belajar, dia mengalami perubahan dari belum tahu menjadi tahu, baik di bidang kognitif, afektif dan psikomotorik.
46
3. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai dilakukan, dikerjakan, dan
sebagainya. Dalam hal ini hasil yang dicapai adalah nilai angka dalam proses pembelajaran.
4. Pembelajaran kooperatif cooperative learning merupakan sistem pengajaran
yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur. Adapun ciri-ciri
pembelajaran kooperatif yaitu kerja sama, keterlibatan dalam diskusi, menanggapi pendapat teman, mengambil giliran, bertanya, mengemukakan
pendapat, dan menghargai pendapat teman. 5.
Student Teams Achievement Division STAD merupakan model pembelajaran yang memacu siswa agar saling mendorong dan membantu satu sama lain
untuk menguasai keterampilan yang diajarkan guru.
G. Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi ini dilakukan untuk mengetahui situasi dan kondisi awal kelas sebelum menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
STAD maupun setelah menerapkan model pembelajaran tersebut.
46
Winkel W.S., Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar, Gramedia, Jakarta, 1983, hlm. 13
2. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keberhasilan siswa, baik sebelum dimulainya pembelajaran maupun sesudah pembelajaran
berlangsung. Hal ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa antara sebelum dan sesudah pembelajaran berlangsung.
3. Wawancara
Wawancara digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa dan keberhasilan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
STAD.
H. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya untuk mengumpulkan data agar kegiatan tersebut
menjadi sistematis dan mudah dalam memperoleh data tersebut.
47
Ada beberapa instrumen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Instrumen Pra Penelitian
Instrumen pra penelitian terdiri dari: a.
Lembar observasi siswa berupa lembar pengamatan kegiatan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung dan lembar skala sikap untuk mengetahui
tingkat minat belajar siswa.
47
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian, Rineka Cipta, Jakarta, 2009, hlm. 100
b. Tes Pre-tes
Tes prestasi digunakan untuk mengukur hasil belajar peserta didik sebelum penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD.
2. Instrumen Pelaksanaan Penelitian
a. Tahap Penelitian
1 Rencana pelaksanaan pembelajaran
RPP digunakan untuk merancang hal-hal yang dilakukan dalam pembelajaran dan untuk merancang model pembelajaran yang ingin diterapkan.
b. Tahap Tindakan dan Observasi
1 Tes
Tes prestasi ini digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa setelah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD.
2 Tes kerja siswa
Lembar kerja digunakan untuk memberikan tugas siswa dalam kelompok diskusi.
c. Tahap Pengamatan
Pengamatan ini bertujuan untuk mengamati kegiatan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Pengamatan tersebut dibantu dengan menggunakan
instrumen observasi kegiatan belajar siswa. d.
Tahap Refleksi Refleksi ini digunakan untuk merefleksikan hal-hal yang terjadi saat siklus I
dan siklus II selesai. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
e. Wawancara
Wawancara dilakukan kepada guru mata pelajaran sejarah dan beberapa peserta didik yang telah ditunjuk oleh peneliti.
f. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
1 Validitas
Validitas merupakan ukuran yang menunjukkan tingkat sahihnya sebuah tes. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan kriteria, dalam
arti memiliki kesejajaran antara hasil tes dengan kriteria.
48
Untuk mengetahui tingkat validitas atas uji coba instrumen maka peneliti menggunakan rumus
korelasi product moment yang dikemukakan oleh Pearson yaitu:
√ Keterangan:
r
xy
= koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yangdikorelasikan
N = jumlah peserta tes
Σxy = jumlah X dengan Y
X
2
= kuadrat dari X Y
2
= kuadrat dari Y Untuk mengetahui besar taraf signifikansi butir soal digunakan rumus
49
: √
√ Keterangan:
t = taraf signifikan
r = korelasi skor item dengan skor total
n = jumlah butir item
48
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, Bumi Aksara, Jakarta, 2013, hlm. 65
49
Nana Sudjana, Metode Statistika, Tarsito, Bandung, 2002, hlm. 380
Setelah didapat taraf signifikannya, kemudian dikonsultasikan pada tabel t signifikan.
50
2 Reliabilitas
Reliabilitas berhubunga dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap. Maka pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Atau seandainya hasilnya berubah-ubah,
perubahan yang terjadi dapat dikatakan tidak berarti.
51
Reliabilitas soal tes menggunakan rumus:
⁄ ⁄
⁄ ⁄
Keterangan:
⁄ ⁄
= korelasi antara skor-skor setiap belahan r
11
= koefisien reliabilitas yang sudah disesuaikan
Menghitung validitas dan reliabilitas, peneliti menggunakan SPSS Statistics 20. Untuk mengetahui hasil validitas dan reliabilitas siklus I dan siklus II, lihat
halaman 186 sampai 197.
50
Ibid, hlm, 491
51
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua, Bumi Aksara, Jakarta, 2013, hlm. 100
I. Desain Penelitian
Desain Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas PTK. Desain yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
Siklus I
Siklus II
Bagan II: Siklus Penelitian
52
J. Analisis Data
Setelah pengumpulan data, hal yang perlu dilakukan adalah analisis data. Analisis data tersebut memiliki peranan yang penting dalam penelitian tindakan
kelas. Analisis data yang digunakan yaitu menggunakan teknik analisis deskriptif
52
Suharsimi Arikunto, Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru, Kepala Sekolah Pengawas, Aditya Media, Yogyakarta, 2010, hlm. 17
Perencanaan Tindakan I
Refleksi I Pelaksanaan
Tindakan I Pengamatan I
Refleksi II Perencanaan
Tindakan II Pelaksanaan
Tindakan II
Pengamatan II Minat dan prestasi
belajar sejarah meningkat
Permasalahan baru hasil refleksi
dan teknik analisis komparatif. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk data kualitatif yaitu dengan mengungkapkan kelemahan dan kelebihan proses
pembelajaran dari pra siklus, siklus I, dan siklus II. Teknik komparatif digunakan untuk data kuantitatif yaitu dengan membandingkan hasil dari pra siklus, siklus I,
dan siklus II. Pada saat pengambilan data di lapangan melalui observasi tentang proses pembelajaran di kelas, peneliti dapat langsung menganalisis mengenai hal
yang diamati seperti situasi dan kondisi di kelas, cara guru mengajar, interaksi antara siswa, interaksi guru dengan siswa dan sebagainya.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Analisis Kuantitatif
Analisis kuantitatif dilakukan pada data observasi kegiatan belajar, minat dan prestasi belajar siswa. Data observasi kegiatan belajar, minat dan prestasi
belajar siswa dianalisis menggunakan PAP I Penilaian Acuan Patakan I.
53
a. Data observasi kegiatan siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2
Depok Sleman Yogyakarta Untuk mengetahui tingkat kegiatan belajar siswa kelas X SMK Negeri 2 Depok
Sleman Yogyakarta, maka data kegiatan belajar siswa dianalisis dengan menggunakan PAP I. Kegiatan belajar siswa merupakan salah satu bagian dalam
penilaian, karena melalui kegiatan belajar siswa dapat menunjang peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah siswa. Hal yang diamati berupa on task dan off
task. On task meliputi memperhatikan guru, mencatat hal-hal penting, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, kerja sama dalam kelompok, aktif
53
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 2002, hlm. 67.
mengikuti diskusi, mengambil giliran, mengemukakan pendapat, memperhatikan teman yang presentasi, dan menyelesaikan tugas. Sementara off task meliputi
tidak memperhatikan pembelajaran, main handphone, ribut di dalam kelas, keluar masuk kelas, dan tidur di dalam kelas.
1 Menghitung nilai kegiatan belajar siswa
Tabel 1: Penilaian Kegiatan Belajar Siswa On task
No Aspek yang diamati
Jumlah Persentase
1 Memperhatikan guru
2 Siswa mencatat hal-hal penting pada saat
pembelajaran sejarah berlangsung 3
Siswa mengajukan pertanyaan 4
Siswa menjawab pertanyaan 5
Siswa bekerja sama dalam kelompok 6
Siswa aktif mengikuti diskusi 7
Mengambil giliran 8
Siswa mengemukakan pendapat 9
Siswa memperhatikan teman yang presentasi
10 Siswa menyelesaikan tugas
Off task No
Aspek yang diamati Jumlah
Persentase
1 Siswa tidak memperhatikan pembelajaran
2 Siswa main handphone
3 Siswa ribut di dalam kelas
4 Siswa keluar masuk kelas
5 Siswa tidur di dalam kelas
N = Nilai hasil pengamatan
Σ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
Σ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang diamati PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2 Tabel analisis tingkat kegiatan belajar siswa
Tabel 2: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I
Tingkat Kegiatan Belajar Kriteria
90 - 100 Sangat Tinggi
80 - 89 Tinggi
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
0 - 59 Sangat Kurang
Tabel 3: Analisis Tingkat Kegiatan Belajar Siswa
No Skala Kegiatan Belajar
Siswa Kriteria
Frekuensi Persentase
1 90-100
Sangat Tinggi 2
80-89 Tinggi
3 70-79
Cukup 4
55-64 Kurang
5 0-59
Sangat Kurang
b. Data minat belajar siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok
Sleman Yogyakarta Dalam penelitian ini, data minat belajar siswa baik keadaan awal sebelum
tindakan, maupun data siklus I dan siklus II dianalisis dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan I PAP I sebagaimana yang digunakan dalam
pengukuran prestasi. Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data minat belajar siswa adalah sebagai berikut:
N = Nilai hasil pengamatan
Σ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
Σ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang dinilai PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1 Tabel minat belajar siswa
Untuk mengetahui minat belajar sejarah siswa, peneliti membuat skala sikap dalam bentuk pernyataan berjumlah 40 butir. Contoh tabel skala sikap
sebagai berikut:
Tabel 4: Contoh Tabel Angket Minat Belajar Siswa No
Pernyataan Pilihan
STS TS
RR S
SS
Keterangan: STS
: Sangat Tidak Setuju TS
: Tidak Setuju RR
: Ragu-ragu S
: Setuju S
: Sangat Setuju Untuk lebih jelasnya lihat halaman 138 sampai 141.
2 Menghitung tingkat minat belajar siswa
Adapun cara untuk menentukan tingkat minat belajar siswa yaitu dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan I PAP I sebagai berikut:
54
a Menentukan skala minat belajar siswa
Tabel 5: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I
Tingkat Minat Kriteria
90 - 100 Sangat Tinggi
80 - 89 Tinggi
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
0 - 59 Sangat Kurang
54
Zaenal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip Teknik Prosedur, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2010, hlm. 236.
b Tabel tingkat minat belajar siswa
Tabel 6: Analisis Minat Belajar Sejarah Siswa
No Skala Minat Siswa
F Frek. Relatif Kriteria
Rata-rata 1
90-100 Sangat Tinggi
2 80-89
Tinggi 3
70-79 Cukup
4 55-64
Kurang 5
0-59 Sangat Kurang
c. Data prestasi belajar siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok
Sleman Yogyakarta Pada data prestasi belajar siswa, baik kondisi awal sebelum tindakan
maupun siklus I dan siklus II dianalisis dengan menggunakan Penilaian Acuan Patokan I PAP I. Adapun rumus yang digunakan untuk menganalisis data
prestasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
N = Nilai hasil penilaian
Σ Skor Perolehan = Hasil perolehan dari aspek yang dinilai
Σ Skor Maksimal = Hasil kali skor kriteria maksimal dengan jumlah aspek
yang dinilai
1 Menghitung tingkat prestasi belajar siswa
Untuk mengetahui tingkat prestasi belajar siswa baik pada kondisi awal maupun pada siklus I dan siklus II, peneliti menggunakan Penilaian Acuan
Patokan I PAP I dengan KKM 76. Berikut cara untuk menentukan tingkat prestasi belajar siswa:
a Menentukan skala prestasi belajar siswa
Tabel 7: Keterangan Penilaian Acuan Patokan I
Tingkat Penguasaan Kriteria
90 - 100 Sangat Tinggi
80 - 89 Tinggi
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
0 - 59 Sangat Kurang
b Tabel tingkat prestasi belajar siswa
Tabel 8: Analisis Prestasi Belajar Sejarah Siswa
No Skala Prestasi Siswa
F Frek. Relatif Kriteria
Rata-rata 1
90-100 Sangat Tinggi
2 80-89
Tinggi 3
70-79 Cukup
4 55-64
Kurang 5
0-59 Sangat Kurang
2 Menghitung persentase
Untuk melihat peningkatan prestasi belajar siswa, dapat dilihat melalui persentase siswa yang mencapai KKM berdasarkan ketentuan dan tidak mencapai
KKM. Adapun rumus yang digunakan sebagai berikut: a
Menghitung persentase jumlah siswa mencapai KKM
b Menghitung persentase jumlah siswa tidak mencapai KKM
2. Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif adalah analisis data yang dilakukan secara deskriptif yaitu untuk menjelaskan hal-hal apa saja yang diamati.
a. Kegiatan pra penelitian yang meliputi kegiatan guru dan kegiatan siswa selama
pembelajaran berlangsung. b.
Kegiatan siklus I dan siklus II yang meliputi tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi dari kegiatan pembelajaran yang telah berlangsung
dan tingkat keberhasilan dari penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD pada pelajaran sejarah.
3. Analisis Komparatif
Pada penelitian ini, analisis komparatif yaitu membandingkan hasil pengamatan kegiatan belajar, minat belajar dan prestasi belajar siswa antara pra
tindakan dengan pada saat tindakan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD. Analisis komparatif ini bertujuan untuk
melihat peningkatan kegiatan belajar, minat belajar, dan prestasi belajar siswa sebelum dan setelah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division STAD. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Tabel analisis komparatif kegiatan belajar siswa
Tabel 9: Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa On task
No Aspek yang diamati
Kegiatan Selisih
Keterangan PP Skl I J
N T
Te
1 Memperhatikan guru
2 Siswa mencatat hal-hal penting
pada saat pembelajaran sejarah berlangsung
3 Siswa mengajukan pertanyaan
4 Siswa menjawab pertanyaan
5 Siswa bekerja sama dalam
kelompok 6
Siswa aktif mengikuti diskusi 7
Mengambil giliran 8
Siswa mengemukakan pendapat 9
Siswa memperhatikan teman yang presentasi
10 Siswa menyelesaikan tugas
Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa Off task No
Aspek yang diamati Kegiatan
Selisih Keterangan PP
Skl I J
N T
Te
1 Siswa tidak memperhatikan
pembelajaran 2
Siswa main handphone 3
Siswa ribut di dalam kelas 4
Siswa keluar masuk kelas 5
Siswa tidur di dalam kelas
Keterangan: PP
: Pra Penelitian Skl I : Siklus I
J : Jumlah
: Persentase N
: Naik T
: Turun Te
: Tetap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Tabel analisis komparatif minat belajar siswa
Tabel 10: Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa No
Nama Siswa
Minat Selisih
Keterangan PP
Skl I J
N T
Te
1 ABW
2 ASPP
3 AIZ
4 AAP
5 AM
Tabel 11: Perbandingan Minat Belajar Siswa
No Skala
Minat Kriteria
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II f
Rata- rata
f Rata-
rata f
Rata- rata
1 90 - 100
Sangat Tinggi
2 80 - 89
Tinggi 3
70 - 79 Cukup
4 60 - 69
Kurang 5
0 - 59 Sangat
Kurang Jumlah
c. Tabel analisis komparatif prestasi belajar siswa
Tabel 12: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa No
Nama Siswa
Prestasi Selisih
Keterangan PP
Skl I J
N T
Te
1 ABW
2 ASPP
3 AIZ
4 AAP
5 AM
Keterangan: N
: Naik T
: Turun Te
: Tetap PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 13: Peningkatan Prestasi Belajar Siswa
Keterangan Pra Penelitian
Siklus I Siklus II
Rata-rata Nilai tertinggi
Nilai terendah Tuntas
Tidak tuntas
Tabel 14: Perbandingan Prestasi Belajar Siswa
No Skala
Minat Kriteria
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II f
Rata- rata
f Rata-
rata f
Rata- rata
1 90 -
100 Sangat
Tinggi 2
80 - 89
Tinggi 3
70 - 79
Cukup 4
60 - 69
Kurang 5
0 - 59 Sangat
Kurang Jumlah
K. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Dalam proses Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus dan setiap siklusnya terdiri dari perencanaan planning, pelaksanaan acting,
pengamatan observasi,
dan refleksi
reflection. Adapun
prosedur pelaksanaannya diuraikan sebagai berikut:
1. Pra Siklus
a. Permintaan Izin
Permintaan izin kepada Kepala Sekolah SMK Negeri 2 Depok dan Dekan FKIP Universitas Sanata Dharma.
b. Observasi
Observasi dilakukan di kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta dengan jumlah siswa yang digunakan untuk
memperoleh hasil belajar siswa sebelum melaksanakan penelitian dan mengetahui model pembelajaran serta media yang digunakan oleh guru dalam melakukan
proses pembelajaran di dalam kelas sebelum peneliti menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD.
c. Menyusun Silabus
Peneliti tidak menyusun silabus karena kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013
d. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
RPP disusun sebanyak tiga kali dalam dua siklus. e.
Mempersiapkan Media Pembelajaran Media yang digunakan peneliti adalah power point, LCD, papan tulis.
f. Menyiapkan Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan instrumen meliputi soal test, lembar pengamatan kegiatan belajar, angket minat belajar, lembar diskusi dan
lembar observasi wawancara.
2. Rencana Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam bentuk proses pengkajian dalam 4 tahap yaitu perencanaan, tindakan, mengamati observasi,
dan refleksi. Tahap-tahap ini diterapkan di setiap siklus, dan siklus yang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dijalankan minimal dua siklus. PTK ini masih bisa dilanjutkan ke tahap siklus berikutnya jika hasilnya belum menunjukkan kemajuan yang signifikan.
a. Siklus I
1 Perencanaan
Dalam tahap ini, peneliti menyusun semua instrumen yang dibutuhkan untuk melakukan penelitian, seperti perangkat pembelajaran yang dibutuhkan saat
melakukan penelitian. 2
Tindakan Setelah melakukan perencanaan, peneliti melaksanakan tindakan
penelitian di kelas. Dalam pelaksanaan tindakan, pertama peneliti menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, menyampaikan materi pengantar, membagi
kelompok, memberikan pertanyaan kepada setiap kelompok, setiap kelompok mendiskusikan pertanyaan yang telah diberikan, siswa mempresentasikan hasil
diskusi, guru memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk bertanya dan memberikan tanggapan, kesimpulan.
3 Pengamatan Observasi
Peneliti melakukan pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa dengan menggunakan instrumen observasi. Hal yang diamati meliputi on task dan off
task. On task meliputi siswa memperhatikan guru, mencatat hal-hal penting, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan, kerja sama dalam kelompok, aktif
mengikuti diskusi, mengambil giliran, mengemukakan pendapat, memperhatikan teman yang presentasi, dan menyelesaikan tugas. Sementara off task meliputi
tidak memperhatikan pembelajaran, main handphone, ribut di dalam kelas, keluar masuk kelas, dan tidur di dalam kelas.
4 Refleksi
Untuk mengetahui berhasil tidaknya pembelajaran, maka peneliti memberikan tes untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.
Hasil dari tes tersebut, peneliti membuat rencana untuk perbaikan pada siklus kedua dan menganalisis apa saja yang perlu ditingkatkan pada siklus kedua.
b. Siklus II
Tahap-tahap dalam siklus kedua ini pada dasarnya sama dengan tahap yang dilakukan pada siklus pertama. Hanya saja tindakan pada siklus dua ini
ditentukan berdasarkan hasil refleksi pada pelaksanaan siklus satu. 1
Perencanaan Peneliti membuat rencana pembelajaran berdasarkan hasil refleksi pada
siklus pertama dan merupakan rencana tindakan selanjutnya pada siklus kedua. 2
Tindakan Peneliti mengimplementasikan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division STAD berdasarkan rencana pembelajaran hasil refleksi pada siklus pertama.
3 Pengamatan
Tim peneliti melakukan pengamatan terhadap aktivitas pembelajaran model Student Teams Achievement Division STAD.
4 Refleksi
Peneliti melakukan refleksi terhadap pelaksanaan siklus kedua. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
L. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan adalah suatu kriteria yang digunakan untuk menilai tingkat keberhasilan dari kegiatan penelitian tindakan kelas PTK dalam
melakukan perbaikan mutu proses pembelajaran di dalam kelas. Berikut tabel indikator keberhasilan minat dan prestasi belajar siswa yaitu:
Tabel 15: Indikator keberhasilan minat dan prestasi belajar Variabel
Keadaan Awal Siklus I
Siklus II
Minat 64,10
70 80
Prestasi 59,97
75 80
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta kelas X Teknik Pemesinan A pada mata pelajaran sejarah yang dilaksanakan sebanyak
dua siklus. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 April 2016 dan 26 April 2016, sedangkan siklus II dilaksanakan pada tanggal 10 Mei 2016. Pelaksanaan siklus
II, hanya satu kali pertemuan dikarenakan banyak kegiatan kelas X Teknik Pemesinan A yang dilakukan di luar sekolah pada hari dan jam mata pelajaran
sejarah, dan juga jadwal UAS yang diundurkan oleh pihak sekolah. Sebelum melaksanakan tindakan penelitian, peneliti terlebih dahulu melakukan observasi
terhadap aktivitas siswa di dalam kelas selama proses pembelajaran sejarah berlangsung. Observasi dilakukan untuk mengetahui kondisi awal aktivitas siswa
pada kelas X Teknik Pemesinan A. Kegiatan pra penelitian dilakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pada jam 14.00-13.30 WIB. Hasil observasi pra penelitian
dan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD pada siklus I dan siklus II akan diuraikan sebagai berikut:
1. Observasi Pra Penelitian
Observasi pra penelitian dilakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pada jam 14.00-15.30 WIB pada jam sembilan dan sepuluh sesuai dengan jam pelajaran
sejarah di kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Guru mata pelajaran sejarah adalah ibu Dra. Catarina Setyawati M.
Adapun jumlah siswa kelas X Teknik Pemesinan A secara keseluruhan berjumlah 32.
Pada jam mata pelajaran sejarah, siswa tidak langsung masuk ke dalam ruangan, tetapi perlu menunggu kelas lain keluar dari ruangan tersebut. Setelah
kelas lain keluar, siswa kelas X Teknik Pemesinan A masuk ke ruangan dan disusul oleh ibu Catarina. Sebelum pelajaran dimulai, ibu Catarina menyapa
siswa. Ibu Catarina kemudian menanyakan kehadiran siswa dan meminta membuka dan membaca LKS, sambil menunggu siswa membaca LKS ibu
Catarina mempersiapkan media pembelajaran. Pada awal pembelajaran dimulai, terdapat siswa yang mencatat hal-hal penting dari penjelasan guru,
memperhatikan penjelasan guru. Namun, terdapat juga siswa yang sibuk sendiri, main handphone, dan juga ngobrol dengan teman. Pada saat guru menjelaskan,
guru bertanya kepada siswa berkaitan dengan materi pembelajaran untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami penjelasan yang baru saja
disampaikan, terdapat dua orang siswa yang menjawab pertanyaan dari ibu Catarina.
Setelah menjelaskan materi, guru memberikan tugas dalam bentuk kelompok terdiri dari 6 kelompok yang beranggotakan 5-6 orang. Pada saat guru
membagi kelompok, terdapat siswa yang terlihat semangat juga terdapat yang malas-malasan. Pada saat mengerjakan tugas kelompok, terdapat siswa yang aktif
juga pasif dalam mengerjakan tugas kelompok, terdapat juga siswa yang keluar kelas namun minta izin kepada guru mata pelajaran terlebih dahulu. Pada saat
presentasi, hanya beberapa siswa yang mengajukan pertanyaan dan memberikan PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tanggapan kepada kelompok yang presentasi, namun sebagian besar siswa mendengarkan kelompok yang presentasi. Untuk selengkapnya, hasil observasi
kegiatan belajar siswa kelas X SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta dapat dilihat pada tabel berikut:
a. Keadaan Awal Kegiatan Belajar Sejarah Siswa
Tabel 16: Hasil Observasi Pra Penelitian Terhadap Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Kelas X Teknik Pemesinan A
On task No
Aspek yang diamati Jumlah
Persentase
1 Memperhatikan guru
27 84,375
2 Siswa mencatat hal-hal penting pada saat
pembelajaran sejarah berlangsung 7
21,875 3
Siswa mengajukan pertanyaan 3
9,375 4
Siswa menjawab pertanyaan 2
6,25 5
Siswa bekerja sama dalam kelompok 23
71,875 6
Siswa aktif mengikuti diskusi 19
59,375 7
Mengambil giliran 12
37,5 8
Siswa mengemukakan pendapat 8
25 9
Siswa memperhatikan teman yang presentasi
26 81,25
10 Siswa menyelesaikan tugas 29
90,625
Off task No
Aspek yang diamati Jumlah
Persentase
1 Siswa tidak memperhatikan pembelajaran
5 15,625
2 Siswa main handphone
3 9,375
3 Siswa ribut di dalam kelas
7 21,875
4 Siswa keluar masuk kelas
4 12,5
5 Siswa tidur di dalam kelas
2 6,25
Tabel 16 di atas merupakan hasil observasi sebelum melakukan tindakan penelitian. Dari hasil observasi pra penelitian menunjukkan bahwa 27 siswa atau
84,27 memperhatikan guru, 7 orang atau 21,87 mencatat hal-hal penting, 3 orang atau 9,37 mengajukan pertanyaan, 2 orang atau 6,25 menjawab
pertanyaan, 23 orang atau 71,87 bekerja sama dalam kelompok, 19 orang atau 59,37 aktif mengikuti diskusi, 12 orang atau 37,5 mengambil giliran, 8 orang
atau 25 mengemukakan pendapat, 26 orang atau 81,25 memperhatikan teman yang presentasi, dan 29 orang atau 90,62 menyelesaikan tugas. Dari hasil
observasi tersebut, kegiatan belajar siswa yang paling menonjol adalah siswa menyelesaikan tugas, memperhatikan guru, memperhatikan teman yang
presentasi, dan bekerja sama dalam kelompok. Di sisi lain, 5 siswa atau 15,62 tidak memperhatikan pembelajaran, 3
orang atau 9,37 main handphone, 7 orang atau 21,87 ribut di dalam kelas, 4 orang atau 12,5 keluar masuk kelas, dan 2 orang atau 6,25 tidur di dalam
kelas. Keadaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh jam pembelajaran sejarah yang dijadwalkan sore hari. Perlu diketahui bahwa di semester genap tahun ajaran
2015-2016 setiap hari Selasa sebelum jam pelajaran sejarah, siswa kelas X Teknik Pemesinan A praktek di ruang khusus jurusan teknik pemesinan. Dari kegiatan
belajar siswa kelas X Teknik Pemesinan A sebelum pembelajaran sejarah pada sore hari, sudah barang tentu dapat menguras tenaga dan pikiran sehingga
keinginan untuk belajar pada saat jam pelajaran sejarah pun di sore hari sangat kurang. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa tingkat kegiatan belajar
siswa kelas X Teknik Pemesinan A sebelum penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD masih tergolong rendah.
b. Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa
Pada tahap ini, peneliti melakukan uji coba angket minat untuk mengetahui keadaan awal minat belajar sejarah siswa. Hasil angket minat belajar
sejarah siswa dapat dilihat pada tabel terlampir. Untuk mengetahui keadaan awal minat belajar sejarah siswa, peneliti menggunakan angket minat belajar sejarah
siswa hasil uji coba kuesioner terlampir. Angket minat belajar siswa sebagai berikut:
Tabel 17: Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa
No Nama Siswa
Skor ST
T C
K SK
1 ABW
62,5 √
2 ASPP
62,5 √
3 AIZ
68 √
4 AAP
56 √
5 AM
63 √
6 APS
64 √
7 AP
65,5 √
8 AR
61 √
9 AADS
64 √
10 AW
66 √
11 AA
65,5 √
12 BAA
63,5 √
13 DP
72,5 √
14 DZ
71,5 √
15 DIH
70 √
16 DK
55 √
17 DR
66,5 √
18 DHCN
63 √
19 DAA
80,5 √
20 DK
53,5 √
21 DJNA
56,5 √
22 ENA
65,5 √
23 ES
69,5 √
24 FM
58,5 √
25 FYKK
60 √
26 FF
66 √
27 FS
60 √
28 GSP
63 √
29 HRD
66 √
Jumlah 1859
1 3
20 5
Persentase 3,44
10,34 68,96 17,24 Tertinggi
80,5 Terendah
53,5 Rata-rata
64,10
Berdasarkan tabel 17 di atas, menunjukkan bahwa minat awal belajar sejarah peserta didik berada pada kategori sangat tinggi adalah 0 atau 0, kategori
tinggi 1 orang atau 3,44, kategori cukup 3 orang atau 10,34, kategori kurang PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20 orang atau 68,96, dan kategori sangat kurang 5 orang atau 17,24, dengan nilai rata-rata 64,10. Dari hasil observasi dapat disimpulkan bahwa minat belajar
sejarah peserta didik masih tergolong rendah. Dari keadaan tersebut, sangat perlu adanya perbaikan yang bertujuan untuk meningkatkan minat belajar sejarah
sehingga dapat berpengaruh bagi prestasi belajar sejarah siswa. Untuk lebih jelas, akan diuraikan pada tabel berikut:
Tabel 18: Skala Minat
Tingkat Minat Kriteria
90 - 100 Sangat Tinggi
80 - 89 Tinggi
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
0 - 59 Sangat Kurang
Tabel 19: Persentase Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa No
Minat Belajar F
Frek. Relatif Kriteria
Rata-rata 1
90-100 Sangat Tinggi
64,10 2
80-89 1
4 Tinggi
3 70-79
3 10
Cukup 4
55-64 20
69 Kurang
5 0-59
5 17
Sangat Kurang
Diagram I: Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa
0 4 10
69 17
Diagram Keadaan Awal Minat Belajar Sejarah Siswa
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Kurang
Sangat Kurang
c. Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa
Selain melakukan observasi terhadap kegiatan belajar siswa selama pembelajaran sejarah berlangsung, peneliti juga mengambil prestasi siswa pra
penelitian yang diambil dari hasil UTS semester genap. Data prestasi belajar tersebut diperoleh berdasarkan pembelajaran sejarah yang dilakukan oleh guru
mata pelajaran sejarah serta sebelum pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD. Hasil Ujian
Tengah Semester tersebut digunakan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah melakukan penelitian dari siklus I ke siklus II. KKM yang
ditetapkan oleh sekolah yaitu 76. Hasil ulangan tengah semester yang diperoleh siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta
yaitu sebagai berikut:
Tabel 20: Data Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa
No Nama
Siswa Nilai
Ketuntasan Kriteria
Ya Tidak
ST T
C K
SK
1 AS
63 √
√ 2
ABW 79
√ √
3 ASPP
54 √
√ 4
AIZ 64
√ √
5 AAP
64 √
√ 6
AM 72
√ √
7 APS
59 √
√ 8
AP 45
√ √
9 AR
59 √
√ 10
AADS 53
√ √
11 AW
63 √
√ 12
AA 48
√ √
13 BAA
60 √
√ 14
DP 65
√ √
15 DZ
51 √
√ 16
DIH 70
√ √
17 DK
64 √
√ 18
DR 51
√ √
19 DHCN
66 √
√ 20
DAS 59
√ √
21 DAA
65 √
√
22 DK
60 √
√ 23
DJNA 64
√ √
24 ENA
61 √
√ 25
ES 77
√ √
26 FM
60 √
√ 27
FYKK 59
√ √
28 FF
56 √
√ 29
FS 53
√ √
30 GDP
52 √
√ 31
GSP 54
√ √
32 HRD
43 √
√
Jumlah 1913
2 30
4 13
15 Persentase
6,25 93,75
12,50 40,62
46,88 Tertinggi
79 Terendah
43 Rata-rata
59,78
Berdasarkan tabel 20 di atas, keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A sebelum penerapan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division STAD menunjukkan bahwa siswa yang nilainya mencapai KKM berjumlah 2 orang atau 6,25, sedangkan yang memperoleh nilai
di bawah KKM berjumlah 30 orang atau 93,75. Rata-rata nilai peserta didik adalah 59,781 dengan nilai tertinggi 79 dan nilai terendah 43. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas X Teknik Pemesinan A nilai pelajaran sejarah berada di bawah KKM. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan
untuk meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa. Berikut ini hasil uji kategorisasi berdasarkan keadaan awal prestasi belajar sejarah siswa ditunjukkan
pada tabel berikut:
Tabel 21: Skala Prestasi
Tingkat Penguasaan Kriteria
90 - 100 Sangat Tinggi
80 - 89 Tinggi
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
0 - 59 Sangat Kurang
Tabel 22: Persentase Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa
No Prestasi Belajar
F Frek. Relatif
Kriteria Rata-rata
1 90-100
Sangat Tinggi 59,78
2 80-89
Tinggi 3
70-79 4
12 Cukup
4 55-64
13 41
Kurang 5
0-59 15
47 Sangat Kurang
Diagram II: Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa 2.
Deskripsi Pelaksanaan Siklus I
Siklus pertama dilaksanakan sebanyak dua kali pertemuan pada tanggal 12 April dan 26 April 2016 pada pukul 14.00-15.30 WIB. Pada pertemuan pertama
tanggal 12 April, dari 32 siswa, jumlah siswa yang hadir 31 orang dan pertemuan kedua tanggal 26 April siswa
hadir semua. Materi pembelajaran tentang “Proses Islamisasi di Jawa dan Proses Islamisasi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua,
Nusa Tenggara”. Pada pertemuan pertama, materi yang dibahas tentang “Proses Islamisasi di Jawa”. Pada pertemuan kedua, materi yang dibahas tentang “Proses
Islamisasi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara” berikut ini diuraikan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
STAD pada siklus pertama:
0 0 12
41 47
Diagram Keadaan Awal Prestasi Belajar Sejarah Siswa
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Rendah
Sangat Rendah
a. Perencanaan Siklus I
Pada tahap ini, peneliti melakukan penyusunan tindakan berupa perangkat pembelajaran. Adapun langkah-langkah persiapan dan perencanaannya adalah
sebagai berikut: 1
Peneliti membuat perangkat pembelajaran yang mencakup rencana pelaksanaan pembelajaran RPP, materi pembelajaran, dan media
pembelajaran. Berikut ini disajikan uraian masing-masing perangkat pembelajaran:
a Rencana Pelaksanaan Pembelajaran RPP
Dalam RPP berisikan tentang langkah-langkah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division STAD. Peneliti menyusun RPP dengan mengkonsultasikan kepada dosen pembimbing dan guru mata pelajaran sejarah. RPP dibuat
tiap siklus. Lihat lampiran. b
Materi pembelajaran Materi pembelajaran mencakup Kerajaan Demak, Kerajaan Mataram,
Kesultanan Banten, Kesultanan Cirebon. Standar kompetensi dalam materi ini diambil dari 3.8
Menganalisis karakteristik kehidupan masyarakat, pemerintahan dan kebudayaan pada masa kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia
dan menunjukan contoh bukti-bukti yang masih berlaku pada kehidupan masyarakat Indonesia masa kini.
c Media pembelajaran
Pada media pembelajaran peneliti mempersiapkan powerpoint yang berisi poin-poin materi pembelajaran, peta, dan gambar-gambar yang berkaitan
dengan proses Islamisasi di Jawa. d
Observasi Kegiatan Belajar siswa Peneliti menyusun instrumen observasi kegiatan siswa selama proses
pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD. Untuk mengobservasi kegiatan
belajar siswa, peneliti dibantu teman. Berikut ini tabel observasi kegiatan belajar siswa:
Tabel 23: Observasi Kegiatan Belajar Siswa On task
No Aspek yang diamati
Jumlah Persentase
1 Memperhatikan guru
2 Siswa mencatat hal-hal penting pada saat
pembelajaran sejarah berlangsung 3
Siswa mengajukan pertanyaan 4
Siswa menjawab pertanyaan 5
Siswa bekerja sama dalam kelompok 6
Siswa aktif mengikuti diskusi 7
Mengambil giliran 8
Siswa mengemukakan pendapat 9
Siswa memperhatikan teman yang presentasi
10 Siswa menyelesaikan tugas
Off task No
Aspek yang diamati Jumlah
Persentase
1 Siswa tidak memperhatikan pembelajaran
2 Siswa main handphone
3 Siswa ribut di dalam kelas
4 Siswa keluar masuk kelas
5 Siswa tidur di dalam kelas
Cara memperoleh persentase kegiatan belajar siswa sebagai berikut:
b. Tindakan Siklus I
Pada tahap ini, pelaksanaan tindakan mengacu pada RPP yang telah dibuat peneliti dengan menerapkan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division STAD. Pada siklus I tindakan dilakukan sebanyak dua kali. Berikut ini uraian pelaksanaan tindakan yang dilakukan pada siklus
pertama: 1
Tindakan Pertemuan Pertama Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division STAD pada tindakan pertama dilakukan pada hari Selasa, 12 April 2016 pada pukul 14.00-15.30 WIB. Materi yang
dibahas pada tindakan pertemuan pertama ini adalah proses Islamisasi di Jawa. Pertemuan pertama diawali dengan peneliti mengucapkan salam serta
menanyakan kabar siswa. Selanjutnya, peneliti menanyakan kehadiran siswa dalam bentuk presensi. Pada kegiatan awal, peneliti melakukan apersepsi dengan
memberikan pertanyaan kepada siswa terkait dengan materi yang telah dipelajari satu minggu yang lalu dan materi yang akan dipelajari hari ini. Setelah itu peneliti
menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan secara singkat tentang materi
proses Islamisasi di Jawa. Setelah peneliti menjelaskan materi pembelajaran, peneliti menugaskan siswa dalam bentuk kelompok yang beranggotakan 5-6
orang. Setelah setiap kelompok berdiskusi dalam menjawab pertanyaan, masing- masing siswa dalam kelompok bertanggung jawab untuk mempresentasikan hasil
diskusi di depan kelas. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, sesama peneliti mengamati kegiatan siswa. Sebelum pelajaran berakhir, peneliti bersama
siswa menarik kesimpulan terkait materi yang telah dipelajari serta menemukan nilai-nilai kehidupan yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung.
2 Tindakan Pertemuan Kedua
Tindakan kedua pada siklus pertama dilaksanakan pada 26 April 2016, hari dan jam yang sama dengan pertemuan pertama. Materi yang dipelajari pada
tindakan kedua ini adalah Proses Islamisasi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara. Tindakan yang dilakukan pada pertemuan kedua
sebagian besar hampir sama dengan pertemuan pertama, tetapi pada pertemuan kedua ini peneliti mencoba melakukan perbaikan-perbaikan berdasarkan hasil
evaluasi pada pertemuan pertama. Dalam hal ini, hal-hal yang kurang pada pertemuan pertama diperbaiki pada pertemuan kedua, sehingga diharapkan terjadi
peningkatan mutu pembelajaran jika dibandingkan dengan pertemuan pertama. Pada awal pembelajaran, peneliti memberikan salam dan menanyakan
keadaan siswa. Pada pertemuan kedua ini, siswa tidak ada yang absen. Peneliti memberikan apersepsi berkaitan materi yang telah dipelajari sebelumnya, dan
menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti, peneliti menjelaskan secara garis besar materi tentang
Proses Islamisasi di Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara, kemudian siswa dibagi dalam kelompok untuk mendiskusikan permasalahan
dalam bentuk soal yang telah dipesiapkan peneliti. Selama diskusi siswa di dalam kelompok telihat aktif dalam memecahkan masalah yang ada di kelompoknya.
siswa saling mengungkapkan pendapat dalam memecahkan masalah. Setelah selesai diskusi, masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya secara bergantian. Sementara kelompok yang lain mendengarkan, menanggapi, dan menanyakan hal-hal yang menurut anggota kelompok lain
belum memahami jawaban dari kelompok yang sedang presentasi. Setelah masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi dan
kelompok lain menanggapi serta bertanya, peneliti bersama siswa menyimpulkan serta menemukan nilai-nilai hidup berkaitan dengan pembelajaran hari ini. Pada
saat menyimpulkan terdapat siswa yang aktif dalam menyimpulkan serta menemukan nilai-nilai dari pembelajaran yang baru saja berlangsung, dan terdapat
juga siswa yang sibuk sendiri mengemas barang-barangnya untuk segera pulang. Peneliti juga tetap mengingatkan siswa bahwa pertemuan berikutnya adalah
evaluasi dalam bentuk pilihan ganda dan essay, materi yang akan dievaluasi adalah materi pertemuan pertama dan materi pertemuan kedua.
c. Observasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I
Observasi kegiatan belajar sejarah siswa dilakukan oleh teman peneliti. Hasil observasi kegiatan belajar sejarah siswa selama pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD pada siklus pertama sebagai berikut:
Tabel 24: Hasil Observasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I On task
No Aspek yang diamati
Jumlah Presentase
1 Memperhatikan guru
26 83,87
2 Siswa mencatat hal-hal penting pada saat
pembelajaran sejarah berlangsung 5
16,12 3
Siswa mengajukan pertanyaan 2
6,45 4
Siswa menjawab pertanyaan 3
9,67 5
Siswa bekerja sama dalam kelompok 29
93,54 6
Siswa aktif mengikuti diskusi 24
77,41 7
Mengambil giliran 10
32,25 8
Siswa mengemukakan pendapat 5
16,12 9
Siswa memperhatikan teman yang presentasi
25 80,64
10 Siswa menyelesaikan tugas 29
93,54
Offtask No
Aspek yang diamati Jumlah
Presentase
1 Siswa tidak memperhatikan pembelajaran
3 9,67
2 Siswa main Handphone
5 16,12
3 Siswa ribut di dalam kelas
7 22,58
4 Siswa keluar masuk kelas
4 12,90
5 Siswa tidur di dalam kelas
4 12,90
Tabel 24 di atas menunjukkan hasil observasi terhadap kegiatan belajar siswa selama pembelajaran sejarah berlangsung. Pada siklus pertama, terdapat 26
siswa atau 83,87 memperhatikan guru, 5 orang atau 16,12 mencatat hal-hal penting, 2 orang atau 6,45 mengajukan pertanyaan, 3 orang atau 9,67
menjawab pertanyaan, 29 orang atau 93,54 bekerja sama dalam kelompok, 24 orang atau 77,41 aktif mengikuti diskusi, 10 orang atau 32,25 mengambil
giliran, 5 orang atau 16,12 mengemukakan pendapat, 25 orang atau 80,64 memperhatikan teman yang presentasi, dan 30 orang atau 96,77 menyelesaikan
tugas. Dari hasil observasi tersebut, kegiatan belajar siswa yang paling menonjol PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yaitu siswa menyelesaikan tugas, bekerja sama dalam kelompok, memperhatikan guru, dan memperhatikan teman yang presentasi.
Di sisi lain terdapat 3 siswa atau 9,6 tidak memperhatikan pembelajaran, 5 orang atau 16,12 main handphone, 7 orang atau 22,58 ribut
di dalam kelas, 4 orang atau 12,90 keluar masuk kelas, dan 4 orang atau 12,90 tidur di dalam kelas. Keadaan tersebut kemungkinan disebabkan oleh keadaan
siswa yang merasa lelah karena belajar dari pagi sampai sore hari. Sehingga ketika siswa merasa bosan dan lelah pada jam pembelajaran sejarah, mereka lebih
memilih mencari kesibukan sendiri dari pada mengikuti pembelajaran. Dari hasil observasi terhadap kegiatan belajar siswa tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pada siklus pertama siswa masih belum fokus dan aktif mengikuti proses pembelajaran karena situasi yang membuat siswa tersebut tidak
berkeinginan mengikuti pembelajaran sejarah sebagaimana yang diharapkan. Oleh karena itu sangat perlu mengadakan perubahan agar siswa tidak berlarut dalam
keadaan yang demikian.
d. Minat Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I
Pada siklus pertama, peneliti mengevaluasi minat belajar sejarah siswa dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut bertujuan untuk mengetahui
minat belajar sejarah siswa dan untuk mengetahui perbandingan antara keadaan awal minat belajar sejarah siswa sebelum menggunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division STAD dengan minat belajar sejarah siswa setelah menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
STAD. Hasil minat belajar sejarah siswa dapat dilihat pada tabel berikut: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 25: Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus I No
Nama Siswa
Nilai ST
T C
K SK
1 ABW
81,5 √
2 ASPP
80 √
3 AIZ
74 √
4 AAP
69,5 √
5 AM
74,5 √
6 APS
82 √
7 AP
72 √
8 AR
71,5 √
9 AADS
69,5 √
10 AW
66,5 √
11 AA
72,5 √
12 BAA
82,5 √
13 DP
76,5 √
14 DZ
74 √
15 DIH
73,5 √
16 DK
67,5 √
17 DR
68,5 √
18 DHCN
77,5 √
19 DAA
82,5 √
20 DK
74,5 √
21 DJNA
60,5 √
22 ENA
77,5 √
23 ES
72,5 √
24 FM
60 √
25 FYKK
66,5 √
26 FF
71 √
27 FS
80 √
28 GSP
78,5 √
29 HRD
71,5 √
Jumlah 2128,5
6 15
8 Persentase
20,68 51,72 27,58 Tertinggi
82,5 Terendah
60 Rata-rata
73,39
Berdasarkan tabel 25 di atas, menunjukkan bahwa minat belajar sejarah peserta didik pada siklus pertama berada pada kategori sangat tinggi adalah 0 atau
0, kategori tinggi 6 orang atau 21, kategori cukup 17 orang atau 58, kategori PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kurang 6 orang atau 21, dan kategori sangat kurang 0 atau 0, dengan nilai rata-rata 73,39655. Untuk lebih jelas, akan diuraikan pada tabel berikut:
Tabel 26: Skala Minat
Tingkat Minat Kriteria
90 - 100 Sangat Tinggi
80 - 89 Tinggi
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
0 - 59 Sangat Kurang
Tabel 27: Persentase Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus I No
Minat Belajar F
Frek. Relatif Kriteria
Rata-rata 1
90-100 Sangat Tinggi
73,39 2
80-89 6
21 Tinggi
3 70-79
17 58
Cukup 4
60-69 6
21 Kurang
5 0-59
Sangat Kurang
Diagram III: Minat Belajar Sejarah Siswa e.
Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus I
Prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta diukur berdasarkan hasil evaluasi berupa soal pilihan
ganda dan soal essay yang dilakukan setelah penerapan model pembelajaran
21
58 21
Diagram Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus I
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Kurang
Sangat Kurang
Student Teams Achievement Division STAD pada siklus pertama. Prestasi belajar sejarah siklus pertama dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 28: Prestasi Belajar Sejarah Siswa
No Nama
Siswa Nilai
Ketuntasan Kriteria
Ya Tidak
ST T
C K
SK
1 ABW
82 √
√ 2
ASPP 78
√ √
3 AIZ
76 √
√ 4
AAP 76
√ √
5 AM
80 √
√ 6
APS 76
√ √
7 AP
76 √
√ 8
AR 76
√ √
9 AADS
82 √
√ 10
AW 74
√ √
11 AA
72 √
√ 12
BAA 70
√ √
13 DP
76 √
√ 14
DZ 64
√ √
15 DIH
66 √
√ 16
DK 80
√ √
17 DR
78 √
√ 18
DHCN 80
√ √
19 DAA
78 √
√ 20
DK 64
√ √
21 DJNA
82 √
√ 22
ENA 78
√ √
23 ES
80 √
√ 24
FM 76
√ √
25 FYKK
78 √
√ 26
FF 72
√ √
27 FS
80 √
√ 28
GSP 72
√ √
29 HRD
74 √
√ Jumlah
2196 20
9 8
18 3
Persentase 68,97
31,03 27,58
62,06 10,34
Tertinggi 82
Terendah 64
Rata-rata 75,72
Berdasarkan tabel 28 di atas, prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A setelah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division STAD pada siklus pertama menunjukkan bahwa siswa yang nilainya mencapai KKM berjumlah 20 orang atau 68,96, sedangkan siswa yang
memperoleh nilai di bawah KKM berjumlah 9 orang atau 31,03. Rata-rata nilai siswa adalah 75,72 dengan nilai tertinggi 82 dan nilai terendah 64. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A sudah cukup baik, tetapi masih terdapat siswa yang memperoleh
prestasi rendah. Adapun hasil uji kategorisasi berdasarkan prestasi belajar sejarah siswa pada siklus pertama ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 29: Skala Prestasi Belajar
Tingkat Penguasaan Kriteria
90 - 100 Sangat Tinggi
80 - 89 Tinggi
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
0 - 59 Sangat Kurang
Tabel 30: Persentase Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I
No Prestasi Belajar
F Frek. Relatif
Kriteria Rata-rata
1 90-100
Sangat Tinggi
59,78 2
80-89 8
Tinggi 3
70-79 18
12 Cukup
4 60-69
3 41
Kurang 5
0-59 47
Sangat Kurang
Diagram IV: Prestasi Belajar Sejarah Siswa
28
62 10 0
Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Kurang
Sangat Kurang
f. Refleksi Siklus I
Refleksi siklus pertama dilakukan terhadap proses pembelajaran, hasil observasi, minat dan prestasi belajar sejarah siswa berupa hasil belajar dengan
menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pada siklus pertama.
Berdasarkan refleksi yang dilakukan peneliti, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division STAD pada siklus pertama berjalan dengan baik dan lancar. Namun, terdapat beberapa hambatan seperti siswa ribut di dalam kelas,
terlihat malas saat diskusi, main handphone, dan manajemen waktu. Dalam manajemen waktu, biasanya sebelum masuk di ruangan siswa bersama peneliti
menunggu kelas lain selesai baru masuk ruangan, hal tersebut menjadi hambatan dalam hal penggunaan waktu secara efektif dan efisien. Pada saat diskusi, masih
terdapat siswa yang kurang aktif selama berdinamika di dalam kelompok, sehingga merasa bahwa ada teman lain yang akan mengerjakan serta
menyelesaikan tugas di dalam kelompok. Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
STAD bertujuan untuk meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa. Dari hasil refleksi, peneliti menyimpulkan bahwa pada siklus pertama, penerapan
model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD mampu menunjukkan peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah siswa, namun hasil
yang diperoleh belum maksimal. Secara umum hal tersebut disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
1 Siswa masih pasif di dalam kelompok terutama dalam mengemukakan
pendapat. 2
Siswa masih tergantung dengan teman lain di dalam kelompok dalam mengerjakan tugas kelompoknya.
3 Siswa masih menganggap sepele tugas kelompok yang diberikan.
Dari hasil refleksi di atas, peneliti tetap berinisiatif untuk melakukan perubahan terhadap minat dan prestasi belajar sejarah dengan menggunakan
model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD, harapannya dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terjadi pada siklus pertama.
3. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
Penelitian siklus kedua didasarkan oleh hasil refleksi siklus pertama. Siklus kedua dilaksanakan sebanyak satu kali, yaitu pada tanggal 10 Mei 2016,
jumlah siswa yang hadir 31 orang. Tahap-tahap yang dilakukan pada siklus kedua pada dasarnya sama dengan siklus pertama yakni tahap perencanaan, tindakan,
observasi dan refleksi. Tahap-tahap pelaksanaan siklus kedua dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD
akan diuraikan sebagai berikut: a.
Perencanaan Siklus II
Berdasarkan hasil identifikasi pada siklus pertama, kemudian diadakan tindakan berikutnya yaitu siklus kedua. Hal-hal yang dipersiapkan pada siklus
kedua hampir sama dengan siklus pertama yakni menyusun perangkat pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Lihat lampiran, materi
pembelajaran, dan media pembelajaran.
Selain mempersiapkan
perangkat pembelajaran,
peneliti juga
mempersiapkan instrumen observasi kegiatan belajar peserta didik selama proses pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division STAD. Untuk mengobservasi kegiatan belajar siswa,
peneliti dibantu teman. b.
Tindakan Siklus II
Tindakan yang dilaksanakan pada siklus kedua sama dengan tindakan yang dilaksanakan pada siklus pertama. Namun, pelaksanaan tindakan siklus
kedua ini hanya satu kali pertemuan dikarenakan pada hari mata pelajaran sejarah ada kegiatan peserta didik yang diadakan di luar sekolah, dan juga Ujian Akhir
Semester terjadi perubahan, sehingga tidak ada waktu untuk melaksanakan tindakan siklus kedua ini sebanyak dua kali pertemuan.
Pelaksanaan tindakan siklus kedua ini pada hari Selasa, 10 Mei 2016 pukul 14.00-15.30 WIB. Materi pembelajaran pada tindakan siklus kedua adalah tentang
Jaringan Keilmuan di Nusantara, Akulturasi dan perkembangan budaya Islam, dan Proses Integrasi. Pelaksanaan tindakan siklus kedua, peneliti menggunakan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam, mengecek kebersihan kelas, mengecek kehadiran siswa. Pada tindakan siklus kedua ini,
terdapat 1 siswa tidak hadir. Selanjutnya, peneliti melakukan apersepsi dengan memberikan pertanyaan berkaitan materi yang telah dipelajari sebelumnya,
peneliti menyampaikan tujuan pembelajaran, dan menjelaskan secara singkat
materi pada tindakan siklus pertama ini.
Setelah menjelaskan materi pembelajaran secara garis besar, peneliti membagi siswa dalam kelompok, tugas kelompok ditayangkan melalui slide
powerpoint serta setiap kelompok mendapatkan tugas yang harus didiskusikan dalam kelompok masing-masing. Setelah diskusi dalam kelompok, masing-
masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi secara bergantian.
Selama proses pembelajaran berlangsung terutama di dalam kelompok masing-masing, siswa terlihat aktif untuk mengerjakan tugas kelompok. Siswa di
dalam kelompok saling mengungkapkan pendapat untuk menjawab pertanyaan yang menjadi tanggung jawab bersama dalam kelompok. Pada bagian penutup,
peneliti meminta siswa menarik kesimpulan serta menemukan nilai-nilai yang diperoleh selama pembelajaran berlangsung, baik yang berkaitan dengan materi
pembelajaran maupun pada kegiatan diskusi. Setelah beberapa siswa menyimpulkan dan menemukan nilai-nilai, peneliti memberikan penguatan atas
kesimpulan dan nilai-nilai yang telah siswa sampaikan. c.
Observasi Kegiatan Belajar Siswa
Observasi kegiatan belajar sejarah siswa dilakukan oleh teman peneliti. Hasil observasi kegiatan belajar sejarah siswa selama pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD pada siklus pertama sebagai berikut:
Tabel 31: Observasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus II On task
No Aspek yang diamati
Jumlah Persentase
1 Memperhatikan guru
29 96,66
2 Siswa mencatat hal-hal penting pada saat
pembelajaran sejarah berlangsung 13
43,33 3
Siswa mengajukan pertanyaan 9
30 4
Siswa menjawab pertanyaan 8
26,66 5
Siswa bekerja sama dalam kelompok 29
96,66 6
Siswa aktif mengikuti diskusi 29
96,66 7
Mengambil giliran 17
56,66 8
Siswa mengemukakan pendapat 11
36,66 9
Siswa memperhatikan teman yang presentasi
28 93,33
10 Siswa menyelesaikan tugas 29
96,66
Off task No
Aspek yang diamati Jumlah
Persentase
1 Siswa tidak memperhatikan pembelajaran
2 Siswa main handphone
2 6,66
3 Siswa ribut di dalam kelas
4 Siswa keluar masuk kelas
5 Siswa tidur di dalam kelas
1 3,33
Tabel 31 di atas menunjukkan hasil observasi terhadap kegiatan belajar siswa selama pembelajaran sejarah berlangsung. Pada siklus kedua, terdapat 29
siswa atau 96,66 memperhatikan guru, 13 orang atau 43,33 mencatat hal-hal penting, 9 orang atau 30 mengajukan pertanyaan, 8 orang atau 26,66 menjawab
pertanyaan, 29 orang atau 96,66 bekerja sama dalam kelompok, 29 orang atau 96,66 aktif mengikuti diskusi, 17 orang atau 56,66 mengambil giliran, 11
oarng atau 36,66 mengemukakan pendapat, 28 orang atau 93,33 siswa memperhatikan teman yang presentasi, dan 29 orang atau 96,66 menyelesaikan
tugas. Dari observasi tersebut menunjukkan kegiatan belajar siswa yang paling PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menonjol adalah siswa memperhatikan guru, bekerja sama dalam kelompok, aktif mengikuti diskusi, menyelesaikan tugas, memperhatikan teman yang presentasi,
dan aspek yang diamati lainnya juga mengalami peningkatan bila dibandingkan dengan kegiatan belajar siswa pada pra penelitian dan siklus pertama. Peningkatan
tersebut kemungkinan disebabkan oleh siswa semakin sadar betapa pentingnya belajar sejarah, dan juga perubahan-perubahan cara mengajar berdasarkan refleksi
dari siklus pertama. Di sisi lain, 2 orang atau 6,66 main handphone, dan 1 orang atau 3,33
tidur di dalam kelas. Sementara siswa tidak memperhatikan pembelajaran, ribut di dalam kelas, dan keluar masuk kelas mengalami peningkatan yang signifikan. Hal
tersebut disebabkan oleh keinginan siswa untuk mengikuti pembelajaran sejarah dengan sungguh-sungguh. Selain itu, juga disebabkan oleh perubahan cara
mengajar sebagai wujud perbaikan pada siklus kedua. Berdasarkan hasil observasi terhadap kegiatan belajar sejarah siswa di atas,
dapat disimpulkan bahwa pada siklus kedua siswa aktif mengikuti pembelajaran sejarah, baik pada saat peneliti bertanya, maupun pada saat berdinamika dalam
kelompok. Siswa juga aktif bertanya serta mengungkapkan pendapat terutama pada kelompok yang presentasi. Jadi, kegiatan belajar siswa di dalam kelas sangat
menunjang ketercapaian peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah siswa pada siklus kedua ini.
d. Minat Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus II
Pada siklus kedua, peneliti mengevaluasi minat belajar sejarah siswa dengan menggunakan kuesioner. Kuesioner tersebut bertujuan untuk mengetahui
peningkatan antara minat belajar sejarah siswa pada siklus pertama dengan minat belajar sejarah pada siklus kedua menggunakan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division STAD. Minat belajar sejarah siswa pada siklus kedua dapat dilihat pada tebel berikut:
Tabel 32: Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II No
Nama Siswa
Nilai ST
T C
K SK
1 ABW
85,5 √
2 ASPP
82,5 √
3 AIZ
76,5 √
4 AAP
91,5 √
5 AM
76,5 √
6 APS
93,5 √
7 AP
75
√ 8
AR 71,5
√ 9
AADS 71
√ 10
AW 82
√ 11
AA
74
√ 12
BAA 83,5
√ 13
DP 81
√ 14
DZ 82
√ 15
DIH 82,5
√ 16
DK 68,5
√ 17
DR 71,5
√ 18
DHCN 80,5
√ 19
DAA 84,5
√ 20
DK 84
√ 21
DJNA
81
√ 22
ENA 81
√ 23
ES 83
√ 24
FM
82
√ 25
FYKK 80,5
√ 26
FF 82
√ 27
FS 82,5
√ 28
GSP 80
√ 29
HRD 73
√
Jumlah 2322,5
2 18
8 1
Persentase 7
62,00 28,00 3,00 Tertinggi
93,5 Terendah
71 Rata-rata
80,08 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan tabel 32 di atas, menunjukkan bahwa minat belajar sejarah peserta didik pada siklus kedua berada pada kategori sangat tinggi adalah 2 atau
7, kategori tinggi 18 atau 62, kategori cukup 8 atau 28, kategori kurang 1 atau 3, dan kategori sangat kurang 0 atau 0, dengan nilai rata-rata 80,08.
Untuk lebih jelas, akan diuraikan pada tabel berikut:
Tabel 33: Skala Minat
Tingkat Minat Kriteria
90 - 100 Sangat Tinggi
80 - 89 Tinggi
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
0 - 59 Sangat Kurang
Tabel 34: Persentase Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II No
Minat Belajar F
Frek. Relatif Kriteria
Rata-rata 1
90-100 2
7 Sangat Tinggi
80,08 2
80-89 18
62 Tinggi
3 70-79
8 28
Cukup 4
60-69 1
3 Kurang
5 0-59
Sangat Kurang
Diagram V: Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II
7
62 28
3 0
Diagram Minat Belajar Sejarah Siswa Siklus II
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Kurang
Sangat Kurang
e. Prestasi Belajar Sejarah Siswa Pada Siklus II
Prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta diukur berdasarkan hasil evaluasi berupa soal pilihan
ganda dan soal essay yang dilakukan setelah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD pada siklus kedua. Prestasi belajar
sejarah siklus kedua dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 35: Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II
No Nama
Siswa Nilai
Ketuntasan ST
T C
K SK
Ya Tidak
1 ABW
94 √
√ 2
ASPP 92
√ √
3 AIZ
78 √
√ 4
AAP 86
√ √
5 AM
94 √
√ 6
APS 74
√ √
7 AP
86 √
√ 8
AR 78
√ √
9 AADS
84 √
√ 10
AW 78
√ √
11 AA
88 √
√ 12
BAA 80
√ √
13 DP
88 √
√ 14
DZ 70
√ √
15 DIH
88 √
√ 16
DK 86
√ √
17 DR
80 √
√ 18
DHCN 82
√ √
19 DAA
86 √
√ 20
DK 72
√ √
21 DJNA
88 √
√ 22
ENA 86
√ √
23 ES
76 √
√ 24
FM 88
√ √
25 FYKK
90 √
√ 26
FF 80
√ √
27 FS
80 √
√ 28
GSP 72
√ √
29 HRD
80 √
√ Jumlah
2404 25
4 4
17 8
Persentase 86,21
13,79 13,80
58,62 27,58
Tertinggi 94
Terendah 70
Rata-rata 82,89
Berdasarkan tabel 35 di atas, prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division STAD pada siklus kedua menunjukkan bahwa siswa yang nilainya mencapai KKM berjumlah 25 orang atau 86,206, sedangkan siswa
yang memperoleh nilai di bawah KKM berjumlah 4 orang atau 13,793. Rata- rata nilai peserta didik adalah 82,8966 dengan nilai tertinggi 94 dan nilai terendah
70. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A sudah baik, di mana prestasi belajar sejarah siswa
pada siklus kedua terjadi peningkatan bila dibandingkan dari hasil prestasi siklus pertama. Adapun hasil uji kategorisasi berdasarkan prestasi belajar sejarah siswa
pada siklus kedua ditunjukkan pada tabel berikut:
Tabel 36: Skala Prestasi Belajar
Tingkat Penguasaan Kriteria
90 - 100 Sangat Tinggi
80 - 89 Tinggi
70 - 79 Cukup
60 - 69 Kurang
0 - 59 Sangat Kurang
Tabel 37: Persentase Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II
No Prestasi Belajar
F Frek. Relatif
Kriteria Rata-rata
1 90-100
4 14
Sangat Tinggi 82,89
2 80-89
17 59
Tinggi 3
70-79 8
27 Cukup
4 60-69
Kurang 5
0-59 Sangat Kurang
Diagram VI: Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II f.
Refleksi Siklus II
Pada siklus kedua juga dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, hasil observasi, minat dan prestasi belajar sejarah siswa berupa hasil belajar
dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan pada siklus
kedua. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus kedua dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD berjalan dengan
lancar serta mendapatkan hasil yang baik. Namun, pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
STAD tidak lepas dari kekurangan-kekurangan. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan pemahaman, minat dan prestasi belajar sejarah siswa pada siklus kedua. Selama pembelajaran
berlangsung siswa aktif bertanya, menjawab pertanyaan, diskusi, dan menyelesaikan tugas. Berikut, akan disajikan hasil wawancara peneliti kepada
14
59 27
0 0
Diagram Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus II
Sangat Tinggi Tinggi
Cukup Kurang
Sangat Kurang
beberapa siswa berkaitan pelaksanaan pembelaajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD antara lain:
Tabel 38: Hasil Wawancara Kepada Siswa Berdasarkan Pelaksanaan Model Pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD
No Uraian
Komentar
1 Bagaimana pendapat Anda mengenai model
pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD yang telah dilaksanakan?
Dapat mempererat kerja sama dan saling
berpendapat tentang apa yang sudah diketahui dan
juga dari sumber lain.
2 Apakah Anda memahami materi yang
diberikan? Saya cukup memahami
karena tidak hanya dijelaskan tetapi juga
diberi tugas.
3 Apakah Anda senang belajar dalam
kelompok? Ya. Saya senang karena
lebih tahu karakter antar teman.
4 Apakah Anda aktif selama pembelajaran
sejarah berlangsung? Ya. Menurut saya cukup
aktif karena ikut berpartisipasi dalam
memberikan jawaban juga ikut presentasi.
5 Apakah Anda aktif selama diskusi?
Ya, cukup aktif karena itu merupakan tugas untuk
diselesaikan secara diskusi juga dibutuhkan
partisipasi antar peserta.
6 Apakah Anda senang terhadap mata pelajaran
sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement
Division STAD? Ya. Saya senang karena
juga dituntut untuk kerja sama dalam kelompok.
7 Apakah Anda senang ketika teman-teman
mempresentasikan hasil diskusi? Ya. Saya senang karena
saya juga tidak hanya dituntut untuk tahu tetapi
juga dituntut untuk menghargai teman yang
presentasi. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8 Bagaimana tanggapan Anda sebelum dan
sesudah penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division
STAD? Sebelumnya saya kurang
bekerja sama, tetapi setelahnya saya mampu
bekerja sama dan mengungkapkan
pendapat.
Dari hasil wawancara kepada siswa tersebut, siswa lebih memahami pembelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams
Achievement Division STAD. Selain itu, kerja sama dan saling menghargai antar siswa dapat ditingkatkan melalui model pembelajaran Student Teams Achievement
Division STAD.
B. Komparasi Kegiatan Belajar, Minat dan Prestasi Belajar Sejarah Siswa
Kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta 1.
Komparasi Kegiatan Belajar Sejarah Siswa
Untuk melihat kegiatan belajar sejarah siswa sebelum dan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division STAD, peneliti melakukan analisis komparatif terhadap kegiatan belajar sejarah siswa. Hasil analisis komparatif kegiatan belajar
sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta dapat dilihat melalui tabel berikut:
a. Hasil Komparatif Kegiatan Belajar Sejarah Siswa antara Pra Siklus
dengan Siklus I Tabel 39: Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa antara Pra Siklus
dengan Siklus I Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa On task
No Aspek yang diamati
Kegiatan Selisih
Keterangan PP Skl I J
N T Te
1 Memperhatikan guru
27 26
1 3,12
√ 2
Siswa mencatat hal-hal penting pada saat pembelajaran sejarah
berlangsung 7
5 2
6,25 √
3 Siswa mengajukan pertanyaan
3 2
1 3,12
√ 4
Siswa menjawab pertanyaan 2
3 1
3,12 √
5 Siswa bekerja sama dalam
kelompok 23
29 6 18,75
√ 6
Siswa aktif mengikuti diskusi 19
24 5 15,62
√ 7
Mengambil giliran 12
10 2
6,25 √
8 Siswa mengemukakan pendapat
8 5
3 9,37
√ 9
Siswa memperhatikan teman yang presentasi
26 25
1 3,12
√ 10 Siswa menyelesaikan tugas
29 29
√
Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa Off task No
Aspek yang diamati Kegiatan
Selisih Keterangan
PP Skl I J N
T Te
1 Siswa tidak memperhatikan
pembelajaran 5
3 2 6,25
√ 2
Siswa main handphone 3
5 2 6,25
√ 3
Siswa ribut di dalam kelas 7
7 √
4 Siswa keluar masuk kelas
4 4
√ 5
Siswa tidur di dalam kelas 2
4 2 6,25
√ Keterangan:
PP : Pra Penelitian
SKLI : Siklus I J
: Jumlah : Persentase
N : Naik
T : Turun
Te : Tetap
Berdasarkan tabel 39 di atas, menunjukkan hasil komparasi kegiatan belajar sejarah siswa antara pra siklus dengan siklus pertama dari on task,
menunjukkan bahwa terjadi penurunan dalam hal siswa memperhatikan guru, mencatat hal-hal penting, mengajukan pertanyaan, mengambil giliran,
mengemukakan pendapat, memperhatikan teman yang presentasi, sedangkan dalam hal menjawab pertanyaan, bekerja sama dalam kelompok, aktif mengikuti
diskusi, dan menyelesaikan tugas menunjukkan peningkatan. Sementara hasil komparasi kegiatan belajar sejarah siswa antara pra siklus dengan siklus pertama
dari off task menunjukkan bahwa terjadi penurunan dalam hal siswa tidak memperhatikan pembelajaran, sedangkan dalam hal main handphone, ribut di
dalam kelas, keluar masuk kelas, dan tidur di dalam kelas menunjukkan peningkatan.
Dari hasil komparasi kegiatan belajar siswa tersebut dapat disimpulkan bahwa antara pra siklus dengan siklus pertama terjadi peningkatan dalam hal
positif dan penurunan dalam hal negatif. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Hasil Komparatif Kegiatan Belajar Sejarah Siswa antara Siklus I dengan
Siklus II Tabel 40: Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa antara Siklus I
dengan Siklus II Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa On task
No Aspek yang diamati
Kegiatan Selisih
Keterangan
Skl I
Skl II
J N
T Te
1 Memperhatikan guru
26 29
3 9,37
√ 2
Siswa mencatat hal-hal penting pada saat pembelajaran sejarah
berlangsung 5
13 8
25 √
3 Siswa mengajukan pertanyaan
2 9
7 21,87 √
4 Siswa menjawab pertanyaan
3 8
5 15,62 √
5 Siswa bekerja sama dalam
kelompok 29
29 0,00
√ 6
Siswa aktif mengikuti diskusi 24
29 5 15,62
√ 7
Mengambil giliran 10
17 7 21,87
√ 8
Siswa mengemukakan pendapat
5 11
6 18,75 √
9 Siswa memperhatikan teman
yang presentasi 25
28 3
9,37 √
10 Siswa menyelesaikan tugas 29
29 √
Analisis Komparatif Kegiatan Belajar Siswa Off task No
Aspek yang diamati Kegiatan
Selisih Keterangan
Skl I Skl II J N
T Te
1 Siswa tidak memperhatikan
pembelajaran 3
3 9,37 √
2 Siswa main handphone
5 2
3 9,37 √
3 Siswa ribut di dalam kelas
7 7
22 √
4 Siswa keluar masuk kelas
4 4
13 √
5 Siswa tidur di dalam kelas
4 1
3 9,37 √
Keterangan: SKLI : Siklus I
SKLII : Siklus II J
: Jumlah : Persentase
N : Naik
T : Turun
Te : Tetap
Tabel 40 di atas merupakan hasil komparasi kegiatan belajar sejarah siswa antara siklus pertama dengan siklus kedua. On task menunjukkan bahwa terjadi
peningkatan dalam hal siswa memperhatikan guru, mencatat hal-hal penting pada saat pembelajaran berlangsung, mengajukan pertanyaan, menjawab pertanyaan,
bekerja sama dalam kelompok, aktif mengikuti diskusi, mengambil giliran, mengemukakan pendapat, memperhatikan teman yang presentasi, dan
menyelesaikan tugas. Sementara off task menunjukkan bahwa terjadi penurunan dalam hal siswa tidak memperhatikan pembelajaran, main handphone, ribut di
dalam kelas, keluar masuk kelas, dan tidur di dalam kelas. Berdasarkan hasil komparasi antara siklus pertama dengan siklus kedua
dalam hal on task menunjukkan peningkatan dan off task menunjukkan penurunan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa peningkatan dalam hal on task dan
penurunan dalam hal off task yang terjadi pada siklus kedua sangat menunjang terwujudnya peningkatan minat dan prestasi belajar sejarah siswa pada siklus
kedua.
2. Komparasi Minat Belajar Sejarah Siswa
Untuk melihat peningkatan minat belajar sejarah siswa sebelum dan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division STAD, peneliti melakukan analisis komparasi terhadap minat belajar sejarah siswa. Hasil analisis komparasi minat
belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta dapat dilihat melalui tabel berikut:
a. Hasil Komparatif Minat Belajar Siswa antara Pra Siklus dengan Siklus I
Tabel 41: Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa antara Pra Siklus dengan Siklus I
No Nama
Siswa Minat
Selisih Keterangan
PP Sik I
J N
T Te
1 ABW
62,5 81,5
19 19
√ 2
ASPP 62,5
82,5 20
20 √
3 AIZ
68 74
6 6
√ 4
AAP 56
69,5 13,5
13,5 √
5 AM
63 74,5
11,5 11,5
√ 6
APS 64
82 18
18 √
7 AP
65,5 72
6,5 6,5
√ 8
AR 61
71,5 10,5
10,5 √
9 AADS
64 69,5
5,5 5,5
√ 10 AW
66 66,5
0,5 0,5
√ 11 AA
65,5 72,5
7 7
√ 12 BAA
63,5 82,5
19 19
√ 13 DP
72,5 76,5
4 4
√ 14 DZ
71,5 74
2,5 2,5
√ 15 DIH
70 73,5
3,5 3,5
√ 16 DK
55 67,5
12,5 12,5
√ 17 DR
66,5 68,5
2 2
√ 18 DHCN
63 77,5
14,5 15
√ 19 DAA
80,5 82,5
2 2
√ 20 DK
53,5 74,5
21 21
√ 21 DJNA
56,5 60,5
4 4
√ 22 ENA
65,5 77,5
12 12
√ 23 ES
69,5 72,5
3 3
√ 24 FM
58,5 60
1,5 1,5
√ 25 FYKK
60 66,5
6,5 6,5
√ 26 FF
66 71
5 5
√ 27 FS
60 80
20 20
√ 28 GSP
63 78,5
15,5 15,5
√ 29 HRD
66 71,5
5,5 5,5
√
Jumlah 1859
2131 100
Persentase 100
Rata-rata 64,10
73,48 Tertinggi
80,5 82,5
Terendah 53,5
60
Keterangan: PP
: Pra Penelitian SikI
: Siklus I J
: Jumlah PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
: Persentase N
: Naik T
: Turun Te
: Tetap Berdasarkan tabel 41 di atas, menunjukkan bahwa minat belajar siswa
antara pra penelitian dengan siklus pertama mengalami peningkatan baik secara keseluruhan maupun secara perorangan.
b. Hasil Komparatif Minat Belajar Siswa antara Siklus I dengan Siklus II
Tabel 42: Analisis Komparatif Minat Belajar Siswa antara Siklus I dengan Siklus II
No Nama
Siswa Minat
Selisih Keterangan
Sik I Sik II
J N
T Te
1 ABW
81,5 85,5
4 4
√ 2
ASPP 82,5
82,5 √
3 AIZ
74 76,5
2,5 2,5
√ 4
AAP 69,5
91,5 22
22 √
5 AM
74,5 76,5
2 2
√ 6
APS 82
93,5 11,5 11,5
√ 7
AP 72
75 3
3 √
8 AR
71,5 71,5
√ 9
AADS 69,5
71 1,5
1,5 √
10 AW 66,5
82 15,5 15,5
√ 11 AA
72,5 74
1,5 1,5
√ 12 BAA
82,5 83,5
1 1
√ 13 DP
76,5 81
4,5 4,5
√ 14 DZ
74 82
8 8
√ 15 DIH
73,5 82,5
9 9
√ 16 DK
67,5 68,5
1 1
√ 17 DR
68,5 71,5
3 3
√ 18 DHCN
77,5 80,5
3 3
√ 19 DAA
82,5 84,5
2 2
√ 20 DK
74,5 84
9,5 9,5
√ 21 DJNA
60,5 81
20,5 20,5 √
22 ENA 77,5
81 3,5
3,5 √
23 ES 72,5
83 10,5 10,5
√ 24 FM
60 82
22 22
√ PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25 FYKK 66,5
80,5 14
14 √
26 FF 71
82 11
11 √
27 FS 80
82,5 2,5
2,5 √
28 GSP 78,5
80 1,5
1,5 √
29 HRD 71,5
73 1,5
1,5 √
Jumlah 2131 2322,5
27 2
Persentase 93,10
0 6,90 Rata-rata
73,48 80,08
Tertinggi 82,5
93,5 Terendah
60 71
Keterangan: SikI
: Siklus I SikII : Siklus II
J : Jumlah
: Persentase N
: Naik T
: Turun Te
: Tetap Tabel 42 di atas, menunjukkan bahwa antara siklus pertama dengan siklus
kedua dengan menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD, minat belajar sejarah siswa secara keseluruhan mengalami
peningkatan. Namun, jika dilihat secara perorangan minat belajar sejarah siswa mengalami peningkatan juga terdapat siswa yang minatnya cenderung tetap.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa minat belajar sejarah siswa selama penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD
mengalami peningkatan baik secara keseluruhan maupun secara perorangan. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 43: Perbandingan Minat Belajar Sejarah Siswa
No Skala
Minat Kriteria
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II f
Rata- rata
f Rata-
rata f
Rata- rata
1 90-
100 Sangat
Tinggi
64,10 73,48
2 7
80,08 2
80-89 Tinggi
1 4
6 21
18 62
3 70-79
Cukup 4
10 17
58 8
28 4
60-69 Kurang
19 69
6 21
1 3
5 0-59
Sangat Kurang
5 5
Jumlah 29 100
29 100 29
100
Grafik I: Data Perbandingan Minat Belajar Siswa Keadaan Awal, Siklus I, dan Siklus II
3. Komparasi Prestasi Belajar Sejarah Siswa
Untuk melihat peningkatan prestasi belajar sejarah siswa sebelum dan setelah pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division STAD, peneliti melakukan analisis komparasi terhadap prestasi belajar sejarah siswa. Hasil analisis komparasi
prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta dapat dilihat melalui tabel berikut:
1 4
19
5 6
17
6 2
18
8
1 2
4 6
8 10
12 14
16 18
20
Sangat Tinggi
Tinggi Cukup
Kurang Sangat
Kurang 100
89 79
69 59
Grafik Minat Belajar Siswa
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II
a. Hasil Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Pra Penelitian dengan
Siklus I Tabel 44: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Pra Penelitian
dengan Siklus I No
Nama Siswa
Prestasi Selisih
Keterangan PP
SikI J
N T
Te
1 ABW
79 82
3 3,00
√ 2
ASPP 54
78 24
24,00 √
3 AIZ
64 76
12 12,00
√ 4
AAP 64
76 12
12,00 √
5 AM
72 80
8 8,00
√ 6
APS 59
76 17
17,00 √
7 AP
45 76
31 31,00
√ 8
AR 59
76 17
17,00 √
9 AADS
53 82
29 29,00
√ 10 AW
63 74
11 11,00
√ 11 AA
48 72
24 24,00
√ 12 BAA
60 70
10 10,00
√ 13 DP
65 76
11 11,00
√ 14 DZ
51 64
13 13,00
√ 15 DIH
70 66
4 4,00
√ 16 DK
64 80
16 16,00
√ 17 DR
51 78
27 27
√ 18 DHCN
66 80
14 14
√ 19 DAA
65 78
13 13
√ 20 DK
60 64
4 4,00
√ 21 DJNA
64 82
18 18,00
√ 22 ENA
61 78
17 17,00
√ 23 ES
77 80
3 3,00
√ 24 FM
60 76
16 16,00
√ 25 FYKK
59 78
19 19,00
√ 26 FF
56 72
16 16,00
√ 27 FS
53 80
27 27,00
√ 28 GSP
54 72
18 18,00
√ 29 HRD
43 74
31 31,00
√
Jumlah 1739
2196 28
1 Persentase
96,55 3,45 Rata-rata
59,97 75,72
Tertinggi 79
82 Terendah
43 64
b. Hasil Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Siklus I dengan Siklus II
Tabel 45: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Siklus I dengan Siklus II
No Nama
Siswa Prestasi
Selisih Keterangan
SikI SikII
J N
T Te
1 ABW
82 94
12 12,00
√ 2
ASPP 78
92 14
14,00 √
3 AIZ
76 78
2 2,00
√ 4
AAP 76
86 10
10,00 √
5 AM
80 94
14 14,00
√ 6
APS 76
74 2
2,00 √
7 AP
76 86
10 10,00
√ 8
AR 76
78 2
2,00 √
9 AADS
82 84
2 2,00
√ 10 AW
74 78
4 4,00
√ 11 AA
72 88
16 16,00
√ 12 BAA
70 80
10 10,00
√ 13 DP
76 88
12 12,00
√ 14 DZ
64 70
6 6,00
√ 15 DIH
66 88
22 22,00
√ 16 DK
80 86
6 6,00
√ 17 DR
78 80
2 2
√ 18 DHCN
80 82
2 2
√ 19 DAA
78 86
8 8
√ 20 DK
64 72
8 8,00
√ 21 DJNA
82 88
6 6,00
√ 22 ENA
78 86
8 8,00
√ 23 ES
80 76
4 4,00
√ 24 FM
76 88
12 12,00
√ 25 FYKK
78 90
12 12,00
√ 26 FF
72 80
8 8,00
√ 27 FS
80 80
0,00 √
28 GSP 72
72 0,00
√ 29 HRD
74 80
6 6,00
√
Jumlah 2196
2404 25
2 2
Persentase 86,20 6,89 6,89
Rata-rata 75,72
82,89 Tertinggi
82 94
Terendah 64
70
Berdasarkan hasil analisis komparasi yang tertera di atas, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik
Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Pada pra penelitian menunjukkan nilai rata-rata siswa adalah 59,97 dengan nilai tertinggi 79, dan nilai
terendah 43. Persentase siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 6,89, dan siswa yang nilainya masih di bawah KKM adalah 93,10.
Setelah penerapan
pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD pada siklus pertama terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
rata-rata siswa adalah 75,72 dengan nilai tertinggi 82, dan nilai terendah 64. Persentase siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 65,51, dan siswa yang
nilainya masih di bawah KKM adalah 34,48. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division STAD pada siklus kedua, juga terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah siswa, nilai rata-rata siswa adalah 82,89
dengan nilai tertinggi 94, dan nilai terendah 70. Persentase siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 86,20, dan siswa yang nilainya masih di bawah KKM
adalah 13,79. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division STAD pada pelajaran sejarah, dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok
Sleman Yogyakarta. Peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dapat dilihat melalui tebel berikut:
Tabel 46: Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta
Keterangan Pra Penelitian
Siklus I Siklus II
Rata-rata 58,78
75,72 82,89
Nilai tertinggi 79
82 94
Nilai terendah 43
64 70
Tuntas 6,25
68,96 86,20
Tidak tuntas 93,75
31,03 13,79
Berdasarkan analisis komparasi prestasi belajar sejarah siswa secara individu menunjukkan bahwa setelah menggunakan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division STAD pada siklus pertama dan siklus kedua nilai yang diperoleh mengalami peningkatan dan penurunan. Secara lebih rinci
peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dari data awal sampai siklus kedua dapat dilihat melalui tabel berikut:
Tabel 47: Perbandingan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I dan Siklus II
No Skala
Prestasi Kriteria
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II f
Rata- rata
f Rata-
rata f
Rata- rata
1 90-100
Sangat Tinggi
59,97 75,72
4 14
82,90 2
80-89 Tinggi
8 28
17 59
3 70-79
Cukup 4
14 18
62 8
27 4
60-69 Kurang
12 41
3 10
5 0-59
Sangat Kurang
13 45
Jumlah 29
100 29
100 29
100
Grafik II: Data Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Keadaan Awal, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan tabel 47 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan dari rata-rata keadaan awal 59,97
pada siklus pertama meningkat menjadi 75,72 dan pada siklus kedua meningkat menjadi 82,89. Pada keadaan awal dan siklus pertama kategori sangat tinggi
adalah 0 atau 0, tetapi pada siklus kedua meningkat menjadi 4 atau 14. Pada kategori tinggi, keadaan awal adalah 0 atau 0, tetapi pada siklus pertama
meningkat menjadi 8 atau 28 dan pada siklus kedua meningkat menjadi 17 atau 59. Pada kategori cukup, keadaan awal adalah 4 atau 14, siklus pertama 18
atau 62, dan siklus kedua 8 atau 27. Pada kategori kurang, keadaan awal adalah 12 atau 41, siklus pertama 3 atau 10, dan siklus kedua 0 atau 0. Pada
kategori sangat kurang, keadaan awal adalah 13 atau 45, siklus pertama 0 atau 0, dan siklus kedua 0 atau 0.
4 12
13 8
18 3
4 17
8
5 10
15 20
25 30
35
Sangat Tinggi
Tinggi Cukup
Kurang Sangat
Kurang 90-100
80-89 70-79
60-69 0-59
Grafik Prestasi Belajar Siswa
Siklus II Siklus I
Kondisi Awal
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
C. Pembahasan
1. Minat Belajar Siswa
Minat belajar siswa dapat dilihat melalui peningkatan kegiatan belajar selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan belajar siswa mengalami peningkatan
yang signifikan pada siklus kedua dalam hal positif terutama siswa yang memperhatikan guru, mencatat, bertanya, menjawab pertanyaan, aktif, mengambil
giliran, mengemukakan pendapat. Sementara dalam hal negatif terjadi penurunan terutama siswa tidak memperhatikan pembelajaran, ribut di dalam kelas, dan
keluar masuk kelas. Peningkatan kegiatan belajar siswa tersebut sangat mempengaruhi minat
belajar sejarah siswa karena kegiatan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung merupakan wujud minat belajar siswa itu sendiri. Pada pra penelitian
nilai rata-rata minat belajar siswa adalah 64,10, sedangkan pada siklus pertama menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD
meningkat menjadi 73,48. Pada siklus kedua rata-rata minat belajar siswa meningkat menjadi 80,08. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan minat belajar sejarah siswa. Terjadinya peningkatan minat tersebut karena siswa
sudah paham terhadap langkah-langkah pembelajaran sehingga siswa banyak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bertanya, aktif dalam diskusi, mengemukakan pendapat, mengambil giliran, dan menyelesaikan tugas. Selain itu, siswa juga tertib di dalam kelas, tidak keluar
masuk kelas, tidak ribut di dalam kelas. Menurut Rosyidah, timbulnya minat pada diri seseorang pada prinsipnya
dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu minat yang berasal dari pembawaan dan minat yang timbul dari luar.
55
Peningkatan minat yang terjadi pada siklus kedua dapat disebabkan oleh faktor dari dalam siswa dan dari luar diri siswa. Hal
tersebut disebabkan oleh rangsangan yang terjadi dalam diri siswa dan luar diri siswa. Faktor pendorong peningkatan minat belajar dalam diri siswa tersebut
disebabkan oleh keinginan belajar yang terdapat dalam dirinya untuk aktif mengikuti pembelajaran. Sementara faktor pendorong di luar diri siswa tersebut
disebabkan oleh cara mengajar yang tidak monoton, dan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD yang mengutamakan
kerja sama antara siswa, sehingga dengan terjalinnya kerja sama yang baik antara siswa yang satu dengan siswa lainnya dapat merangsang keinginan untuk belajar
dan dapat meningkatkan minat belajar siswa tersebut.
2. Prestasi Belajar Siswa
Prestasi belajar siswa mengalami peningkatan yang signifikan. Pada pra penelitian nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 59,97 meningkat menjadi
75,72 pada siklus pertama. Sementara pada siklus kedua terjadi peningkatan yaitu 82,90. Peningkatan prestasi belajar siswa tersebut dapat dipengaruhi oleh
peningkatan kegiatan belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dan
55
Ahmad Susanto, op.cit. hlm. 60.
juga peningkatan minat belajar siswa. Peningkatan kegiatan belajar dan minat belajar siswa sangat menunjang meningkatnya prestasi belajar siswa.
Peningkatan prestasi belajar siswa dapat disebabkan oleh dua faktor yakni faktor yang berasal dari dalam diri siswa dan berasal dari luar diri siswa. Faktor
yang berasal dari dalam diri siswa dapat disebabkan oleh keinginan untuk mendapatkan nilai dengan berbagai usaha baik melalui buku pelajaran maupun
bertanya kepada guru. Faktor yang berasal dari luar diri siswa dapat disebabkan oleh dorongan dari orangtua, teman, dan juga model pengajaran guru yang tepat
dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yakni model pembelajaran Student Teams
Achievement Division STAD. Model pembelajaran tersebut mengutamakan keaktifan siswa baik secara perorangan maupun secara kelompok. Model
pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD yang diterapkan sesuai dengan langkah-langkahnya dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah
siswa. Melalui model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD tersebut dapat merangsang kemampuan berpikir siswa melalui diskusi, karena
melalui diskusi siswa dapat mengemukakan pendapat, mengambil giliran, bertanya, menyelesaikan tugas. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat
disimpulkan bahwa proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD secara tepat dan benar serta sesuai
dengan langkah-langkahnya dapat meningkatkan minat dan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman
Yogyakarta. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut: 1.
Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan minat belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A
SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Hal ini dapat ditunjukkan pada keadaan awal skor rata-rata adalah 64,10, pada siklus pertama meningkat
menjadi 73,48 atau 9,38, dan pada siklus kedua meningkat menjadi 80,08 atau 6,6.
2. Penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD
dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Hal ini dapat ditunjukkan
dengan peningkatan nilai rata-rata hasil belajar sejarah siswa dan jumlah siswa yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal KKM. Pada keadaan awal
nilai rata-rata adalah 59,97, pada siklus pertama meningkat menjadi 75,72, dan pada siklus kedua meningkat menjadi 82,89. Berdasarkan jumlah siswa yang
memenuhi KKM, pada keadaan awal 2 orang atau 6,25, meningkat pada siklus I menjadi 20 orang atau 68,97, dan meningkat lagi pada siklus II
menjadi 25 orang atau 86,21. PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Dengan demikian, pembelajaran dengan menggunakan model Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan kualitas
pembelajaran baik dari segi proses belajar maupun hasil belajar.
B. Saran