97 masih sederhana. Selain itu, penguasaan jejaring informasi, seperti jaringan
internet juga belum tersedia. 6.2. Analisis Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal dimaksudkan untuk mengidentifikasi peluang yang perlu mendapat perhatian dan mengidentifikasi ancaman yang perlu
mendapat antisipasi. Analisis lingkungan eksternal diarahkan untuk mengidentifikasi sejumlah faktor-faktor kunci di luar kendali KUD Puspa Mekar
dan diperkirakan memiliki pengaruh terhadap pengembangan usaha KUD Puspa Mekar. Lingkungan eksternal yang mampu mempengaruhi pengembangan
usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar mencakup lingkungan jauh dan lingkungan industri.
6.2.1. Lingkungan Jauh Lingkungan jauh yang mampu mempengaruhi pengembangan usahaternak
sapi perah KUD Puspa Mekar, meliputi aspek ekonomi, politik pemerintahan dan hukum, sosial budaya demografi dan lingkungan, serta teknologi.
6.2.1.1. Ekonomi
Kekuatan ekonomi yang dapat memberikan pengaruh terhadap pengembangan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar meliputi:
1. Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan ekonomi yang stabil dan berkembang dapat mendukung
iklim usaha yang baik, meningkatkan kesejahteraan dan motivasi masyarakat untuk mengembangkan usahanya. Sedangkan, pertumbuhan ekonomi yang tidak
stabil memberikan pengaruh terhadap kecenderungan iklim usaha yang tidak menentu. Selain itu, pertumbuhan ekonomi suatu negara atau daerah juga dapat
menggambarkan daya beli masyarakat, sehingga dapat mempengaruhi tingkat konsumsi dan permintaan terhadap produk. Hal ini mempengaruhi kinerja suatu
usaha untuk memasarkan produknya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dapat dilihat dari nilai Produk Domestik
Bruto PDB yang terjadi. Berdasarkan BPS Indonesia 2010, pertumbuhan PDB tahun 2009 meningkat sebesar 4,5 persen dibandingkan dengan tahun 2008,
98 dimana peningkatannya terjadi pada semua sektor ekonomi. Peningkatan PDB
juga terus terjadi hingga tahun 2010. PDB Indonesia pada Triwulan I-2010 dibandingkan triwulan yang sama pada tahun 2009 mengalami pertumbuhan
sebesar 5,7 persen. Hal ini juga dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDB subsektor peternakan tahun 2010 mencapai 4,06 persen, melebihi rata-rata PDB
subsektor pertanian sebesar 2,86 persen BPS 2011. Secara khusus, Provinsi Jawa Barat juga mengalami pertumbuhan
ekonomi. Kinerja perekonomian Jawa Barat tahun 2010 digambarkan dari Produk Domestik Regional Bruto PDRB atas harga konstan, yaitu sampai dengan
Triwulan III-2010 yang mengalami pertumbuhan sebesar 2,66 persen dari triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 1,44 persen. Selain itu, pada Triwulan
III 2010, Laju Pertumbuhan Ekonomi LPE seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan yang positif. Secara umum, LPE Jawa Barat pada Triwulan III-2010
mengalami peningkatan dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya kinerja semua sektor ekonomi terutama industri pengolahan
yang tumbuh sebesar 1,89 persen. Sektor perdagangan, hotel, dan restoran juga mengalami hal yang sama, yaitu tumbuh sebesar 1,38 persen. Secara keseluruhan,
pertumbuhan perekonomian Jawa Barat tahun 2010 mencapai 6 persen BPS Jawa Barat 2010.
Angka-angka pertumbuhan PDB dan PDRB tersebut baik secara nasional maupun regional menunjukkan adanya peningkatan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia begitu pula di Jawa Barat. Pertumbuhan ekonomi yang meningkat menunjukkan kondisi ekonomi yang baik, sehingga kondisi tersebut mendukung
iklim usaha bagi para pelaku usaha untuk mengembangkan usahanya. Kondisi tersebut juga mempengaruhi KUD Puspa Mekar sebagai salah satu pelaku
usahaternak sapi perah karena dengan kondisi ekonomi yang semakin baik, akan memberikan dorongan bagi KUD Puspa Mekar untuk semakin mengembangkan
usahaternak sapi perahnya. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang meningkat juga menyebabkan kesejahteraan masyarakat menjadi meningkat, sehingga daya beli
masyarakat terhadap produk olahan susu pun meningkat. Hal tersebut memberikan dampak positif secara tidak langsung kepada KUD Puspa Mekar
untuk memperluas pangsa pasarnya ke Industri Pengolahan Susu IPS karena
99 adanya peningkatan konsumsi dan permintaan terhadap produk olahan susu di
pasaran. 2. Harga Bahan Bakar Minyak BBM
Harga BBM merupakan salah satu faktor yang perlu diperhatikan dalam penganggaran biaya operasional KUD Puspa Mekar. Pada awal bulan April lalu,
pemerintah merencanakan adanya kenaikan harga BBM sebesar Rp 1.500 per liter, namun pemerintah menunda kenaikan harga BBM tersebut selama enam
bulan ke depan. Hal ini menyebabkan masyarakat dan para pelaku usaha termasuk KUD Puspa Mekar menjadi tidak tenang karena kenaikan harga BBM akan tetap
terjadi sewaktu-waktu menyesuaikan harga minyak mentah Indonesia. Jika harga minyak mentah Indonesia naik melebihi 15 persen dalam waktu enam bulan ke
depan, maka rencana kenaikan harga BBM tersebut akan segera direalisasikan. Kondisi tersebut tentu saja akan mengancam keberlangsungan dan
pengembangan usahaternak sapi perah KUD Puspa Mekar. Kenaikan harga BBM akan berpengaruh terhadap peningkatan biaya operasional KUD Puspa Mekar.
Harga input produksi dan biaya transportasi adalah biaya yang secara langsung akan terkena dampaknya. Oleh karena itu, KUD Puspa Mekar dengan berbagai
pertimbangan akan melakukan penyesuaian dengan menaikkan harga beli susu IPS. Namun, kenaikan harga beli tidak akan terlalu berpengaruh karena
penetapan harga beli susu sepenuhnya ditentukan oleh IPS yang juga didasarkan pada kualitas susu yang dihasilkan.
6.2.1.2. Politik, Pemerintahan, dan Hukum