4. Strategi Promosi
Suatu usaha dalam pelaksanaanya sangat memerlukan promosi. Tujuan dari kegiatan promosi itu sendiri adalah untuk mengkomunikasikan keunggulan
yang terdapat pada suatu produk serta meyakinkan dan membujuk konsumen untuk membeli produk tersebut. Kegiatan promosi jika dilakukan dengan efektif
akan menghasilkan penjualan dan keuntungan, akan tetapi manfaat dari kegiatan promosi ini tidak akan langsung terasa.
Death By Chocolate Spageti Restaurant termasuk usaha yang masih
terbilang baru karena baru berdiri sekitar dua tahun. Sampai saat ini, kegiatan promosi yang sudah dijalankan oleh Death By Chocolate Spageti Restaurant
masih bersifat tidak kontinu. Frekuensi promosi yang tidak kontinu maksudnya adalah lebih bersifat spontanitas dan musiman. Menyebabkan kegiatan promosi di
Death By Chocolate Spageti Restaurant belum optimal.
Bentuk-bentuk promosi yang sudah dijalankan oleh Death By Chocolate Spageti Restaurant
yaitu dari sisi periklanan seperti brosur, mini banner, papan reklame dan spanduk. Untuk bidang humas dan publisitas dengan wawancara di
radio, tayangan di televisi dalam acara wisata kuliner, jelang siang, good morning dan masih banyak. Selain itu dari sisi promosi penjualan Death By Chocolate
Spageti Restaurant memberikan discount sebesar 20 persen pada saat awal berdiri
dan hari-hari raya keagamaan. Menjadi peserta food expo yang diselenggarakan oleh IPB di IPB international convention center IICC juga salah satu bentuk dari
promosi. Kemudian yang terakhir adalah sensasi death by chocolate yang merupakan kegiatan promosi yang cukup efektif untuk menarik perhatian
pelanggan yang di selenggarakan setiap hari jumat-minggu pada pukul 20.00 WIB yang berlangsung sekitar 10 menit.
5.6 Sumber Daya Fisik
Death By Chocolate Spageti Restaurant dalam menjalankan usahanya
didukung oleh beberapa sumber daya berupa fisik. Sumber daya fisik tersebut meliputi bangunan restoran yang terdiri dari ruangan tempat pengunjung
menikmati makanan dan minumannya, dapur sebagai tempat proses produksi, ruang meeting, ruang musolah sekaligus sebagai tempat untuk melakukan
68
kegiatan administratif restoran, kamar mandi, peralatan produksi, peralatan administrasi restoran, fasilitas komunikasi dan fasilitas transportasi.
Peralatan administrasi restoran untuk mendukung kegiatan transaksi di bagian kasir dan kegiatan rekapitulasi data terdiri dari dua unit komputer dan satu
unit printer. Fasilitas transportasi terdiri dari satu unit motor dan satu unit mobil. Fasilitas transportasi ini biasanya digunakan untuk kegiatan belanja bahan baku
dan kegiatan mengangkut yang berhubungan dengan kepentingan Death By Chocolate Spageti Restaurant
lainnya. Peralatan produksi terdiri dari lima buah kompor gas, dua buah oven, mixer, belender, mesin penggilingan spageti, 300
loyang DBC, 200 loyang frittata, 200 piring spageti, kulkas besar dan peralatan produksi lainnya yang menunjang dalam proses produksi. Fasilitas komunikasi
yang tersedia di Death By Chocolate Spageti Restaurant adalah telepon. Peralatan lainnya yang sangat penting dan dimiliki oleh restoran ini adalah 18
meja dan 79 kursi.
5.7 Proses Produksi Death By Chocolate DBC
Proses pembuatan DBC terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama adalah penimbangan bahan-bahan yang dibutuhkan untuk membuat adonan DBC. Tahap
penimbangan ini dilakukan di gudang. Ukuran banyaknya bahan yang di timbang disesuaikan dengan resep yang ada. Tahap kedua yaitu pembuatan adonan DBC.
Bahan-bahan yang telah ditimbang kemudian dicampur secara berurutan ke dalam mixer. Adonan yang dibuat untuk membuat DBC terdiri dari dua adonan yaitu
adonan kue dan adonan coklat. Tahap yang ketiga adalah pencetakan. Dua adonan yang sudah dibuat
dimasukan kedalam loyang DBC yang sudah dialasi oleh aluminium foil agar tidak lengket diloyang dengan kombinasi lapisan adonan berupa lapisan atas dan
bawah merupakan adonan kue dan lapisan tengah merupakan adonan coklat. Bentuk loyang dan penggunaan aluminium foil sebagai alas DBC, merupakan
inovasi yang dilakukan oleh Death By Chocolate Spageti Restaurant agar memiliki ciri khas yang dapat membedakannya dengan produk yang ditawarkan
oleh restoran lainnya. Setelah pencetakan, tahap terakhir dari proses produksi DBC ini adalah pemanggangan. Adonan yang telah dicetak dimasukan kedalam
69
oven untuk dipanggang hingga matang. DBC yang sudah matang dikeluarkan dari oven dan setelah agak dingin, DBC siap untuk dilengkapi dengan pemasangan
batu nisan yang juga terbuat dari coklat dan sudah dicetak sebelumnya pada salah satu bagian ujung loyangnya. Seluruh tahap produksi DBC ini dapat dilihat pada
Gambar 7.
ADONAN KUE
DEATH BY CHOCOLATE
TIGA LAPIS DBC
ADONAN COKLAT
BAHAN BAKU
Gambar 8.
Proses Produksi Death by Chocolate. Sumber : Wawancara dengan pihak Death By Chocolate Spageti
Restaurant
5.8 Proses Produksi Frittata dan Spageti