109
Rerata
1,78 2,13
2,34 2,65
2,73 3,17
Prosentas e
29,71 35,5
39,13 44,2
45,65 52,89
Keterangan: Skor yang terdapat pada tabel adalah jumlah skor 3 aspek yang diamati oleh peneliti.
Gambar 2: Grafik Skor Keaktifan Peserta Didik
Tabel 14: Perbandingan Nilai Keterampilan Membaca Peserta Didik
No. Pra-tindakan
Siklus I Siklus II
1. 76
92 87
2. 68
76 82
3. 65
76 82
4. 74
79 79
5. 65
79 6.
68 68
79 7.
85 82
87 8.
71 74
9. 62
79 85
10. 85
89 82
11. 68
89 87
29.17 35.50
39.13 44.20
45.64 52.89
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00
Observasi Tindakan 1
Siklus I
Tindakan 2
Siklus I
Tindakan 3
Siklus I
Tindakan 1
Siklus II
Tindakan 2
Siklus II
110
12. 68
74 87
13. 85
89 87
14. 79
84 64
15. 65
82 77
16. 59
82 79
17. 79
79 87
18. 85
84 87
19. 79
89 87
20. 85
87 87
21. 74
87 82
22. 62
79 87
23. 62
79 87
RATA-RATA 72.4
78,43 82,81
PERSENTASE KELULUSAN
9
x100 = 39,13
x100= 90,90
x 100 = 90,90
Gambar 3:
Grafik Rata-Rata Nilai Keterampilan Membaca
Tabel 14:
Hasil Prestasi Peserta Didik
No. Hasil Prestasi
Pra-Tindakan Siklus I
Siklus II 1.
Nilai Terendah 62
68 64
2. Nilai Tertinggi
85 92
87
66 68
70 72
74 76
78 80
82 84
Pra ‐Tindakan
Siklus I
Siklus II
72.4 78.43
82.81
111
3. Jumlah Peseta Didik Memenuhi KKM
9 20
20 4. Jumlah Peserta Didik
Belum Memenuhi KKM 14
3 3
5. Rata-rata
72.4 78,43
82,81 6.
Ketuntasan ≥7,5 39,13
90,90 90,90
Gambar 4: Grafik Presentase Kelulusan Peserta Didik
C. Pembahasan
Setelah tindakan dilaksanakan, penerapan media komik terbukti dapat meningkatkan keaktifan belajar dan prestasi belajar keterampilan membaca
bahasa Jerman peserta didik kelas XI IPS 4 SMA N 2 Banguntapan Bantull. Hal tersebut dapat terlihat dari meningkatnya prestasi belajar keterampilan membaca
bahasa Jerman peserta didik dan meningkatnya keaktifan belajar peserta didik dalam mengikuti pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman.
0.00 10.00
20.00 30.00
40.00 50.00
60.00 70.00
80.00 90.00
100.00
Pra ‐Tindakan
Siklus I
Siklus II
39.13 90.90
90.90
112
Berdasarkan tabulasi data di atas diketahui bahwa media komik dapat meningkatkan prestasi keterampilan membaca peserta didik. Nilai rata-rata peserta
didik pada pra-tindakan atau sebelum menggunakan media komik mencapai 72,4 dengan presentase kelulusan nilai kelas XI IPS 4 39,13. Terdapat 14 peserta
didik yang mendapat nilai di bawah KKM. Pada siklus pertama terjadi peningkatan nilai rata-rata peserta didik menjadi 78,43. Presentase ketuntasan
meningkat menjadi 90,90. Dari 22 peserta didik yang mengikuti tes siklus pertama hanya 2 peserta didik yang mendapat nilai di bawah KKM. Kemudian
terjadi peningkatan rata-rata nilai pada tes evaluasi siklus kedua. Rata-rata nilai meningkat menjadi 82,81. Akan tetapi presentase ketuntasan masih sama dengan
siklus pertama yakni 90,90. Kestabilan presentase ketuntasan ini karena jumlah peserta didik yang mendapat nilai dibawah KKM sama dengan jumlah peserta
didik yang tidak tuntas pada siklus pertama. Peserta didik bernomor 8 pada tes pra-tindakan, siklus I, dan siklus II
selalu mendapat nilai dibawah KKM. Dilihat dari pengisian angket ternyata peserta didik tersebut sangat jarang mengisi angket. Pada angket pra-tindakan
peserta didik tersebut berpendapat bahwa bahasa Jerman adalah mata pelajaran yang disenangi. Pada saat tes siklus pertama peserta didik tersebut tidak masuk
sekolah dikarenakan sakit, pada pengisian angket refleksi siklus II peserta didik mengungkapkan bahwa peserta didik sudah bosan diajarkan dengan media komik,
walaupun yang bersangkutan mengungkapkan bahwa media tersebut dapat
113
menambah kosakatanya. Jika dilihat dari segi keaktifan peserta didik tersebut juga sangat rendah tingkat keaktifannya dari awal pertama observasi.
Pengggunaan media komik pada pembelajaran bahasa Jerman membuat peserta didik nampak lebih aktif. Menurut tabulasi data skor keaktifan peserta
didik, pada saat pra tindakan dapat dilihat presentase skor keaktifan peserta didik sebesar 29,17. Pada tindakan pertama presentase skor keaktifan peserta didik
meningkat menjadi 35,5. Pada tindakan 2 dan 3 siklus pertama presentase keaktifan meningkat menjadi 39,13 kemudian menjadi 44,2. Selanjutnya,
pada pelaksanaan tindakan 1 siklus kedua terdapat peningkatan kembali persentase skor keaktifan peserta didik mencapai 45,65. Kemudian pada
tindakan 2 siklus II keaktifan peserta didik meningkat menjadi 52,89. Berdasarkan data tersebut, media komik mampu meningkatkan keaktifan peserta
didik dalam pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar tidak hanya didominasi beberapa peserta didik saja yang menonjol, namun keaktifan tersebut nampak
merata pada saat pembelajaran di kelas. Dilihat dari segi prestasi belajar bahasa Jerman peserta didik media
komik dikatakan berhasil dalam meningkatkan keterampilan membaca. Keberhasilan tersebut dikarenakan beberapa alasan yang berkaitan dengan
penggunaan media komik yang dijabarkan sebagai berikut. 1 penyajian materi melalui media komik yang umumnya berwarna dan bergambar membuat minat
peserta didik dalam mempelajari bahasa Jerman menjadi meningkat. 2 media komik yang digunakan disesuaikan dengan usia peserta didik sehingga cocok