Sejarah Sistem Pendidikan di Malaysia

1 Sejarah Sistem Pendidikan di Malaysia

Sebelum membahas kurikulum pendidikan, ujian nasional, penjaminan mutu pendidikan, dan pembinaan guru di Malaysia, terlebih dulu disampaikan secara ringkas sistem pendidikan di Malaysia. Sistem dan jenjang pendidikan di Malaysia dapat dilihat digambarkan pada Gambar 1.1.

Pendidikan pada rentangan usia 0-6 tahun dikategorikan dalam pendidikan pra-sekolah. Pendidikan formal diawali dari pendidikan pada Sekolah Rendah. Usia anak wajib di atas enam (6+) tahun untuk dapat memulai pembelajaran pada Sekolah Rendah. Pemerintah sangat ketat terkait usia masuk sekolah. Kurang satu hari saja dari ketentuan usia yang ditetapkan, calon siswa tidak dizinkan untuk masuk sekolah. Lama pendidikan pada Sekolah Rendah adalah enam (6) tahun. Semua anak tetap naik kelas berapapun nilai yang mereka dapatkan dalam ujian. Pada akhir pendidikan di Sekolah Rendah dilaksanakan ujian secara nasional yang dikenal dengan nama Ujian Pencapaian Sekolah Rendah (UPSR). Ujian serentak dilaksanakan di seluruh negara. Soal ujian disiapkan oleh pemerintah pusat. Sesuai dengan namanya yaitu ‘pencapaian’, hasil ujian tidak mempengaruhi kelulusan anak berapapun hasil yang anak dapatkan dari hasil ujian UPSR. Semua lulusan Sekolah Rendah wajib diterima di Sekolah Menengah Rendah. Nilai ujian ditulis dalam bentuk huruf (A+, B, C, F,...).

Malaysia

Setelah menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Rendah, siswa melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah Rendah selama tiga (3) tahun. Pada tahun terakhir di Sekolah Menengah Rendah siswa mengikuti ujian secara nasional yang disebut Penilaian Menegah Rendah (PMR). Soal ujian disiapkan oleh pemerintah pusat. Hasil ujian PMR tidak mempengaruhi kelulusan siswa. Semua peserta ujian dapat melanjutkan pada Sekolah Menengah Atas berapapun hasil yang diperoleh siswa dari ujian nasional PMR. Nilai hasil ujian dinyatakanditulis dalam bentuk huruf (A+, B, C, F, ...)

Setelah meneyelesaikan pendidikan pada Sekolah Menengah Rendah selama 3 tahun, siswa melanjutkan pendidikan pada Sekolah Menengah Atas selama dua (2) tahun. Di Indonesia, lama pendidikan pada Sekolah Menengah Atas adalah tiga (3) tahun. Pada akhir tahun kedua di Sekolah Menengah Atas, siswa mengikuti ujian nasional yang dikenal dengan Sijil Pelajaran Malaysia (SPM). Semua siswa yang mengikuti ujian nasional mendapatkan ijazah SPM berapapun nilai yang mereka dapatkan. Ijazah (sijil) pertama yang didapatkan oleh siswa adalah ijazah SPM. Pada saat mengikuti ujian UPSR dan PMR siswa hanya mendapatkan lembaran nilai hasil ujian, bukan ijazah. Nilai hasil ujian dinyatakan ditulis dalam bentuk huruf (A+, A, B, C, F,...).

Gambar 1.1 Alur Sistem Pendidikan di Malaysia (Pelan Pembanguan Pendidikan Malaysia, 2013)

508 Malaysia

Setelah menyelesaikan pendidikan pada Sekolah Menengah Atas, siswa memiliki dua pilihan utama. Pertama, jika ingin melanjutkan pada Kolej atau program diploma vokasi, siswa dapat langsung mendatar dengan mengunakan ijazah SPM. Tidak ada tes masuk. Seleksi berdasarkan nilai yang diperoleh pada SPM. Kedua, jika siswa ingin melanjutkan pada universitas atau perguruan tinggi untuk jenjang pendidikan setingkat sarjana S1, lulusan SPM harus mengikuti pendidikan pra-university selama dua (2) tahun. Pada tahun terakhir, dilaksanakan ujian secara nasional yang lazim disebut dengan Sijil Tinggi Pelajaran Malaysia (STPM). Semua peserta ujian mendapatkan ijazah (sijil) STPM dengan nilai yang berbeda sesuai kemampuan siswa. Jadi, tidak ada yang dinyatakan tidak lulus STPM, tetapi yang ada adalah nilai mata pelajaran tertentu mungkin berada pada garis tidak lulus (F- atau G), tetapi hal ini tidak menghalangi untuk memperoleh ijazah STPM. Nilai ujian dinyatakan dalam bentuk huruf (A+, A, A-,

B, C, F, ...). Ijazah STPM digunakan sebagai syarat dan seleksi masuk perguruan tinggi untuk jenjang pendidikan S1 yang disebut program sarjana muda (bachelor) di Malaysia. Di Malaysia tidak ada ujian seleksi masuk perguruan tinggi. Seleksi dilakukan dengan mengunakan nilai ujian yang didapatkan oleh siswa pada ijazah SPM untuk masuk kolej atau pendidikan diploma vokasi, dan nilai siswa pada ijazah STPM untuk masuk perguruan tinggi untuk jenjang pendidikan S1.

Sistem pendidikan di Malaysia bersifat sentralistik. Pemerintah pusat bertanggung-jawab penuh terhadap penyelenggaraan pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Tanggung jawab pemerintah pusat meliputi semua aspek terkait penyelenggaraan pendidikan mulai dari penyiapan infrastruktur, fasilitas pendukung, gaji guru, dan pembiayaan operasional penyelenggaraan pendidikan.

Visi, Misi, dan Tujuan Pendidikan Malaysia Visi: Sekolah Unggul Penjana Generasi Terbilang Misi: Membangun potensi individu melalui pendidikan

berkualiti

Malaysia

Tujuan: