Tingkat Loyalitas Konsumen Analisis Switcher Buyer X

yang strategis dan mudah dijangkau oleh konsumen. Lokasi Lapo Ni Tondongta berada disekitar daerah perkantoran, sehingga responden dapat dengan mudah mendatangi Lapo Ni Tondongta. Lokasi dianggap konsumen tidak penting dan kinerjanya tinggi karena restoran ini terletak di salah satu jalan protokol di daerah Jakarta Timur, yaitu Jalan Pramuka. Lokasi yang seperti ini telah menyebabkan terpenuhinya kepuasan konsumen karena mereka dapat dengan mudah dan cepat sampai ke Lapo Ni Tondongta. Berdasarkan Tabel 28, dapat dilihat bahwa 42,22 persen 38 orang responden menyatakan atribut ini sangat penting, 44,44 persen 40 orang responden menyatakan penting. Berdasarkan tingkat kinerja, 34,44 persen 31 orang responden yang sangat puas dan 34,67 persen 33 orang responden menyatakan puas. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 29. Tabel 29. Tingkat Kepentingan dan Tingkat Kinerja Atribut Lokasi Lapo Ni Tondongta Tahun 2008 Tingkat Kepentingan Tingkat Kinerja Tingkat Penilaian Jumlah Responden orang Persentase Tingkat Penilaian Jumlah Responden orang Persentase Sangat penting 38 42,22 Sangat puas 31 34,44 Penting 40 44,44 Puas 33 34,67 Cukup penting 9 10 Cukup puas 18 20 Tidak penting 3 3,33 Tidak puas 7 7,77 Sangat tidak penting - - Sangat tidak puas 1 1,11 Jumlah 90 100 Jumlah 90 100

6.3. Tingkat Loyalitas Konsumen

Loyalitas konsumen adalah tingkat intensitas dimana konsumen akan tetap menggunakan produk tertentu. Ukuran ini mampu memberikan gambaran tentang mungkin tidaknya seorang pelanggan beralih. Apabila loyalitas konsumen meningkat, maka kelompok konsumen tersebut tidak rentan dengan adanya serangan dari pesaing. Pada penelitian ini, loyalitas terhadap Lapo Ni Tondongta dinilai berdasarkan keriteria loyalitas yang terdiri dari alasan konsumen yang datang ke Lapo Ni Tondongta karena faktor harga switcher buyer, alasan datang ke Lapo Ni Tondongta karena faktor kebiasaan habitual buyer, alasan makan di Lapo Ni Tondongta karena mendapatkan kepuasan dalam konsumsi sebelumnya satisfied buyer , konsumen benar-benar menyukai menu di Lapo Ni Tondongta liking the brand , dan konsumen akan menyarankan kepada orang lain untuk makan di Restoran Lapo Ni Tondongta committed buyer, selain itu loyalitas konsumen juga diukur berdasarkan frekuensi tingkat keseringan konsumen berkunjung untuk menikmati makanan di restoran Lapo Ni Tondongta.

a. Analisis Switcher Buyer

Switcher adalah konsumen yang sering berganti atau berpindah kunjungan makan dari satu restoran ke restoran lainnya., hal ini menandakan bahwa konsumen tersebut tidak loyal atau tidak tertarik pada restoran tersebut. Konsumen yang termasuk dalam kategori switcher adalah konsumen yang sensitif terhadap harga. Switcher adalah reponden yang menjawab “setuju” dan “sangat setuju” pada kuisioner. Hasil perhitungan dan pengolahan jawaban dari 100 konsumen Restoran Lapo Ni Tondongta dapat dilihat pada Tabel 30. Tabel 30. Perhitungan Switcher Buyer Lapo Ni Tondongta tahun 2008 Switcher Buyer Merek Jawaban X f

f.X

Sangat Tidak Setuju 1 4 4 4,44 Tidak Setuju 2 45 90 50 Ragu-Ragu 3 24 72 26,67 Setuju 4 12 48 13,33 Lapo Ni Tondongta Sangat Setuju 5 5 25 5,56 Total 90 239 100 Rata-rata 2,65 Switcher Buyer 18,89 Berdasarkan hasil perhitungan untuk kategori switcher, rata-rata responden Lapo Ni Tondongta cukup sering bepindah restoran. Hal ini ditunjukkan oleh nilai rata-rata sebesar 2,65 rentang skala 2,61-3,40. Responden yang benar-benar sensitif terhadap harga sebanyak 17 orang 18,89 persen. Implikasi manajerial dari adanya responden yang tergolong switcher buyer adalah jika akan menaikkan harga, Lapo Ni Tondongta harus memperhatikan tingkat pendapatan konsumen, sehingga dapat memperkirakan harga yang masih dapat dijangkau oleh konsumen. Karena berdasarkan nilai rata-rata sebesar 2,65, responden memiliki kemungkinan yang cukup besar untuk berpindah restoran. Hasil pengolahan kuisioner menunjukkan bahwa dari 17 orang responden yang termasuk dalam kategori switcher, 10 orang diantaranya adalah suku Batak. Responden yang termasuk dalam kategori switcher buyer umumnya berjenis kelamin laki-laki sembilan orang, berusia 25-34 tahun tujuh orang, bekerja di BUMNPegawai Negeri delapan orang dengan penghasilan per bulan Rp. 1.000.000,00-Rp. 2.999.999,00 delapan orang, dan belum menikah 10 orang. Responden yang tergolong switcher buyer melakukan kunjungan pembelian pada hari kerja 12 orang, seluruh responden yang tergolong switcher melakukan kunjungan pada sore-malam hari 17 orang. Dari 17 orang responden yang tergolong switcher buyer, terdapat delapan orang habitual buyer, 12 orang satisfied buyer, delapan orang liking the brand, dan sembilan orang commited buyer. Dapat dilihat pada Gambar 6. Gambar 6. Diagram Venn Proporsi Switcher Buyer di Lapo Ni Tondongta Tahun 2008

b. Analisis Habitual Buyer