Tantangan Pengembangan Usaha KUD Puspa Mekar

143 menjadi peluang pasar yang sangat besar bagi KUD Puspa Mekar untuk meningkatkan produksi dan kualitas susunya. Indonesia yang memiliki wilayah geografis dan kekayaan sumberdaya alam yang luar biasa juga dapat menjadi peluang yang sangat baik untuk mengembangkan peternakan sapi perah ini, apalagi didukung dengan kebijakan pemerintah untuk mengembangkan peternakan rakyat dan koperasi persusuan. Dengan demikian, KUD Puspa Mekar dapat menjaga keberlanjutan sistem agribisnis usahaternak sapi perah dalam unit bisnis perkoperasian dan bisa unggul memimpin pasar dalam menghasilkan susu dan produk susu yang berkualitas, serta dapat bersaing dengan perusahaan peternakan sapi perah lainnya di Indonesia.

7.7.3. Tantangan Pengembangan Usaha KUD Puspa Mekar

Tantangan pengembangan usaha KUD Puspa Mekar diperoleh dengan melihat hasil analisis lingkungan internal serta visi dan misi KUD Puspa Mekar. Hal ini diharapkan mampu membuat program-program untuk menghadapi tantangan tersebut. Tantangan bagi pengembangan usaha KUD Puspa Mekar, antara lain: a. Meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan dan pemberdayaan SDM Tantangan ini merupakan salah satu titik fokus yang harus diperhatikan oleh KUD Puspa Mekar mengingat salah satu misi dari KUD Puspa Mekar adalah meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi melalui pendidikan dan pemberdayaan SDM. Namun, hingga saat ini KUD Puspa Mekar masih belum bisa menyelenggarakan penyuluhan rutin berupa pendidikan internal perkoperasian terhadap anggotanya, terutama yang terkait dengan Pendidikan Dasar-dasar Perkoperasian. Selain itu, KUD Puspa Mekar juga belum mampu mengelola karyawannya dengan memberlakukan standarisasi pada sistem perekrutan karyawan dan Standard Operating Prosedur SOP pada setiap pengorganisasian serta pembagian tugas karyawan. 144 b. Memasarkan produksi susu secara mandiri ke IPS KUD Puspa Mekar dalam mengembangkan usahanya mengalami kendala dalam distribusi pemasaran, yaitu belum bisa memasarkan produksi susunya secara mandiri ke IPS sehingga masih bergantung kepada KPSBU. Hal tesebut disebabkan untuk memasarkan susu secara mandiri ke IPS, KUD Puspa Mekar harus memenuhi syarat minimum produksi susu sebanyak 10.000 liter per hari. Dalam kurun waktu tahun 2008 hingga saat ini produksi susu KUD Puspa Mekar mengalami peningkatan sebesar 55 persen, yaitu sebanyak 3.623 liter per hari pada tahun 2008 dan hingga saat ini produksi susu sudah mencapai sebanyak 8.314 liter per hari. Hal tersebut merupakan tantangan bagi KUD Puspa Mekar untuk terus berupaya meningkatkan produksi susunya hingga mencapai minimal 10.000 liter per hari agar dapat secara mandiri memasarkan produksi susunya ke IPS. Tantangan untuk memasarkan produksi susu secara mandiri ke IPS ini selaras dengan misi KUD Puspa Mekar untuk mensejahterakan anggota melalui pelayanan prima. c. Membuka unit pengolahan susu Membuka unit pengolahan susu menjadi alternatif bagi KUD Puspa Mekar untuk mengantisipasi penolakan susu dari IPS. KUD Puspa Mekar perlu memperhatihan alternatif penanganan bagi susunya untuk menghindari pembuangan susu jika kualitas susunya tidak memenuhi standar IPS. Oleh karena itu, dengan adanya unit pengolahan susu, maka kerugian anggota dapat diminimalisir. Kerugian anggota yang disebabkan oleh penolakan susu dari IPS akan ditutupi dengan penjualan produk olahan dari susu yang ditolak tersebut. Dengan demikian, inovasi dalam hal pengembangan produk olahan susu dapat menggerakan roda perekonomian KUD yang selama ini hanya didominasi oleh unit usaha susu segar. Membuka unit pengolahan susu merupakan tantangan bagi KUD Puspa Mekar untuk memberikan nilai tambah bagi penjualan susu KUD Puspa Mekar sehingga dapat meningkatkan penghasilan SHU anggota. d. Menciptakan sistem agribisnis usahaternak sapi perah yang terintegrasi Hal ini merupakan tantangan bagi KUD Puspa Mekar terkait aksesibilitas, serta penguatan posisi KUD Puspa Mekar sebagai kelembagaan agribisnis yang 145 bergerak di bidang usahaternak sapi perah. Untuk menjadi sebuah koperasi yang tangguh dan mampu bersaing dengan perusahaan peternakan sapi perah lainnya, maka KUD Puspa Mekar perlu mengupayakan kepemilikan atau kendali atas sumber modal, pemasok, dan pembeli. Hal tersebut dapat dicapai melalui hubungan kerjasama yang berkelanjutan dan terintegrasi pada setiap kegiatan usahanya, seperti kerjasama dengan pemasok terkait kegiatan penyediaan input, kerjasama dengan anggota terkait kegiatan on farm, kerjasama dengan pembeli terkait kegiatan penjualan susu, dan kerjasama dengan lembaga keuangan terkait sumber modal. Hal tersebut menjadi tantangan bagi KUD Puspa Mekar untuk dapat menjaga keberlangsungan sistem agribisnis usahaternak sapi perahnya secara berkelanjutan dan terintegrasi.

7.7.4. Sasaran Pengembangan Usaha KUD Puspa Mekar