Hakikat Keterampilan Membaca Kajian Teoretik 1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Jerman sebagai Bahasa Asing
14
gambaran permukaan linguistik yang disandingkan oleh penulis dan diakhiri dengan pemaknaan yang dibangun pembaca.
Membaca adalah keahlian yang bersifat menerima. Pada aspek ini, proses kognitif yang terlibat sama dengan proses pada keahlian mendengarkan. Pada
keahlian tersebut, peserta didik lebih diarahkan pada menganalisa pesan daripada menerima pesan. Tujuannya untuk mendorong peserta didik membaca dengan
nyaman sehingga peserta didik dapat memahami isi bacaan. Peserta didik tidak perlu memahami kata per kata atau kalimat per kalimat, namun peserta didik
dapat memahami keseluruhan isi bacaan dan mengungkapkan pikiran mereka tentang bacaan tersebut Widayanti 2007: 31.
Alyousef dalam jurnalnya yang berjudul “Teaching Reading Comprehension to ESLEFL Learners” mengemukakan bahwa “Reading can be
seen as an “interactive” process between a reader and a text which leads to automaticity or reading fluency.
Membaca dapat dilihat sebagai proses interaktif antara pembaca dan teks yang mengarahkan secara otomatis atau
kelancaran membaca. Selanjutnya Nurgiyantoro 2013: 368 kegiatan membaca merupakan
aktivitas mental memahami apa yang dituturkan orang lain. Dalam kegiatan membaca pembaca harus mengetahui bahawa lambang tulis tertentu mewakili
makana tertentu pula. Kegiatan membaca merupakan aktivitas berbahasa yang bersifar represif kedua setelah menyimak. Hubungan antara penulis dan pembaca
bersifat tidak langsung, melainkan melalui lambang tulisan. Dalam dunia
15
pendidikan aktifitas membaca adalah aktifitas yang paling penting karena pemerolehan ilmu paling banyak dilakukan saat aktifitas membaca.
Jadi dapat disimpulkan bahwa membaca adalah menangkap ide-ide dan gagasan yang baru, dalam proses membaca terdapat komunikasi antara penulis
dan pembaca yang berguna dalam pertukaran informasi dan gagasan. Dalam proses membaca bukan hanya pergerakan mata yang ditonjolkan akan tetapi
ingatan pembaca akan informasi-informasi yang terkandung dalam bacaan tersebut. Dengan membaca peserta didik menjadi tahu informasi-informasi
penting dalam sebuah teks. Membaca teks berbahasa Jerman membuat peserta didik dapat mengerti apa yang terdapat dalam teks tersebut, dan kemudian dapat
bersama-sama dengan pendidik membahas apa yang mereka dapatkan dalam kegiatan membacanya. Jadi kegiatan membaca teks berbahasa Jerman oleh peserta
didik tidak hanya bergantung pada mengartikan kata per kata akan tetapi memahami apa yang tertulis dalam bacaan tersebut. Nababan 1993: 164
menjelaskan bahwa “tujuan membaca adalah untuk mengerti atau memahami isi atau pesan yang terkandung dalam suatu bacaan seefisien mungkin.”
Dalam keterampilan membaca kompetensi dasar yang harus dicapai dalam setiap pembelajaran adalah mengidentifikasi bentuk dan tema wacana sederhana,
secara tepat, memperoleh informasi umum, informasi tertentu dan atau rinci dari wacan tulis sederhana secara tepat, dan membaca nyaring kata, frasa, dan kalimat
dalam wacana tertulis sederhana dengan tepat. Kompetensi dasar tersebut dapat dicapai dengan strategi membaca teks berbahasa Jerman.
16
Gultom 2012: 34 menyatakan bahwa ada dua jenis membaca, yaitu membaca bersuara dan tidak bersuara. 1 Membaca bersuara, meliputi membaca
nyaring, membaca teknik, membaca indah; 2 Membaca tidak bersuara, meliputi membaca teliti, membaca pemahaman, membaca ide, membaca kritis, membaca
telaah bahasa, membaca skimming sekilas, membaca cepat. Menurut Dinsel dan Reimann 1998: 10 terdapat tiga strategi dalam
membaca yaitu. 1 Globales Lesen yang artinya membaca secara umum. Membaca secara
umum disini adalah ketika peserta didik membaca sebuah teks, mereka hanya diarahkan untuk mencari tema dalam sebuah bacaan.
2 Detailliertes Lesen yang artinya membaca secara detail. Maksud dari membaca secara detail adalah peserta didik diarahkan untuk mencari
informasi penting dari sebuah bacaan secara mendetail, misalnya membaca resep masakan atau petunjuk pemakaian mesin cuci.
3 Selektives Lesen artinya membaca secara selektif. Maksudnya adalah peserta didik akan diarahkan untuk menentukan informasi tertentu
dalam teks bacaan, misalnya jadwal keberangkatan kereta api atau jadwal penerbangan.
Kemudian Alyousef 2006: 65-66 menyimpulkan dua tipe membaca, yaitu membaca ekstensif dan intensif. Membaca ekstensif hanya sekedar
membaca sekilas atau memindai, sedangkan membaca intensif adalah membaca secara seksama dan menggali makna dari bacaan tersebut.
Dari ketiga strategi ini peneliti menggunakan strategi milik Diensel dan Reimann. Strategi ini dipilih karena dapat membantu dalam mencapai kompetensi
dasar yang sudah ditentukan. Strategi membaca milik Diensel dan Reimann mencangkup strategi dari dua pendapat sebelumnya. Dalam setiap pembelajaran
bahasa Jerman terdiri atas tema besar yang kemudian akan terbagi-bagi menjadi
17
sub-tema. Tema besar yang diajarkan pada kelas XI semester 1 meliputi kehidupan keluarga.
Keterampilan membaca yang ada dalam penelitian ini adalah keterampilan membaca pemahaman dimana peserta didik dapat menelaah isi dari teks secara
membaca intensif. Peserta didik akan diajak mengamati dan kemudian menggali informasi dalam bacaan tersebut.
Dari beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca adalah sebuah proses yang mencangkup pengolahan kata dan kalimat
dalam sebuah teks sehingga dapat membuat pembaca mengerti apa yang ingin penulis sampaikan. Tujuan utamanya adalah dapat membuat pembaca atau dalam
hal ini peserta didik memahami makna dan isi yang terkandung dalam bacaan tersebut.