga minyak mentah Indonesia naik melebihi 15 persen dalam waktu enam bulan ke
depan, maka rencana kenaikan harga BBM tersebut akan segera direalisasikan. Kondisi tersebut tentu saja akan mengancam keberlangsungan dan
pengembangan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar. Kenaikan harga BBM akan berpengaruh terhadap peningkatan biaya operasional KUD Puspa Mekar.
Harga input produksi dan biaya transportasi adalah biaya yang secara langsung akan terkena dampaknya. Oleh karena itu, KUD Puspa Mekar dengan berbagai
pertimbangan akan melakukan penyesuaian dengan menaikkan harga beli susu IPS. Namun, kenaikan harga beli tidak akan terlalu berpengaruh karena
penetapan harga beli susu sepenuhnya ditentukan oleh IPS yang juga didasarkan pada kualitas susu yang dihasilkan.
6.2.1.2. Politik, Pemerintahan, dan Hukum
Kekuatan politik, pemerintahan, dan hukum memiliki pengaruh yang besar terhadap keberlangsungan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar melalui
peraturan-peraturan dan kebijakan yang ditetapkan. Peraturan dan kebijakan tersebut dapat berpengaruh dalam hal memudahkan atau mempersulit usahaternak
sapi perah untuk berkembang di Indonesia. Beberapa kebijakan dan peraturan pemerintah yang memiliki pengaruh terhadap pengembangan usahaternak sapi
perah KUD Puspa Mekar antara lain sebagai berikut:
100 1. Kebijakan Impor Susu
Saat ini kebijakan yang menjadi pusat perhatian KUD Puspa Mekar adalah adanya kebijakan impor susu dan penerapan tarifbea masuk susu impor.
Kebijakan pemerintah Indonesia mengenai susu impor adalah melalui Instruksi Presiden Inpres No. 4 Tahun 1998, yaitu bukti serap susu nasional mengatur
bahwa apabila IPS membeli susu impor, maka IPS juga diwajibkan untuk membeli susu dari peternakan lokal. Artinya, jika IPS mengimpor susu sebanyak
dua kilogram, maka IPS wajib membeli susu dari peternak atau koperasi sebanyak satu kilogram. Namun, pada saat Indonesia akan memasuki era perdagangan
bebas, pemerintah mencabut Inpres No. 4 Tahun 1998. Pencabutan kebijakan tersebut tidak diimbangi dengan proteksi dari pemerintah terhadap koperasi dan
para peternak lokal. Kondisi ini tentu saja meresahkan para peternak dalam negeri dalam menjalankan usahaternak sapi perahnya karena kebijakan tersebut hanya
akan membuat IPS semakin leluasa untuk mengimpor susu dari luar negeri. Selain itu, pada tahun 2008, untuk meningkatkan daya saing kompetitif di
pasar global, pemerintah memberi peluang dengan membebaskan bea masuk susu impor. Dasar hukum penghapusan bea masuk didasarkan pada Peraturan Menteri
Keuangan PMK No. 145PMK.0112008 tahun 2008 tentang Bea Masuk Ditanggung Pemerintah Atas Impor Barang dan Bahan oleh Industri Pengolahan
Susu untuk Tahun Anggaran 2008. Kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah tersebut berdampak pada tingginya jumlah impor susu dan
rendahnya pajak masuk susu impor. Kondisi tersebut telah menekan produksi susu di Indonesia dan menyebabkan proses produksi susu di tingkat peternak semakin
tidak efisien. Hal ini tentu saja menjadi suatu ancaman bagi KUD Puspa Mekar dan para peternak pada umumnya sebagai pelaku usahaternak sapi perah yang
kurang diperhatikan kepentingannya oleh pemerintah. 2. Kebijakan Pendukung Pengembangan Usahaternak Sapi Perah
Kebijakan impor susu tidak dapat langsung mematikan usahaternak sapi perah di Indonesia. Pemerintah sadar bahwa usahaternak sapi perah di beberapa
wilayah Indonesia harus terus dikembangkan, mengingat adanya potensi sumber daya yang dimiliki dan belum terpenuhinya kebutuhan susu di Indonesia.
101 Pemerintah pusat dan daerah berusaha menetapkan kebijakan yang mendukung
adanya pengembangan usahaternak sapi perah. Adanya kebijakan mengenai skim kredit bersubsidi bagi peternak sapi
merupakan salah satu kebijakan pemerintah untuk membantu peternak dalam mengembangkan usahaternak sapi perahnya, yaitu melalui pengadaan dan
penambahan populasi sapi. Kredit Usaha Pembibitan Sapi KUPS adalah skim kredit yang digunakan untuk mendukung pendanaan, pelaksanaan, dan
pengembangan usaha pembibitan sapi potong dan sapi perah oleh pelaku usaha dengan suku bunga bersubsidi secara berkelanjutan. Sasaran program kredit ini
adalah perusahaan peternakan, koperasi peternakpersusuan, dan gabungan kelompok peternak atau kelompok peternak. Adapun Landasan hukum
pelaksanaan KUPS adalah berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No.131PMK.052009 tanggal 18 Agustus 2009 tentang KUPS dan Peraturan
Menteri Pertanian No. 40PermentanPD.40092009 tanggal 8 September 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan KUPS. Selain KUPS, masih ada beberapa program
kredit pemerintah yang diperuntukkan bagi pengembangan usaha, seperti Kredit Usaha Rakyat KUR dan Kredit Ketahanan Pangan KKPE. Salah satu sasaran
program kredit ini juga ditujukan kepada para pelaku usaha rakyat, petani, maupun peternak. Dengan adanya kebijakan program kredit bersubsidi tersebut,
para peternak maupun koperasi dapat memanfaatkan peluang untuk mengembangkan usahaternak sapi perahnya melalui pengadaan dan penambahan
populasi sapi perah, sehingga dapat meningkatkan produksi susu dan mampu memenuhi kebutuhan susu nasional.
Untuk menanggulangi permasalahan rendahnya konsumsi susu dan tingkat gizi masyarakat, pemerintah melaksanakan program Pemberian Makanan
Tambahan Anak Sekolah PMTAS. Program ini merupakan realisasi dari Inpres No. 1 Tahun 2010 yang bertujuan untuk memperbaiki asupan gizi peserta didik di
tingkat TK dan SD, sehingga diharapkan dapat meningkatkan ketahanan fisik, minat, dan kemampuan belajar. Program PMTAS ini menjangkau beberapa
kabupaten di 27 provinsi yang merupakan kabupaten tertinggal dengan persentase penduduk miskin yang besar. Total anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan
tersebut sebesar Rp 218 milyar dari APBNP. Kebijakan pemerintah melalui
102 program PMTAS ini dapat dijadikan suatu peluang bagi para pelaku usahaternak
sapi perah untuk terus meningkatkan produksi susu dan menjaga kualitas susu yang dihasilkan, guna memasok kebutuhan susu yang masih tinggi dan sebagai
upaya mendukung serta menyukseskan peningkatan gizi masyarakat Indonesia. Selain itu, pemerintah daerah bersama Dinas-dinas terkait melakukan
upaya penyuluhan dan pembinaan kepada peternak dan koperasi di wilayah- wilayah yang berpotensi dalam mengembangkan usahaternak sapi perah. Upaya
tersebut dilakukan dengan mengirimkan Penyuluh Pertanian Lapang PPL dari Dinas-dinas terkait untuk memberikan pembinaan dan pengawasan langsung
terhadap jalannya kegiatan budidaya usahaternak sapi perah saat di lapangan. Upaya pemerintah tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No.
61PermentanOT.140112008 tentang Pedoman Pembinaan Penyuluh Pertanian Swadaya dan Penyuluh Pertanian Swasta. Dengan adanya dukungan dari
pemerintah daerah bersama Dinas terkait, peternak dan koperasi dapat termotivasi dan percaya diri untuk meningkatkan produktivitasnya dalam menghasilkan susu
dengan kualitas terbaik dan mampu bersaing dengan susu impor.
6.2.1.3. Sosial, Budaya, Demografi, dan Lingkungan
Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang memiliki karakteristik laju pertumbuhan penduduk yang pesat. Hal ini dapat dilihat dari
jumlah penduduk Indonesia yang mengalami peningkatan, yaitu dari tahun 2000 sebesar 205,1 juta jiwa menjadi 237,6 juta jiwa pada tahun 2010 dengan laju
pertumbuhan penduduk sebesar 1,49 persen per tahun BPS 2010. Peningkatan jumlah penduduk saat ini memberikan dampak yang besar terhadap peningkatan
permintaan produk pangan. Ditambah lagi dengan adanya perkembangan gaya konsumsi masyarakat di Indonesia yang sudah mengarah untuk mengkonsumsi
pangan yang sehat. Hal tersebut mendukung keberadaan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar karena usaha usaha ini menghasilkan susu sebagai bahan baku
pangan yang memiliki kandungan gizi tinggi. Kesadaran masyarakat akan pemenuhan gizi dari susu ini berpengaruh pada peningkatan jumlah permintaan
susu. Peningkatan tersebut ditandai dengan peningkatan konsumsi susu nasional per kapita, yaitu pada tahun 2008 sebesar 6,91 kgkapita menjadi 8,90 kgkapita
pada tahun 2009 Direktorat Jenderal Peternakan 2010. Dengan demikian,
103 kondisi tersebut akan memberikan peluang pasar yang lebih luas bagi KUD Puspa
Mekar untuk memenuhi permintaan masyarakat terhadap kebutuhan susu dengan meningkatkan produksi susu yang dihasilkan.
Selain gaya konsumsi yang berubah dan tren peningkatan konsumsi susu yang terjadi, faktor lingkungan juga mempengaruhi usahaternak sapi perah. Salah
satu faktor lingkungan yang paling berpengaruh terhadap usahaternak sapi perah adalah ketersediaan lahan hijauan. Keberadaan lahan hijauan saat ini sudah
semakin tergeser fungsinya menjadi lahan bagi pembangunan rumah dan gedung- gedung bertingkat. Sehingga, kondisi tersebut akan mengancam ketersediaan
pakan hijauan yang merupakan sumber pakan ternak utama yang dibutuhkan oleh sapi perah. Asupan pakan hijauan ini diindikasi mengandung kandungan air yang
cukup sebagai pakan ternak ideal, sehingga dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas susu yang dihasilkan. Dengan terbatasnya ketersediaan lahan hijauan,
maka akan menghambat KUD Puspa Mekar dalam upaya mengembangkan usahaternak sapi perahnya melalui peningkatan kuantitas dan kualitas susu yang
dihasilkan.
6.2.1.4. Teknologi
Perkembangan teknologi selalu mengalami kemajuan dari waktu ke waktu. Kemajuan teknologi mampu memberikan efisiensi pada sisi waktu, tenaga kerja
dan biaya yang digunakan, sehingga dapat meningkatkan efisiensi kerja suatu usaha. Dengan adanya kemajuan teknologi dan didukung oleh sumber daya
manusia yang ahli dalam menguasai penggunaan teknologi tersebut, maka suatu usaha akan memiliki keunggulan kompetitif yang lebih baik dari keunggulan saat
ini dengan para pesaing yang ada. Kemajuan teknologi yang berkembang saat ini dalam bidang usahaternak sapi perah, meliputi teknologi pada pengolahan pakan
ternak, teknologi pada budidaya dan pembibitan sapi perah, teknologi pada pemerahan susu, teknologi pada pengolahan produk turunan susu, teknologi pada
pengelolaan limbah dan kotoran sapi, serta teknologi informasi dan komunikasi. Teknologi pada pengolahan pakan bermanfaat untuk memberikan
alternatif pakan yang efisien dan efektif bagi ternak agar dapat menghasilkan produksi susu terbaik. Teknologi pada pengolahan pakan ini dapat dilihat dari
penciptaan mesin penggiling pakan yang dapat menghasilkan pakan dengan
104 tekstur yang tadinya kasar menjadi halus, sehingga dapat dengan mudah dicerna
oleh ternak. Teknologi pada kegiatan budidaya dan pembibitan sapi perah bermanfaat untuk menghasilkan bibit sapi perah unggulan melalui teknologi
Inseminasi Buatan IB. Teknologi pada kegiatan pemerahan susu dapat dilihat dengan adanya penciptaan mesin pemerah susu otomatis yang bermanfaat untuk
memproduksi susu secara efisien dan efektif. Teknologi pada pengolahan produk turunan susu ditandai dengan adanya mesin pendingin cooling unit dan mesin
pasteurisasi susu yang bermanfaat untuk menghasilkan produk olahan susu yang berkualitas. Teknologi pada kegiatan pengelolaan limbah dan kotoran sapi dapat
dilihat dari penciptaan mesin digester untuk biogas yang bermanfaat sebagai alternatif energi rumah tangga. Sedangkan, teknologi informasi dan komunikasi,
seperti adanya jaringan internet dapat bermanfaat bagi kemajuan usahaternak sapi perah karena dapat mempermudah dalam mengakses informasi mengenai posisi
usaha saat ini dalam perkembangan dunia usaha di sekitarnya. Berbagai teknologi yang berkembang dalam mendukung kegiatan usahaternak sapi perah menjadi
peluang yang besar untuk mendapatkan hasil produksi susu yang maksimal dan tentunya harus diimbangi dengan kemampuan sumber daya manusia dalam
menggunakan dan mengelola teknologi tersebut.
6.2.2. Lingkungan Industri
Lingkungan industri merupakan lingkungan yang berada di sekitar usaha yang memiliki pengaruh langsung terhadap operasional usaha KUD Puspa Mekar.
Menurut Porter 1997, hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan, yaitu persaingan antar perusahaan sejenis, ancaman
pendatang baru, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar-menawar pemasok dan kekuatan tawar-menawar pembeli
6.2.2.1. Persaingan antar Perusahaan Sejenis
Tinggi rendahnya persaingan antar perusahaan sejenis dalam lingkungan industri dapat dilihat dari jumlah pesaing yang banyak dan kurang lebih setara
dalam hal ukuran dalam kekuatan modal dan penguasaan pangsa pasarnya. Pada kebanyakan industri, gerakan persaingan oleh satu perusahaan mempunyai
105 pengaruh yang besar terhadap para pesaingnya dan dapat mendorong perlawanan
atau usaha untuk menandingi gerakan tersebut. Dalam usahaternak sapi perah yang dijalankan KUD Puspa Mekar di
Kabupaten Bandung Barat, terdapat banyak pesaing yang juga menjalankan usaha yang sama di bidang usahaternak sapi perah. Persaingan terjadi dengan
perusahaan peternakan swasta yang terdapat di Kabupaten Bandung Barat. Perusahaan peternakan swasta yang paling mendominasi persaingan usahaternak
sapi perah di Kabupaten Bandung Barat adalah CV. Barokah, CV. Agropurna Mitra Mandiri, dan Kelompok Paguyuban Peternak Parongpong KPPC.
Tingkat persaingan dengan perusahaan peternakan swasta dalam usahaternak sapi perah di Kabupaten Bandung Barat saat ini cenderung
kompetitif, sehingga menjadi ancaman bagi KUD Puspa Mekar. Persaingan yang terjadi biasanya dalam hal penetapan harga beli susu di tingkat petenak dan
pelayanan yang diberikan kepada anggota. Sistem penetapan harga beli yang diberlakukan KUD Puspa Mekar berbeda dengan para pesaingnya. KUD Puspa
Mekar menetapkan harga beli susu di tingkat peternak berdasarkan kualitas susu yang dihasilkan, yaitu berkisar antara Rp 2.900 – 3.100, sedangkan para
pesaingnya menetapkan harga beli susu di tingkat peternak dengan sistem sama rata tanpa mempertimbangkan kualitas susu yang dihasilkan. Bahkan, para
pesaing ini berani untuk menetapkan harga beli susu di atas harga beli susu KUD Puspa Mekar, yaitu mencapai sebesar Rp 3.200. Hal tersebut dapat menjadi
ancaman bagi keberlangsungan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar karena dengan adanya perbedaan harga beli susu di tingkat peternak, akan menyebabkan
beberapa anggota beralih memasarkan susunya ke para pesaing. Sehingga, kondisi tersebut dapat mengurangi kapasitas produksi susu yang dihasilkan KUD Puspa
Mekar. Pelayanan yang diberikan kepada anggota juga merupakan faktor yang
paling penting dalam menjaga kestabilan usahaternak sapi perah untuk mampu bersaing dengan para pesaing yang ada. KUD Puspa Mekar memiliki pelayanan
anggota yang lebih unggul dibandingkan para pesaingnya. Pelayanan yang diberikan KUD Puspa Mekar merupakan pelayanan langsung kepada anggota.
Sedangkan, sistem pelayanan yang diberikan para pesaing kepada anggotanya
106 merupakan pelayanan kelompokkolektif. Sehingga, para anggotanya tidak
memperoleh pelayanan yang maksimal. Bahkan, anggota dari kelompok tersebut secara tidak langsung mengalami kerugian karena bayaran susu yang diberikan
akan dipotong dengan upah pengangkutan susu yang dilakukan oleh ketua kelompoknya sebagai kolektor susu. Potongan yang diberlakukan, yaitu sebesar
Rp 200 per liter susu. Dengan adanya perbedaan manfaat yang diterima dari pelayanan anggota yang diberikan KUD Puspa Mekar dengan pelayanan anggota
yang diberikan para pesaingnya, maka tidak menutup kemungkinan banyak anggota dari para pesaing yang beralih keanggotaannya ke KUD Puspa Mekar.
Kondisi ini memberikan keuntungan bagi pengembangan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar dalam upaya meningkatkan kapasitas produksi yang
dihasilkan. 6.2.2.2. Ancaman Pendatang Baru
Pendatang baru dapat menjadi ancaman terhadap perusahaan yang telah ada, baik dalam perebutan pangsa pasar atau perebutan sumber daya produksi.
Ancaman masuknya pendatang baru sangat bergantung pada kemampuan pendatang baru untuk menghadapi hambatan masuk barriers to entry ke dalam
industri. Menurut Porter 1997, terdapat enam faktor hambatan masuk dari pendatang baru ke dalam suatu industri, yaitu skala ekonomis, diferensiasi
produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok, akses ke saluran distribusi, biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala,
dan kebijakan pemerintah. 1. Skala Ekonomis
Skala ekonomis menghalangi masuknya pendatang baru dengan memaksa mereka untuk masuk pada skala besar dan mengambil risiko persaingan yang ada.
Pada industri usahaternak sapi perah, skala ekonomis tidak menjadi halangan masuknya pendatang baru karena untuk memulai usaha ini tidak diperlukan skala
ekonomis yang besar. Perusahaan swasta yang merupakan salah satu penampung susu segar dalam jumlah berapa pun atau dengan produksi susu sebanyak 10.000
liter saja sudah termasuk ke dalam pelaku industri produksi susu segar. Selain itu, masalah regulasi tidak berpengaruh kepada pendatang baru yang ingin memasuki
107 usaha ini karena pemerintah tidak membatasi atau menghambat masuknya
pendatang baru ke dalam industri dengan peraturan-peraturan tertentu, sebaliknya pemerintah menunjukkan dukungannya terhadap pengembangan usahaternak sapi
perah, mengingat produksi susu yang dihasilkan belum memenuhi kebutuhan nasional.
2. Kebutuhan Modal Jumlah kebutuhan modal akan menentukan persaingan dalam suatu
industri. Semakin tinggi kebutuhan modal yang diperlukan, maka semakin ketat persaingan yang dihadapi. Dalam menjalankan usahaternak sapi perah,
dibutuhkan permodalan awal yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan sumber daya lahan, hewan ternak, dan sumber daya manusia yang cukup banyak.
Selain itu, dalam menghasilkan kuantitas dan kualitas susu yang baik secara efisien, dibutuhkan teknologi pengolahan susu untuk menjaga sterilisasi susu yang
dihasilkan oleh peternak. Untuk mengelola kegiatan tersebut dibutuhkan permodalan yang cukup besar, sehingga kegiatan pengolahan dapat berjalan
dengan baik. 3. Diferensiasi Produk
Diferensiasi menciptakan hambatan masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan
yang ada. Diferensiasi produk dalam usahaternak sapi perah tidak menjadi penghalang bagi masuknya pendatang baru karena industri usahaternak sapi perah
ini merupakan industri primerbahan baku yang memasok produk susu segar ke IPS.
4. Biaya Beralih Pemasok Pemasok yang paling penting dalam industri usahaternak sapi perah adalah
pemasok pakan ternak. Biaya beralih pemasok dalam industri ini tidak terlalu besar. Pembeli yang ingin beralih pemasok tidak memerlukan biaya yang tinggi
karena banyaknya jumlah pemasok yang menyediakan pakan ternak.
108 5. Akses ke Saluran Distribusi
Akses ke saluran distribusi merupakan faktor yang menjadi penghambat bagi masuknya pendatang baru. Dalam industri ini, saluran yang di bentuk oleh
koperasi persusuan dan perusahaan swasta yang telah ada sudah cukup kuat, sehingga pendatang baru harus mampu membuat saluran distribusi baru agar
produknya dapat diterima. Kegiatan distribusi dan pemasaran susu ke IPS merupakan proses yang tidak mudah dilewati oleh pendatang baru karena
penerimaan susu yang dilakukan membutuhkan prosedur mulai dari perizinan usaha, kualitas susu, dan kontinuitas pasokan dari susu yang dihasilkan.
6. Biaya Tidak Menguntungkan Terlepas dari Skala Adanya biaya yang tidak menguntungkan terlepas dari skala dalam
usahaternak sapi perah tidak menjadi halangan bagi pendatang baru karena biaya yang ditimbulkan tidak terlalu besar. Biaya tidak menguntungkan yang tidak
terlalu besar tersebut akan mendorong dan menambah motivasi bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam industri.
Dengan adanya kelima hambatan masuk tersebut, maka kemungkinan masuknya pendatang baru lebih dirasakan pada skala usaha yang kecil. Skala
usaha yang kecil memiliki ciri-ciri, yaitu kapasitas produksi susu masih rendah, kualitas susu belum maksimal, belum memiliki produk olahan susu, dan lain-lain.
Bagi KUD Puspa Mekar, kemungkinan tersebut dapat mengancam karena KUD Puspa Mekar juga memiliki kapasitas produksi susu yang masih rendah dan belum
memiliki produk olahan susu. 6.2.2.3. Ancaman Produk Substitusi
Ancaman produk substitusi merupakan produk yang memiliki manfaat dan kegunaan yang sama, sehingga dapat menggantikan fungsi produk lain yang
bertujuan memenuhi kebutuan konsumen. Dalam industri pengolahan susu, produk olahan susu yang berasal dari susu ternak lainnya, seperti kambing dan
kuda tidak dapat dijadikan produk pengganti susu segar sapi karena sasaran konsumen dan fungsi dari kedua produk tersebut berbeda. Susu kambing dan susu
kuda cenderung dikonsumsi sebagai obat, sedangkan susu segar sapi merupakan
109 bahan baku utama bagi industri pengolahan susu di Indonesia. Hal tersebut
disebabkan susu sapi memiliki kandungan gizi yang lengkap dan dianggap sebagai produk susu masyarakat yang lebih diminati karena menjangkau
konsumen dari berbagai segmen yang ada. Kondisi tersebut dapat dijadikan peluang bagi KUD Puspa Mekar untuk mengembangkan usahanya pada industri
usahaternak sapi perah dengan meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan IPS dan secara tidak langsung memenuhi kebutuhan masyarakat akan
produk olahan berbahan baku susu sapi.
6.2.2.4. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok
Pemasok dapat menggunakan tawar-menawar terhadap para pelaku dalam industri dengan mengancam menaikkan harga atau menurunkan mutu produk
yang dibeli. KUD Puspa Mekar menggunakan jasa pemasok dalam menyediakan pakan konsentrat untuk anggotanya. Pakan yang dipasok adalah pakan konsetrat
dalam bentuk yang sudah jadi atau siap dijual kepada anggota, tanpa melewati tahapproses pengolahan terlebih dahulu. Pemasok tersebut adalah KPSBU, yang
merupakan satu-satunya pemasok utama pakan konsentrat ke KUD Puspa Mekar. Sehingga, KUD Puspa Mekar dalam hubungannya dengan KPSBU hanya sebagai
penerima harga, KUD Puspa Mekar tidak memiliki kekuatan tawar-menawar yang kuat terhadap KPSBU. Kondisi ini dapat menjadi ancaman jika KUD Puspa
Mekar tidak memiliki alternatif pemasok pakan lainnya atau mengolah pakan konsentrat sendiri. Hal ini dikarenakan sewaktu-waktu KPSBU dapat menaikkan
harga atau menurunkan mutu pakan yang dibeli, sehingga dapat menghambat kegiatan produksi usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar.
6.2.2.5. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Konsumen dalam industri usahaternak sapi perah adalah IPS. IPS
membuat persaingan di dalam industri semakin ketat dengan memaksa harga turun, kualitas, dan pelayanan yang lebih baik. Saat ini KUD Puspa Mekar belum
mampu memasarkan susunya secara mandiri ke IPS. Hal ini disebabkan KUD Puspa Mekar belum mampu memenuhi kapasitas produksi susu yang dibutuhkan
IPS, yaitu sebanyak 10.000 liter per hari, sedangkan kapasitas produksi susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar saat ini baru mencapai rata-rata sebanyak 8.000
110 liter per hari. Sehingga, KUD Puspa Mekar dalam memasarkan susunya ke IPS
harus melalui KPSBU terlebih dahulu, baru selanjutnya susu dapat disalurkan ke IPS. Salah satu IPS yang paling sering menerima pasokan susu dari KUD Puspa
Mekar melalui jalur pemasaran KPSBU adalah PT. Indolakto. Dalam memenuhi pasokan susunya ke IPS, KUD Puspa Mekar harus
menjaga kualitas susu yang dihasilkan. Hal ini disebabkan penetapan harga beli susu IPS didasarkan pada standar kualitas susu yang dihasilkan. Jika susu tidak
sesuai dengan standar kualitas IPS, maka KUD Puspa Mekar akan menghadapi penolakan susu atau menerima penalti terhadap harga beli susu IPS. Kondisi ini
menunjukan bahwa hubungan KUD Puspa Mekar dengan IPS hanya sebagai penerima harga, KUD Puspa Mekar tidak memiliki kekuatan tawar-menawar yang
kuat terhadap IPS. Selain itu, hubungan yang terjalin antara KUD Puspa Mekar dengan IPS merupakan hubungan yang tidak langsung. Interaksi hanya terjadi
antara IPS dengan KPSBU dan KPSBU dengan KUD Puspa Mekar. Sehingga, kekuatan tawar-menawar IPS yang kuat menjadi lebih sulit dikendalikan oleh
KUD Puspa Mekar. Jika KUD Puspa Mekar tidak dapat mengolah susu menjadi produk olahan susu dan menjualnya ke konsumen eceran sebagai alternatif
pemasaran lain, maka kekuatan tawar-menawar IPS yang kuat tersebut dapat menjadi ancaman bagi KUD Puspa Mekar terutama dalam menentukan harga beli
susu di tingkat peternak.
111
VII. FORMULASI STRATEGI
7.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan KUD Puspa Mekar
Identifikasi kekuatan dan kelemahan KUD Puspa Mekar didasarkan pada hasil analisis lingkungan internalnya. Berikut faktor-faktor lingkungan internal
KUD Puspa Mekar.
Tabel 17.
Faktor-faktor Lingkungan Internal KUD Puspa Mekar
Faktor Kekuatan Kelemahan Manajemen
1. Adanya tes quality control untuk peneriman susu dari
peternak 2. Sistem pembayaran susu
yang tepat waktu kepada peternak
3. RAT terlaksana dan berjalan dengan baik setiap
tahunnya 4. Komunikasi antara
pengurus dan anggota berlangsung terbuka
5. KUD memberikan pelayanan langsung kepada
anggota 1. Belum adanya
pendidikan internal perkoperasian untuk
anggota 2. Tingkat partisipasi dan
loyalitas anggota yang masih rendah
3. Tingkat pendidikan karyawan yang masih
rendah 4. Pengorganisasian kerja
pengurus dan karyawan yang belum berjalan
dengan baik
ProduksiOperasi 6.
Produk susu yang dihasilkan oleh KUD
terjamin kualitasnya 7.
KUD memiliki sarana dan prasarana produksi yang
lengkap 5. Produksi susu yang
dihasilkan oleh KUD masih rendah
6. Belum adanya kegiatan pengolahan produk
turunan susu yang memiliki nilai tambah
Pemasaran 8. KUD mampu menjual
produk susu berdasarkan harga yang disesuaikan
dengan standar kualitas susu yang disyaratkan oleh
pembeli 7. KUD belum mampu
memasarkan produk susu secara mandiri
kepada IPS
Keuangan 9. Kegiatan simpan pinjam
anggota berjalan dengan lancar
10. Pembagian SHU berlangsung terbuka dan
adil 8. KUD memiliki
keterbatasan modal untuk pengembangan
usahanya
Penelitian dan Pengembangan
- -
Sistem Informasi dan Manajemen
11. Pencatatan dan penyimpanan data serta
informasi sudah tersusun rapi dengan sistem
komputerisasi -
112 Faktor-faktor internal yang menjadi kekuatan bagi KUD Puspa Mekar,
yaitu: 1. Adanya tes quality control untuk peneriman susu dari peternak
KUD Puspa Mekar selalu melakukan quality control pengawasan kualitas terhadap susu yang disetorkan oleh peternak. Hal tersebut dilakukan
untuk terus menjaga dan mempertahankan kualitas susu yang dihasilkan. Pemeriksaan kualitas dilakukan di setiap TPK, dimana peternak menyetorkan
susunya. Sebelum susu ditampung di mobil tangki penampungan, PAD melakukan pemeriksaan kualitas susu peternak. Adapun pemeriksaan kualitas
susu tesebut meliputi uji berat jenis, uji alkohol, dan uji organoleptik. Pengujian
berat jenis
bertujuan untuk mengetahui nilai susu dalam kaitannya dengan tingkat kemurnian susu. Apabila berat jenis susu dibawah
standar menunjukan bahwa susu tersebut tidak murni atau ada penambahan zat tertentu. Pengujian ini menggunakan alat yang disebut lactodecimeter.
Pengujian dengan menggunakan alkohol dilakukan dengan menggunakan alat gun test
yang telah diisi dengan alkohol 70 persen untuk mengetahui apakah protein pada susu tersebut telah terdenaturasi pecah atau tidak. Susu yang
hasilnya jelek menunjukan adanya penggumpalan yang artinya protein yang terkandung di dalam susu sudah pecah. Sedangkan, uji organoleptik merupakan
uji dengan menggunakan panca indera sebagai media uji meliputi bau, warna dan rasa susu. Pengujian terhadap rasa susu dilakukan dengan mencicipi susu.
Apabila pemeriksaan susu dari peternak tidak memenuhi persyaratan atau kemungkinan adanya indikasi pemalsuan maka susu akan diambil sampel dan di
uji di laboratorium KPSBU. Para peternak yang susunya tidak memenuhi persyaratan akan diberi peringatan dan penyuluhan.
2. Sistem pembayaran susu yang tepat waktu kepada peternak Susu yang dihasilkan oleh anggota disetorkan per 15 hari ke KUD Puspa
Mekar. Begitu juga dengan sistem pembayaran susu yang diberlakukan oleh KUD Puspa Mekar kepada anggota, susu dibayar per 15 hari dengan sistem gantungan.
Artinya, susu yang disetorkan per tanggal 15 akan dibayarkan pada tanggal 30. Hal ini dijadikan sebagai jaminan saat peternak mendaftar pertama kali sebagai
113 anggota KUD Puspa Mekar. Berbeda dengan para pesaingnya yang selalu tidak
tepat waktu membayarkan susunya ke anggota hingga telat 5 – 7 hari, KUD Puspa Mekar tidak pernah telat sehari pun dalam membayarkan kewajibannya tersebut
kepada anggota. 3. RAT terlaksana dan berjalan dengan baik setiap tahunnya
Rapat Anggota Tahunan merupakan badan tertinggi di dalam struktur KUD Puspa Mekar di mana setiap anggota berpartisipasi untuk mengikuti
pelaksanaannya. Pelaksanaan RAT KUD Puspa Mekar dilakukan tepat waktu pada setiap satu tahun sekali atau selambat-lambatnya tiga bulan setelah tutup
buku pada tahun yang bersangkutan, serta dapat berjalan dengan baik setiap tahunnya dengan melakukan evaluasi prestasi dan kendala dari tahun sebelumnya
dan menetapkan arah dan kebijakan dasar manajemen yang menyeluruh bagi KUD untuk tahun berikutnya. Adapun kedua hal tersebut dapat dibuktikan dengan
melihat tanggal pelaksanaan dan jumlah peserta yang hadir dalam setiap RAT KUD Puspa Mekar setiap tahunnya yang ditunjukkan pada Tabel 18 berikut.
Tabel 18
. Pelaksanaan RAT KUD Puspa Mekar Tahun 2009 – 2011
No. Tahun Tanggal
Pelaksanaan Undangan
Orang Hadir
Orang Persentase
persen
1. 2009
3 April 2010 157
157 100 persen
2. 2010
26 Maret 2011 238
238 100 persen
3. 2011
31 Maret 2012 363
356 98 persen
Sumber: Laporan Tahunan KUD Puspa Mekar Tahun Buku 2009 – 2011
Pada Tabel 18 dapat dilihat bahwa RAT KUD Puspa Mekar selalu dilaksanakan setiap tahunnya yaitu setiap tiga bulan setelah tutup buku pada tahun
yang bersangkutan yaitu pada bulan Maret dan paling lambat pada bulan April. Persentase kehadiran peserta atau undangan pada pelaksanaan KUD Puspa Mekar
setiap tahunnya juga selalu di atas 90 persen. Hal ini menunjukkan bahwa anggota ikut berpartisipasi secara aktif dalam pelaksanaan RAT KUD Puspa Mekar setiap
tahunnya. 4. Komunikasi antara pengurus dan anggota berlangsung terbuka
Adanya komunikasi sangat menentukan keberhasilan suatu organisasi. KUD Puspa Mekar senantiasa mengkomunikasikan kebijakannya kepada
114 pengurus dan anggota secara terbuka. Penyampaian kebijakan atau sesuatu hal
yang penting terkait dengan kegiatan usaha KUD Puspa Mekar lebih sering disampaikan pengurus kepada anggota melalui PAD. Hal ini disebabkan PAD
adalah karyawan yang paling sering bertemu dengan anggota saat proses pengambilan susu. Begitu juga sebaliknya, apabila anggota memiliki aspirasi dan
keluhan yang ingin disampaikan ke KUD Puspa Mekar, maka PAD akan segera menyampaikannya kepada pengurus. Hubungan interaktif yang terjalin antara
anggota dengan PAD menjadi penting, karena PAD menjadi fasilitator untuk menyampaikan pesan anggota kepada pengurus atau sebaliknya yang akan
disampaikan melalui rapat evaluasi yang dilaksanakan setiap dua minggu sekali antara pengurus, pengawas, dan karyawan KUD Puspa Mekar.
5. KUD memberikan pelayanan langsung kepada anggota Pelayanan yang ditawarkan KUD Puspa Mekar merupakan faktor
kekuatan pendorong bagi anggota dan calon anggota untuk bergabung dan bekerjasama melaksanakan usaha yang dikelola KUD Puspa Mekar. Karena
melalui pelayanan tersebut, anggota mampu memperoleh manfaat yang diharapkannya.
Pelayanan yang diberikan KUD Puspa Mekar adalah pelayanan langsung kepada anggota, artinya tidak adanya sistem pengumpul kolektor susu dalam
struktur organisasi KUD Puspa Mekar. Berbeda dengan para pesaingnya yang masih menerapkan sistem tersebut, sejak tahun 2006 KUD Puspa Mekar telah
menghapus sistem tersebut dan merubahnya dalam bentuk pelayanan langsung kepada anggota. Hal ini dikarenakan sistem pengumpul susu sangat merugikan
anggota dan membuat partisipasi anggota terhadap KUD menjadi terbatas. Para kolektor susu tersebut mengambil upah sebesar Rp 200 per liter susu sebagai
biaya pengangkutan susu dari anggotanya, belum lagi saat pelaksanaan RAT yang dihadirkan hanya para kolektor susu tersebut sebagai ketua dari masing-masing
kelompok anggota. Sistem pengumpul susu tersebut hanya membuat posisi anggota semakin terpuruk. Namun, dengan sistem pelayanan yang diterapkan
KUD Puspa Mekar diharapkan dapat mensejahterahkan anggota dalam memenuhi seluruh kebutuhan anggotanya.
115 6. Produk susu yang dihasilkan oleh KUD terjamin kualitasnya
Kualitas susu yang baik merupakan kekuatan bagi KUD Puspa Mekar dalam mengungguli para pesaingnya. Selain itu, keterjaminan kualitas
memberikan kemudahan bagi KUD dalam memasarkan produknya kepada konsumen. Saat ini IPS menerapkan standar kualitas penerimaan susu bagi
pemasok, dan hal tersebut memacu KUD untuk menghasilkan produk sesuai dengan kebutuhan IPS. KUD Puspa Mekar mampu menjamin kualitas susu yang
dihasilkannya untuk disalurkan kepada IPS. Adapun kualitas susu yang dihasilkan KUD mengandung kadar Total Solid TS
≥ 11,3 persen, TPC jumlah kumanbakteri 5.000.000 per mililiter, dan Titik Beku TB -0,520 °C sampai -
0,550 °C. 7. KUD memiliki sarana dan prasarana produksi yang lengkap
Ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai merupakan faktor penting dalam mempermudah dan melancarkan usaha yang dijalankan. KUD
Puspa Mekar dalam menjalankan usahaternak sapi perahnya memiliki sarana dan prasarana yang cukup memadai mulai dari sarana transportasi untuk distribusi
susu dari peternak menggunakan mobil pick up lengkap dengan tangki penampungan susu dan milk can, alat pengontrol kualitas susu, hingga proses
pendinginan susu menggunakan cooling unit sebelum susu disalurkan ke IPS. Sarana dan prasarana produksi KUD Puspa Mekar yang memadai ini mampu
memacu peningkatkan kualitas susu yang dihasilkan. 8. KUD mampu menjual produk susu berdasarkan harga yang disesuaikan
dengan standar kualitas susu yang disyaratkan oleh pembeli Kualitas susu yang terjamin menjadi kekuatan KUD Puspa Mekar dalam
menjalankan usahaternak sapi perah, terutama dalam penetapan harga jual susu dari IPS. KUD mampu memenuhi standar kualitas susu yang disyaratkan IPS
sehingga harga yang diberlakukan IPS kepada KUD berkisar antara Rp 3.100 – 3.500 per liter. Hal ini mengindikasikan bahwa KUD Puspa Mekar jarang
memperoleh harga di bawah Rp 3.100 per liter, sehingga harga yang diberlakukan kepada peternak berkisar antara Rp 2.900 – 3.100 per liter. Harga beli berdasarkan
kualitas susu ini menjadi keunggulan bagi KUD ke IPS, karena hal ini berbeda
116 dengan para pesaingnya yang tidak menerapkan standar kualitas susu untuk
penjualan susunya. 9. Kegiatan simpan pinjam anggota berjalan dengan lancar
Kegiatan simpan pinjam KUD Puspa Mekar berjalan dengan lancar dan tidak ada kredit macet dari anggota. Hal ini disebabkan prosedur peminjaman dan
pengembalian uang diterapkan dengan jelas kepada anggota. Dalam melakukan peminjaman, anggota sebelumnya harus memenuhi syarat kelayakan pemberian
pinjaman dengan rumus perhitungan yaitu sisa bersih penghasilan dikali tiga dikali 40 persen, sehingga jumlah pemberian pinjaman dipastikan tidak melebihi
jumlah bayaran susu anggota per 15 hari. Sedangkan, dalam melakukan pengembalian pinjaman, anggota mengembalikannya melalui potongan langsung
pada setiap pembayaran susu sebanyak lima kali potongan bayaran susu atau selama 2,5 bulan. Prosedur simpan pinjam ini menjadi kekuatan bagi KUD Puspa
Mekar karena dilakukan untuk menghindari kredit macet anggota. 10. Pembagian SHU berlangsung terbuka dan adil
Pembagian sisa hasil usaha SHU anggota dibagikan secara adil pada setiap anggotanya berdasarkan produksi susu yang dihasilkan oleh masing-masing
anggota. Selama ini anggota merasa puas dengan prosedur pembagian SHU yang dilakukan oleh KUD Puspa Mekar, karena pembagian ini juga dilakukan secara
terbuka saat pelaksanaan RAT. Jumlah SHU yang didapat anggota adalah 40 persen berdasarkan produksi susu dari jumlah SHU KUD Puspa Mekar secara
keseluruhan, sisanya 40 persen dikembalikan lg untuk modal pengembangan KUD, dan 20 persen lagi diperuntukkan bagi pelatihan dan pendidikan pengurus
serta karyawan. 11. Pencatatan dan penyimpanan data serta informasi sudah tersusun rapi dengan
sistem komputerisasi Sistem informasi manajemen yang diterapkan oleh KUD Puspa Mekar
sudah berjalan dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan adanya pencatatan dan penyimpanan data serta informasi yang dilakukan secara rapi dan sistematis
berdasarkan data harian, bulanan, dan tahunan. Sebagian besar pengelolaan
117 informasi manajemen yang berkaitan dengan usahaternak sapi perah sudah
dilakukan secara komputerisasi, seperti data keanggotaan, data populasi sapi anggota, data produksi dan kualitas susu, data pengeluaran dan pemasukan KUD,
dan data serta informasi lainnya. Faktor-faktor
internal yang menjadi kelemahan bagi KUD Puspa Mekar, yaitu:
1. Belum adanya pendidikan internal perkoperasian untuk anggota Kondisi peternak sebagai anggota KUD Puspa Mekar secara umum hampir
sama dengan kondisi peternak rakyat di Indonesia. Mereka mempunyai latar belakang kualitas sebagai sumber daya manusia yang perlu mendapat perhatian,
khususnya dalam hal perkembangan pola beternak dan penggunaan teknologi pendukung usahaternak. Dari segi pendidikan, hampir sebagian besar peternak
berpendidikan rendah, yaitu sekolah dasar. Meskipun ada yang sampai sekolah lanjutan atas, namun masih ada yang tidak tamat sekolah.
Oleh karena itu, penyuluhan dan pembinaan anggota penting dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dan pendidikan anggota. KUD Puspa Mekar
belum mengadakan penyuluhan secara rutin untuk anggota khususnya mengenai pendidikan internal dasar-dasar perkoperasian dan budidaya ternak sapi perah.
Penyuluhan yang dilakukan KUD Puspa Mekar hingga saat ini hanya bersifat kondisional. Artinya, penyuluhan hanya dilakukan jika ada masalah produksi susu
peternak saat di lapang, misalnya kualitas susu yang dihasilkan tidak baik dan terindikasi adanya pemalsuan susu. KUD Puspa Mekar hanya melakukan
penyuluhan secara personal kepada anggota melalui manajer operasional, PAD, dan petugas kesehatan hewan.
2. Tingkat partisipasi dan loyalitas anggota yang masih rendah Tingkat partisipasi dan loyalitas anggota sangat berpengaruh terhadap
perkembangan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar, khususnya dalam menghasilkan kuantitas dan kualitas susu terbaik. Namun, masih ada beberapa
anggota yang tingkat partisipasi dan loyalitasnya masih rendah terhadap KUD. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya anggota yang menyalurkan susunya ke
118 lebih dari satu tempat penampungan susu selain ke KUD Puspa Mekar atau
bahkan keluar dari keanggotaan KUD dan memilih bergabung dengan perusahaan penampungan susu milik pribadiswasta, seperti CV. Keluarnya anggota dari
keanggotaan KUD disebabkan ketidakpuasan anggota terhadap pelayanan yang diberikan oleh KUD Puspa Mekar. Selain itu, anggota yang lebih memilih CV
dibandingkan KUD sebagai tempat menyalurkan susunya disebabkan kurangnya pemahaman anggota mengenai pendidikan berkoperasi.
Hal ini menjadi tugas berat bagi KUD Puspa Mekar untuk terus mengupayakan pelayanan prima dan meningkatkan pendidikan berkoperasi bagi
anggotanya sehingga tingkat partisipasi dan loyalitas anggota terhadap KUD dapat dijaga dan ditingkatkan guna menjaga keberlangsungan usahaternak sapi perah
KUD Puspa Mekar. 3. Tingkat pendidikan karyawan yang masih rendah
Karyawan sebagai sumberdaya pengelola KUD Puspa Mekar sangat menentukan cepat lambatnya perkembangan usaha yang dilakukannya, dan
tingkat pendidikan yang baik akan berdampak pada kualitas karyawan serta responnya dalam menghadapi perkembangan usaha. Kondisi dari para karyawan
KUD Puspa Mekar sebagian besar hanya menganyam pendidikan hingga tingkat SD atau SMP. Hal ini berdampak pada sukarnya karyawan dalam memahami dan
merespon perubahan lingkungan usaha yang dihadapi. Hingga saat ini KUD Puspa Mekar baru memiliki satu karyawan professional yang ahli di bidangnya,
yaitu staf administrasi yang jenjang pendidikannya sampai Sarjana S1. KUD Puspa Mekar belum memiliki karyawan professional yang ahli di bidang
pemasaran dan pengolahan produk. Rendahnya tingkat pendidikan karyawan ini terkadang menjadi penghambat bagi KUD Puspa Mekar untuk berkembang dalam
menjalankan usahanya. Namun pada dasarnya tidak selalu tingkat pendidikan yang rendah
berakibat pada lemahnya manajemen organisasi KUD. Pelatihan dapat menjadi solusi atas rendahnya tingkat pendidikan karyawan. Pelatihan yang spesifik dalam
suatu bidang akan menjadikan karyawan menjadi mahir. Terlebih apabila pekerjaan tersebut sudah dikerjakan dalam waktu yang cukup lama tentu akan
menjadi nilai tambah dalam menangani tugasnya masing-masing.
119 4. Pengorganisasian kerja pengurus dan karyawan yang belum berjalan dengan
baik Dalam struktur organisasi KUD Puspa Mekar masih terdapat penumpukan
tugas dan tanggung jawab serta rangkap jabatan dalam satu fungsional organisasi, seperti jabatan sekretaris dan Kaur administrasi, serta jabatan bendahara dan Kaur
quality control yang dipegang oleh satu orang. Selain itu, beberapa staf PAD juga
terkadang merangkap tugas dan tanggung jawab untuk menjadi supir atau sebaliknya. Penumpukkan tugas dan tanggung jawab serta rangkap jabatan dalam
satu fungsional organisasi tersebut menjadi kelemahan bagi KUD dan dapat berpengaruh terhadap penurunan kinerja KUD Puspa Mekar.
5. Produksi susu yang dihasilkan oleh KUD masih rendah Produksi susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar masih rendah dan
hingga saat ini produksi baru mencapai 8.000 liter per hari, belum dapat mencapai target minimal produksi sebesar 10.000 liter per hari. Produksi susu KUD Puspa
Mekar yang masih rendah disebabkan oleh berbagai faktor mulai dari perubahan cuaca, penggunaan pakan, teknik pengelolaan ternak, jumlah populasi sapi dan
sebagainya. Namun, faktor yang sangat berpengaruh terhadap keterbatasan jumlah susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar adalah perkembangan populasi dari
ternak anggota yang lambat dan cenderung stagnan. 6. Belum adanya kegiatan pengolahan produk turunan susu yang memiliki nilai
tambah KUD Puspa Mekar belum memiliki unit pengolahan susu sehingga belum
dapat menciptakan produk olahan susu yang bernilai tambah. Hal ini menjadi salah satu kelemahan bagi KUD Puspa Mekar, karena jika dilihat dari banyaknya
villa, hotel, serta tempat rekreasi di wilayah Parongpong seharusnya dapat menjadi saluran pemasaran alternatif bagi KUD Puspa Mekar. Dengan melakukan
pengolahan susu menjadi produk yang bernilai tambah tinggi setidaknya menjadi alternatif penjualan jika terjadi penolakan susu dari IPS akibat kualitas susu yang
dihasilkan tidak memenuhi standar kualitas susu IPS. Hal ini juga mengurangi ketergantungan pasar yang hanya didominasi oleh satu jalur saluran pemasaran
melalui KPSBU ke PT. Indolakto.
120 7. KUD belum mampu memasarkan produk susu secara mandiri kepada IPS
Produksi susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar masih rendah dan belum mampu memenuhi syarat minimal kebutuhan IPS. Jumlah minimal pasokan
susu yang harus disalurkan ke IPS sebanyak 10.000 liter per hari dan saat ini produksi susu KUD Puspa Mekar baru mencapai 8.000 liter per hari, masih
kurang 2.000 liter per hari untuk memenuhi kebutuhan IPS tersebut. Kondisi inilah yang menyebabkan KUD Puspa Mekar masih bergantung kepada KPSBU
dalam menyalurkan susunya ke IPS. Selain itu, dalam memasarkan susunya melalui KPSBU untuk selanjutnya disalurkan ke IPS, KUD Puspa Mekar
menyewa supir dan armada pengangkutan yang dimiliki oleh KPSBU dengan dikenakan biaya sewa sebesar Rp 200 per liter. Dengan demikian, keterbatasan
KUD Puspa Mekar dalam memasarkan produk susu secara mandiri ke IPS telah meningkatkan biaya operasional KUD Puspa Mekar.
8. KUD memiliki keterbatasan modal untuk pengembangan usahanya Dalam mengembangkan usahanya, KUD Puspa Mekar harus memiliki
modal yang cukup besar. Saat ini modal yang dimiliki KUD untuk mengembangkan usahanya masih terbatas. Modal sendiri yang dimiliki KUD
Puspa Mekar hanya bersumber dari anggota dalam bentuk simpanan wajib dan pokok anggota, sedangkan modal dari luar hanya diperoleh dari simpanan
sukarela anggota dan pinjaman dari KPSBU. Kedua sumber permodalan tersebut sebagian besar digunakan untuk kegiatan operasional KUD. Padahal, modal dari
luar seharusnya juga dapat dialokasikan sebagai modal untuk kegiatan pengembangan usahaternak KUD Puspa Mekar. Selain itu, keterbatasan KUD
Puspa Mekar dalam menjangkau akses permodalan, seperti modal dari investor dan pinjaman kredit dari pemerintah serta bank atau lembaga keuangan lainnya
menyebabkan terbatasnya jumlah modal dari luar yang dimiliki oleh KUD Puspa Mekar yang dapat digunakan untuk kegiatan pengembangan usahaternak sapi
perahnya.
121
7.2. Identifikasi Peluang dan Ancaman KUD Puspa Mekar