25
2.2.2.2.3 Tokoh dan Penokohan
Peristiwa dalam sastra seperti halnya peristiwa dalam kehidupan sehari- hari, yakni selalu diperankan oleh tokoh atau pelaku-pelaku tertentu. Pelaku yang
memerankan peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin sebuah cerita disebut tokoh. Cara pengarang menampilkan tokoh atau pelaku
disebut penokohan Aminudin 2002: 79. Sedangkan menurut Suharianto 2005: 20-22, penokohan atau perwatakan
ialah pelukisan mengenai tokoh cerita, baik keadaan lahirnya maupun batinnya, yang dapat berupa pandangan hidupnya, sikapnya, keyakinannya, adat-istiadatnya,
dan sebagainya. Seperti diketahui, yang ingin diungkapkan pengarang melalui karyanya
ialah manusia dan kehidupannya. Karena penokohan merupakan unsur cerita yang tidak dapat ditiadakan, melalui penokohan itulah cerita lebih nyata dalam angan-
angan pembaca. Dan melalui penokohan itu pulalah kita sebagai pembaca dapat dengan jelas menangkap wujud manusia yang peri kehidupannya sedang
diceritakan oleh pengarang. Ada dua macam cara yang biasa digunakan pengarang untuk melukiskan
tokoh ceritanya, yaitu dengan cara langsung dan cara tidak langsung. Disebut dengan cara langsung apabila pengarang langsung menguraikan atau
menggambarkan keadaan tokoh, misalnya dikatakan bahwa tokoh ceritanya cantik, tampan atau jelek, wataknya keras, cerewet, kulitnya hitam, bibirnya tebal,
rambutnya gondrong, dan sebagainya.
26
Sebaliknya apabila pengarang secara tersamar, dalam memberitahukan wujud atau keadaan tokoh ceritanya, maka dikatakan pelukisnya sebagai tidak
langsung. Penokohan tidak langsung contohnya: a
Dengan melukiskan keadaan kamar atau tempat tinggalnya, cara berpakaiannya, cara berbicaranya dan sebagainya. Lewat pelukisan tersebut
pembaca dapat membayangkan wujud tokoh, apakah dia seorang yang rajin, sopan, atau kurang ajar dan sebagainya.
b Dengan menanggapi sikap tokoh dalam menanggapi suatu kejadian atau
peristiwa dan sebagainya. Malalui cara ini pembaca dapat mengetahui apakah tokoh dalam cerita tersebut seorang yang berpendidikan, acuh tak acuh, yang
besar rasa kemanusiaannya atau tidak, dan sebagainya. c
Dengan melukiskan bagaimana tanggapan tokoh-tokoh lain dalam cerita bersangkutan.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa penokohan adalah lukisan tokoh cerita baik dalam keadaan batiniah maupun keadaan lahiriah yang
berupa pandangan hidup, keyakinan, adapt istiadat, dan sebagainya, baik secara langsung maupun tak langsung. Penokohan yang baik dalam sebuah cerpen adalah
jika pemilihan karakter tokoh sesuai dengan peranannya, pelukisan watak tokoh tajam dan nyata, dan pendeskripsian tokoh mampu membawa pembaca
mengalami peristiwa cerita.
27
2.2.2.2.4 Latar