Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok Lingkungan Industri

109 bahan baku utama bagi industri pengolahan susu di Indonesia. Hal tersebut disebabkan susu sapi memiliki kandungan gizi yang lengkap dan dianggap sebagai produk susu masyarakat yang lebih diminati karena menjangkau konsumen dari berbagai segmen yang ada. Kondisi tersebut dapat dijadikan peluang bagi KUD Puspa Mekar untuk mengembangkan usahanya pada industri usahaternak sapi perah dengan meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan IPS dan secara tidak langsung memenuhi kebutuhan masyarakat akan produk olahan berbahan baku susu sapi.

6.2.2.4. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok

Pemasok dapat menggunakan tawar-menawar terhadap para pelaku dalam industri dengan mengancam menaikkan harga atau menurunkan mutu produk yang dibeli. KUD Puspa Mekar menggunakan jasa pemasok dalam menyediakan pakan konsentrat untuk anggotanya. Pakan yang dipasok adalah pakan konsetrat dalam bentuk yang sudah jadi atau siap dijual kepada anggota, tanpa melewati tahapproses pengolahan terlebih dahulu. Pemasok tersebut adalah KPSBU, yang merupakan satu-satunya pemasok utama pakan konsentrat ke KUD Puspa Mekar. Sehingga, KUD Puspa Mekar dalam hubungannya dengan KPSBU hanya sebagai penerima harga, KUD Puspa Mekar tidak memiliki kekuatan tawar-menawar yang kuat terhadap KPSBU. Kondisi ini dapat menjadi ancaman jika KUD Puspa Mekar tidak memiliki alternatif pemasok pakan lainnya atau mengolah pakan konsentrat sendiri. Hal ini dikarenakan sewaktu-waktu KPSBU dapat menaikkan harga atau menurunkan mutu pakan yang dibeli, sehingga dapat menghambat kegiatan produksi usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar. 6.2.2.5. Kekuatan Tawar-Menawar Pembeli Konsumen dalam industri usahaternak sapi perah adalah IPS. IPS membuat persaingan di dalam industri semakin ketat dengan memaksa harga turun, kualitas, dan pelayanan yang lebih baik. Saat ini KUD Puspa Mekar belum mampu memasarkan susunya secara mandiri ke IPS. Hal ini disebabkan KUD Puspa Mekar belum mampu memenuhi kapasitas produksi susu yang dibutuhkan IPS, yaitu sebanyak 10.000 liter per hari, sedangkan kapasitas produksi susu yang dihasilkan KUD Puspa Mekar saat ini baru mencapai rata-rata sebanyak 8.000 110 liter per hari. Sehingga, KUD Puspa Mekar dalam memasarkan susunya ke IPS harus melalui KPSBU terlebih dahulu, baru selanjutnya susu dapat disalurkan ke IPS. Salah satu IPS yang paling sering menerima pasokan susu dari KUD Puspa Mekar melalui jalur pemasaran KPSBU adalah PT. Indolakto. Dalam memenuhi pasokan susunya ke IPS, KUD Puspa Mekar harus menjaga kualitas susu yang dihasilkan. Hal ini disebabkan penetapan harga beli susu IPS didasarkan pada standar kualitas susu yang dihasilkan. Jika susu tidak sesuai dengan standar kualitas IPS, maka KUD Puspa Mekar akan menghadapi penolakan susu atau menerima penalti terhadap harga beli susu IPS. Kondisi ini menunjukan bahwa hubungan KUD Puspa Mekar dengan IPS hanya sebagai penerima harga, KUD Puspa Mekar tidak memiliki kekuatan tawar-menawar yang kuat terhadap IPS. Selain itu, hubungan yang terjalin antara KUD Puspa Mekar dengan IPS merupakan hubungan yang tidak langsung. Interaksi hanya terjadi antara IPS dengan KPSBU dan KPSBU dengan KUD Puspa Mekar. Sehingga, kekuatan tawar-menawar IPS yang kuat menjadi lebih sulit dikendalikan oleh KUD Puspa Mekar. Jika KUD Puspa Mekar tidak dapat mengolah susu menjadi produk olahan susu dan menjualnya ke konsumen eceran sebagai alternatif pemasaran lain, maka kekuatan tawar-menawar IPS yang kuat tersebut dapat menjadi ancaman bagi KUD Puspa Mekar terutama dalam menentukan harga beli susu di tingkat peternak. 111 VII. FORMULASI STRATEGI

7.1. Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan KUD Puspa Mekar

Identifikasi kekuatan dan kelemahan KUD Puspa Mekar didasarkan pada hasil analisis lingkungan internalnya. Berikut faktor-faktor lingkungan internal KUD Puspa Mekar. Tabel 17. Faktor-faktor Lingkungan Internal KUD Puspa Mekar Faktor Kekuatan Kelemahan Manajemen 1. Adanya tes quality control untuk peneriman susu dari peternak 2. Sistem pembayaran susu yang tepat waktu kepada peternak 3. RAT terlaksana dan berjalan dengan baik setiap tahunnya 4. Komunikasi antara pengurus dan anggota berlangsung terbuka 5. KUD memberikan pelayanan langsung kepada anggota 1. Belum adanya pendidikan internal perkoperasian untuk anggota 2. Tingkat partisipasi dan loyalitas anggota yang masih rendah 3. Tingkat pendidikan karyawan yang masih rendah 4. Pengorganisasian kerja pengurus dan karyawan yang belum berjalan dengan baik ProduksiOperasi 6. Produk susu yang dihasilkan oleh KUD terjamin kualitasnya 7. KUD memiliki sarana dan prasarana produksi yang lengkap 5. Produksi susu yang dihasilkan oleh KUD masih rendah 6. Belum adanya kegiatan pengolahan produk turunan susu yang memiliki nilai tambah Pemasaran 8. KUD mampu menjual produk susu berdasarkan harga yang disesuaikan dengan standar kualitas susu yang disyaratkan oleh pembeli 7. KUD belum mampu memasarkan produk susu secara mandiri kepada IPS Keuangan 9. Kegiatan simpan pinjam anggota berjalan dengan lancar 10. Pembagian SHU berlangsung terbuka dan adil 8. KUD memiliki keterbatasan modal untuk pengembangan usahanya Penelitian dan Pengembangan - - Sistem Informasi dan Manajemen 11. Pencatatan dan penyimpanan data serta informasi sudah tersusun rapi dengan sistem komputerisasi -