104 tekstur yang tadinya kasar menjadi halus, sehingga dapat dengan mudah dicerna
oleh ternak. Teknologi pada kegiatan budidaya dan pembibitan sapi perah bermanfaat untuk menghasilkan bibit sapi perah unggulan melalui teknologi
Inseminasi Buatan IB. Teknologi pada kegiatan pemerahan susu dapat dilihat dengan adanya penciptaan mesin pemerah susu otomatis yang bermanfaat untuk
memproduksi susu secara efisien dan efektif. Teknologi pada pengolahan produk turunan susu ditandai dengan adanya mesin pendingin cooling unit dan mesin
pasteurisasi susu yang bermanfaat untuk menghasilkan produk olahan susu yang berkualitas. Teknologi pada kegiatan pengelolaan limbah dan kotoran sapi dapat
dilihat dari penciptaan mesin digester untuk biogas yang bermanfaat sebagai alternatif energi rumah tangga. Sedangkan, teknologi informasi dan komunikasi,
seperti adanya jaringan internet dapat bermanfaat bagi kemajuan usahaternak sapi perah karena dapat mempermudah dalam mengakses informasi mengenai posisi
usaha saat ini dalam perkembangan dunia usaha di sekitarnya. Berbagai teknologi yang berkembang dalam mendukung kegiatan usahaternak sapi perah menjadi
peluang yang besar untuk mendapatkan hasil produksi susu yang maksimal dan tentunya harus diimbangi dengan kemampuan sumber daya manusia dalam
menggunakan dan mengelola teknologi tersebut.
6.2.2. Lingkungan Industri
Lingkungan industri merupakan lingkungan yang berada di sekitar usaha yang memiliki pengaruh langsung terhadap operasional usaha KUD Puspa Mekar.
Menurut Porter 1997, hakikat persaingan suatu industri dapat dilihat sebagai kombinasi atas lima kekuatan, yaitu persaingan antar perusahaan sejenis, ancaman
pendatang baru, ancaman produk substitusi, kekuatan tawar-menawar pemasok dan kekuatan tawar-menawar pembeli
6.2.2.1. Persaingan antar Perusahaan Sejenis
Tinggi rendahnya persaingan antar perusahaan sejenis dalam lingkungan industri dapat dilihat dari jumlah pesaing yang banyak dan kurang lebih setara
dalam hal ukuran dalam kekuatan modal dan penguasaan pangsa pasarnya. Pada kebanyakan industri, gerakan persaingan oleh satu perusahaan mempunyai
105 pengaruh yang besar terhadap para pesaingnya dan dapat mendorong perlawanan
atau usaha untuk menandingi gerakan tersebut. Dalam usahaternak sapi perah yang dijalankan KUD Puspa Mekar di
Kabupaten Bandung Barat, terdapat banyak pesaing yang juga menjalankan usaha yang sama di bidang usahaternak sapi perah. Persaingan terjadi dengan
perusahaan peternakan swasta yang terdapat di Kabupaten Bandung Barat. Perusahaan peternakan swasta yang paling mendominasi persaingan usahaternak
sapi perah di Kabupaten Bandung Barat adalah CV. Barokah, CV. Agropurna Mitra Mandiri, dan Kelompok Paguyuban Peternak Parongpong KPPC.
Tingkat persaingan dengan perusahaan peternakan swasta dalam usahaternak sapi perah di Kabupaten Bandung Barat saat ini cenderung
kompetitif, sehingga menjadi ancaman bagi KUD Puspa Mekar. Persaingan yang terjadi biasanya dalam hal penetapan harga beli susu di tingkat petenak dan
pelayanan yang diberikan kepada anggota. Sistem penetapan harga beli yang diberlakukan KUD Puspa Mekar berbeda dengan para pesaingnya. KUD Puspa
Mekar menetapkan harga beli susu di tingkat peternak berdasarkan kualitas susu yang dihasilkan, yaitu berkisar antara Rp 2.900 – 3.100, sedangkan para
pesaingnya menetapkan harga beli susu di tingkat peternak dengan sistem sama rata tanpa mempertimbangkan kualitas susu yang dihasilkan. Bahkan, para
pesaing ini berani untuk menetapkan harga beli susu di atas harga beli susu KUD Puspa Mekar, yaitu mencapai sebesar Rp 3.200. Hal tersebut dapat menjadi
ancaman bagi keberlangsungan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar karena dengan adanya perbedaan harga beli susu di tingkat peternak, akan menyebabkan
beberapa anggota beralih memasarkan susunya ke para pesaing. Sehingga, kondisi tersebut dapat mengurangi kapasitas produksi susu yang dihasilkan KUD Puspa
Mekar. Pelayanan yang diberikan kepada anggota juga merupakan faktor yang
paling penting dalam menjaga kestabilan usahaternak sapi perah untuk mampu bersaing dengan para pesaing yang ada. KUD Puspa Mekar memiliki pelayanan
anggota yang lebih unggul dibandingkan para pesaingnya. Pelayanan yang diberikan KUD Puspa Mekar merupakan pelayanan langsung kepada anggota.
Sedangkan, sistem pelayanan yang diberikan para pesaing kepada anggotanya
106 merupakan pelayanan kelompokkolektif. Sehingga, para anggotanya tidak
memperoleh pelayanan yang maksimal. Bahkan, anggota dari kelompok tersebut secara tidak langsung mengalami kerugian karena bayaran susu yang diberikan
akan dipotong dengan upah pengangkutan susu yang dilakukan oleh ketua kelompoknya sebagai kolektor susu. Potongan yang diberlakukan, yaitu sebesar
Rp 200 per liter susu. Dengan adanya perbedaan manfaat yang diterima dari pelayanan anggota yang diberikan KUD Puspa Mekar dengan pelayanan anggota
yang diberikan para pesaingnya, maka tidak menutup kemungkinan banyak anggota dari para pesaing yang beralih keanggotaannya ke KUD Puspa Mekar.
Kondisi ini memberikan keuntungan bagi pengembangan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar dalam upaya meningkatkan kapasitas produksi yang
dihasilkan. 6.2.2.2. Ancaman Pendatang Baru
Pendatang baru dapat menjadi ancaman terhadap perusahaan yang telah ada, baik dalam perebutan pangsa pasar atau perebutan sumber daya produksi.
Ancaman masuknya pendatang baru sangat bergantung pada kemampuan pendatang baru untuk menghadapi hambatan masuk barriers to entry ke dalam
industri. Menurut Porter 1997, terdapat enam faktor hambatan masuk dari pendatang baru ke dalam suatu industri, yaitu skala ekonomis, diferensiasi
produk, kebutuhan modal, biaya beralih pemasok, akses ke saluran distribusi, biaya tidak menguntungkan terlepas dari skala,
dan kebijakan pemerintah. 1. Skala Ekonomis
Skala ekonomis menghalangi masuknya pendatang baru dengan memaksa mereka untuk masuk pada skala besar dan mengambil risiko persaingan yang ada.
Pada industri usahaternak sapi perah, skala ekonomis tidak menjadi halangan masuknya pendatang baru karena untuk memulai usaha ini tidak diperlukan skala
ekonomis yang besar. Perusahaan swasta yang merupakan salah satu penampung susu segar dalam jumlah berapa pun atau dengan produksi susu sebanyak 10.000
liter saja sudah termasuk ke dalam pelaku industri produksi susu segar. Selain itu, masalah regulasi tidak berpengaruh kepada pendatang baru yang ingin memasuki
107 usaha ini karena pemerintah tidak membatasi atau menghambat masuknya
pendatang baru ke dalam industri dengan peraturan-peraturan tertentu, sebaliknya pemerintah menunjukkan dukungannya terhadap pengembangan usahaternak sapi
perah, mengingat produksi susu yang dihasilkan belum memenuhi kebutuhan nasional.
2. Kebutuhan Modal Jumlah kebutuhan modal akan menentukan persaingan dalam suatu
industri. Semakin tinggi kebutuhan modal yang diperlukan, maka semakin ketat persaingan yang dihadapi. Dalam menjalankan usahaternak sapi perah,
dibutuhkan permodalan awal yang cukup besar untuk memenuhi kebutuhan sumber daya lahan, hewan ternak, dan sumber daya manusia yang cukup banyak.
Selain itu, dalam menghasilkan kuantitas dan kualitas susu yang baik secara efisien, dibutuhkan teknologi pengolahan susu untuk menjaga sterilisasi susu yang
dihasilkan oleh peternak. Untuk mengelola kegiatan tersebut dibutuhkan permodalan yang cukup besar, sehingga kegiatan pengolahan dapat berjalan
dengan baik. 3. Diferensiasi Produk
Diferensiasi menciptakan hambatan masuk dengan memaksa pendatang baru mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk mengatasi kesetiaan pelanggan
yang ada. Diferensiasi produk dalam usahaternak sapi perah tidak menjadi penghalang bagi masuknya pendatang baru karena industri usahaternak sapi perah
ini merupakan industri primerbahan baku yang memasok produk susu segar ke IPS.
4. Biaya Beralih Pemasok Pemasok yang paling penting dalam industri usahaternak sapi perah adalah
pemasok pakan ternak. Biaya beralih pemasok dalam industri ini tidak terlalu besar. Pembeli yang ingin beralih pemasok tidak memerlukan biaya yang tinggi
karena banyaknya jumlah pemasok yang menyediakan pakan ternak.
108 5. Akses ke Saluran Distribusi
Akses ke saluran distribusi merupakan faktor yang menjadi penghambat bagi masuknya pendatang baru. Dalam industri ini, saluran yang di bentuk oleh
koperasi persusuan dan perusahaan swasta yang telah ada sudah cukup kuat, sehingga pendatang baru harus mampu membuat saluran distribusi baru agar
produknya dapat diterima. Kegiatan distribusi dan pemasaran susu ke IPS merupakan proses yang tidak mudah dilewati oleh pendatang baru karena
penerimaan susu yang dilakukan membutuhkan prosedur mulai dari perizinan usaha, kualitas susu, dan kontinuitas pasokan dari susu yang dihasilkan.
6. Biaya Tidak Menguntungkan Terlepas dari Skala Adanya biaya yang tidak menguntungkan terlepas dari skala dalam
usahaternak sapi perah tidak menjadi halangan bagi pendatang baru karena biaya yang ditimbulkan tidak terlalu besar. Biaya tidak menguntungkan yang tidak
terlalu besar tersebut akan mendorong dan menambah motivasi bagi pendatang baru untuk masuk ke dalam industri.
Dengan adanya kelima hambatan masuk tersebut, maka kemungkinan masuknya pendatang baru lebih dirasakan pada skala usaha yang kecil. Skala
usaha yang kecil memiliki ciri-ciri, yaitu kapasitas produksi susu masih rendah, kualitas susu belum maksimal, belum memiliki produk olahan susu, dan lain-lain.
Bagi KUD Puspa Mekar, kemungkinan tersebut dapat mengancam karena KUD Puspa Mekar juga memiliki kapasitas produksi susu yang masih rendah dan belum
memiliki produk olahan susu. 6.2.2.3. Ancaman Produk Substitusi
Ancaman produk substitusi merupakan produk yang memiliki manfaat dan kegunaan yang sama, sehingga dapat menggantikan fungsi produk lain yang
bertujuan memenuhi kebutuan konsumen. Dalam industri pengolahan susu, produk olahan susu yang berasal dari susu ternak lainnya, seperti kambing dan
kuda tidak dapat dijadikan produk pengganti susu segar sapi karena sasaran konsumen dan fungsi dari kedua produk tersebut berbeda. Susu kambing dan susu
kuda cenderung dikonsumsi sebagai obat, sedangkan susu segar sapi merupakan
109 bahan baku utama bagi industri pengolahan susu di Indonesia. Hal tersebut
disebabkan susu sapi memiliki kandungan gizi yang lengkap dan dianggap sebagai produk susu masyarakat yang lebih diminati karena menjangkau
konsumen dari berbagai segmen yang ada. Kondisi tersebut dapat dijadikan peluang bagi KUD Puspa Mekar untuk mengembangkan usahanya pada industri
usahaternak sapi perah dengan meningkatkan kapasitas produksi untuk memenuhi kebutuhan IPS dan secara tidak langsung memenuhi kebutuhan masyarakat akan
produk olahan berbahan baku susu sapi.
6.2.2.4. Kekuatan Tawar-Menawar Pemasok