136
Gambar 10 Siswa Melaksanakan Uji Kompetensi Teori Cerpen Kegiatan setelah menulis cerpen sebenarnya adalah membacakan cerpen
yang telah ditulis, namun guru mata pelajaran bersangkutan meminta untuk diadakan uji kompetensi sehingga peneliti harus menuruti apa yang menjadi
perintaan guru mata pelajaran bersangkutan. Dan di luar perkiraan peneliti, meskipun tanpa belajar siswa tetap mengerjakan dengan tenang dan serius, dan
setelah dikoreksi, hasilnya pun cukup memuaskan. Gambar di atas juga sekaligus menjelaskan kegiatan mengisi sosiometrik dan menulis catatan harian siklus II.
4.1.2.2.7 Sosiometrik
Seperti yang telah diketahui bahwa sosiometrik merupakan metode pengumpul data yang digunakan untuk mengetahui hubungan sosial proses
137
18,40 2,60
10,50 15,80
5,30 52,60
Sosiogram 11 Pemilihan Teman
Terbaik
IR PZN
LES TR
NF teman
‐teman lain
pembelajaran dalam suatu kelompok belajar. Pada siklus I, peneliti membuat sosiometrik untuk mengetahui hubungan sosioal siswa XC dalam lingkup besar
berupa kelas dan dalam lingkup kecil berupa kelompok belajar. Namun pada siklus II, kegiatan membuat mind mapping pada siklus I yang dibuat
berkelompok, peneliti ubah menjadi kegiatan mandiri secara individu sehingga pada siklus ini peneliti tidak mengadakan kegiatan berkelompok. Sosiometrik
yang peneliti buat pun hanya sosiometrik dalam lingkup besar yaitu berupa hubungan sosial siswa dalam kelas. Namun sama dengan instrumen siklus I,
dalam sosiometrik ini peneliti ingin mengetahui data siswa secara akurat yaitu siswa yang dianggap terbaik, siswa yang dianggap teraktif, siswa yang dianggap
terenak diajak bertukar pikiran, siswa terjahil, dan siswa yang dianggap paling mengganggu di kelas.
Setelah mengumpulkan dan menganalisis data sosiometrik siklus II, ternyata hasil yang diperoleh sama persis dengan hasil sosiometri pada siklus I.
Penjelasan selengkapnya dapat dilihat dalam penjelasan dibawah ini.
Berdasarkan penilaian teman-teman sekelas
e Siswa terbaik di kelas XC
138
13,10 6,70
26,30 28,90
10,50 4,00
Sosiogram 12 Pemilihan Teman
Teraktif
IR G
LES TR
NF teman
‐teman lain
Menurut data hasil sosiometrik siklus II yang telah digambarkan dengan sisiogram di atas, hasil yang diperoleh sama dengan sosiometrik pada siklus I.
Sebutan teman terbaik diperoleh oleh teman-teman lain, maksudnya sebutan teman terbaik ini tidak disandang oleh satu anak karena pada sosiometrik
sebagian besar anak menganggap teman yang paling baik adalah teman dekatnya, teman sebangkunya. Sebutan teman terbaik untuk teman
sebangkunya mendapat suara hampir separuh kelas yaitu sebesar 52,6. Sedangkan suara-anak tunggal yang dianggap sebagai teman terbaik diraih oleh
IR. Ia memperoleh suara sebesar 18,4. Kemudian diikuti oleh TR sebesar 15,8, LES sebesar 10,5, NF 5,3, dan PNZ sebesar 2,6.
f Siswa teraktif di kelas XC
Sedikit berbeda dengan hasil analisis sosiometrik pada siklus I, pada siklus II posisi G sedikit tergeser karena keaktifan dari teman-teman lain. Dari
sosiogram di atas dapat dilihat bahwa 5 teman teraktif di kelas XC diraih oleh TR sebanyak 28,9, LES sebanyak 26,3, IR sebanyak 13,1, G sebanyak
6,7, NF sebanyak 10,5 dan sebesar 4 terdapat teman-teman lain yang dianggap mulai aktif, diantaranya P, Y, dan PH.
139
21 15,70
10,50 5,20
47,60
Sosiogram 13 pemilihan teman terenak
bertukarpikiran
IR G
LES TR
teman ‐teman lain
g Siswa terenak diajak bertukarpikiran di kelas XC
Sama dengan sebutan teman terbaik, sebutan teman yang paling enak
diajak bertukarpikiran juga diperoleh oleh teman-teman lain, maksudnya
sebutan teman terenak diajak bertukarpikiran ini tidak disandang oleh satu anak karena pada sosiometrik sebagian besar anak menganggap teman yang paling
enak diajak bertukarpikiran adalah teman dekatnya, teman sebangkunya. Hal ini terbukti dalam sosiometrik banyak didapati sepasang sosiometrik yang
nama–namanya berkebalikan antara identitas dengan jawaban nomor 1. Sebutan teman terenak bertukarpikiran untuk teman sebangkunya mendapat
suara hampir separuh kelas yaitu sebesar 47,6. Sedangkan suara-anak tunggal yang dianggap sebagai teman terenak bertukarpikiran diraih oleh IR. Ia
memperoleh suara sebesar 21. Kemudian diikuti oleh G sebesar 15,8, LES sebesar 10,5, dan TR sebesar 5,2.
140
7,80 18,40
2,50 13,10
58,80
Sosiogram 15 Pemilihan Teman Paling
Mengganggu
B YAN
PZN AF
tidak ada
10,50
26,30
10,70 15,80
10,50 26,20
Sosiogram 14 Pemilihan Teman
Terjahil
YAN PZN
AF B
NF teman
‐teman lain
h Siswa terjahil di kelas XC
Tidak berbeda dengan hasil analisis sosiometrik pada siklus I. Menurut data hasil sosiometrik siklus II ini 5 anak terjahil di kelas XC adalah PZN yang
mendapat suara sebanyak 26,3, B sebanyak 15,8, AF sebanyak 10,7, NF dan YAN sebanyak 10,5 dan sebanyak 26,2 menganggap teman-teman
terdekatnya yang jahil. Meski mendapat suara sebagai teman terjahil, namun ada beberapa anak yang juga masuk dalam nominasi teman terbaik diantaranya
PZN dan NF.
i Siswa paling mengganggu di kelas XC
141
Dalam sosiogram 15 di atas dapat dilihat bahwa separuh lebih siswa menyebutkan tidak ada anak yang mengganggu. Ini dikarenakan 58,8 siswa
menyebutkan bahwa walaupun banyak anak jahil, tapi tidak ada anak yang mengganggu di kelas. Namun ada juga sedikit suara menyatakan bahwa ada
anak yang mengganggu di kelas diantaranya YAN yang mendapat suara sebanyak 18,4, AF sebanyak 13,1, B sebanyak 7,8, dan PZN sebanyak
2,5. Dari data di atas, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perubahan
yang berarti dalam hubungan sosial antar siswa di kelas XC. Mereka mampu saling bersosialisasi dengan baik sehingga tercipta suasana kelas yang
menyenangkan. Hal ini dapat terlihat dalam interaksi ketika pembelajaran di kelas. Mereka terlihat cukup kompak dan saling membantu, apalagi dengan
pengakuan mereka yang menyebutkan bahwa tidak ada teman yang mengganggu di kelas. Hanya ada sedikit perubahan yaitu bertambahnya
penilaian tentang anak-anak yang aktif di kelas. Hal ini merupakan perubahan positif yang memang seharusnya terus ditingkatkan oleh para pengajar.
4.1.2.3 Refleksi Siklus II