Dasar-dasar Pemikiran Pengembangan Kurikulum

5.2. Dasar-dasar Pemikiran Pengembangan Kurikulum

Berangkat dari Konstitusi India yang mengatakan bahwa tujuan India merdeka adalah terbentuknya masyarakat yang sekuler, egaliter dan pluralis, maka tujuan pendidikan yang diinginkan bangsa India adalah:

1. kebebasan berikir dan bertindak

2. kepekaan terhadap kebahagian dan perasaan orang lain

3. belajar untuk menanggapi situasi baru secara lentur dan kreatif

4. bersedia untuk berpartisipasi dalam proses demokratis

5. kemampuan untuk bekerja menuju dan berkontribusi terhadap proses-proses ekonomi dan perubahan sosial.

Kurikulum 2005 disusun dengan memperhatikan tujuan pendidikan tersebut, dan memperhatikan 5 petunjuk dasar (lihat Gambar 5.1).

Basis pengembangan kurikulum haruslah mendekatkan anak-anak dengan lingkungannya, berdasarkan hal-hal berikut ini: (i) Pengajaran hendaknya bertujuan untuk meningkatkan keinginan dan strategi alamiah anak-anak untuk belajar (ii) Pengetahuan hendaknya tidak disamakan dengan informasi (iii) Mengajar hendaknya dilihat sebagai aktiitas professional, bukan pelatihan untuk hafalan atau sekedar penyampaian fakta-fakta.

280 India

Aktiitas anak-anak hendaknya mampu mengungkapkan jatidiri mereka, langsung memegang obyek yang jadi perhatiannya, dapat mengeksplorasi lingkungan alamiah dan sosialnya dan dapat tumbuh secara sehat. Untuk bisa merealisasikan hal-hal tersebut, maka dibutuhkan: (i) reformasi total dari sistem sekolah (ii) konseptualisasi ulang daerah kurikuler atau bahan pelajaran (iii) sumber daya untuk memperbaiki kualitas dari etos sekolah (lihat Gambar 5.2).

Gambar 5.1 Lima petunjuk dasar dalam pengembangan Kurikulum 2005

Gambar 5.2 Basis pengembangan aktiitas anak

India

Secara umum ada empat pelajaran dasar, yaitu Bahasa, Matematika, Sains dan Ilmu Sosial. Diperlukan pelunakan batas-batas empat pelajaran di atas sehingga murid dapat merasakan integrasi pengetahuan dan kesenangan terhadap pengertian. Pelajaran hendaknya relevan dengan kebutuhan masa sekarang dan masa mendatang dan penyajian hendaknya diperbaiki sehingga mengurangi tingkat stress di kalangan anak- anak. Membangkitkan rasa cinta terhadap ilmu bisa membuat murid “menikmati” pelajaran, bukan mengganggap pelajaran sebagai beban yang harus dihapalkan secara membabi buta. Buku teks dan material pengajaran lainnya hendaknya bersifat pluralis, yang memasukkan aspek-aspek pengetahuan lokal dan ketrampilan-ketrampilan tradisional serta mendorong lingkungan sekolah untuk memiliki kesesuaian dengan lingkungan rumah dan masyarakat untuk anak-anak.

Untuk pelajaran Bahasa, prinsip utamanya adalah pengakuan bahwa bahasa Ibu merupakan bahasa perantara terbaik dalam pendidikan. Kemampuan multi bahasa anak-anak, termasuk Bahasa Inggris hendaknya terus dipupuk untuk membuat mereka siap dan lentur dalam berkomunikasi. Kemampuan berbahasa yaitu membaca, menulis, mendengarkan, berpidato hendaknya terkandung dalam pembelajaran bahasa. Untuk kelas sekolah dasar (hingga kelas 8) hendaknya membaca ditekankan.

Dalam pelajaran Matematika hendaknya dapat menarik minat murid dengan membuat pelajaran yang atraktif dengan menghubungkannya dengan pengalaman sehari-hari murid. Keterkaitan dengan pelajaran lain hendaknya diperkenalkan sehingga murid tahu untuk apa mereka belajar matematika. Tujuan dari pembelajaran matematika adalah membuat murid bisa berikir, berlogika, memvisualisasikan fakta- fakta hingga mudah dimengerti, mampu menangani berbagai abstraksi persoalan dan dapat memformulasikan dan memecahkan persoalan. Untuk itu dibutuhkan infrastruktur seperti komputer beserta perangkat lunaknya dan tentu saja koneksi internet.

Pelajaran Sains hendaknya mampu membuat siswa mampu menguji dan menganalisis kejadian sehari-hari di sekitarnya. Perhatian terhadap lingkungan hendaknya ditekankan dan diusahakan ada aktiitas di

282 India 282 India

Ilmu Sosial di samping harus membuat siswa mengerti batas-batas yang dipelajari, hendaknya tetap memperhatikan integrasi dari tema- tema besar seperti misalnya air. Air, bisa ditinjau dari berbagai aspek contohnya kesehatan, pergaulan sosial, pengaruhnya terhadap ekonomi. Beberapa pergeseran paradigma seperti (i) pembelajaran ilmu sosial dari perspektif kelompok yang termaginalisasi (keadilan gender dan kepekaan terhadap perbedaan kasta dan kaum minoritas) (ii) Pelajaran kewarganegaraan (civic) hendaknya dipisahkan dari sekedar ilmu politik (iii) pentingnya pelajaran sejarah yang membentuk persepsi murid terhadap identitas kewarganegaraan.

Materi-materi lain yang perlu diajarkan, di samping materi-materi di atas, yang merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan adalah: prakarya, kesenian, pendidikan jasmani dan perdamaian.

Prakarya hendaknya menggunakan bahan-bahan setempat dan sumber daya di luar sekolah (termasuk internet). Prakarya bukan saja memberikan siswa pengalaman dalam berkarya melainkan juga memiliki nilai-nilai pribadi dan sosial seperti kepercayaan diri, kreativitas dan kerjasama.

Kesenian yang perlu ditekankan adalah teater, visual (melukis, mematung), tari dan musik. Tujuannya adalah untuk mendorong kesadaran estetika dan pribadi serta kemampuan untuk menampilkan diri dalam berbagai bentuk. Dalam pengajarannya hendaknya dihindari hal-hal yang bersifat instruktif, melainkan dengan cara-cara interaktif.

Pendidikan jasmani hendaknya diajarkan pada semua kelas, untuk selalu membiasakan generasi muda berolah raga. Program pemberian makan siang hendaknya diberikan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari upaya agar siswa tetap bugar dan sehat.

India

Perdamaian merupakan prasyarat untuk suatu bangsa bisa membangun. Karena itu pelajaran perdamaian perlu diberikan, di samping pelajaran kewarganegaraan (civic). Pendekatan dengan memberikan nilai-nilai komprehensif perlu dilakukan, bahwa perdamaian bukan sesuatu yang datang tiba-tiba, melainkan sesuatu yang multi kompleks dan dengan sadar dibangun. Murid perlu diperkenalkan dengan budaya demokratis dan keadilan sejak dini.

Hal-hal lain yang perlu diperhatikan adalah pentingnya berbagai opsi yang sifatnya leksibel (tidak kaku) dalam penjurusan siswa di Sekolah Menengah Atas (Kelas 11-12), perlu dihindari kecenderungan siswa hanya terpaku pada satu stream saja (misalnya pembagian IPA- IPS-Bahasa yang kaku).

Keterlibatan masyarakat dalam bidang pendidikan diperlukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan akuntabilitasnya. Sekolah hendaknya mengajak masyarakat sekitar, kalangan industri dan pemerintahan untuk memberikan masukan dan terlibat secara aktif dan terbuka.

Perencanaan akademik dan kepemimpinan di sekolah merupakan faktor kunci untuk memperbaiki kualitas pendidikan. Upaya pelatihan dan pencarian bakat tenaga-tenaga terbaik untuk menjadi pimpinan di suatu sekolah sangat esensial untuk dilakukan.

Reformasi dalam bidang ujian hendaknya terus dilakukan untuk menghindari tipologi soal ujian yang lebih menekankan untuk hapalan, melainkan untuk meningkatkan penalaran dan kreativitas.

Strategi yang memungkinkan siswa untuk memilih tingkat keberhasilan perlu dilakukan, untuk menghindari sistem yang berlaku sekarang yang hanya bersifat umum mengkategorikan siswa sebagai “lulus” atau “gagal”.