Analisis Satisfied Buyer X

Gambar 7. Diagram Venn Proporsi Habitual Buyer di Lapo Ni Tondongta Tahun 2008 Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa dari 54 orang responden yang tergolong habitual buyer, terdapat delapan orang switcher buyer, 49 orang satisfied buyer , 39 orang liking the brand, dan 42 orang commited buyer.

c. Analisis Satisfied Buyer

Satisfied buyer adalah konsumen yang termasuk dalam kategori puas dalam mengkonsumsi produk Lapo Ni Tondongta. Meskipun demikian, mungkin saja para konsumen memindahkan pembeliannya ke merek atau restoran lain dengan menanggung switching cost biaya peralihan yang terkait dengan waktu, uang, atau risiko. Pada penelitian ini, tingkat satisfied buyer dicirikan oleh responden yang menjawab “setuju” dan “sangat setuju”. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 32. Habitual Buyer 54 orang Commited Buyer 42 orang Liking The Brand 39 orang Satisfied Buyer 49 orang Switcher Buyer 8 orang Tabel 32. Perhitungan Satisfied Buyer Lapo Ni Tondongta Tahun 2008 Satisfied Buyer Merek Jawaban X f

f.X

Sangat Tidak Setuju 1 4 4 4,44 Tidak Setuju 2 1 2 1,11 Ragu-Ragu 3 7 21 7,78 Setuju 4 62 248 68,89 Lapo Ni Tondongta Sangat Setuju 5 16 80 17,78 Total 90 355 100 Rata-rata 3,94 Satisfied Buyer 86,67 Sebagian besar responden Lapo Ni Tondongta merasa puas dalam mengkonsumsi hidangan di restoran Lapo Ni Tondongta, ditunjukkan oleh nilai rata-rata sebesar 3,94 rentang skala 3,41-4,20. Responden yang merasa puas terhadap Lapo Ni Tondongta mencapai 86,67 persen 78 orang. Responden yang termasuk dalam kategori satisfied buyer sebagian besar berjenis kelamin laki-laki 50 orang, berusia 25-34 tahun 45 orang, belum menikah 47 orang, bekerja sebagai Pegawai Swasta 35 orang dengan penghasilan per bulan Rp.1.000.000,00-Rp. 2.999.999,00 34 orang, dan melakukan kunjungan pembelian pada hari kerja 51 orang dan hanya 27 orang yang melakukan pembelian pada hari libur. Sebanyak 42 orang responden yang termasuk satisfied buyer melakukan pembelian pada waktu sore-malam hari, sedangkan 36 orang yang lain melakukan pembelian pada waktu pagi-siang hari. Responden yang termasuk satisfied buyer didominasi oleh suku Batak 45 orang. Atribut yang dianggap penting oleh reponden yang termasuk satisfied buyer adalah kebersihan ruang makan, kehigienisan makanan dan perlengkapan makan, dan cita rasa makanan. Tingkat kinerja atribut yang menonjol adalah cita rasa makanan, aroma makanan dan kecepatan penyajian. Berdasarkan keterangan tersebut dapat disimpulkan bahwa Lapo Ni Tondongta belum dapat memenuhi semua harapan para satisfied buyer, karena hanya harapan terhadap atribut cita rasa makanan yang dapat dipenuhi tingkat kinerjanya. Perbaikan tingkat kinerja atribut perlu dilakukan oleh Lapo Ni Tondongta agar harapan konsumen dapat terpenuhi sehingga meningkatkan kepuasan konsumen. Perbaikan tingkat kinerja pada atribut yang harapannya belum dapat dipenuhi menjadi sesuatu yang sangat penting, karena para satisfied buyer sewaktu-waktu dapat mengalihkan pembeliannya ke tempat lain dengan menanggung biaya peralihan yang diakibatkan oleh pengalihan pembelian yang dilakukan. Pemenuhan harapan konsumen akan meningkatkan kepuasan konsumen dan kemudian menjadikan konsumen semakin loyal, sehingga responden yang tadinya satisfied buyer dapat menjadi responden liking the brand atapun commited buyer. Gambar 8. Diagram Venn Proporsi Satisfied Buyer di Lapo Ni Tondongta Tahun 2008 Dari 78 orang responden yang tergolong switcher buyer, terdapat 12 orang switcher buyer , 49 orang Habitual buyer, 58 orang liking the brand, dan 66 orang commited buyer . Dapat dilihat pada Gambar 8. Satisfied Buyer 78 orang Commited Buyer 66 orang Liking The Brand 58 orang Habitual Buyer 49 orang Switcher Buyer 12 orang

d. Analisis Liking The Brand