a. Hasil Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Pra Penelitian dengan
Siklus I Tabel 44: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Pra Penelitian
dengan Siklus I No
Nama Siswa
Prestasi Selisih
Keterangan PP
SikI J
N T
Te
1 ABW
79 82
3 3,00
√ 2
ASPP 54
78 24
24,00 √
3 AIZ
64 76
12 12,00
√ 4
AAP 64
76 12
12,00 √
5 AM
72 80
8 8,00
√ 6
APS 59
76 17
17,00 √
7 AP
45 76
31 31,00
√ 8
AR 59
76 17
17,00 √
9 AADS
53 82
29 29,00
√ 10 AW
63 74
11 11,00
√ 11 AA
48 72
24 24,00
√ 12 BAA
60 70
10 10,00
√ 13 DP
65 76
11 11,00
√ 14 DZ
51 64
13 13,00
√ 15 DIH
70 66
4 4,00
√ 16 DK
64 80
16 16,00
√ 17 DR
51 78
27 27
√ 18 DHCN
66 80
14 14
√ 19 DAA
65 78
13 13
√ 20 DK
60 64
4 4,00
√ 21 DJNA
64 82
18 18,00
√ 22 ENA
61 78
17 17,00
√ 23 ES
77 80
3 3,00
√ 24 FM
60 76
16 16,00
√ 25 FYKK
59 78
19 19,00
√ 26 FF
56 72
16 16,00
√ 27 FS
53 80
27 27,00
√ 28 GSP
54 72
18 18,00
√ 29 HRD
43 74
31 31,00
√
Jumlah 1739
2196 28
1 Persentase
96,55 3,45 Rata-rata
59,97 75,72
Tertinggi 79
82 Terendah
43 64
b. Hasil Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Siklus I dengan Siklus II
Tabel 45: Analisis Komparatif Prestasi Belajar Siswa antara Siklus I dengan Siklus II
No Nama
Siswa Prestasi
Selisih Keterangan
SikI SikII
J N
T Te
1 ABW
82 94
12 12,00
√ 2
ASPP 78
92 14
14,00 √
3 AIZ
76 78
2 2,00
√ 4
AAP 76
86 10
10,00 √
5 AM
80 94
14 14,00
√ 6
APS 76
74 2
2,00 √
7 AP
76 86
10 10,00
√ 8
AR 76
78 2
2,00 √
9 AADS
82 84
2 2,00
√ 10 AW
74 78
4 4,00
√ 11 AA
72 88
16 16,00
√ 12 BAA
70 80
10 10,00
√ 13 DP
76 88
12 12,00
√ 14 DZ
64 70
6 6,00
√ 15 DIH
66 88
22 22,00
√ 16 DK
80 86
6 6,00
√ 17 DR
78 80
2 2
√ 18 DHCN
80 82
2 2
√ 19 DAA
78 86
8 8
√ 20 DK
64 72
8 8,00
√ 21 DJNA
82 88
6 6,00
√ 22 ENA
78 86
8 8,00
√ 23 ES
80 76
4 4,00
√ 24 FM
76 88
12 12,00
√ 25 FYKK
78 90
12 12,00
√ 26 FF
72 80
8 8,00
√ 27 FS
80 80
0,00 √
28 GSP 72
72 0,00
√ 29 HRD
74 80
6 6,00
√
Jumlah 2196
2404 25
2 2
Persentase 86,20 6,89 6,89
Rata-rata 75,72
82,89 Tertinggi
82 94
Terendah 64
70
Berdasarkan hasil analisis komparasi yang tertera di atas, menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik
Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta. Pada pra penelitian menunjukkan nilai rata-rata siswa adalah 59,97 dengan nilai tertinggi 79, dan nilai
terendah 43. Persentase siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 6,89, dan siswa yang nilainya masih di bawah KKM adalah 93,10.
Setelah penerapan
pembelajaran dengan
menggunakan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD pada siklus pertama terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai
rata-rata siswa adalah 75,72 dengan nilai tertinggi 82, dan nilai terendah 64. Persentase siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 65,51, dan siswa yang
nilainya masih di bawah KKM adalah 34,48. Pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran
Student Teams Achievement Division STAD pada siklus kedua, juga terjadi peningkatan prestasi belajar sejarah siswa, nilai rata-rata siswa adalah 82,89
dengan nilai tertinggi 94, dan nilai terendah 70. Persentase siswa yang nilainya mencapai KKM adalah 86,20, dan siswa yang nilainya masih di bawah KKM
adalah 13,79. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division STAD pada pelajaran sejarah, dapat meningkatkan prestasi belajar sejarah siswa kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok
Sleman Yogyakarta. Peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dapat dilihat melalui tebel berikut:
Tabel 46: Peningkatan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Kelas X Teknik Pemesinan A SMK Negeri 2 Depok Sleman Yogyakarta
Keterangan Pra Penelitian
Siklus I Siklus II
Rata-rata 58,78
75,72 82,89
Nilai tertinggi 79
82 94
Nilai terendah 43
64 70
Tuntas 6,25
68,96 86,20
Tidak tuntas 93,75
31,03 13,79
Berdasarkan analisis komparasi prestasi belajar sejarah siswa secara individu menunjukkan bahwa setelah menggunakan model pembelajaran Student
Teams Achievement Division STAD pada siklus pertama dan siklus kedua nilai yang diperoleh mengalami peningkatan dan penurunan. Secara lebih rinci
peningkatan prestasi belajar sejarah siswa dari data awal sampai siklus kedua dapat dilihat melalui tabel berikut:
Tabel 47: Perbandingan Prestasi Belajar Sejarah Siswa Siklus I dan Siklus II
No Skala
Prestasi Kriteria
Kondisi Awal Siklus I
Siklus II f
Rata- rata
f Rata-
rata f
Rata- rata
1 90-100
Sangat Tinggi
59,97 75,72
4 14
82,90 2
80-89 Tinggi
8 28
17 59
3 70-79
Cukup 4
14 18
62 8
27 4
60-69 Kurang
12 41
3 10
5 0-59
Sangat Kurang
13 45
Jumlah 29
100 29
100 29
100
Grafik II: Data Perbandingan Prestasi Belajar Siswa Keadaan Awal, Siklus I, dan Siklus II
Berdasarkan tabel 47 di atas dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar siswa. Hal tersebut ditunjukkan dari rata-rata keadaan awal 59,97
pada siklus pertama meningkat menjadi 75,72 dan pada siklus kedua meningkat menjadi 82,89. Pada keadaan awal dan siklus pertama kategori sangat tinggi
adalah 0 atau 0, tetapi pada siklus kedua meningkat menjadi 4 atau 14. Pada kategori tinggi, keadaan awal adalah 0 atau 0, tetapi pada siklus pertama
meningkat menjadi 8 atau 28 dan pada siklus kedua meningkat menjadi 17 atau 59. Pada kategori cukup, keadaan awal adalah 4 atau 14, siklus pertama 18
atau 62, dan siklus kedua 8 atau 27. Pada kategori kurang, keadaan awal adalah 12 atau 41, siklus pertama 3 atau 10, dan siklus kedua 0 atau 0. Pada
kategori sangat kurang, keadaan awal adalah 13 atau 45, siklus pertama 0 atau 0, dan siklus kedua 0 atau 0.
4 12
13 8
18 3
4 17
8
5 10
15 20
25 30
35
Sangat Tinggi
Tinggi Cukup
Kurang Sangat
Kurang 90-100
80-89 70-79
60-69 0-59
Grafik Prestasi Belajar Siswa
Siklus II Siklus I
Kondisi Awal
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan prestasi belajar
siswa.
C. Pembahasan
1. Minat Belajar Siswa
Minat belajar siswa dapat dilihat melalui peningkatan kegiatan belajar selama pembelajaran berlangsung. Kegiatan belajar siswa mengalami peningkatan
yang signifikan pada siklus kedua dalam hal positif terutama siswa yang memperhatikan guru, mencatat, bertanya, menjawab pertanyaan, aktif, mengambil
giliran, mengemukakan pendapat. Sementara dalam hal negatif terjadi penurunan terutama siswa tidak memperhatikan pembelajaran, ribut di dalam kelas, dan
keluar masuk kelas. Peningkatan kegiatan belajar siswa tersebut sangat mempengaruhi minat
belajar sejarah siswa karena kegiatan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung merupakan wujud minat belajar siswa itu sendiri. Pada pra penelitian
nilai rata-rata minat belajar siswa adalah 64,10, sedangkan pada siklus pertama menggunakan model pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD
meningkat menjadi 73,48. Pada siklus kedua rata-rata minat belajar siswa meningkat menjadi 80,08. Jadi, dapat disimpulkan bahwa penerapan model
pembelajaran Student Teams Achievement Division STAD dapat meningkatkan minat belajar sejarah siswa. Terjadinya peningkatan minat tersebut karena siswa
sudah paham terhadap langkah-langkah pembelajaran sehingga siswa banyak PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI