Latar Belakang Pendidikan di Mesir

1 Latar Belakang Pendidikan di Mesir

Republik Arab Mesir (RAM) luasnya kurang lebih 1 juta kilometer persegi dan terletak di bagian Timur Laut Benua Afrika dan Semenanjung Sinai di Barat Daya Benua Asia. Mesir berbatasan dengan Laut Mediterania di Utara, Laut Merah, Terusan Suez dan Teluk Aqaba di sebelah Timur. Daerah semenanjung Sinai dipisahkan dari daerah Mesir lainnya oleh Terusan Suez. Di bagian Barat, Mesir berbatasan dengan Libya, sedangkan di bagian Selatan berbatasan dengan Sudan.

Mesir berpenduduk sekitar 85 juta jiwa (hasil sensus tahun 2012), dengan komposisi 36% berusia di bawah 15 tahun dan 3,7% di atas 65 tahun. Pada tahun 1990, penduduk Mesir baru mencapai 55 juta dan saat itu diperkirakan akan mencapai lebih kurang dari 85 juta pada tahun 2010. Pertumbuhan penduduk pada tahun 1950 dan 1960-an, rata-rata 2,4 hingga 2,5% per tahun dan meningkat hampir 2,75% pada tahun 1970-an. Berdasarkan angka tersebut, Mesir merupakan salah satu negara yang pertumbuhan penduduknya paling tinggi, dengan pertambahan penduduk kira-kira 1,3 juta jiwa setiap tahun. Angka kelahiran rata-rata 40,9 jiwa per 1000 penduduk dan angka kematian sekitar 11% per 1000 penduduk. Secara etnik, Mesir terdiri dari suku Ejipsi, Badui, dan Barbar. Agama penduduk Mesir adalah Islam (85%), sebagian besar Islam Sunni, dan agama-agama lainnya. Bahasa resmi negara adalah Bahasa Arab. Angka buta huruf (illiterate) rakyat Mesir mencapai 26% dan merupakan angka yang terhitung cukup tinggi.

Mesir

Survei tentang tingkat pendidikan di Mesir yang dilakukan pada tahun 1986 menunjukkan bahwa hanya 4,1% yang memiliki gelar universitas. Persentase penduduk yang berpendidikan sekolah menengah mencapai 21,7%. Jumlah ini tercapai karena adanya ekspansi pendidikan pada tingkat sekolah menengah dan pendidikan tinggi. Penduduk yang buta huruf tercatat 70,8% dari penduduk berusia di atas 10 tahun pada tahun 1960, 56,3% tahun 1976 dan 49,4% pada tahun 1986. Jumlah wanita buta huruf masih tetap 70% lebih tinggi dari pria buta huruf. Walaupun terjadi perbaikan dalam persentase, namun dalam jumlah absolut angka buta huruf terus meningkat yang pesat sejak era 1990-an. Beberapa tahun terakhir, Pemerintah Mesir memberikan prioritas yang lebih tinggi terhadap pengembangan pendidikan.

Berdasarkan Human Development Index (HDI), Mesir menempati urutan ke 116 dari seluruh negara yang tercantum dalam HDI. Melalui bantuan dari Bank Dunia dan beberapa perusahaan multilateral, Pemerintah Mesir berusaha memperluas kesempatan pembinaan dan pendidikan terutama bagi anak-anak serta memasukkan Teknologi Informasi dan Komunikasi di seluruh jenjang pendidikan, khususnya pendidikan tinggi.

Pemerintah juga menjamin penyelenggaraan pendidikan gratis di seluruh tingkatan pendidikan negeri. Pada tahun 2007 jumlah total anggaran yang disediakan untuk sektor pendidikan mencapai 12,6 %. Investasi di sektor ini juga mengalami peningkatan hingga 4,8% dari GDP pada tahun 2005 dan berkurang menjadi 3,7% pada tahun 2007. Menteri Pendidikan dan Pengajaran, sebagai salah satu penanggungjawab pendidikan, telah menetapkan kebijakan mengurangi sentralisasi pendidikan dengan mengalihkan tanggungjawab pengelolaannya kepada institusi masing-masing sehingga setiap institusi lebih independen dan bertanggungjawab terhadap keberlangsungan proses pendidikan.

Sebagai negara yang masih berstatus negara berkembang, Mesir sedang terus membenahi diri, terutama dalam peningkatan kualitas SDM melalui jalur pendidikan. Oleh sebab itu, pendidikan merupakan salah satu bidang kerjasama strategis antara Indonesia-Mesir yang perlu terus ditingkatkan.

554 Mesir

Di antara indikator keseriusan perhatian pemerintah Mesir terhadap peningkatan pendidikan, antara lain dibuktikan dengan peningkatan anggaran pendidikan tahun ajaran 2010 – 2011 menjadi 36,3 miliar Pound Mesir (Egyptian Pound, EGP) atau 98,8% lebih besar dibandingkan dengan anggaran tahun 2005 – 2006 yang berjumlah 18,6 miliar EGP.

Selain anggaran pendidikan, Pemerintah Mesir berupaya meningkatkan anggaran penelitian bagi perguruan tinggi. Salah satu contohnya adalah Universitas Cairo yang mendapat anggaran penelitian untuk ilmu-ilmu terapan yang sebelumnya hanya sebesar 10 juta EGP, saat ini mengalami peningkatan yang cukup signiikan menjadi 60 juta EGP.

Sebagai upaya peningkatan bidang pendidikan, pada tahun 2010 Pemerintah Mesir telah membentuk Tim Nasional Penjaminan Mutu Pendidikan yang diketuai oleh Prof. Dr. Magdi Qasim. Tim Nasional Penjaminan Mutu bertugas untuk melakukan sertiikasi kepada seluruh lembaga pendidikan, baik tingkat dasar, menengah maupun perguruan tinggi. Tim ini telah melakukan langkah-langkah yang positif dalam merealisasikan rencana sertiikasi pendidikan.

Pemerintah memberikan perhatian dalam menambah jumlah bangunan sekolah sebagai bagian dari peningkatan fasilitas pendidikan. Pembangunan sekolah, selain sebagai upaya perbaikan dari sekolah yang sudah rusak, dilakukan juga pembangunan sekolah baru yang diprioritaskan di wilayah-wilayah miskin.

Sejak tahun 2010, pemerintah Mesir secara terus menerus mensinergikan berbagai instansi pemerintah dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan. Keberadaan tanggungjawab pendidikan bukan saja dibebankan kepada Kementerian Pendidikan, melainkan juga kepada kementerian lainnya agar bertanggung jawab untuk berkontribusi melalui sinergi program kegiatan yang mengarah kepada peningkatan kualitas pendidikan.

Selain melakukan sertiikasi terhadap sekolah dan perguruan tinggi, Pemerintah Mesir juga melakukan sertiikasi terhadap guru dan dosen. Setiap guru dan dosen dievaluasi kelayakan mengajarnya melalui proses

Mesir

556 Mesir