karyawan yang sudah dipekerjakan oleh APG. Calon karyawan terlebih dahulu diwawancarai oleh tim khusus yang terdiri dari tiga orang, yaitu dua orang yang
mengerti tentang ilmu psikologi dan satu orang yang sudah sering bertemu dengan banyak orang sehingga dapat langsung menilai karakter seseorang. Tim khusus
tersebut juga masih merupakan karyawan APG. Setelah lolos dari tahap wawancara, calon karyawan harus melaksanakan
training selama dua minggu. Selama melaksanakan training, calon karyawan tersebut dilihat kinerja dan tingkah lakunya. Penilaian yang baik dari pihak
manajemen akan membuat calon karyawan tersebut diangkat sebagai karyawan tetap.
Jam kerja yang diberlakukan di restoran ini adalah sembilan jam kerja. Setiap minggunya, karyawan memiliki kesempatan libur sebanyak satu hari antara
hari senin-kamis. Diluar hari libur pada setiap minggunya itu, para karyawan tetap bekerja termasuk pada saat libur nasional.jadwal pembagian kerja karyawan di
Death By Chocolate Spageti Restaurant terbagi dalam tiga shift.
Budaya kerja antar karyawan Death By Chocolate Spageti Restaurant bersifat kekeluargaan. Para karyawan dalam melayani pengunjung juga sangat
ramah. Hal ini menyebabkan para pengunjung merasa nyaman untuk makan, minum dan berlama-lama direstoran ini. Mereka juga menjadi tidak segan untuk
datang kembali ke Death By Chocolate Spageti Restaurant.
6.1.2 Produksi atau Operasi Death By Chocolate Spageti Restaurant
Proses produksi di Death By Chocolate Spageti Restaurant dimulai dari
persediaan bahan baku hingga menghasilkan produk yang siap untuk di konsumsi.
Persediaan bahan baku yang digunakan oleh Death By Chocolate Spageti Restaurant
selalu terjaga dengan baik. Bahan baku yang bersifat perishable atau mudah rusak, selalu di pasok setiap hari agar kualitas bahan baku tetap terjaga
kesegarannya. Bahan baku yang tahan lama dipasok setiap dua minggu sekali. Bahan baku utama yang digunakan diantaranya coklat, susu kental manis,
terigu, dan telur. Bahan baku biasanya di beli di Pasar Anyar dan Pasar Kapuk Bogor. Selain itu jika keperluan bahan baku sangat mendesak maka pembelian
bahan baku di supermarket atau toko-toko terdekat. Jadi pihak restoran tidak
74
memiliki pemasok langsung yang khusus memasok bahan baku di Death By Chocolate Spageti Restaurant
. Bahan baku yang dibutuhkan untuk menbuat DBC yaitu coklat blok, telur,
gula putih, cocoa powder dan susu kental manis. Spageti yang merupakan bahan baku utama dalam pembuatan frittata dan spageti biasa dibuat sendiri oleh Death
By Chocolate Spageti Restaurant agar memiliki ciri khas dan cita rasa
tersendiri karena dibuat mendadak. Bahan baku utama yang diperlukan untuk membuat spageti tersebut yaitu tepung terigu dan telur. Produk frittata
memerlukan bahan baku tambahan berupa susu murni, ayam, jamur, tuna cincang, daging sapi, saus tomat, dll. Alat-alat yang diperlukan untuk membuat DBC,
spageti dan frittata antara lain kompor, oven, mixer, belender, teflon, panci, loyang, alumunium foil, microwave, dan sebagainya.
6.1.3 Penelitian Dan Pengembangan
Penelitian dan pengembangan merupakan faktor yang mempengaruhi pengembangan produk, baik dari segi bentuk, kualitas maupun performance dari
suatu produk yang dihasilkan. Oleh karena itu, Death By Chocolate Spageti Restaurant
terus melakukan penelitian yang ditujukan untuk meningkatkan kualitas produk. Perbaikan kualitas produk dilakukan berdasarkan kritik maupun
saran dari konsumen. Berdasarkan potensi sumber daya manusia yang tinggi untuk
meningkatkan mutu produk, maka Death By Chocolate Spageti Restaurant bertanggung jawab penuh atas kualitas input bahan baku maupun output secara
keseluruhan. Pengawasan terhadap mutu sangat penting sekali untuk menarik kepercayaan konsumen, maka dari itu Death By Chocolate Spageti Restaurant
selalu melakukan diversifikasi produk agar produknya lebih variatif lagi. Contoh nyata yang telah dilakukan Death By Chocolate Spageti Restaurant dalam
bidang pengembangan produknya yaitu flower by chocolate, coklat berbentuk telur khusus untuk hari raya paskah dan chocolate stick.
75
6.1.4 Keuangan