Media Komik Kajian Teoretik 1. Hakikat Pembelajaran Bahasa Jerman sebagai Bahasa Asing
25
tingkat menengah dan hampir setengahnya dari peserta didik SMA, dan 13 dari penduduk Amerika pada rentang usia 18 dan 30 tahun juga mulai menyukai
membaca komik. Sudjana, 2002: 64-65 Berdasarkan jenisnya Ranang 2010: 8 menuturkan komik dapat
dikelompokkan menjadi dua, yaitu comic strips dan comic books. Comic strips merupakan komik bersambung yang dimuat pada surat kabar atau majalah,
sedangkan comics books merupakan kumpulan cerita bergambar yang terdiri dari satu atau lebih judul dan tema cerita, atau disebut buku komik. Akan tetapi
seiiring perkembangan jaman, kini komik sudah merambah ke dunia internet, komik ini biasanya disebut dengan webcomic, e-comic, mobile comic, dan
sejenisnya. Komik yang akan dipakai adalah comic strips dimana komik tersebut
adalah komik yang sengaja dibuat bersambung agar peserta didik penasaran akan kelanjutan cerita. Tidak hanya cerita yang ditonjolkan dalam komik tersebut akan
tetapi juga materi yang dikemas secara menarik sehingga peserta didik tidak terkesan bosan. Selain dapat membuat pelajaran menjadi menarik, tulisan
bergambar juga dapat merangsang otak untuk suka membaca. Penggunaan comic strips juga nantinya akan disesuaikan dengan strategi
bahasa Jerman dalam membaca, yaitu membaca keseluruhan dari isi komik tersebut, kemudian mulai membaca detail mengenai pemahaman kosakata dan
struktur, kemudian dilanjutkan dengan membaca selektif.
26
Komik mempunyai pesan yang disampaikan melalui ilustrasi dan teks tertulis. Kedua unsur ini sangat penting dalam suatu cerita. Dari ilustrasinya dapat
disimpulkan bagaimana alur yang terjadi, dan dari teks tertulisnya dapat disimpulkan pula apa yang ingin disampaikan oleh komik tersebut. Cerita yang
dibuat komik biasanya tidak jauh dari kehidupan sehari-hari. Tokoh-tokoh dalam komik biasanya dapat berupa manusia maupun makhluk hidup lainnya. Ini dapat
mempermudah peserta didik mengaitkan isi cerita dengan pengalaman pribadinya. Komik merupakan media yang tepat untuk mengajar bahasa Jerman,
komik mempunyai kelebihan sebagai media pembelajaran. Menurut Ikhsan 2006: 2 komik dapat menjadi media pembelajaran yang sangat efektif. Komik dapat
menjelaskan konsep-konsep abstrak dan memerlukan objek yang konkrit pada beberapa mata pelajaran. Kemudian Trimo dalam Lestari 2009: 4 menjelaskan
kelebihan media komik. 1. Komik menambah perbendaharaan kata-kata pembacanya.
2. Mempermudah peserta didik menangkap hal-hal atau rumusan yang abstrak.
3. Dapat mengembangkan minat baca peserta didik dan salah satu studi lainnya.
4. Seluruh jalan cerita komik menuju satu hal yaitu kebaikan. Komik mempunyai beberapa kelebihan sebagai media pembelajaran, walaupun
begitu masih terdapat beberapa kelemahan komik. Menurut Trimo dalam Lestari 2009: 4-5 kelemahan komik adalah sebagai berikut.
1. Kemudahan membaca komik yang membuat malas membaca buku- buku yang tidak bergambar.
2. Ditinjau dari segi bahasa komik menggunakan kata-kata kotor dan kalimat yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
27
3. Banyak perilaku kekerasan dan perilaku sinting yang ditonjolkan. Peverted
4. Banyak adegan percintaan yang menonjol. Heinich 1996: 107-108 juga menambahkan kelemahan komik sebagai
media pembelajaran. Kelemahan tersebut adalah. a. Reading level. The major Limitation of printed materials is that they
are written at a certain reading level. b. One-way presentation. Since most printed materials are not
interactive, they tend to be used in passive way, often without comprehension.
c. Curriculum determination. Some time text book dictate the curriculum rather than used to support the curriculum.
Berdasarkan pendapat Heinich diatas maka media komik memiliki
beberapa kelemahan. Kelemahan tersebut meliputi: kemampuan membaca peserta didik, penggunaan media yang menggunakan metode komunikasi satu arah,
kompetensi yang ada pada kurikulum tidak semuanya bisa menggunakan media komik.
Dari beberapa kelemahan di atas juga dapat disimpulkan bahwa komik memiliki keterbatasan dalam penggunaanya. Keterbatasan tersebut ialah 1
Gambar yang menarik membuat konsentrasi peserta didik terpecah antara ingin membaca komik atau memperhatikan gambar. 2 Dengan adanya gambar peserta
didik cenderung menebak-nebak alur cerita tanpa membacanya. 3 penggunaan media komik harus diimbangi dengan metode yang tepat agar tujuan dapat
tercapai dengan baik. Komik mempunyai daya tarik sendiri diantara para peserta didik. Tanpa
paksaan ataupun perintah dengan senang hati peserta didik akan membaca komik.
28
Comic strips yang akan digunakan ini tentunya dapat meningkatkan motivasi
peserta didik dalam mempelajari bahasa Jerman. Di tahun 2000-an pernah beredar larangan membaca komik di kalangan peserta didik. Beberapa pendapat
mengatakan bahwa komik tidak memiliki muatan budi pekerti yang dapat dicontoh oleh peserta didik. Namun, dengan adanya penemuan-penemuan
penggunaan komik dalam pembelajaran di sekolah membuat pandangan terhadap komik menjadi berubah.
Walaupun komik bisa menjadi media yang baik dalam pembelajaran akan tetapi jika tidak di dukung dengan metode pembelajaran yang baik sama saja tidak
dapat banyak membantu. Selain itu, tidak semua orang dapat membuat komik yang membuatnya menjadi media yang jarang dipakai karena terbatas pada
pembuatannya. Komik yang dipakai dalam pembelajaran bahasa Jerman bukan komik sembarangan. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan komik strip
dalam bentuk lembaran yang dibagikan kepada peserta didik sehingga lebih mudah untuk dibaca. Komik yang akan dipakai dalam pembelajaran bahasa
Jerman mencukupi syarat-syarat berikut. 1 jalan cerita sesuai dengan kompetensi yang sedang diajarkan. 2 bahasa yang digunakan tidak terlalu susah untuk
peserta didik. 3 tema dan tokoh dalam komik sebaiknya disesuaikam dengan usia peserta didik. 4 gambar mempunyai alur yang runtut.
Kesimpulan di atas menunjukkan bahwa media komik dapat menjadi media pembelajaran yang efektif guna meningkatkan keterampilan membaca di
SMA N 2 Banguntapan Bantul. Media komik diharapkan mampu menambah
29
semangat belajar bahasa Jerman bagi peserta didik di SMA N 2 Banguntapan Bantul.