Pendekatan Saintifik Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah

masa lampau, sehingga pembelajaran sejarah dapat hidup. Dalam mengajarkan sejarah, guru harus dapat menghidupkan peristiwa-peristiwa masa lampau karena sejarah yang baik adalah sejarah yang seperti hidup kembali. Dalam materi penelitian ini membahas tentang Proses Islamisasi di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Maluku, Nusa Tenggara, dan Papua. Dari materi tersebut, guru menghidupkan kembali proses Islamisasi di Indonesia yang terjadi pada masa lampau dengan mengaitkannya pada masa sekarang. Misalnya, dampak positif dari proses Islamisai pada masa lampau yang masih dirasakan hingga saat ini. Untuk memperbaiki masalah yang terdapat dalam pembelajaran sejarah, serta membuktikan bahwa sejarah tersebut sangat menarik bahkan selalu kontekstual, maka perlu menggunakan model-model pembelajaran yang tepat. Melalui model yang diterapkan, diharapkan dapat merangsang ketertarikan siswa dalam pembelajaran sejarah. Selanjutnya, siswa diharapkan untuk menemukan nilai-nilai yang terdapat dalam pembelajaran sejarah.

5. Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah

a. Pendekatan Saintifik

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, pengertian pendekatan adalah 1 proses, perbuatan, cara mendekati; 2 usaha dalam rangka aktivitas pengamatan untuk mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti, metode-metode untuk mencapai pengertian tentang masalah pengamatan. Adapun pengertian pendekatan pembelajaran, anatara lain sebagai berikut: 1 Perspektif sudut pandang, pandangan teori yang dapat digunakan sebagai landasan dalam memilih model, metode, dan teknik pembelajaran. 2 Suatu proses atau perbuatan yang digunakan guru untuk menyajikan bahan pelajaran. 3 Sebagai titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya memadai, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran, dengan cakupan teoritis tertentu. 17 Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah, merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis, mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik kesimpulan dan mengkomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang “ditemukan”. Pendekatan saintifik dimaksudkan untuk memberikan pemahaman kepada peserta didik dalam mengenal, memahami berbagai materi menggunakan pendekatan ilmiah, bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak tergantung pada informasi searah dari guru. 18 Pendekatan saintifik memberi pedoman kepada guru untuk mengarahkan peserta didik agar tetap mandiri dalam mengerjakan tugas serta aktif di dalam kelas. Kemandirian yang diharapkan adalah mencari tahu berbagai sumber 17 Hosnan, Pendekatan Saintifik dan Kontekstual dalam Pembelajaran Abad 21: Kunci Sukses Implementasi Kurikulum 2013, Ghalia Indonesia, Bogor, 2014, hlm. 32. 18 Ibid. hlm. 34. infomasi terutama yang berkaitan dengan materi pembelajaran oleh siswa itu sendiri. Sehingga peserta didik tidak tergantung dari guru. Dalam pendekatan saintifik terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut. 1 Mengamati Observing Kegiatan pertama pada pendekatan ilmiah adalah pada langkah pembelajaran mengamati Observing. Metode observasi adalah salah satu strategi pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual dan media asli dalam rangka membelajarkan siswa yang mengutamakan kebermaknaan proses belajar 19 . 2 Menanya Questioning Langkah ke dua pada pendekatan saintifk adalah menanya. Kegiatan belajarnya adalah mengajukan pertanyaan tentang informasi yang tidak dipahami dari apa yang dipelajari atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang diamati dimulai dari pertanyaan faktual sampai ke pertanyaan yang bersifat hipotetik. 20 Dalam hal ini, siswa dituntut aktif di dalam kelas, siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan guru, akan tetapi mencoba menanyakan hal-hal yang tidak dipahami. Tujuannya, agar siswa mampu memahami pelajaran secara mendalam. 3 Mengumpulkan Informasi Kegiatan mengumpulkan informasi merupakan tindak lanjut dari bertanya. Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan 19 Ibid. hlm. 39. 20 Ibid. hlm. 48. informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. 21 Informasi tersebut dapat diperoleh dengan cara siswa tidak berpedoman pada satu sumber buku saja, akan tetapi mengumpulkan informasi dari berbagai sumber buku yang masih relevan terhadap pembelajaran yang sedang dipelajarinya. Sehingga, dengan mengumpulkan informasi ini siswa diharapkan dapat terbekali atas usaha-usaha yang telah dilakukannya. 4 MengasosiasikanMengolah InformasiMenalar Associating Mengasosiasimengolah informasimenalar adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan, baik terbatas dari hasil kegiatan mengumpulkaneksperimen maupun hasil dari kegiatan mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Pengolahan informasi yang dikumpulkan dari yang bersifat menambah leluasan dan kedalaman sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari solusi dari berbagai sumber yang memiliki pendapat yang berbeda sampai kepada yang bertentangan 22 . 5 Mengomunikasikan Pembelajaran Pada tahapan ini, diharapkan peserta didik dapat mengomunikasikan hasil pekerjaan yang telah disusun baik secara bersama-sama dalam kelompok maupun secara individu dari hasil kesimpulan yang telah dibuat bersama. 23 21 Ibid. hlm. 57. 22 Ibid. hlm. 68. 23 Ibid. hlm. 75-76. 6 Membentuk Jejaring Networking Pada tahap ini siswa diharapkan untuk membentuk jejaring pada kelas. Kegiatan pelajarannya adalah menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis secara lisan, tertulis, atau media lainnya. Kompetensi yang dikembangkan adalah mengembangkan sikap jujur, teliti, toleransi, kemampuan berpikir sistematis, mengungkapkan pendapat dengan singkat dan jelas, dan mengembangkan kemampuan bahasa yang baik dan benar. 24 Selain itu, dalam tahap ini sangat membawa dampak positif bagi siswa. Siswa terbiasa memiliki kepercayaan diri untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya, baik selama proses pembelajaran maupun di luar proses pembelajaran.

b. Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Sejarah

Dokumen yang terkait

Perbedaan hasil belajar biologi siswa antara pembelajaran kooperatif tipe stad dengan metode ekspositori pada konsep ekosistem terintegrasi nilai: penelitian quasi eksperimen di SMA at-Taqwa Tangerang

0 10 192

Peningkatan Hasil Belajar Biologi Siswa dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Konsep Jaringan Tumbuhan (Penelitian Tindakan Kelas di Kelas XI IPA MA Jamiyyah Islamiyah Pondok Aren Tangerang Tahun Ajaran 2012-2013)

1 6 287

Penerapan model pembelajaran kooperatif dengan teknik Student Teams Achievement Division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar fiqih di MTs Nurul Hikmah Jakarta

0 9 145

Penerapan model pembelajaran kooperatif student teams achievement division dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih: penelitian tindakan kelas VIII-3 di MTs Jami'yyatul Khair Ciputat Timur

0 5 176

Komparasi hasil belajar metode teams games tournament (TGT) dengan Student Teams Achievement Division (STAD) pada sub konsep perpindahan kalor

0 6 174

The effectiveness of using student teams achievement division (stad) technique in teaching direct and indirect speech of statement (A quasi experimental study at the eleventh grade of Jam'iyyah Islamiyyah Islamic Senior high scholl Cege)

3 5 90

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dalam meningkatkan hasil belajar akidah akhlak: penelitian tindakan kelas di MA Nihayatul Amal Karawang

0 10 156

Applying Student Teams Achievement Division (STAD) Technique to Improve Students’ Reading Comprehension in Discussion Text. (A Classroom Action Research in the Third Grade of SMA Fatahillah Jakarta)

5 42 142

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Student Teams Achievement Division dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqih (Penelitian Tindakan Kelas VIII-3 di Mts. Jam'yyatul Khair Ciputat Timur)

0 5 176

Peningkatan minat dan prestasi belajar Sejarah dengan menggunakan model jigsaw pada siswa kelas X Kimia Industri SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta.

0 0 169