Metode Pembelajaran Teori kognitif Bloom

10 mengamati hal-hal konkret tersebut, sehingga anak lebih mudah dalam menemukan dan memahami permasalahan serta mencari pemecahannya.

2.1.1.2 Metode Pembelajaran

Metode pembelajaran adalah seluruh perencanaan dan prosedur maupun langkah kegiatan pembelajaran termasuk pilihan cara penilaian yang akan dilaksanakan pada pembelajaran di kelas Suyono Hariyanto, 2011: 19. Selain itu, metode pembelajaran dapat diartikan teknik penyajian yang dikuasai oleh seorang guru untuk menyajikan materi pelajaran kepada murid di dalam kelas baik secara individual atau secara kelompok agar materi pelajaran dapat diserap, dipahami dan dimanfaatkan oleh murid dengan baik Ahmadi Prastya, 2005: 52. Kesimpulan berdasarkan pendapat para ahli tersebut adalah metode pembelajaran berisi mengenai cara dan prosedur yang digunakan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

2.1.1.3 Metode Inkuiri 1. Pengertian Metode Inkuiri

Metode inkuiri adalah sebuah rangkaian kegiatan pembelajaran dengan mengutamakan proses berpikir kritis tentang suatu masalah dan menganalisisnya untuk mencari dan menemukan sendiri jawabannya Sanjaya, 2006: 194. Metode inkuiri merupakan kegiatan inti dari proses pembelajaran berbasis kontekstual yang membantu siswa memperoleh pengetahuan dan pemahaman dari hasil menemukan sendiri Trianto, 2009a: 114. Pembelajaran inkuiri adalah suatu strategi yang membutuhkan siswa menemukan sesuatu dan mengetahui bagaimana cara memecahkan masalah dalam suatu penelitian ilmiah Ngalimun,

2012: 33.

Ciri utama strategi pembelajaran inkuiri adalah 1 strategi inkuiri menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, 2 seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang pertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri, 3 tujuan dari penggunaan strategi 11 pembelajaran inkuiri adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental Sanjaya, 2006: 194-195. Berdasarkan pendapat para ahli data disimpulkan bahwa metode inkuiri adalah langkah-langkah pembelajaran yang menekankan proses berpikir kritis dan aktif dalam pembelajaran. Serta melakukan analisis terhadap permasalahan guna menemukan jawabannya sendiri sehingga memperoleh pengetahuan dan pemahaman.

2. Prinsip Metode Inkuiri

Metode inkuiri memiliki prinsip-prinsip yang harus diperhatikan sebelum diterapkan dalam pembelajaran. Sanjaya 2006: 196-199 menyebutkan prinsip- prinsip inkuiri adalah sebagai berikut 1 berorientasi pada pengembangan intelektual, metode inkuiri selain berorientasi pada hasil belajar siswa juga berorientasi pada proses belajarnya, 2 prinsip interaksi, proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antar siswa maupun interaksi siswa dengan guru, bahkan interaksi antara siswa dengan lingkungan, 3 prinsip bertanya adalah guru sebagai penanya, sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir, 4 prinsip belajar untuk berpikir, belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berpikir learning how to think, yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak kanan, 5 prinsip keterbukaan, siswa perlu diberikan kebebasan untuk mencoba sesuai dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya.

3. Jenis-jenis Metode Inkuiri

Metode inkuiri terdiri dari tiga jenis Mulyasa, 2007: 109 yakni sebagai berikut. 1. Inkuiri terbimbing Guided Inquiry. Peserta didik memperoleh pedoman sesuai dengan yang dibutuhkan. Pedoman tersebut biasanya berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing. 2. Inkuiri bebas free inquiry. 12 Peserta didik melakukan penelitian sendiri bagaikan seorang ilmuwan, sehingga peserta didik harus dapat mengidentifikasi dan merumuskan berbagai topik permasalahan yang hendak diselidiki. 3. Inkuiri bebas yang dimodifikasi modifed free inquiry. Inkuiri ini guru memberikan permasalahan atau problem dan kemudian peserta didik diminta untuk memecahkan permasalahan tersebut melalui pengamatan, eksplorasi, dan prosedur penelitian. Metode inkuiri terdiri dari beberapa macam, yaitu inkuiri terbimbing, inkuiri bebas, dan inkuiri bebas yang dimodifikasi. Metode inkuiri yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode guided inquiry atau inkuiri terbimbing, karena anak usia Sekolah Dasar masih memerlukan bimbingan guru dalam melaksanakan pembelajaran.

4. Pengertian Metode Inkuiri Terbimbing

Inkuiri terbimbing adalah langkah-langkah pembelajaran yang membantu siswa untuk menemukan sendiri pemecahan suatu dengan pedoman berupa pertanyaan-pertanyaan yang membimbing Mulyasa, 2007: 109. Selain itu, Inkuiri terbimbing yaitu kegiatan inkuiri dimana pelaksanaan atas dasar arahan dari guru berupa seperangkat pertanyaan inti dan pertanyaan melacak yang mengarahkan siswa pada kesimpulan yang diharapkan Hanafiah Suhana, 2010: 77. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa metode inkuiri terbimbing guided inquiry merupakan langkah-langkah pembelajaran yang menuntut siswa untuk menemukan pemecahan permasalahannya akan tetapi masih dengan bimbingan dari guru serta arahan pertanyaan-pertanyaan yang membimbing.

5. Langkah-langkah Metode Inkuiri

Langkah-langkah metode inkuiri menurut Sanjaya 2006: 198-201 menyebutkan enam rangkaian kegiatan dalam inkuiri, yakni: a. Orientasi 13 Langkah orientasi adalah langkah untuk membina atau iklim pembelajaran yang responsif. pada tahap orientasi hal yang dilakukan oleh guru adalah mengkondisikan siswa agar siap untuk mengikuti proses pembelajaran. b. Merumuskan masalah Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk berpikir memecahkan teka-teki itu. c. Merumuskan hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang sedang dikaji. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk mengembangkan kemampuan menebak berhipotesis pada setiap anak adalah dengan mengajukan berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. d. Mengumpulkan data Mengumpulkan data adalah aktivitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Peran guru pada tahap ini adalah memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memacu siswa untuk berpikir mencari informasi yang dibutuhkan. e. Menguji hipotesis Menguji hipotesis adalah proses menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis berarti mengembangkan kemampuan berpikir rasional. f. Merumuskan kesimpulan Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil pengujian hipotesis. Merumuskan kesimpulan merupakan tahap terakhir dalam proses pembelajaran. Komalasari 2010: 74 menyebutkan ada lima langkah pembelajaran inkuiri yakni merumuskan masalah, melakukan observasi, menganalisis, menyajikan hasil, mengkomunikasikan hasil, melakukan refleksi dari hasil 14 kegiatannya, memajang hasil. Langkah-langkah kegiatan inkuiri antara lain merumuskan masalah, melakukan observasi, menganalisis, dan menyajikan hasil Trianto, 2009: 114. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti memilih menggunakan langkah-langkah pembelajaran inkuiri yakni orientasi, merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, melakukan eksperimen, menarik kesimpulan, mempresentasikan hasil, dan melakukan evaluasi.

6. Keunggulan Metode Inkuiri

Sanjaya 2006: 204 menyebutkan keunggulan-keunggulan jika metode inkuiri diterapkan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. a. Metode inkuiri merupakan strategi pembelajaran yang menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang, sehingga pembelajaran melalui metode ini dianggap lebih bermakna. b. Metode inkuiri dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka. c. Metode inkuiri merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar moderen yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. d. Keuntungan lain adalah metode ini dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-rata.

2.1.1.4 Teori kognitif Bloom

Bloom dalam Sudjana, 2006 menjelaskan hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan dan ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Ranah afektif berkenaan dengan sikap terdiri dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak. Penelitian ini fokus pada ranah kognitif dalam taksonomi Bloom. Dalam taksonomi Bloom yang telah direvisi, terdapat 6 level dalam proses kognitif yaitu 15 mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta Anderson Krathwohl, 2010: 99-133. 1. Mengingat Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka panjang. Level ini merupakan level proses kognitif yang paling sederhana. Pengetahuan yang dibutuhkan meliputi pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, metakognitif, atau kombinasi dari beberapa pengetahuan ini. Kata kerja operasionalnya meliputi mengenali dan mengingat kembali. 2. Memahami Memahami adalah mengkonstruksi makna dari pesan-pesan pembelajaran, baik yang bersifat lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melalui pengajaran, buku, atau layar komputer. Siswa memahami ketika mereka menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan lama mereka. Lebih tepatnya pengetahaun yang baru masuk dan dipadukan dengan skema-skema dan kerangka- kerangka kognitif yang telah ada. Kata kerja operasionalnya adalah menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan dan menjelaskan. 3. Mengaplikasikan Proses mengaplikasikan melibatkan penggunaan prosedur-prosedur tertentu untuk mengerjakan soal latihan atau menyelesaikan masalah. Mengaplikasikan berkaitan erat dengan pengetahuan prosedural. Kata kerja operasional kemampuan mengaplikasi tediri dari mengeksekusi dan mengimplementasikan. 4. Menganalisis Proses menganalisis melibatkan proses memecah-mecah materi menjadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antar setiap bagian serta struktur keseluruhannya. Kata kerja operasional pada kemampuan menganalisis meliputi membedakan, mengorganisasi, dan mengatribusikan. 16 5. Mengevaluasi Mengevaluasi didefinisikan sebagai proses membuat keputusan berdasarkan kriteria dan standar. Kata kerja operasionalnya adalah memeriksa dan mengkritik. 6. Mencipta Mencipta melibatkan proses menyusun elemen-elemen menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional. Tujuan-tujuan yang diklasifikasikan dalam mencipta meminta siswa membuat produk baru dengan mengorganisasi sebuah elemen atau bagian menjadi suatu pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Kata kerja operasional kemampuan mencipta adalah merumuskan, merencanakan dan memproduksi. Peneliti membahas lebih mendalam mengenai kemampuan mengingat dan memahami, karena kedua kemampuan tersebut merupakan variabel dependen pada penelitian ini.

2.1.1.5 Kemampuan Mengingat

Dokumen yang terkait

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD Negeri Cebongan Yogyakarta.

0 1 2

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami mata pelajaran IPA siswa kelas V SD BOPKRI Gondolayu Yogyakarta.

0 0 199

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada pelajaran IPA Siswa Kelas V SD Sokowaten Baru Yogyakarta.

0 0 202

Pengaruh penerapan metode inkuiri pada mata pelajaran IPA terhadap kemampuan mengingat dan memahami kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta.

1 3 182

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta.

0 1 210

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan-Yogyakarta.

0 0 192

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada pelajaran IPA SD Kanisius Sengkan Yogyakarta.

0 3 146

Pengaruh penerapan metode inkuiri terhadap kemampuan mengevaluasi dan mencipta pada mata pelajaran IPA siswa kelas IV SD Sokowaten Baru Yogyakarta.

0 1 197

Pengaruh penggunaan metode inkuiri terhadap kemampuan mengingat dan memahami pada mata pelajaran IPA kelas V SD Kanisius Sorowajan Yogyakarta

0 2 190

PENGARUH PENERAPAN METODE INKUIRI TERHADAP KEMAMPUAN MENGEVALUASI DAN MENCIPTA PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD SOKOWATEN BARU YOGYAKARTA

0 0 195