Kerangka Pemikiran Operasional KERANGKA PEMIKIRAN

tersebut bahkan menjadi sangat penting baik dari segi fungsi maupun sebagai ekspresi siapa sebenarnya penggunanya. Ciri yang tampak pada kategori ini adalah tindakan pembeli untuk merekomendasikan atau mempromosikan merek yang dia gunakan kepada orang lain. Committed buyer Liking the brand Satisfied buyer Habitual buyer Switche r Gambar 2. Piramida Loyalitas Merek Sumber : Durianto, Sugiarto, Sitinjak.2001

3.7. Kerangka Pemikiran Operasional

Pertumbuhan jumlah restoran yang pesat menyebabkan kondisi persaingan bisnis dibidang ini semakin tajam, sehingga kepuasan pelanggan menjadi prioritas utama yang harus diperhatikan oleh setiap perusahaan. Perusahaan harus mengetahui sejauh mana atribut-atribut perusahaan memiliki kinerja yang dapat membuat pelanggan puas dan pada akhirnya melakukan pembelian ulang secara berkala dan menjadi loyal kepada perusahaan, sehingga dapat meningkatkan laba perusahaan pada jangka panjang. Untuk mencapai tujuan memuaskan pelanggan, apa yang diharapkan pelanggan harus sesuai dengan pelaksanaan yang dilakukan oleh perusahaan sehingga ekspektasi pelanggan dapat terpenuhi. Penelitian ini dilakukan pada restoran Lapo Ni Tondongta Cabang Jalan Pramuka, Jakarta Timur dengan menganalisis kepuasan konsumen melalui enam dimensi dasar kualitas barang dan jasa yang terdiri dari 15 atribut. Atribut-atribut tersebut dianalisis untuk mengetahui seberapa puas konsumen terhadap atribut produk fisik dan layanan restoran Lapo Ni Tondongta. Penelitian dilakukan melalui survei lapangan kepada konsumen restoran Lapo Ni Tondongta. Karakteristik umum dan loyalitas konsumen dianalisis melalui analisis deskriptif Descriptive Analysis. Tingkat kepuasan konsumen dianalisis dengan menggunakan Costumer Satisfaction Index CSI, yaitu dengan melakukan pembobotan terhadap tingkat kepentingan dan tingkat kinerja pada atribut produk fisik dan jasa restoran Lapo Ni Tondongta menurut konsumen, sehingga diperoleh indeks kepuasan konsumen keseluruhan. Dalam melakukan perbaikan atribut, pada penelitian ini dilakukan pemetaan persepsi konsumen terhadap tingkat kepentingan dan tingkat kinerja atribut fisik dan jasa restoran Lapo Ni Tondongta melalui Importance Performance Analysis IPA. Gambar 3. Kerangka Pemikiran Operasional - Semakin Ketatnya Persaingan Antar Restoran - Bertambahnya Jumlah Restoran Sejenis di Sekitar Lokasi Restoran Analisis Perilaku Konsumen Analisis Loyalitas Konsumen Analisis Kepuasan Konsumen Karakteristik Konsumen Informasi Tingkat Kepuasan Informasi Tingkat Loyalitas Rekomendasi Perbaikan yang Perlu Dilakukan - Jenis Kelamin - Daerah Domisili - Usia - Status Pernikahan - Suku - Tingkat Pendidikan - Jenis Pekerjaan - Tingkat Pendapatan - Hari Kunjungan - Waktu Kunjungan Analisis Tingkat Kinerja dan Tingkat Kepentingan Atribut : - Cita Rasa Makanan - Porsi Makanan - Aroma Makanan - Kehigienisan Makanan dan Perlengkapan Makan - Harga - Kesigapan Pramusaji - Keramahan dan Kesopanan Pramusaji - Kecepatan Penyajian - Kecepatan Transaksi - Kenyamanan Restoran - Kebersihan Ruang Makan - Kesejukan Ruangan - Sarana Parkir - Lokasi - Dekorasi Restoran Importance Performance Analysis Costumer Satisfaction Index - Switcher Buyer - Habitual Buyer - Satisfied Buyer - Liking The Brand - Commited Buyer

IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Lapo Ni Tondongta yang berlokasi di Jalan Pramuka No. 12A, Jakarta Timur. Penentuan lokasi ini dilakukan secara sengaja purposive dengan pertimbangan bertambahnya jumlah restoran sejenis di sekitar restoran tersebut. Pengumpulan data untuk keperluan penelitian dilakukan dari tanggal 1 Mei 2008 sampai dengan 20 Mei 2008.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer berasal dari pengamatan langsung, wawancara dengan pihak pengelola restoran, dan wawancara terstruktur dengan konsumen melalui bantuan kuesioner. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari studi literatur berbagai buku, internet, dan instansi terkait seperti Dinas Pariwisata DKI Jakarta dan Badan Pusat Statistik.

4.3. Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel atau disebut juga responden dilakukan dengan menggunakan metode non probability sampling, jenisnya adalah Accidental sampling . Accidental Sampling dilakukan dengan cara memperoleh data dari sekumpulan populasi, yang cara memperoleh data untuk sampel tersebut dengan cara insidental atau secara kebetulan saja dengan tidak menggunakan perencanaan tertentu Mardalis, 2004. Menurut Nasution 2007, sampel aksidental adalah