Deskripsi Data Angket Deskripsi Data Penelitian

70 Jerman. 1 orang peserta didik atau 4.3 tidak menjawab pertanyaan tersebut. Berikut adalah ungkapan yang diberikan peserta didik. “Kadang susah dalam mengucapkan kata dalam bahasa Jerman.” 4 Sebanyak 12 peserta didik atau sebesar 52,17 dari jumlah peserta didik berpendapat bahwa pembelajaran bahasa Jerman yang sudah berlangsung cukup asyik dan menyenangkan. Sebanyak 4 peserta didik atau 17,39 dari jumlah peserta didik berpendapat bahwa mereka kurang paham dengan pembelajaran bahasa Jerman selama ini. 4,34 dari jumlah peserta didik atau 1 peserta didik berpendapat bahwa pembelajaran bahasa Jerman tidak asyik. 21,73 dari jumlah peserta didik atau sebanyak 5 orang berpendapat mereka sudah cukup memahami pembelajaran bahasa Jerman yang sudah berlangsung. 1 peserta didik tidak menjawab. Berikut adalah kutipan pendapat dari peserta didik. “Tidak terlalu tertarik, tapi menyenangkan.” 5 Sebanyak 13 peserta didik atau 56,52 dari jumlah peserta didik berpendapat bahwa latihan membaca perlu ditingkatkan dalam pembelajaran bahasa Jerman. 4 peserta didik atau 17,39 dari jumlah peserta didik berpendapat perlunya memperbanyak kosakata dalam meningkatkan pembelajaran. 13,04 dari jumlah peserta didik atau sebanyak 3 peserta didik berpendapat bahwa faktor guru, materi, dan waktu pembelajaran dapat ditingkatkan. 1 peserta didik atau 4,34 dari jumlah peserta didik berpendapat bahwa diperlukannya 71 latihan berbicara guna meningkatkan pembelajaran bahasa Jerman. berikut adalah ungkapan yang diberikan oleh peserta didik. “Peserta didik harus lebih sering membaca dalam bahasa Jerman.” d. Data Nilai Tes Pra-Tindakan Tes pra-tindakan dilaksanakan pada hari Senin, 1 Agustus 2016. Tes pra- tindakan ini diikuti oleh 23 peserta didik. Berikut adalah hasil tes pra-tindakan. Tabel 8: Nilai Tes Pra-Tindakan No. Pra-tindakan 1. 76 2. 68 3. 65 4. 74 5. 65 6. 68 7. 85 8. 71 9. 62 10. 85 11. 68 12. 68 13. 85 14. 79 15. 65 16. 59 17. 79 18. 85 19. 79 20. 85 21. 74 22. 62 23. 62 RATA-RATA 72.4 PERSENTASE KELULUSAN 9 x100 = 39,13 Keterangan : Belum tuntas 72

2. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian terdiri dari dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Masing-masing tindakan di tiap siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Adapun penjelasan kegiatan tiap siklus sebagai berikut.

a. Siklus I

Peneliti dan guru berkolaborasi merencanakan siklus I, dimana tahap tindakan disusun menggunakan model siklus Kemmis dan Taggart. Model penelitian tersebut adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari empat langkah pokok, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. 1 Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan siklus I diawali dengan identifikasi masalah. Masalah diidentifikasi dari wawancara yang dilakukan dengan guru dan peserta didik, observasi, dan pengisian angket peserta didik. Subjek penelitian yang ditetapkan adalah kelas XI IPS 4. Berdasarkan hasil wawancara, observasi, dan pengisian angket peserta didik kelas XI IPS 4, teridentifikasi beberapa kendala peserta didik dalam mempelajari keterampilan membaca bahasa Jerman, baik secara extern maupun intern yang mempengaruhi prestasi peserta serta keterlibatan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran bahasa Jerman adalah sebagai berikut. 1 Penguasaan kosakata peserta didik yang minim berpengaruh terhadap kemampuan memahami teks bahasa Jerman. 2 Peserta didik juga kesulitan dalam membaca dan melafalkan kata atau teks bahasa Jerman. 3 Hampir semua peserta didik 73 terkendala dari segi keaktifan dikarenakan kurang percaya diri serta ketidakberanian mengungkapkan pendapat pada pembelajaran bahasa Jerman. 4 Keinginan peserta didik akan penggunaan media pembelajaran yang menarik sehingga membuat pembelajaran bahasa Jerman lebih menyenangkan 5 Persepsi peserta didik bahwa bahasa Jerman sulit dipelajari. Adapun kendala eksternal peserta didik dalam mengikuti pembelajaran membaca bahasa Jerman adalah sebagai berikut. 1 Penjelasan guru cenderung membosankan karena guru menggunakan metode konvensional pada pembelajaran membaca bahasa Jerman. 2 Suasana kelas saat belajar kurang kondusif dikarenakan letak kelas yang berdekatan dengan kantin. Berdasarkan permasalahan yang teridentifikasi, peneliti dan guru berkolaborasi dan berdiskusi untuk memilih, membatasi, dan mempertimbangkan sebagian masalah yang dianggap perlu untuk segera ditangani. Oleh karena itu, guru dan peneliti sepakat untuk memfokuskan penyelesaian masalah yang terkait dengan pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman sebagai berikut. 1 keaktifan peserta didik yang dirasa masih rendah dalam pembelajaran bahasa Jerman. 2 prestasi keterampilan membaca bahasa Jerman belum optimal, dilihat dari penguasaan kosakata yang masih kurang dan sebagian besar peserta didik tekendala dalam memahami isi teks. 3 pembelajaran bahasa Jerman yang jarang menggunakan media yang menarik. Berdasarkan masalah yang sudah dipilih, maka guru dan peneliti berkolaborasi menyusun pemecahan masalah terhadap pembelajaran membaca 74 bahasa Jerman. Peneliti dan guru menentukan beberapa gagasan pemecahan masalah. Pemecahan masalah yang disepakati adalah sebagai berikut. 1 Guru berusaha mendorong peserta didik agar aktif dalam pembelajaran keterampilan membaca bahasa Jerman dengan menggunakan media komik. Media komik diharapkan dapat mempermudah peserta didik untuk memahami teks bahasa Jerman, sehingga diasumsikan bahwa keaktifan peserta didik untuk terlibat dalam pembelajaran bahasa Jerman meningkat dan juga permasalahan dalam keterampilan membaca dapat teratasi. 2 Guru berupaya meningkatkan keaktifan peserta didik dengan cara memberikan banyak latihan bagi peserta didik sehingga dapat melatih kemampuan membaca bahasa Jerman peserta didik. 3 Menggunakan media komik sebagai salah satu media yang menarik dan menyenangkan. Langkah berikutnya guru dan peneliti mendiskusikan implementasi pembelajaran bahasa Jerman menggunakan media komik. Diskusi tersebut dilaksanakan peneliti pada hari Senin, 1 Agustus 2016 pada pukul 12.30-13.30 di lobby SMA N 2 Banguntapan Bantul. Pada pertemuan tersebut peneliti dan guru mendiskusikan media komik yang akan dipakai untuk meningkatkan keterampilan membaca teks bahasa Jerman peserta didik. peneliti menjelaskan kepada guru bagaimana menggunakan media komik dalam pembelajaran bahasa Jerman. Realisasi media ini adalah mengelompokkan dan memantau peserta didik. Guru dan peneliti menetapkan indikator keberhasilan tindakan. Indikator keberhasilan mencakup keberhasilan proses dan keberhasilan produk. Indikator

Dokumen yang terkait

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA N 1 TEMANGGUNG MELALUI MEDIA GAMBAR BERSERI.

5 45 268

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 2 BANGUNTAPAN BANTUL MELALUI TEKNIK PORPE (PREDICT, ORGANIZE, REHEARSE, PRACTICE, EVALUATE).

5 28 357

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA SMA NEGERI 3 TEMANGGUNG MELALUI PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR.

3 11 244

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS X SMA N 1 IMOGIRI BANTUL MELALUI PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION.

13 48 411

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Peserta Didik Kelas XI Bahasa SMA Negeri 1 Prambanan Klaten melalui Media Permainan Bahasa Bildgeschichte.

3 7 388

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI IPA SMA N 1 MUNTILAN MAGELANG MELALUI KARTUN.

1 4 198

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI BAHASA SMA N 2 WONOSARI GUNUNGKIDUL MELALUI MULTIMEDIA PREZI.

2 6 448

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI IPA 1 SMA N 1 SEDAYU BANTUL MELALUI KARTU DOMINO.

2 5 506

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMAN2 PURWOREJO MELALUI METODE PQ4R.

3 12 383

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK KELAS XI SMA NEGERI 1 JETIS BANTUL MELALUI METODE EVERYONE IS A TEACHER HERE.

2 5 399