Penjaminan Mutu Guru

4.4. Penjaminan Mutu Guru

4.1.1. Sistem pendidikan Guru di India

Dalam struktur Negara federal seperti India, kebijakan dan kerangka hukum pendidikan guru disediakan oleh Pemerintah Pusat, dalam hal ini dikepalai oleh Kementerian Pendidikan (atau dikenal sebagai Kementrian HRD), berbagai program dan skema sebagian besar dilakukan oleh pemerintah negara bagian berkoordinasi dengan pemerintah pusat. Terdapat dua pelatihan dalam rangka menyiapkan tenaga pengajar yang handal, yaitu :

1. Pendidikan/Sekolah guru (pre-service training)

2. Peningkatan kapasitas guru (in-service training) Pre-Service Training Untuk pelatihan pre-service training, National Council of Teacher

Education (NCTE) yaitu lembaga otonom yang bertanggung jawab untuk mengembangkan dan mengkoordinasikan pendidikan guru di India. NCTE meletakkan norma-norma dasar dan standar untuk berbagai kursus pendidikan guru, kualiikasi minimum, materi kursus, durasi dan kualiikasi minimum yang harus dicapai dalam berbagai tingkatan kursus.

In-service training India memiliki jaringan institusi pelatihan guru milik pemerintah

yang besar yaitu Teacher Training Institutions (TTI), yang menyediakan pelatihan in-service untuk para guru sekolah. Di tingkat Nasional, National Council of Educational Research and Training (NCERT) bersama enam Regional Institutes of Education (REI) menyiapkan sejumlah modul untuk berbagai kursus pelatihan guru dan juga melakukan program khusus untuk pelatihan guru dan teachers trainer. Dukungan kelembagaan juga disediakan oleh National University on Education al Planning and Administration (NUEPA). Kedua lembaga tersebut, NCERT dan NUEPA, adalah Badan Otonom Nasional. Di tingkat Negara bagian, State Councils of Educational Research and Training (SCERT), mempersiapkan modul untuk pelatihan guru dan

272 India 272 India

Di tingkat district/kabupaten, pelatihan in-service disediakan oleh District Institutes of Education and Training (DIET). Block Resource Centres (BRC) dan Cluster Resource Centres (CRC) menjadi anak tangga terendah dari hirarki lembaga vertikal pelaksana in-service training untuk guru-guru sekolah. Selain itu, pelatihan in-service juga dilangsungkan dengan peran aktif dari lembaga sosial, sekolah swasta dan instansi lain.

4.1.2. Pendanaan

Untuk Pre-Service Training, lembaga pendidikan guru pemerintah dan lembaga pendidikan guru yang mendapat support pemerintah secara inansial didukung oleh Pemerintah Negara bagian masing- masing. Lebih jauh, di bawah skema sponsor pusat pada Teachers Education, Pemerintah Pusat juga mendukung lebih dari 650 lembaga, meliputi DIET, CTE, dan IASE.

Untuk pelatihan in-service, dukungan keuangan sebagian besar disediakan oleh Pemerintah Pusat di bawah skema Sarva Shiksha Abhiyan (SSA), yang merupakan kendaraan utama untuk pelaksanaan UU Right to Education (RTE). Di bawah skema SSA, 20 hari pelatihan in-service diberikan kepada guru sekolah, 60 hari kursus penyegaran bagi para guru yang tidak terlatih dan 30 hari orientasi bagi calon guru yang baru lulus. Pemerintah Pusat juga memberikan dukungan inansial untuk in-service training yang diselenggarakan oleh institusi dibawah naungan pemerintah Negara bagian. Beberapa NGO, termasuk organisasi multilateral juga terlibat dalam proses in-service training bagi guru di India.

India

4.1.3. Beberapa Kategori Guru

1. Sekolah Pemerintah: • Guru reguler, adalah karyawan tetap pemerintah. Penerimaan

mereka diatur dalam seleksi yang ketat. Mereka dberikan tunjangan kesejahteraan dan tunjangan pensiun. Mereka dapat dipromosikan dari guru ke level kepala sekolah dan bahkan supervisor/administrator/teacher trainer.

• Parateachers atau guru kontrak ditunjuk atas dasar kontrak oleh institusi lokal pada level desa atau kecamatan (panchayat). Persyaratan berbeda dari satu negara ke negara yang lain. Mereka tidak berhak atas tunjangan pensiun. Mereka juga tidak memenuhi syarat untuk promosi dan diangkat ke jenjang karir yang lebih tinggi.

• Guru tamu : adalah tenaga sumber daya lokal yang diangkat oleh sekolah untuk mengajar. Tidak ada peraturan khusus dalam proses pengangkatan guru tersebut.

• Instruktur : ditunjuk untuk melaksanakan program jembatan dan beberapa sekolah alternatif. Tidak ada peraturan khusus yang mengaturnya, sehingga kontrak berbasis ad hoc.

2. Sekolah Swasta Tidak seperti sekolah pemerintah, instansi atau lembaga swasta yang didirikan sebagian ada yang mendapat bantuan pemerintah dan sebagian lainnya tidak mendapatkannya.

3. Sekolah Swasta Bantuan Institusi sekolah yang didirikan oleh pihak swasta. Mereka diakui dan didanai oleh pemerintah dan gurunya dibayar sesuai dengan peraturan pemerintah negara bagian. Semua guru di sekolah ini masuk dalam kategori “formal teacher”. Akibatnya, mereka harus sesuai dengan norma-norma kualiikasi yang ditentukan.

4.1.4. Jenjang Pendidikan, Kelayakan dan Pelatihan Guru :

1. Pra-sekolah dasar dan Sekolah Dasar Persyaratan minimum untuk menjadi guru Sekolah Dasar adalah lulusan dengan sertiikat pelatihan pengasuhan atau gelar diploma. Biasanya calon yang memiliki pendidikan S1 (B.Ed.) memulai karir

274 India 274 India

2. Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas Calon guru Sekolah Menengah Pertama harus memiliki gelar Pasca Sarjana dibidang tertentu sesuai mata pelajaran atau memiliki gelar sarjana pendidikan (B.Ed.) karena lulusan B. Ed benar- benar dipersiapkan untuk menjadi guru sekolah menengah. Guru yang memiliki gelar B.Ed. disebut Lulusan Guru Terlatih. Calon dengan pengalaman mengajar lebih dipilih untuk menjadi guru. Ada sejumlah perguruan tinggi pelatihan guru yang memberikan B.Ed. selama satu tahun. Beberapa universitas juga menawarkan kursus korespondensi untuk pelatihan keguruan. Ada juga lembaga terpisah untuk guru khusus seperti guru yang buta, tuli dan bisu, cacat mental, seni, kerajinan, musik dan pendidikan isik.

3. Perguruan Tinggi Dosen-dosen Seni, Perdagangan, Ilmu, Ilmu Sosial, Hukum, Bahasa Asing dan Pendidikan Jasmani memerlukan gelar pasca sarjana dalam mata pelajaran yang relevan dari Universitas-universitas di India atau gelar setara dari Universitas asing, dengan angka minimal presentase 55% dari total nilai 100%. National Entrance Test (NET) dilakukan oleh University Grant Commission (UGC), CSIR atau tes serupa yang terakreditasi oleh UGC. Calon dosen juga harus memiliki laporan penilaian kinerja secara konsisten dan memuaskan. Dosen senior yang tidak memiliki gelar Ph.D. atau karya tulis yang diterbitkan dan tidak memenuhi standar penelitian, tetapi memenuhi kriteria lain dan memiliki catatan yang baik dalam mengajar, mendapatkan kesempatan seleksi.

India

4.1.5. Renumerasi

Gaji kotor bagi guru Pemerintah di India meliputi gaji pokok ditambah tunjangan kemahalan yang ditingkatkan dari waktu ke waktu berdasarkan biaya indeks hidup ditambah tunjangan sewa rumah dan tunjangan kompensasi perkotaan bagi guru di perkotaan. Selain itu, guru yang memenuhi syarat dapat mengajukan pinjaman sejumlah minimal

25 % dari gaji bulanan hingga maksimum 33 kali gaji. Guru perempuan memiliki hak cuti hamil selama empat bulan dengan gaji penuh dan 6 minggu cuti dibayar penuh untuk kasus keguguran.

Tabel 4.1 Renumerasi guru dan dosen di India

Tingkatan Kisaran

Guru sekolah dasar (Negeri) Rs. 4.500 - Rs. 9.000 Sekolah Menengah (junior school) (Negeri)

Rs. 5.500 - Rs. 12.000 Sekolah menengah (secondary school)

Rs. 9.000 - Rs. 18.000 Dosen Universitas

Rs. 20.000 - Rs. 35.000 Profesor Universitas

Rs. 80.000 - Rs. 125.000 Untuk liburan rutin, guru juga dapat melaksanakan cuti tahunan

selama 15 hari kerja dalam setahunnya dan 15 hari ijin membolos. Bagi guru yang tidak pernah mengambil hak cutinya setiap tahun dapat diakumulasikan untuk diambil kemudian maksimum hingga 300 hari kerja. Sedang yang tidak mengambil cuti sama sekali dapat menggantinya dengan uang cash pada akhir menjelang masa pensiun. Guru juga mendapatkan kebebasan dan suku bunga rendah untuk akses pinjaman rumah dan lainnya. Biaya sekolah anak juga ditanggung oleh pemerintah jika anaknya bersekolah di sekolah pemerintah.

Insentif and Penghargaan

Ironi sistem pendidikan India adalah tidak memiliki program insentif maupun penghargaan untuk guru yang berprestasi. Karir guru ditentukan oleh senioritas. Pemerintah memiliki program tersebut pada tahun 1950. Alasan utama tidak adanya skema insentif adalah untuk menghindari politisasi insentif atau penghargaan yang diberikan pada guru yang berprestasi.

276 India

4.1.6. Struktur Karir

Tidak ada struktur promosi yang kaku dalam profesi guru. Beberapa guru dengan track record yang baik dan yang telah aktif terlibat dalam penanganan tugas administrasi tambahan di sekolah bisa menjadi Wakil Kepala Sekolah atau Kepala Sekolah. Penunjukan dan fungsi tidak konsisten dan bervariasi sesuai dengan aturan lembaga. Perguruan tinggi memiliki struktur karir yang lebih ketat.

India

278 India