147
7.7.6. Rancangan Arsitektur Strategi Pengembangan Usaha KUD Puspa
Mekar
Rancangan arsitektur strategik dalam pengembangan usaha KUD Puspa Mekar merupakan peta strategi yang dibuat dengan penjabaran program-program
kegiatan berdasarkan beberapa pertimbangan tertentu seperti rentang waktu, tantangan yang harus dihadapi, dan sasaran yang ingin dicapai. Setelah melalui
serangkaian tahap dalam perancangan arsitektur strategik, selanjutnya program kegiatan yang dihasilkan dibentangkan ke dalam rentang waktu. Rentang waktu
ini termasuk ke dalam jangka pendek dan jangka menengah, serta ditetapkan berdasarkan hasil diskusi dengan pengurus KUD Puspa Mekar terkait dengan
pengimplementasian dan realisasi dari program-program yang telah dirancang. Pada rancangan arsitektur strategik yang dibuat terdapat sumbu X dan Y.
Sumbu X dan Y merupakan sumbu yang menggambarkan rentang waktu yang diperlukan untuk suatu strategi dan program kegiatan tertentu. Sumbu X
merupakan rentang waktu yang dinyatakan per periode mulai dari Periode I sampai Periode IV, sedangkan sumbu Y merupakan urutan program kegiatan yang
dilaksanakan KUD Puspa Mekar. Program-program yang diplotkan ditetapkan berdasarkan prioritas utama yang menjadi kebutuhan mendasar bagi KUD Puspa
Mekar. Selain itu, pemetaan program ke depannya berdasarkan pada program yang saling melengkapi dan menjadi syarat yang harus dilakukan sebelum
program yang selanjutnya dilakukan. Program yang akan dipetakan dalam gambar arsitektur strategik dibagi menjadi program kegiatan bertahap dan program yang
dilakukan secara rutin. Program kegiatan yang dilakukan secara bertahap, antara lain: pada
Periode I, KUD Puspa Mekar perlu membuat SOP tertulis tentang perekrutan karyawan, pelatihan dan pembinaan, job desk, serta punishment and reward, hal
ini dilakukan untuk memperbaiki pengelolaan dan pengorganisasian manajemen karyawan KUD Puspa Mekar, kemudian dalam kegiatan produksi, KUD Puspa
Mekar juga harus membuat aturan dan standarisasi produksi SOP tertulis mulai dari kegiatan on farm, hingga kegiatan pengolahan sehingga dapat menghasilkan
produk susu dengan kuantitas dan kualitas terbaik. Selain itu, untuk mengatasi kelemahan KUD Puspa Mekar dalam hal permodalan terkait upaya
148 pengembangan usaha, maka KUD Puspa Mekar perlu mengajukan kredit modal
kepada instansi pemerintah, seperti Kredit Usaha Pembibitan Sapi KUPS, Kredit Usaha Rakyat KUR, dan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi KKPE, serta
mengajukan proposal bisnis dengan pola kerja sama sistem maro kepada para investor dalam rangka mengupayakan pengadaan dan penambahan populasi sapi
perah yang dimiliki oleh anggota KUD Puspa Mekar. Ketika pengelolaan manajemen karyawan dan kegiatan produksi sudah terstandarisasi, serta jumlah
populasi sapi perah yang dimiliki oleh anggota meningkat, maka dapat dikatakan KUD Puspa Mekar sudah lebih siap untuk bangkit kembali dalam pengembangan
usahaternak sapi perahnya. Tahap selanjutnya pada Periode II, yaitu: menambah kuantitas penggunaan
milk can , armada pengangkutan yang dilengkapi dengan tangki penampungan
susu, dan cooling unit. Hal ini dilakukan sebagai upaya mengoptimalkan sarana dan prasarana produksi dengan sistem rantai dingin susu berstandar teknologi
modern. Adanya sistem rantai dingin susu bertujuan menjaga susu agar tidak cepat rusak dan terhindar dari bakteri sehingga dapat menghasilkan kualitas susu
terbaik. Selain itu, untuk menjamin ketersediaan pakan hijauan untuk kebutuhan ternak anggota, KUD Puspa Mekar perlu membuat kontrak kerjasama dengan
pihak PERHUTANI. Program selanjutnya yang harus dilakukan terkait dengan pengembangan produk dan pasar, KUD Puspa Mekar harus mencari SDM
profesional untuk direkrut menjadi manajer pengolahan dan pemasaran sehingga dapat mengembangkan dan memasarkan produk-produk olahan susu yang inovatif
dan kreatif yang secara khusus dipasarkan ke wilayah Parongpong.
Selanjutnya program-program pada Periode III, yaitu: melakukan promosi penjualan susu segar ke IPS lain sebagai calon pelanggan baru melalui kegiatan
personal selling komunikasi pemasaran secara tatap muka secara intensif. Selain
itu, sebagai upaya pengembangan produk KUD Puspa Mekar perlu membuat daftar evaluasi dan kebutuhan akan pengembangan produk terlebih dahulu dari
hasil survey, pengamatan, atau pengalaman, baru kemudian membuat rekomendasi penelitian untuk pengembangan produk KUD Puspa Mekar. Setelah
itu, melakukan kerja sama dengan pihak lembaga penelitian, seperti Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat LPPM, Lembaga Pendidikan dari
149 Universitas setempat, serta mengikuti program pelatihan dari Dinas Peternakan
terkait dengan pengolahan produk usahaternak sapi perah, mulai dari pengolahan limbah kotoran sapi perah menjadi pupuk dan biogas, hingga pengolahan produk
olahan susu segar menjadi susu pasteurisasi, sterilisasi, yoghurt, dan produk olahan susu lainnya. Ketiga program kegiatan ini dilakukan sebagai tindakan
alternatif bagi KUD Puspa Mekar jika terjadi penolakan susu dari IPS sehingga jika produksi susu di tolak oleh salah satu IPS karena tidak memenuhi standar
kualitas IPS tersebut, maka susu dapat dipasarkan ke IPS lain atau diolah sendiri sebagai produk olahan susu sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi
anggota. Sampai tahap ini diharapkan KUD Puspa Mekar mulai dapat mengembangkan usahaternak sapi perahnya.
Program kegiatan tahap terakhir pada Periode IV, yaitu: melakukan promosi penjualan susu segar dan produk susu secara langsung ke konsumen
eceran melalui kegiatan periklanan dengan menggunakan komunikasi media, seperti banner atau brosur. Program kegiatan ini diharapkan mendapat dukungan
dari pemerintah melalui program kampanye nasionalnya, yaitu Program Makanan Tambahan Anak Sekolah PMTAS ke sekolah-sekolah dasar di wilayah
Parongpong. Selain itu, program kegiatan selanjutnya adalah melakukan kerjasama dengan pihak pengelola kawasan wisata di wilayah Parongpong untuk
memasarkan produk olahan susu yang dihasilkan. Pada tahap inilah dilakukan sosialisasi mengenai produk baru yang dikembangkan KUD Puspa Mekar yaitu
berupa produk olahan susu yang benilai gizi sehingga wisatawan tertarik untuk membelinya dan dapat menganggap Parongpong sebagai ikon, seperti Lembang
sebagai kawasan agropolitan berbasis susu. Hal tersebut akan memberikan dampak positif bagi penjualan produk susu dan penghasilan SHU anggota KUD
Puspa Mekar yang mengalami peningkatan. Program kegiatan yang menjadi program rutin KUD Puspa Mekar, antara
lain: pengurus aktif melakukan komunikasi dialogis dengan anggota dan meningkatkan mutu pelayanan KUD dalam memenuhi kebutuhan anggota
sehingga dapat membangun dan meningkatkan partisipasi serta loyalitas anggota, melakukan penyuluhan rutin dan berkelanjutan kepada anggota, yaitu minimal
setiap satu bulan sekali yang didukung oleh program pembinaan intensif dari
150 Dinas Koperasi dan Peternakan setempat terkait dengan pendidikan perkoperasian
dan usahaternak sapi perah, serta menerapkan public relations yang kuat kepada IPS dengan kesepakatan kontrak pemasaran yang kontinu sehingga dapat
membangun kepercayaan untuk menjadikan KUD Puspa Mekar sebagai pemasok utama susu.
Program-program kegiatan baik program kegiatan bertahap maupun kegiatan yang dilakukan secara rutin yang diplotkan ke dalam rancangan
arsitektur strategi pengembangan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar dapat dilihat pada Gambar 18 berikut.
Gambar 18 . Rancangan Arsitektur Strategi KUD Puspa Mekar
151
ALTERNATIF STRATEGI
TANTANGAN
1. Meningkatkan kapasitas kelembagaan koperasi
melalui pendidikan dan pemberdayaan SDM
2. Memasarkan produksi susu secara mandiri ke IPS
3. Membuka unit pengolahan susu
4. Menciptakan sistem agribisnis usahaternak sapi
perah yang terintegrasi
Meningkatkan kegiatan produksi berstandar
teknologi modern Mengembangkan pasar
alternatif melalui promosi pemasaran
Melakukan penelitian dan pengembangan produk
Membangun akses permodalan dari
pemerintah dan investor Membangun hubungan
kerja sama yang baik dan berkelanjutan dengan
pemasok dan IPS Membangun manajemen
SDM peternak dan karyawan
PROGRAM RUTIN SASARAN
1. Peningkatan kualitas SDM karyawan dan
peternak sebagai anggota
2. Pencapaian target produksi susu minimal 10
ribu liter per hari
3. Penciptaan produk olahan susu sebagai nilai tambah
bagi SHU anggota
4. Menjalin hubungan kemitraan strategis
dengan pihak terkait PERIODE I
Menambah kuantitas penggunaan milk can,
armada pengangkutan dengan tangki
penampungan susu, dan cooling unit
Membuat SOP tertulis untuk kegiatan produksi
Membuat SOP tertulis tentang perekrutan
karyawan, pelatihan dan pembinaan, job desk,
serta punishment and reward
Mencari SDM profesional untuk
direkrut menjadi manajer pengolahan dan
pemasaran
PERIODE II
Mengajukan program kredit pemerintah seperti
KUPS, KUR, dan KKPE Mengajukan proposal
bisnis dengan pola kerja sama sistem maro
kepada para investor
PERIODE III
Melakukan kerjasama dengan pihak
PERHUTANI untuk pengelolaaan lahan
hijauan sehingga dapat memenuhi kebutuhan
pakan ternak anggota
PERIODE IV
Melakukan promosi penjualan susu segar ke
IPS lain sebagai calon pelanggan baru melalui
kegiatan personal selling secara intensif
yang dilakukan oleh pengurus dan manajer
pemasaran KUD Membuat daftar
evaluasi dan kebutuhan akan pengembangan
produk KUD serta membuat rekomendasi
penelitian untuk pengembangan produk
Melakukan kerja sama dengan pihak LPPM,
Universitas Pendidikan, serta mengikuti program
pelatihan dari Dinas Peternakan terkait
dengan pengolahan produk usaha ternak
sapi perah Melakukan promosi penjualan
susu segar dan produk susu secara langsung ke konsumen eceran
dengan menggunakan banner atau brosur yang didukung oleh
program pemerintah yaitu PMTAS ke sekolah-sekolah dasar
di wilayah Parongpong
Pengurus aktif melakukan komunikasi dialogis dengan anggota dan meningkatkan mutu pelayanan anggota Melakukan penyuluhan rutin dan berkelanjutan kepada anggota minimal satu bulan
sekali terkait dengan pendidikan perkoperasian dan usaha ternak sapi perah Menerapkan public relations yang kuat kepada IPS sehingga dapat membangun
kepercayaan untuk menjadikan KUD Puspa Mekar sebagai pemasok utama susu
Melakukan kerjasama dengan pihak pengelola kawasan wisata di
wilayah Parongpong untuk memasarkan produk olahan susu
yang dihasilkan
152
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1. Kesimpulan