Sekolah Dasar (SD)

1.1.2 Sekolah Dasar (SD)

Pemerintah Arab Saudi memandang bahwa pendidikan dasar adalah pondasi dari seluruh pendidikan yang akan dikenyam oleh setiap warga, sehingga perhatian pemerintah terhadap pendidikan dasar sangatlah besar. Dengan jenjang pendidikan selama 6 tahun, sebelum tahun 1373

H (1952 M), SD di Arab Saudi dibedakan menjadi 2 bentuk, yaitu:

1. Sekolah Desa Bertempat di desa-desa dengan jumlah siswa kurang dari 60 anak. Bila terdapat lebih dari 60 siswa, maka sekolah ini menjadi Sekolah Dasar. Sekolah ini hanya ditangani oleh dua orang sebagai guru dan pengurus administrasi. Apabila jumlah siswa kurang dari 30 anak maka sekolah ini hanya akan ditangani oleh satu orang sebagai guru yang sekaligus mengurusi administrasi. Jenjang pendidikan di Sekolah Desa ini hanya selama 4 tahun. Dalam satu tahun, hanya 9 bulan aktif bersekolah. Dalam tiap pekan ada 24 jam pelajaran yang terbagi dalam 6 hari, dimana dalam setiap harinya ada 4 jam pelajaran. Setelah menamatkan jenjang pendidikan ini, setiap anak akan langsung melanjutkan ke kelas lima Sekolah Dasar.

2. Sekolah Dasar Sekolah Dasar (SD) adalah sekolah yang bertempat di perkotaan dengan siswa lebih dari 60 anak dan dengan jenjang pendidikan selama 6 tahun. Pada tahun 1381 H (1960 M) Dirjen Pendidikan Perempuan membuka SD untuk anak-anak perempuan, karena pemerintah Arab Saudi menerapkan pemisahan sekolah untuk anak laki- laki dan perempuan sejak di SD dan jenjang selanjutnya yang lebih tinggi. Kemudian pada tahun 1387 H (1966 M) diterapkan kurikulum khusus untuk anak-anak perempuan. Beberapa kendala yang dihadapi lembaga-lembaga SD di Arab Saudi adalah sebagai berikut:

Arab Saudi

1. Banyaknya siswa didik yang bolos sekolah sehingga menyebabkan gagal ujian dan tinggal kelas. Dari penelitian yang dilakukan terhadap 1000 siswa SD pada tahun 1417 H (1996 M) hanya 384 siswa yang dapat menyelesaikan pendidikan selama

6 tahun, 297 siswa lulus dalam 7 tahun, dan lebih dari 180 siswa lulus setelah 8 tahun. Secara umum, hanya 861 siswa dari 1000 siswa yang berhasil menyelesaikan SD, sedangkan 139 siswa gagal.

2. Kurangnya tenaga pengajar yang memiliki kapasitas keilmuan yang memadai.

3. Kurangnya pemerataan pendidikan khususnya pendidikan untuk anak-anak perempuan. Meskipun Dirjen Pendidikan Perempuan sudah berupaya untuk melakukan pemerataan pendidikan untuk anak-anak perempuan namun hal ini masih belum mencapai hasil maksimal.

4. Kurangnya koordinasi antara pihak sekolah dan keluarga siswa di rumah sehingga capaian target pendidikan pada siswa kurang maksimal.

Demi menunjang hasil pendidikan yang bagus, pemerintah berupaya untuk membuat SD yang berkualitas, diantaranya:

1. SD untuk menghafal Al Qur’an Sudah menjadi tradisi umat muslim bahwa pendidikan Al Qur’an mendapatkan perhatian yang sangat besar. Sehingga pemerintah Arab Saudi melihat bahwa sekolah-sekolah formal juga harus melihat aspek ini agar mampu menciptakan kualitas pendidikan yang maksimal. SD penghafal Al Qur’an pertama didirikan di kota Riyadh pada tahun 1347 H (1926 M), di kota Makah pada tahun 1371 H (1950 M), dan di kota Madinah pada tahun 1376

H (1955 M). Kemudian pada tahun 1400 H (1979 M) Dirjen Pendidikan Perempuan membuka SD menghafal Al Qu’an untuk anak perempuan di kota Riyadh, kota Qosim, dan kota Madinah. Pemerintah juga memberikan beasiswa penuh untuk menunjang keberhasilan program ini.

46 Arab Saudi

2. SD non kelas Diantara upaya pemerintah Arab Saudi dibidang peningkatan kualitas pendidikan SD adalah dengan memperhatikan keistimewaan setiap siswa dimana setiap siswa bisa mengikuti kelas yang sesuai dengan kemampuannya tanpa harus berurutan dari kelas satu ke kelas berikutnya. Akan tetapi, siswa dapat lompat kelas ataupun pindah kelas, sehingga siswa yang mempunyai kemampuan belajar di atas rata-rata bisa mempersingkat waktu belajarnya.