64
Eksperimen 13,87 192,29
27 0,000
0,94 0,88
88 Besar
Uji statistik Paired samples t-test menunjukkan bahwa rerata kelompok eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil uji statistik
Paired samples t-test kelompok eksperimen yaitu M = 1,60; SD = 0,61; SE = 0,12; n = 28; dan df = 27, sedangkan hasil uji statistik Paired samples t-test kelompok
kontrol yaitu M = 0,93; SD = 0,76; SE = 0,15; n = 27; dan df = 26. Hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I kemampuan mengingat pada kelompok
kontrol menunjukkan harga Sig. 2-tailed sebesar 0,000 p 0,05, maka H
null
ditolak dan H
i
diterima, sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I kemampuan mengingat pada kelompok kontrol.
Kesimpulannya adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan mengingat pada kelompok kontrol.
Hasil uji peningkatan skor pretest ke posttest I untuk kemampuan mengingat pada kelompok eksperimen menunjukkan harga Sig. 2-tailed sebesar
0,000 p 0,05 maka H
null
ditolak dan H
i
diterima, sehingga ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest ke posttest I kemampuan mengingat pada
kelompok eksperimen. Kesimpulannya adalah terdapat peningkatan skor yang signifikan dari skor pretest ke posttest I kemampuan mengingat pada kelompok
ekperimen. Penerapan metode inkuiri pada kelompok eksperimen memiliki pengaruh
yang lebih besar dibandingkan dengan penggunaan metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat. Besar pengaruh penggunaan
metode inkuiri pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat adalah 0,94 atau 88 yang setara dengan efek besar. Besar pengaruh penggunaan
metode ceramah pada kelompok kontrol adalah 0,78 atau 61 yang setara dengan efek besar.
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest
Uji korelasi rerata antara pretest dan posttest dilakukan untuk mengetahui korelasi atau hubungan rerata skor pretest dengan rerata skor posttest I baik pada
65 kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Data skor rerata pretest dan
skor rerata posttest I dilakukan uji normalitas data. Distribusi data normal, maka menggunakan rumus koefisien korelasi pearson untuk data normal Field, 2009:
332. Hasil yang diperoleh atas uji normalitas menggunakan Kolmogorov- Smirnov pada program komputer SPSS 20 for Windows adalah data terdistribusi
secara normal, sehingga analisis data yang digunakan adalah dengan Pearson Correlation. Tingkat kepercayaan yang digunakan dalam uji korelasi antara
rerata pretest dan posttest I adalah 95. Kriteria yang digunakan untuk menolak H
null
adalah jika harga Sig. 2-tailed 0,05 Field, 2009: 53. Tabel 4.9 menunjukkan hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen. lihat Lampiran 4.11.1
Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengingat
Kelompok Kontrol Aspek
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
Keterangan
Pretest-posttest I 0,62
0,001 Positif dan signifikan
Kelompok Eksperimen Aspek
Pearson Correlation Sig. 2-tailed
Keterangan
Pretest-posttest I 0,47
0,011 Positif dan signifikan
Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat, Pearson Correlation menunjukkan 0,62
artinya Pearson Correlation bernilai positif. Pearson Correlation yang bernilai positif berarti semakin tinggi skor pretest, maka semakin tinggi skor posttest I.
Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat menunjukkan Sig. 2-tailed 0,001 artinya bahwa
harga Sig. 2-tailed ˂ 0,05 atau p ˂ 0,05. Dapat dikatakan bahwa H
null
ditolak dan H
i
diterima, yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat.
Kesimpulannya adalah ada korelasi yang positif dan signifikan antara pretest dan posttest I pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat.
Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat, Pearson Correlation menunjukkan
0,47 artinya Pearson Correlation bernilai positif. Pearson Correlation yang
66 bernilai positif berarti semakin tinggi skor pretest, maka semakin tinggi skor
posttest I. Hasil uji korelasi antara rerata skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat menunjukkan Sig. 2-
tailed 0,011 artinya bahwa harga Sig. 2-tailed ˂ 0,05 atau p ˂ 0,05. Dapat
dikatakan bahwa H
null
ditolak dan H
i
diterima, yang artinya ada korelasi yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap
kemampuan mengingat. Kesimpulannya adalah ada korelasi yang positif dan signifikan antara pretest dan posttest I pada kelompok eksperimen terhadap
kemampuan mengingat.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan