54
4.6.2.2. Tahap Pencocokan Matching Stage
Tahap pencocokan dilakukan untuk memadukan peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal berdasarkan informasi yang
telah didapat pada tahap masukan input stage. Pada tahap pencocokan ini digunakan alat analisis matriks I-E dan SWOT untuk menghasilkan alternatif
strategi yang layak.
a Matriks I-E
Matriks I-E digunakan untuk memetakan posisi KUD Puspa Mekar saat ini ke dalam sembilan sel strategi berdasarkan analisis matriks IFE dan EFE
Gambar 6. Tujuan penggunaan matriks I-E adalah untuk memperoleh strategi bisnis ditingkat koperasi yang lebih detail Rangkuti, 2000. David
2009 menyatakan bahwa matriks I-E didasari pada dua dimensi kunci, yaitu skor bobot total IFE pada sumbu x dan skor bobot total EFE pada sumbu y.
Pada sumbu y matriks I-E, skor total dari 1,0 hingga 1,99 dianggap rendah; 2,0 hingga 2,99 adalah menengah; dan 3,0 hingga 4,0 adalah tinggi.
Gambar 6.
Format Matriks IE
Sumber: David 2009
Kuat 4,0 – 3,0
Rata-rata 2,99 – 2,0
Lemah 1,99 – 1,0
4,0 3,0
2,0 1,0
Tinggi 3,0 – 4,0
3,0 I
II III
Menengah 2,0 – 2,99
2,0 IV
V VI
Rendah 1,0 – 1,99
1,0 VII
VIII IX
55 Sembilan sel matriks I-E yang terlihat pada Gambar 6 tersebut dapat
dikelompokkan menjadi tiga strategi utama yang memiliki implikasi strategi berbeda. Pertama, sel I, II, IV digambarkan sebagai tumbuh dan membangun.
Strategi intensif penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk atau integratif integrasi ke belakang, ke depan, dan horizontal dapat
menjadi strategi yang paling sesuai untuk diterapkan. Kedua, sel II, V, VII digambarkan sebagai pertahankan dan memelihara. Strategi penetrasi pasar
dan pengembangan produk adalah dua strategi yang umum digunakan untuk tipe sel ini. Ketiga, sel VI, VII, IX digambarkan sebagai panen atau divestasi,
yaitu usaha memperkecil atau mengurangi usaha dengan menggunakan strategi divestasi, diversifikasi konglomerat, dan likuidasi.
b Matriks SWOT
Matriks SWOT merupakan salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk menghasilkan strategi yang lebih aplikatif berdasarkan posisinya pada matriks
I-E. Rangkuti 2003 menyatakan bahwa analisis matriks SWOT didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang tetapi secara
bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Penyajian yang sistematis dari matriks SWOT dapat dilihat pada Tabel 12. David 2009
menyatakan bahwa dalam menyusun matriks SWOT terdapat delapan langkah yang harus dilakukan, yaitu:
1. Menuliskan kekuatan internal kunci KUD Puspa Mekar 2. Menuliskan kelemahan internal kunci KUD Puspa Mekar
3. Menuliskan peluang eksternal kunci KUD Puspa Mekar 4. Menuliskan ancaman eksternal kunci KUD Puspa Mekar
5. Mencocokkan kekuatan internal dengan peluang eksternal dan mencatat strategi S-O dalam sel yang ditentukan
6. Mencocokkan kelemahan internal dengan peluang eksternal dan mencatat strategi W-O dalam sel yang ditentukan
7. Mencocokkan kekuatan internal dengan ancaman eksternal dan mencatat strategi S-T dalam sel yang ditentukan
56 8. Mencocokkan kelemahan internal dengan ancaman eksternal danmencatat
strategi W-T dalam sel yang ditentukan.
Tabel 12. Format Matriks SWOT
Analisis Internal Analisis Eksternal
Kekuatan Stregths-S
Kekuatan-kekuatan internal KUD Puspa
Mekar
Kelemahan Weakness-W
Kelemahan-kelemahan internal KUD Puspa
Mekar Peluang Opportunities-O
Peluang-peluang eksternal KUD Puspa Mekar
Strategi S-O
Gunakan kekuatan untuk memanfaatkan
peluang Strategi W-O
Atasi kelemahan dengan memanfaatkan
peluang Ancaman Threats-T
Ancaman-ancaman eksternal KUD Puspa Mekar
Strategi S-T
Gunakan kekuatan untuk mengatasi
ancaman Strategi W-T
Meminimalkan kelemahan dan
menghindari ancaman
Sumber: David 2009
4.6.2.3. Arsitektur Strategi