Catatan Harian Hasil Nontes Siklus I

85 juga dibuktikan dengan karya sastranya yang berjudul “Kisah Perjalananku Bersama Ai dan Abang” yang juga berhasil mendapat nilai cukup tinggi. Yang cukup mengagetkan adalah ketika peneliti selesai menganalisis data hasil sosiometrik. Peneliti mendapat data sebanyak 26,3 siswa XC menganggap siswa terjahil di kelas menurut mereka adalah Papang Z.N. Begitu pula ketika peneliti melakukan wawancara dengan beberapa siswa dengan pertanyaan- pertanyaan pancingan. Mereka membetulkan bahwa Papang adalah siswa paling jahil. Namun jahil dalam arti iseng, tidak mengganggu. Bahkan ada juga beberapa siswa mengatakan bahwa jika tidak ada Papang kelas XC pasti akan sepi. Dari catatan sikap siswa ini peneliti dapat mengambil amanat bahwa setiap siswa pasti memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Dan jangan pernah menilai seseorang hanya dari kesan pertama saja, karena banyak misteri mengejutkan yang tersimpan dalam jiwa tiap-tiap manusia dan kita harus bisa menyikapi setiap perbedaan itu dengan bijak. Pada siklus II nanti yang harus dilakukan oleh peneliti bukanlah menghilangkan sikap jahil Si Papang ataupun teman-teman lainnya yang jahil, tapi peneliti harus bisa membuat Papang dan siswa lain untuk membuat mereka semakin mengerti cara membawa diri sesuai situasi dan kondisi ketika sedang berbicara.

4.1.1.2.5 Catatan Harian

Kegiatan menulis catatan harian ini dilakukan setelah siswa selesai siklus I. Siswa terlihat sangat antusias ketika peneliti mengatakan “Sekarang saatnya kalian mencurahkan perasaan kalian dalam catatan harian”. Dalam kegiatan ini 86 penulis memberikan kebebasan pada siswa untuk menuliskan apa yang mereka rasakan setelah mengikuti pembelajaran menulis cerpen menggunakan teknik mind mapping dengan media mapping paper dengan bahasa mereka sendiri. Peneliti hanya memberi 4 pedoman yang harus ada dalam catatan harian yaitu 1 tentang perasaan siswa saat menulis cerpen menggunakan teknik mind mapping, 2 kesulitan yang siswa alami saat menulis cerpen, 3 apakah kesulitan siswa teratasi setelah pembelajaran berlangsung, dan terakhir 4 kesan dan pesan siswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung. Dalam catatan harian yang mereka tulis tentang perasaan mereka ketika menulis cerpen menggunakan teknik mind mapping dengan media mapping paper, hampir semua mengatakan senang membuat mind map karena ini adalah pengalaman pertama. Belajar sambil bermain dan bebas mengeluarkan pendapat dan imajinasi mereka seluas-luasnya. Dua puluh empat siswa mengatakan senang menulis cerpen karena terbantu dengan mind map yang telah mereka buat. Sedangkan 11 siswa mengatakan mereka sebetulnya malas menulis cerpen, tetapi mereka termotivasi dengan adanya penjelasan dari guru yang mengatakan dalam sastra itu siswa dituntut untuk berimajinasi dan tidak pernah ada kata salah dalam berimajinasi. Sedangkan 4 siswa mengatakan malas menulis cerpen karena menulis itu membosankan. Kesulitan juga siswa alami dalam menulis cerpen. 16 siswa mengatakan kesulitan dalam menemukan ide yang menarik, 9 anak menuliskan kesulitan dalam memulai cerita, 13 anak menuliskan bahwa mereka kesulitan dalam mengembangkan ide. 87 Kesulitan-kesulitan itu juga sebagian dapat teratasi setelah adanya pembelajaran menulis cerpen dengan digunakannya teknik mind mapping. Sebanyak 24 siswa mengungkapkan bahwa menulis cerpen itu jadi menyenangkan menggunakan teknik mind mapping karena siswa jadi bebas berekspresi dan berimajinasi, tidak terpaku dengan runtut cerita menggunakan alur maju tapi diajarkan juga menggunakan alur campuran. Namun 14 siswa lain ada yang merasa kesulitannya masih saja ada karena merasa kurang tertarik dengan kegiatan menulis cerpen. Kesan sebagian besar siswa ketika mengikuti pembelajaran menulis cerpen menggunakan teknik mind mapping dengan media mapping paper sangat baik. Mereka merasa senang dengan pembelajaran yang diberikan karena materi yang disampaikan runtut dan mudah dimengerti, mereka merasa belajar tidak membosankan karena diselingi dengan bermain mind mapping yang ternyata memiliki banyak fungsi dalam kehidupan. Sebanyak 38 siswa memberikan saran yang mendukung terhadap pembelajaran yang akan datang. Mereka mengharapkan pembelajaran mendatang akan lebih menarik dan menyenangkan. Siswa merasa senang karena selama proses pembelajaran, peneliti tidak galak. Siswa juga menyarankan agar suara peneliti ketika menjelaskan materi lebih keras lagi.

4.1.1.2.6 Dokumentasi