menonjol adalah siswa memperhatikan guru, bekerja sama dalam kelompok, aktif mengikuti diskusi, menyelesaikan tugas, memperhatikan teman yang presentasi,
dan aspek yang diamati lainnya juga mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan kegiatan belajar siswa pada pra penelitian dan siklus pertama. Peningkatan
tersebut kemungkinan disebabkan oleh siswa semakin sadar betapa pentingnya belajar sejarah, dan juga perubahan-perubahan cara mengajar berdasarkan refleksi
dari siklus pertama. Di sisi lain, 2 orang atau 6,66 main handphone, dan 1 orang atau 3,33
tidur di dalam kelas. Sementara siswa tidak memperhatikan pembelajaran, ribut di dalam kelas, dan keluar masuk kelas mengalami peningkatan yang signifikan. Hal
tersebut disebabkan oleh keinginan siswa untuk mengikuti pembelajaran sejarah dengan sungguh-sungguh. Selain itu, juga disebabkan oleh perubahan cara
mengajar sebagai wujud perbaikan pada siklus kedua. Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan belajar sejarah siswa di atas,
dapat disimpulkan bahwa pada siklus kedua siswa aktif mengikuti pembelajaran sejarah, baik pada saat peneliti bertanya, maupun pada saat berdinamika dalam
kelompok. Siswa juga aktif bertanya serta mengungkapkan pendapat terutama pada kelompok yang presentasi. Jadi, kegiatan belajar siswa di dalam kelas sangat
menunjang ketercapaian peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah siswa pada siklus kedua ini.
d. Minat Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus II
Pada siklus kedua, peneliti mengevaluasi minat belajar sejarah siswa dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut bertujuan untuk mengetahui
peningkatan antara minat belajar sejarah siswa pada siklus pertama dengan minat belajar sejarah pada siklus kedua menggunakan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division STAD. Minat belajar sejarah siswa pada siklus kedua dapat dilihat pada tebel berikut:
Tabel 32: Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II No
Nama Siswa
Nilai ST
T C
K SK
1 ABW
85,5 √
2 ASPP
82,5 √
3 AIZ
76,5 √
4 AAP
91,5 √
5 AM
76,5 √
6 APS
93,5 √
7 AP
75
√ 8
AR 71,5
√ 9
AADS 71
√ 10
AW 82
√ 11
AA
74
√ 12
BAA 83,5
√ 13
DP 81
√ 14
DZ 82
√ 15
DIH 82,5
√ 16
DK 68,5
√ 17
DR 71,5
√ 18
DHCN 80,5
√ 19
DAA 84,5
√ 20
DK 84
√ 21
DJNA
81
√ 22
ENA 81
√ 23
ES 83
√ 24
FM
82
√ 25
FYKK 80,5
√ 26
FF 82
√ 27
FS 82,5
√ 28
GSP 80
√ 29
HRD 73
√
Jumlah 2322,5
2 18
8 1
Persentase 7
62,00 28,00 3,00 Tertinggi
93,5 Terendah
71 Rata-rata
80,08 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel 32 di atas, menunjukkan bahwa minat belajar sejarah peserta didik pada siklus kedua berada pada kategori sangat tinggi adalah 2 atau
7, kategori tinggi 18 atau 62, kategori cukup 8 atau 28, kategori kurang 1 atau 3, dan kategori sangat kurang 0 atau 0, dengan nilai rata-rata 80,08.
Untuk lebih jelas, akan diuraikan pada tabel berikut:
Tabel 33: Skala Minat
Tingkat Minat Kriteria
90 - 100 Sangat Tinggi
80 - 89 Tinggi
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
0 - 59 Sangat Kurang
Tabel 34: Persentase Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II No
Minat Belajar F
Frek. Relatif Kriteria
Rata-rata 1
90-100 2
7 Sangat Tinggi
80,08 2
80-89 18
62 Tinggi
3 70-79
8 28
Cukup 4
60-69 1
3 Kurang
5 0-59
Sangat Kurang
Diagram V: Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II
7
62 28
3 0
Diagram Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Kurang
Sangat Kurang
e. Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus II
Prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta diukur berdasarkan hasil evaluasi berupa soal pilihan
ganda dan soal essay yang dilakukan setelah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD pada siklus kedua. Prestasi belajar
sejarah siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 35: Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II
No Nama
Siswa Nilai
Ketuntasan ST
T C
K SK
Ya Tidak
1 ABW
94 √
√ 2
ASPP 92
√ √
3 AIZ
78 √
√ 4
AAP 86
√ √
5 AM
94 √
√ 6
APS 74
√ √
7 AP
86 √
√ 8
AR 78
√ √
9 AADS
84 √
√ 10
AW 78
√ √
11 AA
88 √
√ 12
BAA 80
√ √
13 DP
88 √
√ 14
DZ 70
√ √
15 DIH
88 √
√ 16
DK 86
√ √
17 DR
80 √
√ 18
DHCN 82
√ √
19 DAA
86 √
√ 20
DK 72
√ √
21 DJNA
88 √
√ 22
ENA 86
√ √
23 ES
76 √
√ 24
FM 88
√ √
25 FYKK
90 √
√ 26
FF 80
√ √
27 FS
80 √
√ 28
GSP 72
√ √
29 HRD
80 √
√ Jumlah
2404 25
4 4
17 8
Persentase 86,21
13,79 13,80
58,62 27,58
Tertinggi 94
Terendah 70
Rata-rata 82,89
Berdasarkan tabel 35 di atas, prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division STAD pada siklus kedua menunjukkan bahwa siswa yang nilainya mencapai KKM berjumlah 25 orang atau 86,206, sedangkan siswa
yang memperoleh nilai di bawah KKM berjumlah 4 orang atau 13,793. Rata- rata nilai peserta didik adalah 82,8966 dengan nilai tertinggi 94 dan nilai terendah
70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A sudah baik, di mana prestasi belajar sejarah siswa
pada siklus kedua terjadi peningkatan bila dibandingkan dari hasil prestasi siklus pertama. Adapun hasil uji kategorisasi berdasarkan prestasi belajar sejarah siswa
pada siklus kedua ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 36: Skala Prestasi Belajar
Tingkat Penguasaan Kriteria
90 - 100 Sangat Tinggi
80 - 89 Tinggi
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
0 - 59 Sangat Kurang
Tabel 37: Persentase Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II
No Prestasi Belajar
F Frek. Relatif
Kriteria Rata-rata
1 90-100
4 14
Sangat Tinggi 82,89
2 80-89
17 59
Tinggi 3
70-79 8
27 Cukup
4 60-69
Kurang 5
0-59 Sangat Kurang
Diagram VI: Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II f.
Refleksi Siklus II
Pada siklus kedua juga dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, hasil observasi, minat dan prestasi belajar sejarah siswa berupa hasil belajar
dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pada siklus
kedua. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD berjalan dengan
lancar serta mendapatkan hasil yang baik. Namun, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
STAD tidak lepas dari kekurangan-kekurangan. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan pemahaman, minat dan prestasi belajar sejarah siswa pada siklus kedua. Selama pembelajaran
berlangsung siswa aktif bertanya, menjawab pertanyaan, diskusi, dan menyelesaikan tugas. Berikut, akan disajikan hasil wawancara peneliti kepada
14
59 27
0 0
Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Kurang
Sangat Kurang
beberapa siswa berkaitan pelaksanaan pembelaajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD antara lain:
Tabel 38: Hasil Wawancara Kepada Siswa Berdasarkan Pelaksanaan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD
No Uraian
Komentar
1 Bagaimana pendapat Anda mengenai model
pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD yang telah dilaksanakan?
Dapat mempererat kerja sama dan saling
berpendapat tentang apa yang sudah diketahui dan
juga dari sumber lain.
2 Apakah Anda memahami materi yang
diberikan? Saya cukup memahami
karena tidak hanya dijelaskan tetapi juga
diberi tugas.
3 Apakah Anda senang belajar dalam
kelompok? Ya. Saya senang karena
lebih tahu karakter antar teman.
4 Apakah Anda aktif selama pembelajaran
sejarah berlangsung? Ya. Menurut saya cukup
aktif karena ikut berpartisipasi dalam
memberikan jawaban juga ikut presentasi.
5 Apakah Anda aktif selama diskusi?
Ya, cukup aktif karena itu merupakan tugas untuk
diselesaikan secara diskusi juga dibutuhkan
partisipasi antar peserta.
6 Apakah Anda senang terhadap mata pelajaran
sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division STAD? Ya. Saya senang karena
juga dituntut untuk kerja sama dalam kelompok.
7 Apakah Anda senang ketika teman-teman
mempresentasikan hasil diskusi? Ya. Saya senang karena
saya juga tidak hanya dituntut untuk tahu tetapi
juga dituntut untuk menghargai teman yang
presentasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8 Bagaimana tanggapan Anda sebelum dan
sesudah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
STAD? Sebelumnya saya kurang
bekerja sama, tetapi setelahnya saya mampu
bekerja sama dan mengungkapkan
pendapat.
Dari hasil wawancara kepada siswa tersebut, siswa lebih memahami pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division STAD. Selain itu, kerja sama dan saling menghargai antar siswa dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Student Teams Achievement
Division STAD.
B. Komparasi Kegiatan Belajar, Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Siswa
Kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta 1.
Komparasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa
Untuk melihat kegiatan belajar sejarah siswa sebelum dan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division STAD, peneliti melakukan analisis komparatif terhadap kegiatan belajar sejarah siswa. Hasil analisis komparatif kegiatan belajar
sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta dapat dilihat melalui tabel berikut: